Anda di halaman 1dari 36

Kelompok 5

LOGIKA dan ARGUMENTASI


NAMA
1611094 Joshua
1811037 Yohanes Erick E P
1811093 Devi Wiratama C R
1811074 Jessyca Audrey
Reki Bobi 1911904
Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu
cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Bahasa latin: logica
scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur
Logika pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke-1 sebelum Masehi), tetapi dalam arti
“seni berdebat”. Kata logika pertama kali digunakan oleh zenodari Citium dan Alexander
Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke 3 sesudah masehi), logika lahir sebagai ilmu atas jasa
Aristoteles, Theprostus dan kaum Stoa.
Aristoteles
Menurut Aristoteles, pengertian logika adalah
ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah
membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan
hukum-hukum yang menguasai pikiran.
Logika Sebagai Ilmu Pengetahuan
Logika adalah sebuah ilmu pengetahuan di mana obyek materialnya adalah
berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika
adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari sisi ketepatannya.

Logika Sebagai Cabang Filsafat


Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Logika lahir bersama-sama
dengan lahirnya filsafat di Yunani. Logika dipergunakan untuk
melaksanakan pembuktian. Logika mengatakan yang wujud inferensi yang
berjalan dan yang tidak.
Dasar-dasar Logika
Konsep wujud logis adalah inti dari logika. Konsep itu
mencetuskan bahwa kesahihan (validitas) sebuah alasan ditentukan
oleh wujud logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika
menjadi alat untuk menganalisis alasan, yakni hubungan selang
kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).
Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik
modern adalah contoh-contoh dari logika formal.
Dasar Penalaran dalam Logika, deduktif dan induktif

Penalaran Deduktif, Penalaran yang membangun Penalaran induktif, penalaran yang berangkat dari

atau mengevaluasi alasan deduktif. esimpulan serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai

ditarik atau konsekuensi logis dari premis- kesimpulan umum.

premisnya.  Contoh alasan induktif:

Contoh alasan deduktif: • Kuda Sumba punya sebuah jantung

● Setiap mamalia punya sebuah jantung • Kuda Australia punya sebuah jantung

● Semua kuda adalah mamalia • Kuda Amerika punya sebuah jantung

● ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung • Kuda Inggris punya sebuah jantung
• Setiap kuda punya sebuah jantung
Fungsi/kegunaan Logika

1. Membantu orang berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib,


metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan
objektif.
3. Berpikir secara tajam dan mandiri.
4. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-
kesalahan berpikir, kekeliruan, serta kesesatan.
5. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
6. Terhindar dari klenik, tahayul, atau kepercayaan turun-temurun
7. Meningkatkan citra diri seseorang.
Macam-macam Logika

Logika alamiah, Adalah kinerja budaya manusia yang berpikir secara tepat dan
lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-
kecenderungan yang subyektif. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi
contoh penerapan dalam kehidupan nyata.
Logika ilmiah, Memperhalus, mempertajam cara melakukan sesuatu, serta
budaya.
Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus
ditepati dalam setiap pemikiran.
Macam-macam Logika menurut The Liang Gie
1. Logika arti sempit logika dipakai searti dengan logika deduktif
atau logika formal. Arti luas, berbagai bukti dan tentang
bagaimana sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam serta
meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.
2. Logika deduktif adalah cara berpikir dengan menggunakan
premis-premis dari fakta yang bersifat umum ke khusus yang
menjadi kesimpulannya. Logika induktif cara berpikir
berdasarkan fakta-fakta bersifat (khusus)
3. Logika Murni, pengetahuan mengenai asas dan aturan logika
yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-
pernyataan. Logika Terapan pengetahuan logika yang diterapkan
dalam setiap cabang ilmu, bidang-bidang filsafat, dan bahasa
sehari-hari.
4. Logika filsafat logika kewajiban dengan etika atau logika arti
dengan metafisika. Logika matematik menelaah penalaran yang
benar dan menelaah penalaran yang benar
Argumentasi

Agumentasi diturunkan dari verba to argue yang artinya


membuktikan atau menyampaikan alasan dan meyakinkan pembaca.
Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat,
konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca.
Gorys Keraf

Menurut Gorys Keraf, pengertian argumentasi adalah suatu retorika yang

berupaya untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, sehingga mereka

percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau

pembicara. Melalui argumentasi seseorang berusaha merangkai fakta-fakta

sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau

suatu hal tertentu itu benar atau tidak.


Macam-macam Argumentasi

● Argumentasi percakan

● Argumentasi matemetika

● Argumentasi ilmiah

● Argumentasi interpretative

● Argumentasi hukum

● Argumentasi politik
Teks Argumentasi
Menurut Nursisto, teks argumentasi adalah karangan yang

berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak

suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Teks argumentasi

menurut Nursisto ini dipastikan memuat mengenai argumen, yaitu

disertai bukti dan alasan yang dapat meyakinkan orang lain bahwa

pendapat yang disampaikan benar.


Ciri-ciri Argumentasi
• Memberikan penjelasan mengenai pendapat, gagasan atau keyakinan penulis.

• Memerlukan fakta yang diperjelas dengan angka, statistic, peta, garfik, gambar, bagan, analisis dan sintesis.

• Menggali sumber pengalaman, penelitian, sikap dan keyakinan.

• Mempengaruhi pendapat atau keyakinan pembaca.

• Menggunakan contoh, angka-angka, statistik, gambar, dan lain-lain untuk membuktikan kebenaran.

• Ditutup dengan kesimpulan.


Langka-kangka menulis argumentasi

● Langkah menulis
● Menentukan topik argumentasi.
● Menentukan tujuan berargumentasi.
● Menyusun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan yang telah
ditentukan.
● Mencari fakta, data informasi, serta bukti yang sesuai dengan kerangka
argumentasi.
● Mengembangkan kerangka argumentasi menjadi karangan argumentasi.
Struktur Argumentasi

● Pendahuluan, di dalam bagian ini akan diuraikan pendahuluan


yang mengarah kepada masalah yang dibicarakan.
● Tubuh argumen, bagian ini merupakan penjelasan atau uraian,
mengemukakan argumen yang mengupas masalah yang
dikemukakan.
● Simpulan, dalam kesimpulan dicarikan hal-hal penting dan
lebih memperjelas atau mengkristalisasikan masalah
Tujuan Argumentasi

● Mengemukakan Pendapat

● Mempengaruhi Orang Lain

● Mengupayakan Pemecahan Masalah

● Mendiskusikan Suatu Permasalahan


Contoh Argumentasi
Contoh Kalimat Argumentasi
● Oseng kangkung bisa menyebabkan orang mengantuuk
● Kebanyakan orang suka makan kacang rebus
● Sebagian ulama memfatwakan haram merokok
● Harga beras organik melesat tinggi dibanding beras biasa di tahun 2014
Contoh Paragraf Argumentasi
Tiap insan harus senantiasa memupuk dan mengembangkan jiwa kepahlawanan. Karena dengan jiwa kepahlawanan,
kemajuan di suatu negara akan dapat berjalan dengan baik.
Jiwa kepahlawan dapat dikembangkan menjadi nilai dan sifat kepribadian yang luhur, bertanggung jawab, memiliki
dedikasi dan kecintaan terhadap sesama. Sifat-sifat tersebut sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan negara
dalam segala bidang.
Salah satunya adalah membangkitkan kepedulian kepada pahlawan modern yakni guru. Bisa melalui untaian puisi guru
yang istimewa.
Kegagalan Argumentasi

1. Argumentasi tsb memuat premis yg terbentuk dari proposisi yg keliru.


Artinya, Jika sebuah argumen memuat satu premis yg keliru, maka
argumen tsb akan gagal dalam menetapkan kebenaran kesimpulan.
2. Argumentasi memuat premis-premis yg tidak berhubungan dgn
kesimpulan yg akan dicari. Artinya, sebuah argumen yg premis-
premisnya tidak berhubungan dgn kesimpulannya merupakan
argumen yg sesat.
Ada 2 Macam Argumentasi Salah

● Kekeliruan Relevansi: Argumen yg sebenarnya keliru namun tetap diterima umum krn
banyak org yg memakai, atau premisnya tidak memiliki relevansi dgn kesimpulan yg hendak
dicapai. Contoh:
o Duduk di atas bantal bisa menimbulkan bisul
o Banyak makan ikan bisa menimbulkan cacingan
● Ambiguitas Penalaran/Argumentasi: Argumen keliru krn kesalahan dlm penalaran yg
disebabkan oleh kecerobohan atau kekurang perhatian terhadap pokok persolan. Contoh:
○ term salah prosedur sbg dalih utk menghindari kritik masyarakat.
Hubungan Logika dan Argumentasi

Argumentasi adalah suatu proses untuk menganalisis data, fakta atau bukti-bukti yang objektif sehingga
dapat diterima kebenarannya dan aktifitasnya meliputi mengidentifikasi asumsi-asumsi hingga
kesimpulan-kesimpulan, maka hal ini tidak jauh berbeda dengan pemahaman kita tentang logika.
Sehingga kalau dapat disimpulkan maka logika itu adalah Ilmu tentang Argumen dan argumen itu sendiri
adalah logika. Walaupun demikian ada perbedaan yang harus diperhatikan dari keduannya yakni
terutama mengenai istilah yang dipergunakan, seperti yang kekemukakan oleh Gorys Kerap, bahwa
dalam argumen partama-tama lebih menekankan pada istilah salah dan benar. Sebaliknya dalam logika
lebih menggunakan istilah valid (absah) dan invalid (tidak absah).
Types of Fallacy

1. Ad Hominem: Attack the person 8. Ad Verecundiam: Appeal to


2. Ad Antiquitatem: Appeal to Authority
Tradition 9. Ad Passiones: Appeal to Emotion
3. Ad Baculum: Appeal to Fear 10. Ignoratio Elenchi: Missing The
4. Ad Hominem to Quoque : Point
Personal Inconsistency 11. Post Hoc Ergo Propter Hoc: False
5. Ad Ignoratium: Argument from Cause
Ignorance 12. Petitio principii: Begging the
6. Ad Misericordiam: Appeal to Question
Pity
7. Ad Populum: Appeal to Common
Ad Hominem: Attack the person

Ad hominem (Bahasa Latin dari "tertuju kepada orangnya"), yang merupakan singkatan dari
argumentum ad hominem, adalah sebuah strategi retorikal di mana seseorang menyerang
kesalahan tulis, kesalahan istilah, kesalahan pemilihan kata, karakter, motif, atau beberapa atribut
dari orang yang membuat argumen ketimbang menyerang substansi dari argumen itu sendiri.

Contoh:
● Carl Sagan adalah seorang pemakai ganja, maka karya-karyanya ngawur.
● Jimi Hendrix meninggal karena overdosis, jadi musiknya jelek.
● Karena dia hanya murid, maka semua pernyataannya pasti salah.
● Otak kamu pas-pasan, tidak mungkin bisa memahami perkataan saya.
Ad Antiquitatem: Appeal to Tradition

Ad Antiquitatem adalah sesat pikir di mana sebuah pernyataan dianggap benar karena itu
berkorelasi dengan beberapa tradisi atau prefensi historis.
 
Contoh dari ad antiquitatem adalah:
● Sudah dari dulu, bahkan dari nenek moyang, kita diajarkan bahwa duduk di pinggir pintu
akan mengakibatkan perempuan tidak laku. Hal ini pasti benar, karena nenek moyang kita
mempercayainya.
 
● Karena agama A adalah paling tua, maka agama ini benar. Bila tidak, mengapa banyak
manusia mempercayainya selama berabad-abad lamanya?
Ad Baculum: Appeal to Fear

Argumentum ad baculum adalah argumen ancaman menyebabkan orang menerima kesimpulan


tertentu dengan alasan bahwa menolaknya akan memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan.

Contoh dari ad antiquitatem adalah:

● Seorang anak yang belajar bukan karena ia ingin lebih pintar tetapi karena kalau ia tidak
terlihat sedang belajar, ibunya akan datang dan mencubitnya.
● Pengendara motor yang berhenti pada lampu merah bukan karena ia menaati peraturan tetapi
karena ada polisi yang mengawasi dan ia takut ditilang.
● Pegawai bagian penawaran yang berbohong kepada pembeli agar produk yang ia jual laku,
karena ia takut dipecat bila ia tidak melakukan penjualan.
Ad Hominem to Quoque : Personal Inconsistency

Tu quoque dalam bahasa Latin berarti "kamu juga" adalah kesesatan logika tidak resmi yang
dilakukan untuk mendiskreditkan argumen lawan dengan menegaskan bahwa ia telah gagal bertindak
sesuai dengan apa yang ia sampaikan.

Contohnya Ad Hominem to Quoque

● Rekhi: "Menurut saya, membunuh hewan untuk dimakan atau untuk membuat pakaian itu salah."
● Josua: "Tapi kamu memakai jaket kulit dan kamu memegang roti daging di tanganmu!
Bagaimana mungkin kamu bisa berkata bahwa membunuh hewan untuk dimakan dan membuat
pakaian itu salah?"

Contoh lain di panggung perpolitikan internasional adalah negara A telah melakukan kejahatan
perang, lalu ketika negara B mengkritiknya negara A akan mengatakan bahwa negara B juga pernah
melakukan hal yang sama 50 tahun yang lalu.
Ad Ignoratium: Argument from Ignorance

Argumen dari ketidaktahuan (bahasa Latin: argumentum ad ignorantiam), dapat pula disebut dengan
penyebutan penggunaan ketidaktahuan (bahasa Latin: appeal to ignorance sebagai ketidaktahuan yang
memiliki arti "tanpa bukti nyata") adalah kesalahan logika informal.

Contoh dari ad ignoratium adalah:

● Seorang Atheis yang tidak percaya akan adanya Tuhan atau dewa-dewi
● Bumi itu berbentuk seperti globe atau datar?
● Ramalan bahwa Kiamat akan terjadi tahun 2012
Ad Misericordiam: Appeal to Pity

(Latin: misericordia artinya belas kasihan) adalah sesat pikir yang sengaja diarahkan untuk
membangkitkan rasa belas kasihan lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh
pengampunan/ keinginan.

Contoh dari ad misericordiam adalah:


● Pengemis yang membawa anak bayi tanpa celana dan digeletakkan tidur di trotoar.
● Pencuri motor yang beralasan bahwa ia miskin dan tidak bisa membeli sandang dan pangan.
Ad Populum: Appeal to Common

(Latin: populus berarti bangsa atau rakyat) Argumentum ad populum adalah argumen yang menilai
bahwa sesuatu pernyataan adalah benar karena diamini oleh banyak orang.
 
Contoh dari ad populum:
 
● Satu juta orang Indonesia menggunakan jasa layanan seluler X, maka sudah pasti itu layanan yang
bagus.
● Semua orang yang saya kenal bersikap pro Presiden. Maka saya juga tidak akan mengkritik
Presiden.
● Mana mungkin agama yang saya anut salah, lihat saja jumlah penganutnya paling banyak di muka
bumi.
Ad Verecundiam: Appeal to Authority

Ad Verecundiam adalah sesat pikir ketika nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan
orang yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan diterima sebagai gagasan yang benar hanya karena
gagasan tersebut dikemukakan oleh seorang yang sudah terkenal karena keahliannya.

Contoh ad verecundiam:

● Apa yang dikatakan ulama A pada kampanye itu pasti benar.


● Apa yang dikatakan pastor B dalam iklan itu pasti benar.
● Apa yang dikatakan Artis C pasti benar.
● Apa yang dikatakan pak dokter pasti benar.
● "Saya yakin apa yang dikatakan dia adalah baik dan benar karena dia adalah seorang pemimpin
yang brilian, seorang tokoh yang sangat dihormati, dan seorang dokter yang jenius"
Ad Passiones: Appeal to Emotion

Appeal to Emotion adalah argumentasi yang diberikan dengan sengaja tidak terarah kepada
persoalan yang sesungguhnya tetapi dibuat sedemikian rupa untuk menarik respon emosi si lawan
bicara. Respon emosi bisa berupa rasa malu, takut, bangga, atau sebagainya.

Contoh 1:
● Pembicara G: Saya merasa aneh mengapa Pejabat X tidak setuju dengan program kesejahteraan
Pembicara S: Mana mungkin orang baik seperti dia salah. Lihat saja kedermawanannya di
masyarakat.
● "Pemuda yang baik dan budi luhur, sudah semestinya turut serta berdemonstrasi!"
●  "Pejabat Bank Indonesia dituduh korupsi, tetapi lihatlah, anaknya mengajukan pembelaan
sambil berurai air mata."
Ignoratio Elenchi: Missing The Point

Ignoratio elenchi adalah kesesatan yang terjadi saat seseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan
dengan premisnya. Loncatan dari premis ke kesimpulan semacam ini umum dilatarbelakangi
prasangka, emosi, dan perasaan subyektif. Ignoratio elenchi juga dikenal sebagai kesesatan "red
herring".

Contoh Ignoratio elenchi :


● Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia tidak tulus/mencari muka.
● Saya tidak percaya aktivis mahasiswa yang naik mobil pribadi ke kampus.
● Sia-sia bicara politik kalau mengurus keluarga saja tidak becus.
Post Hoc Ergo Propter Hoc: False Cause

Kesesatan yang dilakukan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi
sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi
secara berurutan. Orang lalu cenderung berkesimpulan bahwa peristiwa pertama merupakan
penyebab bagi peristiwa kedua, atau peristiwa kedua adalah akiat dari peristiwa pertama - padahal
urutan waktu saja tidak dengan sendirinya menunjukkan hubungan sebab-akibat.
 
Contohnya:

● Seorang pemuda setelah diketahui baru putus cinta dengan pacarnya, esoknya sakit.
Tetangganya menyimpulkan bahwa sang pemuda sakit karena baru putus cinta.
● Kesesatan: Padahal diagnosis dokter adalah si pemuda terkena radang paru-paru karena
kebiasaannya merokok tanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.
Petitio principii: Begging the Question

Aristoteles dalam Prior Analytics menulis mengenai petitio principii adalah kesesatan yang terjadi
dalam kesimpulan atau pernyataan pembenaran yang terjadi saat di dalam premis yang digunakan
sebagai kesimpulan dan sebaliknya, kesimpulan dijadikan premis. Sehingga meskipun rumusan (teks/
kalimat) yang digunakan berbeda, sebetulnya sama maknanya.

Contoh:
Belajar logika berarti mempelajari cara berpikir tepat, karena di dalam berpikir tepat ada logika

● Guru: "Kelas dimulai jam 7:30 kenapa kamu datang jam 8:30?"
● Murid: "Ya, karena saya terlambat.."

Kesesatan petitio principii juga dikenal karena pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan
prinsip.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai