Anda di halaman 1dari 5

SARANA BERPIKIR ILMIAH

Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia, untuk membedakan antara manusia dengan
mahluk lain. Berpikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena
manusia berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manusia untuk mencapai kebenaran di
samping rasa untuk mencapai keindahan dan kehendak untuk mencapai kebaikan. Dengan akal inilah
manusia dapat berpikir untuk mencapai kebenaran hakiki.

Secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu berpikir alamiah dan
berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari
pengaruh alam sekelilingnya. Sedangkan berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana
tertentu secara teratur dan cermat.

Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana
tersebut memungkinkan dilakukannya penelitian ilmiah secara teratur dan cermat. Tanpa penguasaan
sarana berpikir yang baik kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Berpikir
ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas
secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Proses ini merupakan serangkaian
gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah
kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh. Dalam proses pendidikan sarana berpikir ilmiah merupakan
bidang studi tersendiri. Artinya kita mempelajari sarana berpikir ilmiah seperti kita mempelajari
berbagai cabang ilmu.

Pengertian sarana berpikir menurut para ahli :

1. Menurut Salam (1997:139) : Berpikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk
menemukan/mendapatkan ilmu. berpikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan.
2. Menurut Jujun S. Suriasumantri : Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh
pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan
deduksi.
3. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006 : 118) : berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam
hubungan yang luas dengan pemikiran yang lebih kompleks disertai pembuktian-pembuktian.
4. Menurut Eman Sulaeman : Berpikir ilmiah merupakan proses berpikir/pengembangan pemikiran
yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah
ada.

Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang – cabang pengetahuan untuk mengembangkan
materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah. Sarana berpikir ilmiah mempunyai metode
tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuan, sebab fungsi sarana
ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu sendriri.

Hal yang harus diperhatikan dalam sarana berpikir ada dua,yaitu :

1. Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan metode ilmu.
2. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaah ilmiah secara baik.

Sarana berpikir ilmiah mutlak perlu dipelajari dan dikuasai bagi seorang ilmuan, karena sarana
berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengmbangkan materi
pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah. Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga,
yakni : (1) bahasa ilmiah, (2) logika dan matematika, (3) logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi
sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah.
Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antar berpikir deduktif dan berpikir
induktif. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah
diikuti dan dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting
dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
ARGUMENTASI ILMIAH

Argumentasi ilmiah terdiri dari dua kata, yaitu argumentasi dan ilmiah. Dalam Kamus Besar Bahsa
Indonesia, kata argumentasi berarti “alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat dan
gagasan”. Adapun kata ilmiah berarti “bersifat ilmu,secara ilmu pengetahuan,memenuhi syarat (kaidah)
ilmu pengetahuan.

Pengertian argumentasi menurut para ahli :

1. Keraf mengemukakan bahwa argumentasi adalah suatu retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau pembicara.
2. Al-Wasilah mengemukakan bahwa argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran
dan ketidakbenaran dari sebuah pernyataan (statement)

Menurut Aceng Hasani bahwa karangan argumentasi adalah suatu jenis karangan yang berusaha
mempengaruhi orang lain dengan cara menyajikan bukti-bukti sebagai penguat argumentasi yang
dinyatakan secara logis dan factual dengan tujuan pembaca atau pendengar tertarik dengan yang
dikemukakan oleh penulis.

Tiga prinsip kekuatan argumen :

1. Pernyataan mengacu penentuan posisi dalam masalah yang masih kontroversional


2. Alasan mengacu pada usaha untuk mempertahankan pernyataan dengan memberikan alasan-
alasan atau bukti yang sesuai
3. Pembenaran mengacu pada usaha dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dan alasan

Argumentasi ilmiah berupa karangan argumentatif memiliki beberapa karakteristik,yaitu ;

1. Berisi argumen sebagai upaya pembuktian suatu pendapat atau sikap


2. Bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang dikemukakan peneliti
3. Menggunakan logika atau penalaran sebagai landasan berpikir
4. Bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi
5. Bersifat men desakkan pendapat atau sikap kepada pembaca
6. Merupakan bentuk retorika yang sering digunakan dalam tulisan-tulisan ilmiah
7. Menggunakan bahasa yang bersifat rasional dan objektif dengan kata-kata bermakna lugas atau
denotatif

Keraf mengemukakan bahwa dalam argumentasi ilmiah terdiri dari tiga komponen,yaitu :

1. Pendahuluan

Pendahuluan tidak lain dari pada menarik minat pembaca, memusatkan perhatian pembaca
kepada argument-argumen yang akan disampaikan serta menunjukkan dasar-dasar mengapa
argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut. Secara ideal pendahuluan
harus mengandung cukup banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca yang tidak ahli
sedikit pun, serta memperkenalkan kepada pembaca fakta-fakta pendahuluan yang perlu untuk
memahami argumentasinya.

2. Tubuh atau isi argumentasiilmiah

Seluruh proses penyusunan argumen terletak pada kemahiran dan keahlian penulisnya. Selama
menggarap argumentasinya, pengarang harus terus menerus menempatkan dirinya dipihak
pembaca.

3. Kesimpulan dan ringkasan

Dengan tidak memperkenalkan topik mana yang dikemukakan dalam argumentasi, pengarang harus
menjaga agar konklusi yang disimpulkannya tetap memelihara tujuan dan menyegarkan kemballi

ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai dan mengapa konklusi-konklusi itu diterima sebagai
sesuatu yang logis. Dalam tulisan-tulisan biasa dimana tidak boleh dibuat kesimpulan-kesimpulan, maka
dapat dibuat ringkasan dari pokok-pokok yang penting sesuai dengan urutan argumen-argumen dalam
tubuh karangan itu.
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, KBBI Android v3.0.2. by yuku, 2008@hak cipta

Keraf, Argumentasi dan Narasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Alwasilah, Pokoknya Menulis. Bndung : PT. Kiblat Buku Utama, 2005.

Hasani, Aceng. 2003. Diktat Menulis Kreatif. Serang : Untirta Press.

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005

Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat Ilmu. Bandung : Mulia Press.

Anda mungkin juga menyukai