Dosen Pengampu
Devi Budi Rahayu, S.Si, M.Pd
Disusun Oleh :
Syifa Salsabila
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang sederhana ini hingga dapat terselesaikan yang berjudul “Sarana Berpikir
Ilmiah”
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Rumusan masalah.....................................................................................................2
Kesimpulan .............................................................................................................. 9
Saran........................................................................................................................ 9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Anto Dajan, Pengantar Metode Statistik, Jilid I, (Pustaka LP3ES Indonesia, 2000), hal. 2
1
mendukung seseorang dalam berpikir ilmiah serta keterkaitannya satu
sama lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
3
pengetahuan.
3
Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
4
b) Performance (penampilan) Suatu bentuk bahasa yang
diungkapkan secara lisan atau dalam wujud ujaran/lisan
Contoh : Bapak membaca surat kabar di ruang tamu
c) Deep structure (struktur dalam) Struktur yang digambarkan
dengan rumus-rumus yakni NP+VP (frase nomina+frase
verba).
d) Surface structure (struktur permukaan) Menurut Chomsky
(2010), Struktur permukaan adalah bahasa yang diujarkan
atau dituliskan baik secara nyata maupun hanya sekedar
dalam benak kesadaran atau di dalam hati.
c. Kelemahan-kelemahan bahasa
a) Vaguenes (kesamaran/kekaburan) Makna yang terkandung
dalam suatu ungkapan bahasa pada dasarnya hanya mewakili
realitas yang diacunya. Penjelasan verbal tentang aneka
warna bunga anggrek tidak akan setepat dan sejelas dengan
pengamatan secara langsung tentang aneka bunga anggrek
tersebut.
b) Ambiguity (ketaksaan/bermakna ganda) Penggunaan
sinonimi, hiponimi, homonimi, polisemi, dan homograf.
Contoh: - bisa (dapat/sanggup, racun) - apel (upacara, nama
buah) - bunga (kembang, gadis) - orang tua (bapak-ibu, orang
yang sudah tua). Inexplicitness (tidak eksplisit) Bahasa sering
kali tidak mampu mengungkapkan secara eksak, tepat, dan
menyeluruh dalam mewujudkan gagasan yang
dipresentasikan.
c) Context dependent (bergantung pada konteks dan situasi)
2. Peran matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan
sarana berfikir salah satunya adalah Matematika. Sarana tersebut
memungkinkan dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan
cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya merupakan alat yang
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian
5
makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang
matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya
merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal
mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk
mengatasi kekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika
adalah bahasa yang berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional dari bahasa verbal.4
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan
jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan
konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi,
atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis
dimensi kehidupan. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya
matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa
yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk
memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang.
3. Peran statistik sebagai sarana berpikir ilmiah
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang
ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk
dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati
hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu
memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang
ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat
sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi
tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya.
Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh
pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil
4
Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.
6
suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu
keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian
serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas dan
hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang
manajemen. Peranan statiska diterapkan dalam penelitian pasar,
produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi
pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing,
pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:5
1) Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil
dari populas.
2) Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument
3) Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih
komunikatif.
4) Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan.
C. Keterkaitan Tiap Sarana Berpikir Ilmiah
Kita dapat menemui keterkaitan dari tiap sarana berfikir ilmiah pada
fungsinya dalam perkembangan ilmu. Sebab, bahasa dapat digunakan
sebagai sarana berpikir ilmiah dalam bentuk komunikasi. Menurut
Suriasumantri (2009), Bahasa memiliki tiga struktur, yaitu: kemampuan,
penampilan, struktur dalam, dan struktur permukaan. Adapun lima batasan
yang penting, yaitu: manusiawi, dipelajari, sistem, arbitrer, dan simbol atau
lambang.6
Bahasa memiliki kelebihan, namun bahasa memiliki kelemahan, dan
kelemahan tersebut dapat disempurnakan dengan adanya matematika. Sebab,
matematika dapat memberikan jawaban yang eksak terhadap suatu
permasalahan tertentu, dan hal tersebut dapat meningkatkan daya prediktif
dan kontrol dari ilmu. Namun, matematika juga memiliki kelemahan yaitu
tidak bisa menggambarkan data secara khusus, sedangkan statistika mampu
menggambarkannya. Sehingga dapat dikatakan bahasa, matematika, dan
5
Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press.
6
Farista, M. Irsadi. 2013. “Sarana Berfikir Ilmiah”, https://irsadifarista.wordpress.com/filsafat/sarana-
berfikir-ilmiah/ diakses pada 10 Desember 2023 pukul 18.00
7
statistika saling menyempurnakan satu sama lain dan memiliki keterkaitan
yang erat. Jadi, keterkaitan itu semua bertujuan agar kita mampu berpikir
ilmiah untuk mengembangkan ilmu.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga
sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan
antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola
penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam
sekelilingnya. Sedangkan berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan
sarana tertentu secara teratur dan cermat. Adapun salah satu pendapat dari
para ahli mendefinisikan atau berpendapat bahwa berfikir ilmiah adalah
berfikir yang logis dan empiris. Logis masuk akal, empiris dibahas secara
mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan . Bahasa
merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses
berpikir ilmiah.
B. Saran
Dari uraian makalah ini, maka tidak tertutup kemungkinan lepas dari
kesalahan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
perbaikan makalah mata kuliah pengembangan sumber belajar anak usia
dini.
Demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis berharap dengan
terbitnya karya tulis makalah ini sekiranya dapat menjadi tambahan
pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis pun juga
berharap agar kita semua bisa menjadikan Al-Quran sebagai pedomanhidup
kita sehingga bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
9
DAFTAR PUSTAKA