Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Filsafat Ilmu

Dosen Pembimbing : Opik Hidayat, MA

Disusun oleh

Nopal Maulana (2103036)

Program Studi Ilmu Al – Qur’an Dan Tafsir

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASY-SYUKRIYAH

TANGERANG BANTEN

2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ SARANA
ILMIAH “ pembuatan makalah dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah FILSAFAT ILMU yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim
yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini.
            Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,
dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan
pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.

Tangerang, 10 Desember 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

PENDAHULUAN.................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................3
C. TUJUAN....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4

1. PENGERTIAN SARANA BERFIKIR ILMIAH......................................................4


2. TUJUAN SARANA BERFIKIR ILMIAH................................................................5
3. FUNGSI SARANA BERFIKIR ILMIAH.................................................................6
4. BAHASA SEBAGAI SARANA BERFIKIR ILMIAH.............................................6
5. LOGIKA SEBAGAI SARANA BERFIKIR ILMIAH..............................................9
6. MATEMATIKA SEBAGAI SARANA BERFIKIR ILMIAH..................................12
7. STATISTIK SEBAGAI SARANA BERFIKIR ILMIAH.........................................13
8. HUBUNGAN ANTARA SARANA BERPIKIR ILMIAH BAHASA,
MATEMATIKA, DAN STATISTIKA.....................................................................15

BAB III PENUTUP...............................................................................................................16

KESIMPULAN......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia mempunyai akal yang membedakannya dengan makhluk lainnya,
seperti hewan dan tumbuhan. Akal yang dimilikinya membuat manusia mempunyai
kemampuan untuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupannya. Kemampuan manusia
bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan begitu saja, tetapi telah melalui proses
pengalaman. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman menyebabkan manusia
terus mengembangkan pengetahuannya.
Untuk mengembangkan pengetahuannya tersebut dibutuhkan juga sarana.
Sarana yang baik memungkinkan manusia akan memperoleh pengetahuan baru
melalui aktivitas berpikir yang benar. Sarana ini bersifat pasti, sehingga aktivitas atau
kegiatan ilmiah tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut. Sarana
berpikir ilmiah membantu manusia menggunakan akalnya untuk berpikir dengan
benar dan menemukan ilmu yang benar. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika
dan statistika.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah?
2. Apakah tujuan sarana berpikir ilmiah?
3. Apakah fungsi sarana berpikir ilmiah?
4. Apakah peranan bahasa dalam kegiatan berpikir ilmiah?
5. Apakah peranan matematika dalam kegiatan berpikir ilmiah?
6. Apakah peranan statistika dalam kegiatan berpikir ilmiah?
C. TUJUAN
Makalah ini ditulis untuk membahas dan memahami tentang sarana berpikir
ilmiah,meliputi: pengertian sarana berpikir ilmiah, tujuan sarana berpikir ilmiah,
fungsi sarana berpikir ilmiah, bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah, logika sebagai
sarana berpikir ilmiah,matematika sebagai sarana berpikir ilmiah, dan statistika
sebagai sarana berpikir ilmiah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SARANA BERFIKIR ILMIAH


Surisumantri (2009:165),”Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat
yangmembantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh”. Sarana
ilmiah merupakan suatu alat, dengan alat ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada
saat manusia melakukan tahapan kegiatan ilmiah diperlukan alat berpikir yang sesuai
dengantahapan tersebut. Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena
manusia berpikirmengikuti kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan alat-alat berpikir
yang benar.
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan
empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,
dan mengembangkan.Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan.
Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran
tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.
Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik
dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi
ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh. Sarana ilmiah merupakan suatu alat, dengan alat ini manusia melaksanakan
kegiatan ilmiah. Pada saat manusia melakukan tahapan kegiatan ilmiah diperlukan alat
berpikir yang sesuai dengan tahapan tersebut. Manusia mampu mengembangkan
pengetahuannya karena manusia berpikir mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan
menggunakan alat-alat berpikir yang benar.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir
diperlukan untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana berpikir
ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika. Sarana berpikir ilmiah
berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran kepada
orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat
diterima kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan dalam pola berpikir deduktif
5
sehingga orang lain dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk
menemukan kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk
mencari kebenaran secara umum.
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi
tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :
1. Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwasarana
ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan
metode ilmiah. Seperti diketahui, salah satu diantara ciri-ciri ilmuumpamanya adalah
penggunaan induksi dan deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana
berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya.
Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode tersendiri
dalam mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda dengan sarana berpikir
ilmiah.
2. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita
untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini maka saranaberpikir
ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan
materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.

Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang
berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana
berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dan bahkanmerupakan ilmu
tersendiri.

B. Tujuan Sarana Berpikir Ilmiah


Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah
kita sehari-hari.
Harus dibedakan antara tujuan mempelajari sarana ilmiah dan tujuan mempelajari
ilmu. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan
penelaahan ilmiah. Untuk memaksimalkan kemampuan manusia dalam berpikir menurut
kerangka berpikir yang benar maka diperlukan pengetahuan tentang sarana berpikir
ilmiah dengan baik pula. Manusia mempelajari ilmu agar dapat menyelesaikan

6
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya. Manusia dapat
meningkatkan kemakmuran hidupnya dengan ilmu yang telah dipelajarinya.
C. Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan
merupakan ilmu itu sendiri. Sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas
dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu berupa sarana berpikir
ilmiah. Sarana berpikir ilmiah hanyalah alat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah
agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah bukanlah suatu ilmu yang diperoleh
melalui proses kegiatan ilmiah.Pada dasarnya untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan pemikiran rasional, yaitu kritis, logis,dan
sistematis. Dan kemampuan berpikir tersebut sangat dibantu oleh 4 sarana berpikir ilmiah
antaranya seperti berikut;
D. Peran Bahasa sebagai Sarana berpikir ilmiah
Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan manusia.
Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatiakan bahasa dan menggapnya
sebagai suatu hal yang bisa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai
pengaruh-pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan
lainnya. Banyak ahli bahasayang telah memberikan uraiannya tentang pengertiannya
tentang pegertian bahasa.
Pernyataan tersebut tentunya berbeda-beda cara menyampikannya. Seperti pendapat
Bloch and Trager mengatakan bahwa : a language is a system of arbitrary vocal symbols
by means of which asocial group cooperates (bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol
bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk
komunikasi). Peran bahasa disini adalah sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah dan sebagai sarana komunikasi antar manusia
tanpa bahasa tiada komunikasi.
Salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lainnya adalah kemampuan manusia
berbahasa. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia,termasuk di dalamnya adalah kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah sangat berkaitan
erat dengan bahasa. Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir membantu
untukmengkomunikasikan jalan pikiran kepada orang lain. Berpikir sebagai hasil kegiatan
otakmanusia tidak akan ada artinya apabila tidak diketahui oleh orang lain. Cara
untukmengkomunikasikannya kepada orang lain adalah menggunakan sarana bahasa
7
Bahasa merupakan lambang serangkaian bunyi yang membentuk suatu arti
tertentu(Suriasumantri, 2006:175). Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan
sebagai alatkomunikasi manusia yang terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan
sintaksis. Kata atauistilah merupakan simbol dari arti sesuatu, sedangkan sintaksis
merupakan cara menyusunkata-kata menjadi kalimat yang bermakna (Tim Dosen Filsafat
Ilmu UGM, 2010:98).Suatu obyek dapat dilambangkan dengan bunyi tertentu. Misalnya,
suatu alat berbentukruncing yang diisi tinta dan digunakan untuk menulis dilambangkan
dengan bunyi ”pena”.Untuk melambangkan warna yang sama dengan darah digunakan
bunyi ”merah”. Dari keduakata tersebut (pena dan merah) dapat dibuat sebuah kalimat
bermakna menjadi ”Andimembeli sebuah pena merah”.
Bahasa mengandung unsur simbol, sesuatu yang diucapkan oleh manusia
merupakankegiatan memberi simbol terhadap suatu obyek nyata dalam dunia praktis.
Agar simboltersebut dapat memenuhi tujuan pembicara maka simbol tersebut harus
diucapkan dengan bunyi tertentu yang dapat didengar oleh orang yang dituju sehingga
memudahkan pendengaruntuk mengetahui dengan jelas obyek yang dimaksud oleh
pembicara. Bunyi simbol suatuobyek tidak harus sama antara ucapan dan makna yang
dikandungnya, artinya makna suatuobyek dapat diucapkan dengan kata yang berbeda
untuk daerah atau komunitas yang berbeda.
Para anggota komunitas kelompok sosial menggunakan bahasa untuk dapat
berinteraksi satusama lainnya. ”Bahasa mengkomunikasikan tiga hal yakni buah pikiran,
perasaan, dan sikap”.
(Suriasumantri, 2009:175) Manusia dapat menyampaikan sesuatu yang dipikirkannya
kepadaorang lain dengan menggunakan bahasa. Orang lain dapat mengetahui dan
mempelajarisesuatu yang sedang dipikirkan dengan bahasa. Selain itu, manusia juga
dapatmengekspresikan sesuatu yang dirasakannya kepada orang lain. Orang lain dapat
mengetahuiseseorang sedang sedih atau senang melalui bahasa yang disimbolkan.Karya
ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakaninformasi
tentang pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam mendapatkan pengetahuantersebut.
Untuk mampu mengkomunikasikan suatu pernyataan dengan jelas maka seseorangharus
menguasai bahasa yang baik. (Suriasumantri, 2009:182)Ketika manusia telah
memperoleh suatu pengetahuan melalui kegiatan ilmiah yangdilakukan, maka harus
mengkomunikasikan hasil yang telah diperoleh tersebut agar pengetahuannya dapat
bermanfaat bagi kemakmuran umat manusia. Hal-hal yang harusdikomunikasikan
tersebut meliputi jalan pemikiran untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu
8
sendiri. Pengkomunikasian tersebut dituangkan dalam sebuah karya ilmiah.Penyusunan
sebuah karya ilmiah menuntut kemampuan untuk menguasai bahasa yang baikdan benar.
Tanpa menguasai bahasa yang baik, tidak mungkin dapat menyusun sebuah karyailmiah.
Sumarna (2008:134), ”Melalui bahasa manusia dengan sesama manusia lainnya
dapatsaling menambah dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya”. Bahasa menjadi
sarana untuk berbagi dengan sesama manusia. Seseorang dapat memberitahukan sesuatu
yangdiketahuinya kepada orang lain dengan menggunakan bahasa. Dalam proses berbagi
tersebutmanusia mengalami penambahan pengetahuan, menjadi mengetahui sesuatu yang
semula belum diketahui.Suriasumantri (2009:175), dalam komunikasi ilmiah
menonjolkan fungsi simbolik bahasa. Dalam komunikasi ilmiah proses komunikasi harus
terbebas dari unsur emotif agar pesan yang disampaikan dapat diterima secara
reproduktif, artinya sama dengan pesan yangdikirimkan.Bahasa merupakan sarana
komunikasi maka segala sesuatu yang berkaitan dengankomunikasi tidak terlepas dari
bahasa, seperti halnya berpikir sistematis dalam memperolehilmu. Tanpa kemampuan
berbahasa, seseorang tidak akan dapat melakukan kegiatan ilmiah secara sistematis dan
benar.
Adapun ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu:
 Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau
pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan
jelas untuk menghindari kesalah pahaman Informasi.
 Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi
yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
 Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-
makna yang sama bagi para pemakainya.
 Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur
emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari
unsur informatif.
Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang
merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi
yang berupa pengetahuan dengan syarat-syarat: Bebas dari unsur emotif, reproduktif,
obyektif, eksplisit.

9
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni:
 Sebagai sarana komunikasi antar manusia.
 Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan
kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai
budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu,
kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian
yang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.
Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
1) Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan
sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah
dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.
2) Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa
buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa
antifisial atau bahasa simbolik. Bahasa buatan inilah yang dikenal dengan
bahasa ilmiah.[4]
Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai berikut:
1) Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas
dasar kebiasaan sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat
kebiasaan, intuitif (bisikan hati) dan pernyataan langsung.
Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas
dasar pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran, sekehendak hati, diskursif
(logika, luas arti) dan pernyataan tidak langsung.
E. Logika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
Menurut Bakhtiar (2009:212), ”Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis,
validdan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai
denganatura-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu”.
Logika merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang memberi jalan ( sistem) berpikir tertib
dan teratur sehingga kebenarannya dapat diterima oleh orang lain. Logika akan memberi
suatu ukuran (norma) yakni suatu anggapan tentang benar dan salah terhadap
suatukebenaran. Ukuran kebenarannya adalah logis (Sumarna, 2008:141).

10
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asas, aturan, dan
prosedur penalaran yang benar. Dengan istilah lain logika sebagai jalan atau cara untuk
memperoleh pengetahuan yang benar (Susanto, 2011:143).
Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk berpikir dengan
benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar. Manusia dapat berpikir
dengansistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dengan menggunakan
logika. Jikaingin melakukan kegiatan berpikir dengan benar maka harus menggunakan
kaidah-kaidah berpikir yang logis. Logika juga dapat digunakan untuk membedakan
antara proses berpikiryang benar dan proses berpikir yang salah.
Menurut Susanto (2011:146), ada tiga aspek penting dalam memahami logika,
agarmempunyai pengertian tentang penalaran yang merupakan suatu bentuk pemikiran,
yaitu pengertian, proposisi, dan penalaran. Pengertian merupakan tanggapan atau
gambaran yangdibentuk oleh akal budi tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan
hasil pengetahuanmanusia mengenai realitas. Proposisi atau pernyataan adalah rangkaian
dari pengertian- pengertian yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan
mengenai hubunganyang terdapat di antara dua buah term. Penalaran adalah suatu proses
berpikir yangmenghasilkan pengetahuan.
Keberadaan ketiga aspek tersebut sangat penting dalam memahami logika. Dimulai
darimembentuk gambaran tentang obyek yang dipahami, kemudian merangkainya
menjadisebuah hubungan antar obyek, dan terakhir melakukan proses berpikir yang benar
untukmenghasilkan pengetahuan. Tiga aspek dalam logika tersebut harus dipahami secara
bersama-sama bagi siapapun yang hendak memahami dan melakukan kegiatan ilmiah.
Tanpa melalui ketiga proses aspek logika tersebut, manusia akan sulit memperoleh
danmenghasilkan kegiatan ilmiah yang benar.
Terdapat dua cara penarikan kesimpulan melalui cara kerja logika. Dua cara itu
adalah induktif dan deduktif. Logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari
kasus-kasusindividual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum dan rasional.
Logika deduktifadalah cara penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum
rasional menjadi kasus-kasus yang bersifat khusus sesuai fakta di lapangan (Sumarna,
2008:150) Kedua jenis logika berpikir tersebut bukanlah dua kutub yang saling
berlawanan dansaling menjatuhkan. Kedua jenis logika berpikir tersebut merupakan dua
buah sarana yangsaling melengkapi, maksudnya suatu ketika logika induktif sangat
dibutuhkan dan harus

11
digunakan untuk memecahkan suatu masalah, dan pada saat lain yang tidak
dapatmenggunakan logika induktif untuk memecahkan masalah maka dapat digunakan
logika deduktif. Seseorang yang sedang berpikir tidak harus menggunakan kedua jenis
logika berpikir tersebut, tetapi dapat menggunakan satu logika berpikir sesuai dengan
kebutuhan obyek dan kemampuan individunya.
F. Peran Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berfikir salah
satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan
ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya merupakan
alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.
Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang
ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika
hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal mempunyai
beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk mengatasi kekurangan kita
berpaling kepada matematika. Matematika adalah bahasa yang berusaha menghilangkan
sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan
lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan
alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui
abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan.
Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis,
dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan
bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan
masalah baik pada matematika maupun dalam bidang.
Peranan Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang
mempunyai kemampuan sebagai berikut:
 Menggunakan algoritma.
 Melakukan manupulasi secara matematika.
 Mengorganisasikan data.
 Memanfaatkan symbol, table dan grafik.

12
 Mengenal dan menenukan pola.
 Menarik kesimpulan.
 Membuat kalimat atau model matematika.
 Membuat interpretasi bangun geometri.
 Memahami pengukuran dan satuanya.
 Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti
tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
Adapun kelebihan dan kekurangan matematika:
1. Kelebihan matematika adalah: tidak memiliki unsur emotif dan bahasa
matematika sangat universal.
2. Kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung
bahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika
penuh dengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
G. Statistika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

Suriasumantri (2009 :225), ”Statistika harus mendapat tempat yang sejajar denga
matematika agar keseimbangan berpikir deduktif dan induktif yang merupakan ciri dari
berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan baik”. Orang yang ingin mampu melaksanakan
kegiatan ilmiah dengan baik tidak boleh memandang sebelah mata terhadap
statistika.Penguasaan statistika sangat diperlukan bagi orang-orang yang akan menarik
kesimpulandengan sah. Statistika harus dipandang sejajar dengan matematika. Kalau
matematikamerupakan sarana berpikir deduktif maka orang dapat menggunakan statistika
untuk berpikirinduktif. Matematika dan statistika sama-sama diperlukan untuk menunjang
kegiatan ilmiahyang benar sehingga akan menghasilkan suatu pengetahuan yang benar
pula.

Suriasumantri (2009:225),“ Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan


untukmemproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode
ilmiah makastatistika membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan
karakteristik suatukejadian secara lebih pasti dan bukan terjadai secara kebetulan.
Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah tidak memberikan kepastian namun
memberitingkat peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik suatu
kesimpulan, dankesimpulannya mungkin benar mungkin juga salah. Langkah yang
ditempuh dalam logikainduktif menggunakan statistika menurut Sumarna (2008:146)

13
adalah: Observasi daneksperimen, memunculkan hipotesis ilmiah, verifikasi dan
pengukuran, serta sebuah teori danhukum ilmiah.

Untuk mengetahui keadaan suatu obyek, seseorang tidak harus melakukan


pengukuransatu persatu terhadap semua obyek yang sama, tetapi cukup dengan
melakukan pengukuran terhadap sebagian obyek yang dijadikan sampel. Walaupun
pengukuran terhadap sampeltidak akan seteliti jika pengukuran dilakukan terhadap
populasinya, namun hasil dari pengukuran sampel dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.Setelah melakukan observasi dan eksperimen kemudian merumuskan suatu
hipotesisuntuk dilakukan verifikasi dan uji coba terhadap data dan keadaan yang
sebenarnya dilapangan. Berdasarkan pengkajian-pengkajian terhadap data dan keadaan di
lapangan tersebutdapat dirumuskan suatu kesimpulan yang nantinya menjadi sebuah teori
atau hukum ilmiah.Artinya, kesimpulan yang ditarik bukanlah sesuatu yang kebetulan
terjadi, tetapi telahmelalui tahap-tahap berpikir tertentu dengan melibatkan data dan fakta
yang terjadi dilapangan.

Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika


sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu.
Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan
jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu
memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut,
yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar
contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya.

Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk


mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah.
Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data,
metode penelitian serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas dan
hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen.

Peranan statiska diterapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman


modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi,
auditing, pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.

Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:

a. Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.

14
b. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.

c. Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.

d. Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.

H. HUBUNGAN ANTARA SARANA BERPIKIR ILMIAH BAHASA,


MATEMATIKA, DAN STATISTIKA

Hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika,
yaitu agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa,
matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam
kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain.

Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir
deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas
dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan berfikir ilmiah jika dia dapat berfikir secara logis dan
empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkannya. Sarana berpikir
ilmiah ialah alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Sarana yang digunakan
dalam berpikir ilmiah yaitu peranan bahasa, peranan matematika dan peranan
stasistika.
Hubungan antara sarana ilmiah Bahasa, Matematika dan statistika, yaitu
bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir
ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan
gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai
peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai
peranan penting dalam berpikir induktif.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini saya mengakui masih banyak mengalami
kesalahan, diharapkan bagi pembaca agar memberikan komentar, kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi untuk kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Hasan, Erliana, 2010, Filsafat Ilmu, Bogor: Ghalia Indonesia.

Langeveld, M. J., 1995, Menuju Kepemikiran Filsafat, Jakarta: P.T. Pembangunan.

Praja, Juhaya S., 2002, Filsafat dan Metodologi Ilmu Dalam Islam dan Penerapannya di In-
donesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sumarna, Cecep. 2008.Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press.

Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: PustakaSinar
Harapan.

Suriasumantri, Jujun S., 2000, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapa.

Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM. 2010. Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Liberty.

17

Anda mungkin juga menyukai