Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Filsafat

Dosen Pembimbing : Endang Yuda Nuryenda, S.Pd., M.M.

Disusun oleh :

Abdul Muhaemin (0501217499)

Anisa amelia (0501219009)

Annisa Nurfajriah (0501217505)

Melysa (0501219028)

Shifa Nur Shafiyyah (0501219045)

Wahyu Alfiki (0501219053)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul, “Sarana Berfikir Ilmiah”.

Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing dan mengarahkan kami sehingga tugas makalah ini dapat di selesaikan dengan
baik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih banyak kekurangan yang
ditemui. Untuk itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semmoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita manusia terutama bagi rekan-
rekan mahasiswa/i. amin…!!
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................ 4
C. TUJUAN ....................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
A. PENGERTIAN SARANA BERPIKIR ILMIAH ............................................................................ 6
B. TUJUAN DAN FUNGSI SARANA BERPIKIR ILMIAH .............................................................. 9
C. PERANAN SARANA BERPIKIR ILMIAH................................................................................. 10
D. HUBUNGAN ANTARA SARANA BERPIKIR ILMIAH BAHASA, MATEMATIKA, DAN
STATISTIKA.................................................................................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................................................ 17
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................... 17
B. SARAN ....................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia mempunyai akal yang membedakannya dengan makhluk lainnya, seperti hewan dan
tumbuhan. Akal yang dimilikinya membuat manusia mempunyai kemampuan untuk mencapai
tujuan hidup dalam kehidupannya. Kemampuan manusia bukanlah hal yang dapat dilakukan
dengan begitu saja, tetapi telah melalui proses pengalaman. Pengetahuan yang diperoleh melalui
pengalaman menyebabkan manusia terus mengembangkan pengetahuannya.

Untuk mengembangkan pengetahuannya tersebut dibutuhkan juga sarana. Sarana yang baik
memungkinkan manusia akan memperoleh pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir yang
benar. Sarana ini bersifat pasti, sehingga aktivitas atau kegiatan ilmiah tidak akan maksimal
tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut. Sarana berpikir ilmiah membantu manusia menggunakan
akalnya untuk berpikir dengan benar dan menemukan ilmu yang benar. Untuk dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika,
matematika dan statistika.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah?
2. Apakah tujuan dan fungsi sarana berpikir ilmiah?
3. Apa saja peranan sarana berpikir ilmiah tersebut ?
4. Bagaimanakah hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika, dan statistika ?
C. TUJUAN
Makalah ini ditulis untuk membahas dan memahami tentang sarana berpikir ilmiah, meliputi:
pengertian sarana berpikir ilmiah, tujuan dan fungsi, serta peranan sarana berpikir ilmiah, dan
hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika, dan statistika.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SARANA BERPIKIR ILMIAH


Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris
adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain
itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan.
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan
serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai
pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah
cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-
pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat
umum.

Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana ilmiah merupakan suatu alat, dengan alat ini
manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat manusia melakukan tahapan kegiatan ilmiah
diperlukan alat berpikir yang sesuai dengan tahapan tersebut. Manusia mampu mengembangkan
pengetahuannya karena manusia berpikir mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan
alat-alat berpikir yang benar.

Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir diperlukan untuk
melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana berpikir ilmiah ada empat, yaitu:
bahasa, logika, matematika dan statistika. Sarana berpikir ilmiah berupa bahasa sebagai alat
komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat
berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang
lain, matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain dapat mengikuti dan
melacak kembali proses berpikir untuk menemukan kebenarannya, dan statistika berperan dalam
pola berpikir induktif untuk mencari kebenaran secara umum.
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :

1. Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwasarana ilmiah
itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkanberdasarkan metode ilmiah. Seperti
diketahui, salah satu diantara ciri-ciri ilmuumpamanya adalah penggunaan induksi dan
deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara
ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu
mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda
dengan sarana berpikir ilmiah.

2. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita
sehari-hari. Dalam hal ini maka saranaberpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang
ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.

Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda
dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah
adalah membantu proses metode ilmiah dan bahkanmerupakan ilmu tersendiri.

Sarana Berpikir Ilmiah dalam Al-Qur’an

Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Dengan berpikir manusia dapat
memenuhi kehidupannya dengan mudah. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak
menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya.bahkan pada kenyataannya
sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir. Berpikir Merupakan Proses Bekerjanya Akal
Imam Al Ghazali menempatkan akal pada posisi yang mulia . Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin
beliau membuat suatu sub judul : Fi Al Aqli wa Syarafihi dan mengutip sebuah hadis yang
artinya sebagai berikut : “Pertama kali yang diciptakan oleh Allah SWT. Adalah akal. Allah
berkata kepadanya : Menghadaplah engkau, maka menghadaplah ia. Kemudian Allah berkata :
Membelakangilah, maka ia pun membelakang. Selanjutnya Allah mengatakan, “Demi kegagahan
dan kemulian-Ku, “Aku tidak mnenciptakan makhluk yang lebih mulia selain darimu.
Denganmu aku mengambil dan denganmu aku memberi. Denganmu aku memberikan pahala,
dan denganmu aku menyiksa. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan disamping rasa.
Berpikir dapat dilihat secara alamiah dan imiah.

Berfikir juga mempunyai beberapa keutamaan diantaranya hadis Nabi yang diriwayatkan oleh
Abi Hurairah . Rasulullah bersabda:

َ َ‫مِن ِعبَادَةِ ِس ِتِّين‬


‫سنَة‬ ْ ‫ع ٍة َخي ٌْر‬ َ ُ ‫فِ ْك َرة‬
َ ‫سا‬

Artinya: “Berfikir, merenungi ciptaan Allah sesaat lebih baik, lebih utama dari pada orang yang
beribadah selama 60 tahun”

‫مذاكرة العلم ساعة خير من قيام ليلة‬

Artinya: “Berfikir sesaat lebih utama daripada ibadah satu malam .

Akan tetapi dengan potensi berfikir yang dimiliki manusia jika tidak dikendalikan iman dan
taqwa akan bisa menjadikan manusia bebas berfikir tanpa kendali. Kebebasan berpikir yang
tanpa terkendali ini akan menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun negatif.
Diantara dampak negatif kebebasan berfikir adalah munculnya pemikiran yang dipenuhi kurang
bersyukur atas nikmat Allah, apriori, prsangka buruk, ketidakpercayaan pada orang lain,
kecurigaan dan kesangsian, yang sama sekali tanpa dasar. Padahal pikiran-pikiran seperti itu
dilarang dalam islam karena bertentangan dengan isi kandungan Al-Qur’an.Oleh karena itu
perlunya kembali kepada ajaran Islam, kembali kepada Al-Qur’an, kembali kepada bagaimana
Al-Qur’an memerintahkan kita untuk berfikir.

Ibrah atau pembelajaran bagi cendekiawan (ulul albab) tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya
berfikir terhadap kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an. Seperti kisah kaumnya Nabi Lut a.s
yang terdapat pada Al-Qur’an surah Al-Qomar ayat 33- 36 umpamanya, adalah peristiwa yang
mengandung ajakan kepada manusia untuk senantiasa berfikir. Berfikir tentang suatu peristiwa
yang terjadi pada Nabi Luth a.s yang ketika itu berhadapan dengan kaumnya yang tidak mau
kembali kepada kehidupan yang. Mereka lebih memilih kehidupan yang menyimpang dengan
memilih pasangan yang sejenis dari pada berlainan jenis sebagai teman hidup dan ini
bertentangan dengan ajaran Nabi luth. Allah sangat membenci terhadap perbuatan kaum Nabi
Luth, lalu Allah menurunkan musibah gempa bumi yang menghancurkan kehidupan mereka.
Pada zaman sekarang kehidupan yang mirip dengan kaum Nabi Luth itu telah ada di masyarakat
Barat, mereka memilih kehidupan sejenis laki dengan laki (gay) perempuan dengan perempuan
(lesbian) sebagai pilihan hidup mereka. Seks dan pergaulan bebas yang dilakukan masyarakat
barat menimbulkan penyakit AIDS/HIV yang obatnya belum ditemukan hingga saat ini Dari
kisah tersebut berfikir Qur’ani dapat diartikan daya atau kemampuan untuk mendapatkan atau
memperoleh ilmu pengetahuan dari kisah-kisah Al-Qur’an sebagai pedoman berfikir tentang
sesuatu, karena begitu banyaknya kisah-kisah sebagai ibrah yang terkandung dalam Al-Qur’an.
hikmah dan fungsi dari ciptaan Allah di jagad raya ini untuk menjadi bahan renungan dan
berpikir bagi manusia. Misalnya QS. Al-Imran ayat 191 menggambarkan bagaimana keadaan
orang yang selalu berpikir dan mengingat Allah SWT akan menyadari bahwa segala penciptaan
Allah SWT di jagad raya ini tidak sia-sia dan merupakan bukti dari tanda-tanda adanya
kekuasaan-Nya. memerintahkan dan mengajak manusia untuk berpikir terhadap kekuasaan Allah
beserta makhluk makhluk ciptaan-Nya agar supaya manusia termotivasi untuk melakukan dan
berlomba lomba dalam kebaikan. Misalkan adanyalarangan melakukan aktifitas amal yang tidak
ikhlas karena Allah seperti yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 266 mempunyai tujuan
agar manusia didalam amalnya motifasinya ikhlas karena Allahbukan karena untuk kepentingan
dunia. Ayat tersebut mengajak manusia untuk berfikir agar supaya termotivasi untuk melakukan
amal dengan ihklas. Adapula pelarangan khamar yang terdapat dalam QS.Al-Baqarah ayat 219
mempunyai tujuan terjaganya akal manusia agar manuskia bisa membedakan antara kebaikan
dan keburukan.

B. TUJUAN DAN FUNGSI SARANA BERPIKIR ILMIAH


1. Tujuan Mempelajari Sarana Ilmiah

Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan
pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari.

Harus dibedakan antara tujuan mempelajari sarana ilmiah dan tujuan mempelajari ilmu. Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan penelaahan ilmiah. Untuk
memaksimalkan kemampuan manusia dalam berpikir menurut kerangka berpikir yang benar
maka diperlukan pengetahuan tentang sarana berpikir ilmiah dengan baik pula. Manusia
mempelajari ilmu agar dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
kehidupannya. Manusia dapat meningkatkan kemakmuran hidupnya dengan ilmu yang telah
dipelajarinya.

2. Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah

Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan
ilmu itu sendiri. Sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan
ilmiah secara menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Keseluruhan tahapan kegiatan
ilmiah membutuhkan alat bantu berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah hanyalah
alat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah
bukanlah suatu ilmu yang diperoleh melalui proses kegiatan ilmiah.

C. PERANAN SARANA BERPIKIR ILMIAH


Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan matematika,
serta logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai
peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali
kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif
dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

1. Peran Bahasa sebagai Sarana berpikir ilmiah

Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan manusia. Kelaziman
tersebut membuat manusia jarang memperhatiakan bahasa dan menggapnya sebagai suatu hal
yang bisa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh-pengaruh yang
luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya. Banyak ahli
bahasayang telah memberikan uraiannya tentang pengertiannya tentang pegertian bahasa.

Pernyataan tersebut tentunya berbeda-beda cara menyampikannya. Seperti pendapat Bloch and
Trager mengatakan bahwa : a language is a system of arbitrary vocal symbols by means of which
asocial group cooperates (bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang
dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk komunikasi). Peran bahasa disini
adalah sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah
dan sebagai sarana komunikasi antar manusia tanpa bahasa tiada komunikasi.

Adapun ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu:

a. Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan.
Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari
kesalah pahaman Informasi.
b. Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama
dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
c. Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama
bagi para pemakainya.
d. Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif,
kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.

Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh
proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana
komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan
dengan syarat-syarat: Bebas dari unsur emotif, reproduktif, obyektif, eksplisit.

Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni:

a. Sebagai sarana komunikasi antar manusia.


b. Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan
bahasa tersebut.

Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan. Pada
waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-
nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam
bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang integral dari kebijaksanaan nasional yang
tegas di dalam bidang kebudayaan.

Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :


1) Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang
tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa
isyarat dan bahasa biasa.

2) Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik. Bahasa buatan inilah yang
dikenal dengan bahasa ilmiah.

Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai berikut:

a. Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan
sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif (bisikan hati) dan
pernyataan langsung.
b. Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas dasar
pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran, sekehendak hati, diskursif (logika,
luas arti) dan pernyataan tidak langsung.

2. Peran Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah

Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berfikir salah satunya
adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan ilmiah secara
teratur dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika adalah bahasa yang
melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-
rumus yang mati. Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu.
Untuk mengatasi kekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika adalah bahasa yang
berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.

Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta
berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat
memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau
generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Pentingnya matematika tidak lepas
dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan.

Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan
efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari
bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan
fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika
maupun dalam bidang.

Peranan Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang
mempunyai kemampuan sebagai berikut:

a. Menggunakan algoritma.
b. Melakukan manupulasi secara matematika.
c. Mengorganisasikan data.
d. Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
e. Mengenal dan menenukan pola.
f. Menarik kesimpulan.
g. Membuat kalimat atau model matematika.
h. Membuat interpretasi bangun geometri.
i. Memahami pengukuran dan satuanya.
j. Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika,
kalkulator, dan komputer.

Adapun kelebihan dan kekurangan matematika:

1) Kelebihan matematika adalah: tidak memiliki unsur emotif dan bahasa matematika sangat
universal.

2) Kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung bahasa emosional
(tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuh dengan simbol yang bersifat
artifersial dan berlaku dimana saja.

3. Peran Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah


Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering dikaitkan
dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan
cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya
sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif
tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas
yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat
ketelitian tersebut dan sebaliknya.

Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah


dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat
mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta
penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas dan hampir semua pengambilan
keputusan dalam bidang manajemen.

Peranan statiska diterapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman modal,
kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing,
pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.

Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:

a. Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.

b. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.

c. Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.

d. Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.

Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah
ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan
pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.

Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah
secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk
mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
Pada hakikatnya sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana
yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir
ilmiah ini kita harus dapat menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah berfikir tersebut.
Sebagai makhluk hidup yang paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan untuk mengetahui
diri dan alam sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala dan kebutuhan
demi kelangsungan hidupnya.

Uraian mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaran memperlihatkan bahwa pada
dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan manusia. Kita membedakan
antara pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah. Perbedaan berfikir ilmiah dari
berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu Sumber pengetahuan
dimana berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia,
sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada
perasaan manusia dan ukuran kebenaran.

Dimana berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu
pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu
pengetahuan pada keyakinan semata.

D. HUBUNGAN ANTARA SARANA BERPIKIR ILMIAH BAHASA, MATEMATIKA,


DAN STATISTIKA
Hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu agar
dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika
dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir
ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut
kepada orang lain.

Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan
berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif,
sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif
dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas
untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan
deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan berfikir ilmiah jika dia dapat berfikir secara logis dan empiris. Logis adalah
masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,
dan mengembangkannya.

Sarana berpikir ilmiah ialah alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Sarana yang digunakan dalam
berpikir ilmiah yaitu peranan bahasa, peranan matematika dan peranan stasistika.

Hubungan antara sarana ilmiah Bahasa, Matematika dan statistika, yaitu bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola
berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif.
Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika
mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini saya mengakui masih banyak mengalami kesalahan, diharapkan
bagi pembaca agar memberikan komentar, kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Erliana, 2010, Filsafat Ilmu, Bogor: Ghalia Indonesia.

Langeveld, M. J., 1995, Menuju Kepemikiran Filsafat, Jakarta: P.T. Pembangunan.

Praja, Juhaya S., 2002, Filsafat dan Metodologi Ilmu Dalam Islam dan Penerapannya di
Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Suriasumantri, Jujun S., 2000, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapa.

Anda mungkin juga menyukai