Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA

“LANDASAN BERFIKIR ILMIAH,PENENTUAN TEMA ATAU TOPIK KARYA ILMIAH”

DOSEN:
DRS. INDRA JAYA,M.Pd

Oleh:
DIAN MAYA SARI (22355024) MODERATOR
DINI ENGLASARI (22355025) NOTULEN
PETRIANI (22355036) PEMATERI 1
ARMITA NOVIA (22355017) PEMATERI 2
YETRI (22355046) PEMATERI 3

DEPARTEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Landasan berfikir ilmiah, penentuan
tema atau topik karya ilmiah” Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Drs.indra jaya M.pd pada mata kuliah Karya Tulis Ilmiah (KTI).Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang“Landasan berfikir ilmiah,penentuan tema
atau topik karya ilmiah”, bagi para pembaca juga bagi penulis.Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs.indra jaya M.pd Dosen Mata Kuliah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sawahlunto, 24 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB 1.................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB 2.................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
A.Landasan berfikir ilmiah..……............................................................................. 4
B.Penentuan tema atau topik karya ilmiah……....................................................... 4
BAB 3.................................................................................................................................. 6
PENUTUP.................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 6
B. Saran.................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Landasan dapat diartikan sebagai dasar dan pondasi berdirinya suatu pemikiran.
Landasan ilmiah adalah dasar – dasar yang harus kita ketahui mengenai cara berfikir ilmiah.
Berfikir ilmiah adalah cara berfikir secara rasional dan benar, dimana dapat dikatakan ilmiah
apabila pemikiran tersebut mengandung kebenaran secara objektif yang kebenarannya sudah
teruji dengan analisa yang benar. Sehingga dapat disimpulkan landasan berfikir ilmiah adalah
dasar – dasar mengenai cara kita untuk berfikir secara benar dan rasional dimana melihat
kebenaran itu dari sudut pandang objektif dan sesuai dengan fakta yang benar.

Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan merupakan ciri utama dari kita
sebagai manusia ciptaan tuhan yang dianugerahi akal pikiran yang membedakan manusia dengan
makhluk lain ciptaan tuhan. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah.
Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir
alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam
sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur
dan cermat. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta
menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak berpikir, berada sangat jauh
dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan.
Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di
dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa untuk “berpikir secara mendalam”, seseorang perlu
memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang
sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sebenarnya, mereka telah menganggap
“berpikir secara mendalam” sebagai sesuatu yang memberatkan dan menyusahkan. Mereka
berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan “filosof”. Bagi seorang ilmuan
penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan
sarana ilmiah, maka tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah
pada dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang
harus ditempuh. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah–langkah metode ilmiah
seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menguji hipotesis, menarik
kesimpulan. Keseluruhan langkah–langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus
didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita
lakukan mendapatkan hasil yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah
adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan
mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk
bisa memecahkan masalah sehari-hari. Ditinjau dari pola berfikirnya, maka ilmu merupakan
gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah
menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.
Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada
hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir
ini dengan baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar
peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut.
Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa
bahasa, logika, matematika dan statistik. Berdasarakan uraian tersebut maka dibuatlah makalah
mengenai landasan berpikir ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana landasan berfikir ilmiah
2. Bagaimana menentukan tema atau topik karya ilmiah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu landasan berfikir ilmiah
2. untuk mengetahui penentuan tema atau topik karya ilmiah

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Landasan Berfikir Ilmiah
Landasan berfikir ilmiah adalah dasar – dasar mengenai cara kita untuk berfikir
secara benar dan rasional dimana melihat kebenaran itu dari sudut pandang objektif dan sesuai
dengan fakta yang benar. Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah
masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,
memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan
pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah
cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-
pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di
dalamnya berisi kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang
bersifat umum.
Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu keharusan,
karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak akan dapat melaksanakan kegiatan
ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan
ilmiah dengan berbagai langkah yang harus ditempuh. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan
langkah–langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian
literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan. Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan
sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :
1. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia
untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai
pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
2. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh
pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi
dan deduksi.
3. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam
hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
4. Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran
yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang
sudah ada.

Kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan manusia. kita membedakan antara
pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah. Hanya saja, pemahaman kita tentang
berfikir ilmiah belum dapat disebut benar. Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah
memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu Sumber pengetahuan dimana berfikir
ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan
berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan
manusia dan ukuran kebenaran dimana berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada
logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu)
mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata.
J. Eigelbener menyebutkan, ada lima langkah dalam melakukan prosedur dan metode
berpikir ilmiah, kelima langkah tersebut adalah:
1. Adanya analisis terhadap masalah, analisis ini berguna untuk menetapkan apa yang
hendak dicari, memberi bentuk dan arah pada telaah penelitian.

2. Pengumpulan fakta-fakta.

3. Penggolongan dan pengaturan data agar dapat menentukan kesamaan-kesamaan, urutan-


urutan dan hubungan-hubungan yang ada dan bersifat simultan.

4. Perumusan kesimpulan dengan menggunakan proses penyimpulan logika dan penalaran.

5. Pengujian dan pemeriksaan kesimpulan-kesimpulan

B. Penentuan Tema atau Topik Karya ilmiah

4
Selama ini, jika kita mengarang, biasanya yang pertama kali harus kita tentukan
adalah tema. Tema dianggap sebagai sesuatu yang paling sentral dalam urusan karang
mengarang, sedangkan topik dianggap tidak sesentral tema, topik juga bisa diartikan
sebagai pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Tema berasal dari bahasa Yunani
“Thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan.
Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh seorang pengarang dalam
sebuah karya sastra, seperti cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis. Tema juga dapat
dikatakan sebagai suatu gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan. Penetapan
tema sebelum dimulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis secara
teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah
ditetapkan.
Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan yang
dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat, disebut tesis. Tesis dapat
juga diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan penulisan. Walaupun tema dan
tesis dapat juga diartikan sebagai pernyataan singkat tentang penulisan. Walaupun tema
dan tesis itu sebenarnya berada didalam pikiran penulis, sebaiknya tetap dirumuskan
secara ekplisit, terutama bagi penulis pemula. Rumusan itu akan memudahkan penulis
menyusun kerangka atau outline karangan. Berbeda denga tesis, rumusan tema boleh
lebih dari satu kalimat, asalkan seluruh kalimat bersama-sama mengukapkan satu ide (ide
karangan). Ciri-ciri tema, antara lain.
a. Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang
dikemukakan.
b. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain,
bagaimana cerita diselesaikan.
c. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai
kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak
dalam sebuah cerita.
Manfaat Tema :
a. Dapat Mengembangkan ide dan gagasan pemikiran secara langsung
b. Dapat secara langsung menggugah isi karangan
c. Dapat memperluas bagian hal yang terpenting

5
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. landasan berfikir ilmiah adalah dasar – dasar mengenai cara kita untuk berfikir secara benar
dan rasional dimana melihat kebenaran itu dari sudut pandang objektif dan sesuai dengan
fakta yang benar.
2. Seseorang dikatakan berfikir ilmiah jika dia dapat berfikir secara logis dan empiris. Logis
adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang
dapat dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,
memutuskan, dan mengembangkannya.
3. Tema dapat dikatakan sebagai suatu gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan.
Penetapan tema sebelum dimulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis
secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah
ditetapkan.

B.Saran
Dengan adanya landasan berfikir ilmiah diharapkan mahasiswa memahami bahwasanya
landasan berfikir ilmiah adalah dasar – dasar mengenai cara kita untuk berfikir secara benar dan
rasional dimana melihat kebenaran itu dari sudut pandang objektif dan sesuai dengan fakta yang
benar. Berfikir ilmiah merupakan suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana
ilmiah, maka tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sebaiknya kita harus
memahami apa itu landasan berfikir ilmiah dan bagaimana cara menentukan tema atau topik
dalam suatu karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.


Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press.
Suriasumantri, Jujun S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Finoza, L. (2003). Komposisi Bahasa Indonesia 2003-2004, Insan Maulia, Jakarta.

Ahyar, J. (2014). Modul Menulis Karangan Ilmiah, Lhokseumawe.

Groya, K. (1993). Komposisi, Nusa Indah, Surabaya.

Karyanto, B. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Gramedia Indonesia, Jakarta.

Widagdo, D. (1997). Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa Indonesia di


Perguruan Tinggi, Gamedia Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai