Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

BERFIKIR ILMIAH DAN NON ILMIAH.

KOMPONEN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PERKEMBANGAN IPA

Dosen : Romika Rahayu M.Pd

OLEH:

NUR HALIMAH

NIM.2038015

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pasir Pengaraian, Maret 2021

Penulis

2i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Berfikir ilmiah dan non ilmiah ............................................................ 4


B. Komponen ilmu penhetahuan Alam .................................................... 15
C. Perkembangan IPA .............................................................................. 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

ii

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Secara


garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah.
Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari
dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran
berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Harus disadari bahwa tiap
orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya
semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak berpikir, berada sangat jauh dari
kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan
kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti
keberadaan dirinya di dunia.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah
adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik,
sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan
pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari.
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara pola
berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah
menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.
Kegiatan berfikir ilmiah maupun non ilmiah biasa kita lakukan dalam
kehidupan sehari - hari. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan
masalah. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode
ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur,
menjugi hipotesis, menarik kesimpulan. Semua langkah – langkah berfikir dengan
metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat / sarana yang baik sehingga
diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang
baik. Tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan

1
yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. Ditinjau dari
pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir
deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri
kepada proses logika deduktif dan logika indukti.
Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah
yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau
menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus
didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah satu
langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan masing-
masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk
dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang
berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Sedangkan berfikir non ilmiah
adalah berfikir yang tidak mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan,
bahkan tidak dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Namun berfikir non ilmiah hanya berfikir berdasarkan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan berfikir
ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar
yaitu sumber pengetahuan dimana berfikir ilmiah menyandarkan sumber
pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah
(intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia
dan ukuran kebenaran dimana berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya
pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah
(intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan
semata.

2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan beberapa masalah,
diantaranya:
1. Bagaimana Berfikir ilmiah dan non ilmiah ?
2. Bagaimana Komponen ilmu penhetahuan Alam ?
3. Bagaimana Perkembangan IPA ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini yaitu :
1. Mengetahui Berfikir ilmiah dan non ilmiah
2. Mengetahui Komponen ilmu penhetahuan Alam
3. Mengetahui Perkembangan IPA

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Berpikir Ilmiah dan Non-Ilmiah

Berfikir dengan mendasarkan pada kerangka fikir tertentu disebut sebagai


penalaran atau kegiatan berfikir ilmiah. Dengan demikian tidak semua kegiatan
berfikir dapat dikategorikan sebagai kegiatan berfikir ilmiah, dan begitu pula
kegiatan penalaran atau suatu berfikir ilmiah tidak sama dengan berfikir. ( Contoh
dapat diambil dari kehidupan sehari hari kita ).

Pertama, perlu dipahami bahwa kegiatan penalaran adalah proses


berfikir yang membuahkan sebuah pengetahuan. Selain itu, melalui proses
penalaran atau berfikir ilmiah berusaha mendapatkan sebuah kebenaran. Untuk
mendapatkan sebuah kebenaran, kegiatan penalaran harus memehuni dua
persyaratan penting, yakni logis dan analitis.

Syarat pertama adalah logis, dengan kata lain kegiatan berfikir ilmiah
harus mengikuti suatu aturan atau memenuhi pola pikir (logika) tertentu.

Syarat kedua bagi kegiatan penalaran adalah analitis, atau melibatkan suatu
analisa dengan menggunakan pola fikir (logika).

Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan


dalam dua faktor mendasar, yaitu:

1. Sumber pengetahuan, berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada


rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu)
mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia.

2. Ukuran kebenaran, berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada


logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi
dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata.

4
Uraian mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaran
memperlihatkan bahwa pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasariah
dari pengetahuan manusia. Darinya, kita membedakan antara pengetahuan yang
ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah.

Logika terbagi menjadi dua bentuk, yaitu logika induktif dan logika
deduktif.

a) Logika Induktif;

Kegiatan penarikan kesimpulan melalui logika ini dimulai dari kasus yang
khusus/khas/individual untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih
umum/general/fundamental. Logika induktif memiliki berbagai guna bagi
kegiatan berfikir ilmiah kita, antara lain:

1. Bersifat ekonomis bagi kehidupan praktis manusia. Dengan logika induktif


kita dapat melakukan generalisasi ketika kita mengetahui/menemui peristiwa
yang sifatnya khas/khusus.

2. Logika Induktif menjadi perantara bagi proses berfikir ilmiah selanjutnya. Ia


merupakan fase pertama dari sebuah pengetahuan, yang selanjutnya dapat
diteruskan untuk mengetahui generalisasi yang lebih fundamental lagi.
Misalnya ketika kita mendapatkan kesimpulan “semua hewan memiliki mata”
lalu kita masukkan manusia ke dalam kelompok ini, bisa saja kita
menyimpulkan “makhluk hidup memiliki mata”

b) Logika Deduktif;

Logika Deduktif adalah kegiatan penarikan kesimpulan yang dimulai dari


pernyataan yang umum untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih khusus.
Pada umumnya, logika deduktif didapatkan melalui metode Sillogisme yang
dicetuskan oleh Filosof Klasik, Aristoteles. Silogisme terdiri dari premis mayor
yang mencakup pernyataan umum, premis minor yang merupakan pernyataan
tentang hal yang lebih khusus, dan kesimpulan yang menjadi penyimpul dari
kedua penyataan sebelumnya.

5
Pengertian Berfikir Ilmiah dan Non-Ilmiah

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk
akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan
sebuah proses yang membuahkan pengetahuan.

Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan


deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat
umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus,
sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat
khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
Sedangkan berpikir non ilmiah adalah kegiatan berpikir yang dilakukan oleh
sesorang yang hanya menggunakan, akal sehat, perasaan, prasangka, dan intuisi
yang kebenarannya diperoleh secara kebetulan tanpa melalui prosese
pengumpulan data.

Sarana Berfikir Ilmiah

Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah
kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang
baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam
mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah.
Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :
1. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas
manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah
adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.

6
2. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan
akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.

Berfikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan dan ide
yang belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan mencari
pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan atau generalisasi. Ilmu
berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil kegiatan
keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala alam.
Adapun pengetahuan adalah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk
persepsi tentang kebenaran atau fakta.
Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakan ilmu (science), dengan
pengetahuan (knowledge), antara lain :
1. Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan Management Umum 1982.
Ilmu harus memiliki obyek, terminologi, metodologinya, filosofi dan teorinya
yang khas.
2. Menurut Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial 1985.
Ilmu juga harus memiliki objek, metode, sistematika dan mesti bersifat
universal.
Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas: Pengalaman,
Otoritas, Cara berfikir deduktif, Cara berfikir induktif , Berfikir ilmiah
(pendekatan ilmiah).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :
1) Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan
yang didapatkan berdasarkan metode ilmu.
2) Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik.

Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu :


1. Peran Bahasa sebagai Sarana berpikir ilmiah
Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa ilmiah

7
merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan
informasi yang berupa pengetahuan dengan syarat bebas dari unsur
emotif, reproduktif, obyektif, eksplisit.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni,
1) Sebagai sarana komunikasi antar manusia.
2) Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut.
Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
a. Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk
menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam
sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa
isyarat dan bahasa biasa.
b. Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk
maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik.
Bahasa buatan inilah yang dikenal dengan bahasa ilmiah.

2. Peran Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah


Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika
bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan
kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-
rumus yang mati. Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang
sangat mengganggu. Matematika adalah bahasa yang berusaha menghilangkan
sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu
dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.
Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan
suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk
suatu studi ataupun pemecahan masalah.

8
3. Peran Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari
kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas
yang sangat sederhana.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
a. Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil
dari populasi.
b. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
c. Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
d. Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan.

Hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan


Statistika, yaitu agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik,
diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa
menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang
lain. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif,
sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki
ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri
dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara
berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogisme.

Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan


kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk
dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.

9
Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam
kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah
merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi
pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah. Pada hakikatnya sarana
berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai
langkah yang harus ditempuhnya.

1. Peran Bahasa sebagai Sarana berpikir ilmiah


Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini
ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang
ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan
dengan syarat bebas dari unsur emotif, reproduktif, obyektif, eksplisit.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama, yakni :
a. Sebagai sarana komunikasi antar manusia.
b. Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam
jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana
pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan
kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di
dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang integral dari
kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.
Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
 Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk
menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya.
Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa
biasa.
 Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud

10
tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa
istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik. Bahasa buatan
inilah yang dikenal dengan bahasa ilmiah.

2. Peran Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah


Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana
berfikir salah satunya adalah Matematika. Sarana tersebut
memungkinkan dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan
cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya merupakan alat yang
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian
makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang
matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya
merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal
mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk
mengatasi kekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika
adalah bahasa yang berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional dari bahasa verbal.
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas
satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan
konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi,
atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis
dimensi kehidupan. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu
pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian
dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut
menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai

11
sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam
bidang.

3. Peran Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah


Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep
statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam
suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian
dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara
kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang
pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut
dan sebaliknya statistika merupakan sekumpulan metode dalam
memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data
dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah.
Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah
diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat.
Statistika diterapkan secara luas dan hampir semua pengambilan
keputusan dalam bidang manajemen. Peranan statiska diterapkan dalam
penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol
kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi,
auditing, pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
 Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil
dari populasi.
 Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
 Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih
komunikatif.
 Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan.

12
Hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika
dan Statistika, yaitu agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah
dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika.
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan
berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau
dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir
deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang
penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai
peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang
khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara
berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus. Tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita
untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. Fungsi berfikir
ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan
ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat
bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi
pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
Pada hakikatnya sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada
langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh
sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir
ilmiah ini kita harus dapat menguasai langkah-langkah dalam kegiatan
langkah berfikir tersebut. Sebagai makhluk hidup yang paling mulia,
manusia dikaruniai kemampuan untuk mengetahui diri dan alam

13
sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala dan
kebutuhan demi kelangsungan hidupnya.
Uraian mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaran
memperlihatkan bahwa pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses
dasar dari pengetahuan manusia.
Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :
1. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau
aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir
ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan
yang berupa pengetahuan.
2. Menurut Jujun S. Suriasumantri. Berfikir merupakan kegiatan akal
untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah
kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.
3. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah,
yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang
lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
4. Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses
berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang
berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.
Ilmu pengetahuan telah didefenisikan dengan beberapa cara dan
defenisi untuk operasional. Berfikir secara ilmiah adalah upaya
untuk menemukan kenyataan dan ide yang belum diketahui
sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan mencari pengetahuan
melalui pengamatan berdasarkan teori dan atau generalisasi. Ilmu
berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil
kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan
mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan adalah
keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi tentang
kebenaran atau fakta. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan,
sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu ilmu. Untuk dapat
melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan

14
sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika..
Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui
dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir dalam
keseluruhan proses berpikir ilmiah. Untuk itu terdapat syarat-syarat
yang membedakan ilmu (science), dengan pengetahuan (knowledge),
antara lain :
 Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan Management
Umum 1982. Ilmu harus memiliki obyek, terminologi,
metodologinya, filosofi dan teorinya yang khas.
 Menurut Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang
Sosial 1985. Ilmu juga harus memiliki objek, metode,
sistematika dan mesti bersifat universal.
Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas:
 Pengalaman.
 Otoritas.
 Cara berfikir deduktif.
 Cara berfikir induktif.
B. Perkembangan IPA

Ilmu pengetahuan pada mulanya berkembang sangat lambat sampai abad


pertengahan (abad 15-16). Pengembangan tersebut sedikti lebih pesat terutama
setelah Copernicus yang kemudian diperkuat oleh Galileo berdasarkan
penemuannya mengubah konsep geosentris menjadi heliosentris dan seklaigus
mengubah kepercayaan penguasa dan agama pada saat ini. Penemuan ini sangat
dimungkinkan karena berkembangnya alat bantu penelitian (teropong bintang)
yang lebih baik. Periode ini dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan
modern yang menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau
eksperimen. Perubahan konsep ilmu yang radikal ini juga mempengaruhi cara
berpikir dan sekaligus memacu perkembangan ilmu sampai terjadinya revolusi

15
industri pada abad ke-19. Sampai mendekati abad pertengahan, perkembangan
ilmu pengetahuan belum begitu luas dan dalam sehingga seseorang yang
mempunyai cara berpikir tajam dan kritis akan sangat mungkin dapat menguasai
beberapa cabang ilmu sekaligus. Sebagai contoh adalah ahli pikir Yunani,
Pythagoras (+ 500 SM) dikenal sebagai seorang astronom dan juga ahli
matematika dan transmutasi unsur (dasar dari kimia). Copernicus (1473-1543 M)
dikenal sebagai ahli astronomi, matematika dan pengobatan. Setelah itu
perkembangan ilmu yang relatif pesat dan mendalam sehingga tidak
memungkinkan lagi seseorang menguasai berbagai bidang ilmu dengan
mendalam.

Perkembangan IPA sangat pesat terjadi setelah diperkenalkannya konsep


fisika kuantum dan relativtas pada awal abad ke-20. Konsep modern ini
mempengaruhi konsep IPA keseluruhan sehingga dalam beberapa hal perlu
dilakukan revisi dan penyesuaian konsepsi ilmu pengetahuan ke arah pemikiran
modern. Dengan demikian terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik yang
telaahannya bersifat makroskopik, dan IPA modern yang bersifat mikroskopik.

Secara umum, pengertian IPA bukan hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu
saja, namun IPA dapat dirinci lebih lanjut mengenai berbagai disiplin ilmu.

1. IPA Klasik

Bila ditinjau dari pengertian klasik sendiri, maka dapat diartikan bahwa yang
klasik umumnya bersifat tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, atau
naluri semata. Meskipun ada kreasi, namun merupakan tiruan dari keadaan alam
sekitar.

Pakar fisika membedakan antara Fisika Klasik dan Fisika Modern. Fisika Klasik
atau fisika terbatas mempelajari komponen materi dan interaksi antara komponen
dengan perkembangan pengamatan.

a. Dinikmati langsung gerakan benda dalam mekanika.

b. Penglihatan dengan teori cahaya

16
c. Pendengaran dengan suara.

d. Indera rasa termodinamika.

e. Listrik magnet.

Dari sisi berkembangan pengetahuan tentang penjumlahan vektor yang


dipakai dalam computed tomografi (CT) atau penampang lintang tubuh dengan
sinar X,m magnetic resonance imaging (MRI) untuk deteksi tumor. Di samping
itu, juga teori momentum linear (p= mv) yang selanjutnya dikembangkan dalam
sistem terisolasi, muncul hukum kekekalan momentum maupun kekekalan energi.
Listrik maupun magnet ditemukan dan berkembang dengan adanya potensial dan
energi potensial serta gaya energi listrik induksi.

IPA klasik secara umum, sebagai contoh digambarkan pembuatan ragi


tempe dan juga ragi tapis; meskipun hanya berdasarkan pengalaman petani,
namun tanpa disadari petani tersebut telah berkecimpung dalam bidang
mikrobiologi, mikologi, dan tentu saja tidak lepas dari ilmu fisika yang
mendasarinya. Contoh lain, pembuatan gula kelapa merupakan proses fisika
bersama-sama kimia yang telah tinggi tingkatannya, juga pembuatan terasi, ikan
asin, rendang, dan telor asin adalah merupakan karya IPA klasik. Petani pembuat /
pengrajin sama sekali tidak mengetahui proses yang terjadi dalam mewujudkan
karyanya. Demikian pula segala kegiatan yang merupakan larangan berdasarkan
kepercayaan. Dengan kata lain, dianggap tabu atau pamali atau angker adalah
merupakan usaha untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan, sebagai
contoh tokek tidak boleh dibunuh, ikan di suatu tempat angker tidak boleh
dimakan. Mereka tidak melakukan penelitian dan pengujian, namun hanya
berdasarkan pengalaman dari nenek moyangnya.

2. IPA modern

IPA modern muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah


diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
Proses canning, pengalengan ikan, buah-buahan, dan berbagai kegiatan yang

17
berkaitan dengan fisika, biologi, kimia, biokimia, dan sebagainya merupakan hasil
perkembangan IPA yang telah dinikmati oleh manusia. Fisika modern merintis
dimulainya IPA modern yang dikaitkan dengan diketemukannya teori relativitas
dan kuantum yang menggambarkan sifat atom, inti, dan partikel lain molekul zat
padat. Sebagai contoh, teknologi nuklir merupakan teknologi modern yang dapat
dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, trasnportasi, angkatan bersenjata, dan
berbagai penelitian yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain.

IPA modern diperoleh atas dasar penelitian dengan menggunakan metode


ilmiah disertai pengujian berulang kalo sehingga diperoleh ilmu yang mantap,
baik untuk terapan atau ilmu murni. Banyak contoh kegiatan IPA modern, seperti
pemanfaatan energi matahari untuk kegiatan yang berkaitan dengan listrik untuk
transportasi, industri, rumah tangga adalah pemanfaatan foron untuk
menimbulkan aliran muatan listrik (elektron) karena perbedaan panas, sehingga
terbentuklah sel pembangkit listrik. Tungku sinar matahari telah banyak
digunakan yang hanya berprinsip pada titik fokus lensa cekung. Dengan energi
panas bumi dapat diperoleh tenaga listrik. Dalam kaitannya dengan alam
lingkungan, untuk menciptakan suasana bersih timbul pemikiran pemanfaatan
sampah sisa organisme, seperti jerami, sisa tanam-tanaman lain, dan kotoran
hewan diproses dengan bantuan bakteri dalam kondisi tertentu sehingga
menghasilkan gas-gas yang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan
bakar. Proses di atas sering disebut sebagai energi biogas.

Dengan demikian penggolongan IPA klasik dan IPA modern sama sekali
bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini
lebih mengacu kepada konsepsi yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara
menganalisis suatu fenomena alam. Perkembangan ilmu yang sangat besar akhir-
akhir ini sangat ditunjang oleh perkembangan ilmu maupun perangkat computer
yang semakin cepat dan canggih.

Pengembangan ilmu yang terus menerus dan begitu cepatnya, terutama


mulai awal abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang ke arah disiplin

18
ilmu yang lebih spesifik. Sebagai contoh dalam displin ilmu kimia maka telah
terjadi pemfokusan menjadi berbagai sub-disiplin ilmu kimia antara lain : kimia
teoritis, kimia analisis, kimia anorganik, biokimia, kimia fisik, kimia organik.
Selanjutnya contoh adalah dalam sub-disiplin kimia organik maka terdapat antara
lain fokus kearah kimia organik sintesis dan kimia bahan alam. Kimia bahan
alampun dapat terbagi lagi berdasarkan kelompok senyawa kimianya.
Berdasarkan pengembangan fokus ilmu tersebut menunjukkan bahwa ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesatnya sehingga tidak memungkinkan lagi
seseorang dapat menguasai ilmu dengan sempurna. Untuk dapat menguasai
ilmunya dengan baik, maka pada akhirnya seorang ahli akan lebih memfokuskan
atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu fokus disiplin ilmu tertentu.

Dalam hal lain, perkembangan ilmu tidak hanya ke arah fokus disiplin
ilmu saja. Tetapi banyak ilmu baru yang tidak bisa dibahas berdasarkan satu
disiplin ilmu saja. Ilmu semacam ini disebut sebagai multidisiplin ilmu. Contoh
ilmu multidisiplin yang paling popular adalah ilmu lingkungan . Pembahasan
ilmu lingkungan dapat dilihat dari disiplin ilmu social maupun IPA. Pendekatan
IPA pun dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu seperti kimia (kimia lingkungan),
fisika (fisika lingkungan), biologi (ekologi, biodiversivitas), hidrologi
(pencemaran air), geografi (pencemaran udara, perubahan iklim), pertanian dan
banyak lainnya. Perkembangan multidisiplin IPA pun cukup banyak dan beberapa
ilmu multidisiplin saat ini berkembang dengan sangat pesat, sebagai contoh
adalah bioteknologi, rekayasa genetika, informatika/computer dan ilmu
material. Perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan
kehidupan sosial manusia saat ini.

C. Komponen Ilmu Pengetahuan

Menurut Bahm, ilmu pengetahuan setidaknya melibatkan enam komponen


penting, diantaranya:

a) Masalah (Problems)

19
Masalah mana yang dianggap mengandung sifat ilmiah? Menurut Bahm,
suatu masalah bisa dianggap ilmiah, sedikitnya memiliki tiga ciri: 1) terkait
dengan komunikasi; 2) sikap ilmiah dan 3) metode ilmiah. Tidak ada masalah
yang disebut ilmiah kecuali masalah tersebut bisa dikomunikasikan kepada orang
lain.

b) Sikap (attitude)

Sikap ilmiah (scientific attitude) menurut Bahm setidaknya harus memiliki


enam ciri pokok, yaitu:

 Keingintahuan (curiosity). Keingintahuan harus dimiliki oleh seorang


ilmuwan, seperti keinginan untuk menyelidiki, investigasi, eksplorasi, dan
eksperimentasi.
 Spikulasi (spiculativeness). Hal ini penting dalam rangka menguji hipotesis.
Spikulasi juga merupakan ciri penting dalam sikap ilmiah.
 Kesadaran untuk berlaku objektif (willingness to be objective). Sikap
ini penting, sebab objektivitas merupakan ciri ilmiah. Menurut Bahm sikap
objektif harus memenuhi syarat-sayarat sebagai berikut:

1. Memiliki sifat rasa ingin tahu terhadap apa yang diselidiki untuk memperoleh
pemahaman sebaik mungkin. Melangkah dengan berdasarkan pada
pengalaman dan alasan, artinya, pengalaman dan alasan saling mendukung,
karena alasan yang logis dituntut oleh pengalaman;

2. Dapat menerima data sebagaimana adanya (tidak ditambah dan dikurangi).


Hal ini terkait dengan sikap objkektif seorang ilmuwan. Bisa menerima
perubahan (fleksibel, terbuka), artinya jika objeknya berubah, maka seorang
ilmuwan mau menerima perubahan tersebut;

3. Berani menanggung resiko kekeliruan. Oleh sebab itu trial and error
merupakan karakteristik dari seorang ilmuwan. Tidak mengenal putus asa,
artinya gigih dalam mencari objek atau masalah, hingga mencapai
pemahaman secara maksimal.

20
 Terbuka (open mindedness), artinya selalu bersedia menerima kritik dan saran
ilmuwan lain secara lapang dada.
 Menangguhkan keputusan/penilaian (willingness to suspend judgment), artinya
bersedia menangguhkan keputusan sampai semua bukti penting terkumpul.
 Bersifat sementara, artinya harus menerima bahwa kesimpulan ilmiah bersifat
sementara.

c) Metode (Method)

Menurutnya, bahwa ilmu pengetahuan adalah aktivitas menyelesaikan


masalah dan melihat metode ilmiah sebagai sesuatu yang memiliki karakteristik
yang esensial bagi penyelesaian masalah. Ada lima langkah esensial dan ideal –
menurut Bahm– dalam menerapkan metode ilmiah yang harus dipahami oleh
seorang peneliti (ilmuwan), yaitu 1) memahami masalah; 2) menguji masalah; 3)
menyiapkan solusi; 4) menguji hipotesis dan 5) memecahkan masalah.

d) Aktivitas (Activity)

Aktivitas dimaksud adalah penelitian ilmiah, yang memiliki dua aspek:


individual dan sosial. Aktivitas penelitian ilmiah meliputi: 1) observasi; 2)
membuat hiopotesis, 3) menguji observasi dan hipotesis dengan cermat dan
terkontrol.

e) Kesimpulan (Conclusion)

Kesimpulan merupakan penilaian akhir dari suatu sikap, metode dan


aktivitas. Kesimpulan ilmiah tidak pasti, tetapi bersifat sementara dan tidak
dogmatis. Pada dasarnya ilmu pengetahuan itu bersifat tidak stabil, setiap generasi
berhak untuk menginterpretasikan kembali tradisi ilmu pengetahuan itu.

f) Pengaruh (Effects)

Ilmu pengetahuan memiliki dua pengaruh, yaitu: 1) pengaruh terhadap


teknologi dan industri; 2) pengaruh pada peradaban manusia. Industrialisasi yang
berkembang dengan pesat merupakan produk dari ilmu pengetahuan yang

21
mempunyai dampak besar terhadap perkembangan ilmu, sehingga nampak seperti
yang terjadi dalam perubahan sifat ilmu itu sendiri. Proses industrialisasi tidak
akan dapat diputarulang yang akhirnya ilmu pengetahuan itu sendiri mengalami
proses terindustrialisasi.

Komponen Ilmu Pengetahuan Menurut A.J. Bahm:

Masalah Sikap Metode Aktivitas Kesimpulan Pengaruh

1.
1. bersifat
1. terhadap
1. 1. 1. sementara
memahami teknologi
komunikasi keingintahuan observasi dan tidak
masalah dan
pasti
industri

2. 2.
2. sikap 2. menguji
2. spekulatif membuat peradaban
ilmiah masalah
hepotesis manusia.

3.
3. mengujia
3. metode
3. objektif menyiapkan observasi
ilmiah
solusi dan
hepotesis

4. menguji
4. terbuka
hepotesis

5. 5.
menagguhkan memecahkan
penilaian masalah

6. bersifat
sementara

22
Sifat manusia adalah selalu muncul keinginan yang lain, bila
keinginan yang lama telah terpenuhi. Demikian pula setuap manusia tidak
mau mengalami kesulitan dalam hidupnya, inginnya segala sesuatu
menjadi mudah, penerapan sains dan teknologi pada dunia industri
dibutuhkan guna mendorong kemajuan perekonomian Indonesia yang
berbasis sains.

Perkembangan teknologi di Indonesia akhir-akhir ini cukup pesat.


Tetapi, untuk membuatnya menjadi produk yang dipakai masyarakat dan
industri butuh interpreniur yang paham teknologi. Indonesia perlu
menciptakan banyak technopreneur. Anak-anak muda perlu dikenalkan
dengan interpreuner yang inovatif. Ini dapat berhasil bila memasukkan
unsur sains dan teknologi

Para interpreneur inovatif, dapat mencari solusi guna mengatasi


mesalah kelaparan, kemiskinan, hingga pemanasan global.

Beberapa contoh IPA sebagai dasar pengembangan Teknologi :

1. Bendungan air
Teknik modern, manusi dapat mengendalikan aliran sungai
dengan membuat bendungan, saluran primer, dan saluran sekunder.
Dari pengaturan air tersebut, petani dapat mengairi sawahnya. Air dari
bendungan dapat digunakan pula sebagai pembangkit tenaga listrik,
sehingga orang dapat memperoleh kemudahan mendapatkan energi.
Bendungan dapat digunakan juga untuk memelihara ikan dalam
keramba, dibuat tempat rekreasi perahu dan lain-lain.
2. Teknologi Digital
Teknologi ini telah membawa perubahan kehidupan manusia
yang cukup besar. Segala informasi data dan fakta dapat diringkas
dalam bentuk yang paling kecil dan sederhana, produk digital dapat
diibaratkan dengan selembar dasi dan jam tangan. Pada saat kita
mencari apapun tidak memerlukan ruang, waktu, dan energi seperti

23
masa sebelumnya. Maka kita akan menggunakan teknologi digital.
(Rohman, 2011)
3. Teknologi biofortifikasi
Teknologi biofortifikasi merupakan teknologi untuk
memperkaya nilai nutrisi tanaman pangan padi, jagung, dan kacang-
kacangan. Teknologi ini pada 2011 sedang dikembangkan di Amerika
Latin dan Karibia melalui program agrusalud. Sejak tahun 2007
program ini sudah berhasil melepas 40 varietas hasil biofortifikasi
yaitu tanaman pangan yang mengandung lebih banyak/ kaya nutrisi.
Contoh : padi yang memiliki kandungan mineral besi (Fe) yang lebih
besar, telah dilepas di Bolivia, kacang-kacangan yang kaya besi dan
seng (Zn) dilepas di Guatemala dan ubijalar kaya vitamin A Di Haiti.
Teknologi Biofortifikasi menggunakan teknik pembiakan tradisional.
Selain hasil lebih tinggi, juga lebih tahan penyakit dan akan
diusahakan toleran terhadap perubahan iklim. Pengembangan
teknologi biofortifikasi tanaman pangan pokok dilakukan guna
mengatasi masalah rawan pangan diberbagai daerah termasuk di
Amerika Latin dan Karibia. Didua negara ini penyakit kekurangan besi
tersebar luas, sehingga mengganggu perkembangan mental anak dan
menyebabkan kematian bayi yang baru lahir. Kekurangan mineral seng
akan menggangu pertumbuhan fisik anak dan kekurangan vitamin A,
menyebabkan kebutaan (Anonim, 2011).
4. Teknologi pengobatan
Pisau Argon Helium teknologi pengobatan penyakit tumor
(Kanker) Baru menggunakan pisau argon Helium yang dikembangkan
di RS Kanker Modern Guangabau Surabaya. Sebenarnya bukan sebuah
pisau, melainkan sebuah jarum halus yang dibuat dari bahan yang
digunakan dalam teknologin ruang angkasa caranya dengan
memasukkan sebatang pipa jarum halus kedalam tumor, melalui
pergantian antara suhu super rendah dan suhu normal di bagian dalam
tumor hingga terjadi perubahan suhu yang besar dalam waktu singkat,

24
dengan cara / teknologi ini tumornya membeku dan sel tumor rusak.
Sisia jaringan tumor akan tetap tertinggal dalam tubuh penderitan
tetapi tidak berbahaya, karena secara alami akan dikomposisi oleh
tubuh pasien sendiri.
Teknologi pengobatan ini tidak menyebabkan metastasis sel
tumor, tanpa menimbulkan rasa sakit, pemulihan cepat, dan tidak
merusak jaringan normal (Anonim, 2011)
5. Parasut terbang
Kecepatan yang lebih tinggi diatasnya adalah kecepatan
transonik(1.470 km/jam ). Kemudian diatas transonik adalah
supersonik (diatas 1470 KM/jam). Contoh pesawat supersonik adalah
concorde. Pesawat komersial ini dioperasikan sejak 1976 dan mampu
terbang dengan kecepatan maksimal 2172 KM/jam. Pengoperasian
pesawat concorde sejak 2003 dihentikan karena telah terjadi tragedi
tahun 2000 yang menewaskan pilot, cru, dan seluruh penumpang (100
orang). Perkembangan teknologi pesawat terus berkembang dimana
untuk keperluan perang atau mata-mata ada pesawat siluman (sulit di
deteksi oleh radar), lalu muncul pesawat tanpa awak. Mulai tahun 2011
muncul pesawat tanpa awak yang menggunakan tenaga surya sebagai
energi yang dibuat oleh Qinetiq Zyphyr.
Pesawat ini pertama kali dirancang oleh tim QQI “EDGE of
SPACE” kemudian diproduksi oleh Qinetic (perusahaan inggris).
Pesawat qinetic zyphyr difungsikan terbang mengitari bagian bumi
tertentu dan bertugas membawa peralatan komunikasi (anonim, 2011).
Zyphyr mampu menggantikan fungsi satelit orbit rendah (low earth
orbit satelit). Pesawat ini lebih efisien dan efektif, lebih murah
dibandingkan satelit.
6. Informasi dan telekomunikasi
Perkembangan dunia informasi dan telekomunikasi sangat
cepat, dimana komunikasi antar kota, antar negara, menjadi sangat
murah. Komunikasi dapata dilakukan secara online dan live, pada saat

25
itu juga. Demikianpula kejadian-kejadian diseluruh penjuru dunia
(bumi) dapat diketahui oleh penduduk bumi lainnya dipelosok yang
berbeda/berlainan dalam waktu yang hampir sama. Semua ini akibat
perkembangan teknologi informasi dan telemonikasi yang cepat .
planet bumi seakan-akan menjadi tempat yang kecil bagi dunia
telemonikasi dan informasi, dimana penduduk di seluruh wilayah bumi
dapat saling berhubungan dan kenal diantara satu sama lainnya.
7. Pendinginan karkas unggas
Teknologi pendidnginan karakas unggas memegang peranan
penting, agar daging ayam aman dikonsumsi, hemat energi dan air.
Telah dibuat pabrik alat pendingin karkas unggas dengan
menggunakan pendinginan udara (air chilling) yang penggunaannya
sudah banyak di eropa. Tipe pendinginana udara sebagai tipe yang
mampu mengurangi kontaminasi silang, mempertahankan flavour
alami produk, memperpanjang masa simpan, dan memberi hasil yang
lebih banyak.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pernyataan yang telah di bahas di atas dapat di simpulkan bahwa


seseorang dikatakan berfikir ilmiah jika dia dapat berfikir secara logis dan
empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkannya.
Sedangkan seseorang yang dikatakan berfikir non ilmiah jika dia tidak dapat
berfikir secara logis dan empiris.

Ada beberapa manfaat berfikir ilmiah :


 Seseorang yang selalu berpikir ilmiah tidak akan mudah percaya
terhadap sesuatu.
 Pendapatnya akan dapat dipercaya dan diterima orang lain.
 Dalam memecahkan masalah tidak dengan emosi.
Ada beberapa kerugian berfikir non ilmiah :
 Seseorang yang berfikir non ilmiah akan selalu mudah percaya
terhadap sesuatu hal yang orang ungkapkan.
 Pendapatnya tidak akan dapat dipercaya dan diterima orang lain.
 Dalam memecahkan masalah selalu dengan emosi.
Sarana berpikir ilmiah ialah alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus dapat melaksanakan kegiatan berpikir
ilmiah yang baik. Sarana yang digunakan dalam berfikir ilmiah yaitu
bahasa, matematika dan stasistika.

27
B. Saran

Saran dari makalah ini yaitu sebaiknya biasakanlah berfikirlah secara


ilmiah. Karena dengan berfikir secara ilmiah kita dapat memperoleh banyak sekali
manfaat.

28
DAFTAR PUSTAKA

http://adinda69.blogspot.co.id/2014/09/makalah-alam-pikiran-manusia-dan.html.

file:///G:/%C2%A0/iad/ENAM%20KOMPONEN%20ILMU%20PENGETAHUA
N%20_%20M.%20Zainuddin.htm.
file:///G:/%C2%A0/iad/HAKIKAT%20BERFIKIR%20ILMIAH%20_%20Sophia
%20Scientia.htm.

29

Anda mungkin juga menyukai