Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN
( Konsep Berfikir Ilmiah )

NAMA MAHASISWA (NIM) : Dilvani Agnesta Br Ginting


(5203144010)
Novia Oktavia Sihotang (5211144015)
Salsabila sifa (5201144003)
Maisuri Rizkia (5201144006)
Arintan bonisafia (5213144011)
Naomi Grace Angel Hutagalung
(5213144028)

DOSEN PENGAMPU : 1. Dra. Siti wahidah M.Si

2. Astrid Sitompul S.Pd, M.Pd

Pendidikan Tata Rias


Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah
Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua,
Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan
karunianya yang masih di berikan kepada kami sehingga dapat membuat makalah ini pada
tenggat waktu yang telah ditentukan.
Kami juga berterima kasih sebesar besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian, Dra. Siti wahidah M.Si dan Ibu Astrid Sitompul S.Pd, M.Pd yang
telah banyak memberikan bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Sebagai mahasiswa yang masih dalam tahap belajar, mohon maaf apabila kami banyak
kekurangan dalam mengerjakan makalah ini maka dari ini segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami butuhkan dalam membuat tugas makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Medan, 20 Februari 2023

KELOMPOK 1

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................4
1.2 Tujuan........................................................................................................................................5
1.3 Manfaat......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Befikir Ilmiah.....................................................................6
2.2 Prosedur Ilmiah Dalam Penelitian...........................................................................................11
2.3 Jenis-jenis Penelitian................................................................................................................12
2.4 Langkah-langkah Dalam Melakukan Penelitian......................................................................16
BAB III PENUTUP......................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan merupakan ciri utama dari kita
sebagai manusia ciptaan tuhan yang dianugerahi akal pikiran yang membedakan manusia
dengan makhluk lain ciptaan tuhan. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan
masalah. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir
ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari
pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana
tertentu secara teratur dan cermat. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan
untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak
berpikir, berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh
kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan
arti keberadaan dirinya di dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam", sescorang perlu
memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang
sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sebenarnya, mereka telah
menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu yang memberatkan dan
menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan
"filosof". Bagi scorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu
keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak akan dapat
melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat
untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang harus ditempuh. Berfikir
ilmiah merupakan berfikir dengan langkah-langkah metode ilmiah seperti perumusan
masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan.
Kesemua langkah-langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan
alat/sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan
mendapatkan hasil yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana
ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik,
sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang
memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. Ditinjau dari pola berfikirnya,

4
maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan

5
berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika
deduktif dan logika induktif.
Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada
hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana
berfikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui
dengan benar peranan masing masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir
ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Berdasarakan uraian tersebut
maka dibuatlah makalah mengenai sarana berpikir ilmiah.

1.2 Tujuan
Makalah ini memiliki beberapa tujuan :
1. Untuk mengetahui konsep berpikir ilmiah.
2. Untuk mengetahui prosedur ilmiah dalam penelitian.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

1.3 Manfaat
Kami dapat menyimpulkan beberapa manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Dapat memahami konsep berpikir ilmiah.
2. Dapat memahami prosedur ilmiah dalam penelitian.
3. Dapat memahami jenis-jenis penelitian.
4. Dapat memahami langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

BAB II

6
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Berfikir Ilmiah A.

Definisi Berfikir Ilmiah

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan
empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,
dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan
pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan
deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum
ditarik dari pernyataanpernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan,
deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya berisi kesimpulan yang bersifat khusus
ditarik dari pernyataanpernyataan yang bersifat umum.
Suriasumantri (1999) menyatakan bahwa berpikir adalah bekerjanya pikiran untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Pemikiran ilmiah adalah operasi pikiran yang
menggabungkan induksi dan deduksi. Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang
didasarkan pada logika deduktif dan induktif. Pemikiran ilmiah adalah upaya untuk
menemukan fakta dan ide yang sebelumnya tidak diketahui. Sains adalah proses mencari
pengetahuan melalui observasi berdasarkan teori atau generalisasi. Ilmu mencoba
memahami alam sebagaimana adanya, dan kemudian hasil kegiatan ilmiah menjadi alat
untuk meramalkan dan mengendalikan fenomena alam.
Cara berpikir ilmiah tidak dapat dipisahkan dari fakta-fakta peristiwa alam, yang
kebenarannya selalu dikaitkan dengan hasil penelitian eksperimental. Jika suatu teori
tidak dapat dibuktikan dengan pengujian eksperimental dikatakan tidak dapat dipercaya
karena tidak memenuhi kriteria keilmuan.

7
B. Sarana Berfikir Ilmiah
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan
fungsinya secara baik. Jadi, fungsi sarana berpikir ilmiah adalah untuk membantu proses
metode ilmiah dalam mendapat ilmu atau teori yang lain. Sarana berpikir ilmiah juga
menyandarkan diri, pada proses logika deduktif dan proses logika induktif, sebagaimana
ilmu yang merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Implikasi proses
deduktif dan induktif menggunakan logika ilmiah. Logika ilmiah merupakan sarana
berpikir ilmiah yang paling penting (Burhanuddin, 1997). Logika merupakan sarana
untuk berpikir secara sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena
itu, berpikir logis dapat diartikan sebagai cara berpikir sesuai dengan aturan-aturan
berpikir, seperti, setengah tidak boleh lebih besar dari pada satu.
Upaya yang tepat untuk melakukan kegiatan berpikir ilmiah membutuhkan
kemudahan bahasa, logika, matematika dan statistik. Salah satu langkah yang harus
dikuasai adalah memahami dengan benar peran dari setiap cara berpikir dalam
keseluruhan proses ilmiah.
1. Bahasa
Bahasa memainkan peran penting dalam kehidupan dan kehidupan manusia, dan
itu lumrah. Universalitas ini membuat orang kurang memperhatikan bahasa dan
menganggapnya sebagai hal biasa seperti bernapas dan berjalan. Dalam fungsi
komunikatif, bahasa memiliki tiga unsur yang digunakan untuk menyampaikan isi
sebagai berikut :
a. Perasaan (unsur emosi).
b. Sikap (unsur emosi).
c. Pikiran (unsur penyimpulan).
John W.Santrock menyatakan bahwa bahasa adalah suatu bentuk komunikasi
yang didasarkan pada sistem simbolik, baik lisan, tulisan maupun bahasa isyarat
(Depdiknas, 2003). Bahasa adalah pernyataan pikiran atau emosi dan alat komunikasi
manusia. Oleh karena itu, bahasa merupakan alat komunikasi berupa simbol-simbol
yang digunakan untuk berfikir atau melakukan penalaran induktif dan deduktif dalam
kegiatan ilmiah (Suryasumantri, 1999).
Bahasa adalah cara komunikasi lisan, yang digunakan dalam proses berpikir
ilmiah, di mana bahasa adalah alat berpikir dan juga alat untuk mengkomunikasikan
8
gagasan

9
ini kepada orang lain. Berdasarkan gagasan induksi dan deduksi. Artinya kegiatan
berpikir ilmiah sangat erat kaitannya dengan bahasa. Fungsi bahasa, menurut Halliday
sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah adalah sebagai berikut : a. Fungsi Instrumental
Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi, seperti: makan,
minum, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatoris
Penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku.
c. Fungsi Interaksional
Penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara
seseorang dan orang lain.
d. Fungsi Personal
Penggunaan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran.
e. Fungsi Heuristik
Penggunaan bahasa untuk mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk
mempelajarinya.
f. Fungsi Imajinatif
Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan
gambarangambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita
(dunia nyata).
g. Fungsi Representasional
Penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta
menyampaikannya pada orang.
2. Matematika
Matematika merupakan bahasa yang merepresentasikan sederet makna dalam
suatu pernyataan yang akan diungkapkan. Simbol matematika adalah “buatan
manusia” dan hanya memiliki makna setelah diberi makna. Bahasa lisan memiliki
beberapa kekurangan yang mungkin dapat menimbilkan gangguan. Sehingga,
matematika dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan bahasa lisan. Matematika
adalah bahasa yang dirancang untuk menghilangkan sifat bahasa lisan yang tidak
jelas, kompleks, dan emosional. Matematika adalah salah satu puncak dari ilmu
pengetahuan yang sangat baik. Selain pengetahuan matematika itu sendiri,
matematika juga menyediakan
10
bahasa, proses, dan teori yang memberi ilmu suatu bentuk kekuatan. Fungsi
matematika sangat penting dalam perkembangan berbagai ilmu pengetahuan.
Misalnya, kalkulasi matematis telah menjadi dasar desain teknik, metode matematika
dapat memberikan inspirasi ide-ide di bidang sosial dan ekonomi, bahkan pemikiran
matematika dapat menambah warna pada arsitektur dan lukisan.
3. Statistika
Kata statistik, secara etimologi, berasal dari kata “status” (bahasa latin) yang
memiliki persamaan arti dengan kata “state” (bahasa Inggris), yang berarti negara
(bahasa Indonesia). Pada mulanya kata statistik diartikan sebagai “kumpulan bahan
keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun berwujud
bukan angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan bagi suatu
negara”. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi
dengan kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif).
Secara lebih luas lagi, statistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan,
penganalisisan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk
angkaangka. Statistika digunakan untuk menggambarkan suatu persoalan dalam suatu
bidang keilmuan. Maka, dengan menggunakan prinsip statistika masalah keilmuan
dapat diselesaikan, suatu ilmu dapat didefinisikan dengan sederhana melalui
pengujian statistika dan semua pernyataan keilmuan dapat dinyatakan secara faktual.
Dengan melakukan pengkajian melalui prosedur pengumpulan fakta yang relevan
dengan rumusan hipotesis yang terkandung fakta-fakta empiris, maka hipotesis itu
diterima keabsahan sebagai kebenaran, tetapi dapat juga sebaliknya. Jadi statistika
merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelola
dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan.
C. Langkah-langkah Berfikir Ilmiah
1. Merumuskan masalah
Berpikir secara ilmiah melalui metode ilmiah diawali dengan kesadaran akan
adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang

11
melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya,
menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.
Langkah yang harus dilakukan adalah konseptualisasi masalah penelitian,
sehingga jelas rumusan dan ruang lingkup masalah, dan batasan konsep dan batasan
operasional. Dalam merumuskan masalah berisi tentang :
1. Pendahuluan.
2. Latar belakang masalah.
3. Identifikasi masalah.
4. Pembatasan masalah.
5. Perumusan masalah.
6. Definisi operasional.
7. Tujuan dan manfaat penelitian.
2. Merumuskan hipotesis
Hipotesis memiliki makna tentang jawaban sementara dari rumusan masalah yang
masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode
ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis mempunyai peranan yang
sangat penting. Dengan adanya rumusan hipotesis yang jelas, maka dapat membantu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah.
Dalam melakukan penelitian, seringkali seorang peneliti menganggap (merasa)
bahwa semua data sangat penting. Sehingga, dengan melalui rumusan hipotesis yang
baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar
dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Isi dari merumuskan hipotesis yaitu :
1. Kajian teori dan kerangka berpikir.
2. Pembahasan teori.
3. Hasil penelitian yang relevan.
4. Kerangka berpikir.
5. Hipotesis penelitian.
3. Mengumpulkan data
Dalam penerapan metode ilmiah, seorang peneliti yang perlu mengumpulkan data
berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Dalam metode ilmiah, pengumpulan

12
data memiliki peran penting, karena berkaitan dengan pengujian hipotesis yang
ditetapkan. Sehingga, sebuah hipotesis akan diterima atau ditolak, bergantung pada
data yang dikumpulkan.
4. Verifikasi data uji hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan
sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis,
peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau
menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan,
peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf
signifikansi yang ditetapkan maka akan semakin tinggi pula derajat kepercayaan
terhadap hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi
berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis.
5. Kesimpulan
Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan
sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara
singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan
dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu
ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya
penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang
diajukannya.

2.2 Prosedur Ilmiah Dalam Penelitian


Prosedur ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu :
1) Merumuskan masalah
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2) Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada
pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.

3) Menyusun hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau
keterangan yang diperoleh selama observasi atau telah pustaka.
13
4) Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5) Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk
menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang
objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan
dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6) Menguji kesimpulan
Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji
ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa
menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

2.3 Jenis-jenis Penelitian


1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan filsafat postpositivisme, di mana peneliti akan
meneliti suatu kondisi objek yang alamiah dan peneliti menjadi instrumen kuncinya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kualitatif dilakukan secara
triangulasi atau gabungan dan analisis datanya bersifat induktif atau kualitatif.
Penelitian kualitatif dibagi berdasarkan beberapa jenis penelitian lagi, di antaranya
sebagai berikut :
a. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi ini artinya peneliti yang melakukan penelitian
akan melakukan pengumpulan data melalui observasi partisipan untuk dapat
mengetahui fenomena esensial partisipan apa yang ada di dalam hidupnya atau
sepanjang pengalaman hidupnya.
b. Penelitian Grounded Theory
Jenis penelitian selanjutnya adalah penelitian grounded theory yang mana
peneliti dapat menggeneralisasi apa saja yang ia amati atau ia analisis secara
induktif. Teori abstrak mengenai proses, tindakan, atau interaksi dapat dilakukan
dan didapat berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti.

14
c. Penelitian Etnografi
Di dalam jenis-jenis penelitian etnografi, peneliti akan melakukan studi
terhadap budaya suatu kelompok dalam kondisi yang alamiah dan dilakukan
melalui proses observasi dan atau wawancara.
d. Penelitian Studi Kasus
Penelitian studi kasus di dalam jenis-jenis penelitian kualitatif ini akan
mengenal lebih dalam atau memahami secara mendalam mengenai alasan suatu
fenomena atau kasus tersebut bisa terjadi. Kemudian dari situ akan dikembangkan
menjadi riset selanjutnya. Jenis penelitian ini nantinya akan dijadikan bahan untuk
menguji hipotesis.
e. Penelitian Narrative Research
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi terhadap
seseorang individu atau lebih untuk dapat mendapatkan data mengenai sejarah
perjalanan kehidupannya yang kemudian disusun menjadi laporan naratif yang
kronologis.
2. Penelitian Kuantitatif
Jenis-jenis penelitian yang selanjutnya adalah penelitian kuantitatif. Arti dari
jenisjenis penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang merupakan investasi
sistematis mengenai sebuah fenomena atau situasi dengan mengumpulkan data yang
dapat diukur menggunakan teknik statistik, matematika, atau komputasi.
Pada jenis-jenis penelitian kuantitatif, peneliti memiliki tujuan untuk
mengembangkan dan menggunakan berbagai model sistematis, berbagai teori, dan
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam yang sedang terjadi. Pada intinya,
penelitian kuantitatif merupakan suatu proses pengukuran.
Proses pengukuran yang dilakukan dapat memberikan hubungan antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari adanya hubungan-hubungan
kuantitatif. Biasanya penelitian kuantitatif ini digunakan dan diterapkan baik dalam
ilmu alam maupun ilmu fisika.
a. Metode Survei.
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei yang artinya
metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan suatu data

15
yang terjadi, baik pada masa lampau atau saat ini mengenai keyakinan,
pendapat, karakteristik, dan hubungan variabel yang dapat digunakan untuk
menguji beberapa hipotesis.
b. Metode Eksperimen.
Jenis-jenis penelitian di dalam penelitian kuantitatif selanjutnya adalah
metode eksperimen. Di dalam metode eksperimen, metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel
independen yang berupa treatment atau perlakuan terhadap hasil atau variabel
dependen dan kondisi yang tak terkendalikan.
3. Penelitian Eksperimen
Jenis-jenis penelitian yakni penelitian eksperimen adalah suatu kegiatan
pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan penyajian yang dilakukan dengan
metode percobaan yang bersistem dan terencana untuk membuktikan kebenaran suatu
teori dan lain sebagainya. Tujuan dilakukannya penelitian eksperimen ini adalah
untuk mengetahui sebab-akibat yang tercipta antarvariabel.
Pada proses penelitian eksperimen, peneliti akan meneliti mengenai bagaimana
pengaruh suatu perlakuan terhadap sebuah variabel dan kemudian akan dibandingkan
dengan variabel yang lain dengan perlakuan yang berbeda. Ada empat faktor utama di
dalam penelitian eksperimen, yaitu hipotesis, variabel independen, variabel dependen,
dan subjek.
4. Penelitian Deskriptif
Jenis-jenis penelitian selanjutnya yakni penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
dilakukan menggunakan metode penelitian yang dalam proses pengumpulan datanya
memungkinkan peneliti untuk dapat menghasilkan deskripsi mengenai fenomena
sosial yang diteliti. Selanjutnya, melalui data deskriptif yang didapat, peneliti dapat
mengidentifikasi bagaimana fenomena tersebut terjadi.
Tujuan utama dilakukannya jenis-jenis penelitian deskriptif ini sebenarnya ada
tiga, yang pertama adalah mendeskripsikan, kemudian menjelaskan, dan memvalidasi
data atau temuan dari penelitian. Meskipun di dalam penelitian deskriptif ini
memungkinkan untuk melibatkan berbagai variabel, tetapi hanya ada satu variabel
yang digunakan untuk menjelaskan masalah.

16
jenis-jenis penelitian deskriptif ini memiliki kriteria tersendiri yang membedakan
dengan jenis-jenis penelitian yang lain. Kriteria tersebut di antaranya adalah di bawah
ini.
a. Jenis masalah yang dirumuskan harus layak.
b. Tujuan dilakukannya penelitian tidak boleh terlalu luas, harus benar-benar terfokus.
c. Data yang disajikan di dalam penelitian merupakan data berdasarkan fakta yang
diambil melalui referensi atau hasil observasi.
d. Jenis-jenis penelitian deskriptif ini harus memiliki pembanding untuk melakukan
validasi data.
e. Tempat dan waktu dilakukannya penelitian deskriptif harus jelas.
f. Hasil penelitian pada penelitian deskriptif harus dijelaskan dan disajikan secara
mendetail dan harus disajikan dalam gambaran mengenai objek penelitian.
5. Penelitian Campuran
Jenis-jenis penelitian yang merupakan penelitian campuran ini sama seperti
namanya, yakni menggunakan dua jenis penelitian. Dua jenis-jenis penelitian yang
biasanya digunakan adalah penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Kedua
penelitian tersebut digunakan di dalam satu penelitian.
Penggunaan dua jenis-jenis penelitian ini dianggap akan mendapatkan hasil
pemahaman yang lebih lengkap dan mendetail mengenai sebuah masalah yang akan
diteliti oleh peneliti. Jenis penelitian ini juga biasanya melibatkan berbagai asumsi
filosofis, asumsi mengenai aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif,
serta pencampuran kedua pendekatan tersebut.
Tercampurnya pendekatan atau penelitian kualitatif dan kuantitatif di dalam satu
penelitian akan menjadi lebih kompleks daripada hanya sekadar mengumpulkan suatu
data, karena kemudian, hasil analisis akan mengumpulkan dan menganalisis dua jenis
data.
Alasan dilakukan jenis-jenis penelitian campuran ini di antaranya adalah yang
akan dijelaskan di bawah ini.

17
a. Untuk dapat lebih memahami berbagai masalah penelitian dengan mentriangulasi
data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa
perincian- perincian deskriptif.
b. Jenis-jenis penelitian campuran atau penelitian gabungan ini dilakukan untuk
mengeksplorasi suatu pandangan partisipan secara kualitatif dan kemudian dapat
dianalisis kembali berdasarkan sampel yang luas yakni secara kuantitatif.
c. Agar hasil yang didapatkan kompleks, maka untuk memeroleh hasil-hasil statistik
yang kuantitatif dalam suatu sampel diperlukan tindak lanjut dengan melakukan
metode wawancara atau melakukan observasi terhadap sejumlah individu agar
dapat membantu menjelaskan lebih jauh mengenai hasil statistik yang sudah
diperoleh.
d. Terakhir, dilakukannya penelitian campuran atau penelitian gabungan ini guna
untuk mengungkap berbagai kecenderungan dan hak-hak dari suatu kelompok
atau individu-individu yang tertindas.
6. Penelitian Empiris
Jenis-jenis penelitian yang terakhir adalah penelitian empiris. Penelitian empiris
merupakan metode penelitian atau pengumpulan data yang dilakukan dengan proses
logis untuk dapat mendapatkan jawaban dari pertanyaan atau masalah yang diajukan.
Pengertian empiris sendiri merupakan suatu istilah dalam filsafat untuk menjelaskan
mengenai pengalaman atau sumber pengetahuan.
Artinya, penelitian empiris yaitu jenis-jenis penelitian yang pengumpulan datanya
diambil dari data-data lapangan sebagai sumber data utama, seperti hasil wawancara
dan juga hasil observasi. Penelitian empiris ini digunakan untuk menganalisis
perilaku masyarakat yang berpola dalam kehidupan sosial masyarakat yang selalu
berinteraksi dan berhubungan dengan masyarakat.

2.4 Langkah-langkah Dalam Melakukan Penelitian


1) Pemilihan tema, topik dan judul penelitian.
2) Identifikasi kebutuhan obyektif (latar belakang) penelitian.
3) Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah.
4) Studi Pustaka/Telaah Teori.

18
5) Perumusan hipotesa.
6) Identifikasi variabel dan data penelitian.
7) Pemilihan alat pengumpul data.
8) Perancangan pengolahan data.
9) Penentuan sampling.
10) Pengumpulan data.
11) Pengolahan dan analisis data.
12) Penarikan kesimpulan.
13) Penyusunan laporan penelitian.
Secara umum merupakan penjabaran dari metode ilmiah dalam menerapkan pola pikir
induktif dan deduktif

19
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan
empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses
ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada
hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana
berfikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui
dengan benar peranan masing masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir
ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Berdasarakan uraian tersebut
maka dibuatlah makalah mengenai sarana berpikir ilmiah.

3.2 Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa tulisan ini sangat sederhana dan jauh dari
sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini.
Demikian pula, perlu penyempurnaan agar tulisan ini menjadi lebih lengkap dan lebih
bermanfaat bagi pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://digitallibrary.ump.ac.id/1070/2/Bab%201.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/2394/8/BAB_III.pdf https://penerbitdeepublish.com/jenis-jenis-
penelitian/ https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/empat.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/959b1b3ab5867b15c36c2b061269bc5b.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai