Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN
( Kajian Masalah dalam
Penelitian )

NAMA MAHASISWA (NIM) : Mita Azizi (5213344007)


Putri Sakha (521334003)
Saryna Marbun (5213344044)
Asri Irene Manurung(5213344024)
Dita Parsaulian Magdalena Purba (5203344004)
Paska Silvia Anggreani Simanjuntak
(5203144037)

DOSEN PENGAMPU : 1. Dra. Siti wahidah M.Si


2. Astrid Sitompul S.Pd, M.Pd

Pendidikan Tata Rias


Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya Penulis
dapat meyelesaikan tugas makalah mata kuliah Metodologi Penelitian. Penulis berterimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah ini yaitu ibu Astrid Sitompul , M.Pd. dan ibu Dra.Siti Wahidah M.Si . Yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini .Adapun tujuan tugas ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah . Penulis berharap makalah ini bisa menjadi salah satu referensi bagi pembaca bila
hendak memilih buku sebagai panduan bahan ajar belajar dan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca lewat makalah ini.
Sebagai mahasiswa yang masih dalam tahap belajar, mohon maaf apabila kami banyak
kekurangan dalam mengerjakan makalah ini maka dari ini segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami butuhkan dalam membuat tugas makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Medan february 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
 Latar Belakang............................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan ........................................................................................................................................... 5
1.3 Manfaat ......................................................................................................................................... 5
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1 Masalah Penelitian ......................................................................................................................... 5
2.2 Rumusan dan pembatasan masalah ................................................................................................. 9
2.3 Tujuan dan manfaat penelitian ..................................................................................................... 11
BAB 3 ................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 12
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 13
BAB 1

PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu penelitian. Singkatnya,
masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, teori
dengan praktek, yang seharusnya dengan yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu
rumusan tujuan. Ketika ditanya apa masalah penelitianmu? Beberapa menjawab: ”Ingin
mengetahui…” dan itu adalah rumusan tujuan, bukan suatu masalah penelitian.
Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu untuk
menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa masalahnya. Sebagian besar
pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan peneliti tentang masalah tersebut. Sebagian lain
ditentukan oleh pengetahuan peneliti tentang sifat dan hakekat masalah tersebut. Dengan kata lain,
masalah adalah sebuah kalimat Tanya atau kalimat pertanyaan.

Masalah penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Ada seorang pakar
penelitian yang menyatakan bahwa ”Ketika seorang peneliti sudah berhasil memformulasikan
(baca: ”menemukan”) masalah penelitian, maka sebenarnya 50% penelitian tersebut sudah
berjalan”. Begitu juga sebaliknya, ketika masalah penelitian itu belum ditemukan, maka penelitian
itu selamanya tidak akan berjalan

Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam makalah ini penulis
mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang didalamnya menjelaskan
tentang urgensi menentukan masalah penelitian, latar belakang masalah, identifikasi masalah,
perumusan masalah, dan pembatasan masalah.
1.2 Tujuan

 Untuk mengetahui apa masalah dalam penelitian


 Untuk mengetahui rumusan dan pembatasan masalah
 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penelitian
1.3 Manfaat
 Dapat mempelajari bagaimana permasalahan dalam penelitian
 Dapat menelaah rumusan dan pembataan masalah dalam penelitian ilmiah
 Dapat mengetahui tujuan dan manfaat penelitian

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Masalah Penelitian
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan permasalahan.
Pemecahan (problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik beratkan pada sesuatu yang
dipermasalahkan sehingga harus dibedakan dengan permasalahan (subjec). Pada waktu berbicara
tentang “Kinerja Polisi” berarti berbicara tentang suatu permasalahan, tetapi berbicara tentang
“mengapa terjadi kemerosotan Kinerja Polisi” adalah sesuatu permasalahan yang memerlukan
pemecahan. Satu hal yang harus disadari ialah bahwa pada hakikatnya suatu permasalahan tidak
pernah berdiri sendiri dan terpisah dari faktor-faktor lain. Permasalahan dapat merupakan variabel
yang menjadi tema pokok penelitian, dapat pula berupa kasus yang menjadi fokus suatu penelitian.
Suatu variabel atau suatu kasus akan diangkat menjadi permasalahan penelitian jika terjadi
kesenjangan antara kenyataan dan seharusnya dari variabel atau kasus tersebut.
Banyak peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan permasalahan penelitian
sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Pada umumnya
keadaan berikut ini bisa menjadi penuntun mewujudkan permasalahan:

(1).Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita.
(2).Bila ada hasil-hasil penelitian atau kajian yang bertentangan.
(3).Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian.

Peneliti pemula seringkali mengalami kesulitan menentukan permasalahan yang baik.


Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik permasalahan yang baik (tepat) dijadikan
permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Topik atau judul yang dipilih adalah sangat menarik.


2. Pemecahan permasalahan harus bermanfaat bagi orang yang berkepentingan dalam bidang
tertentu.
3. Permasalahan yang dipilih merupakan sesuatu yang baru.
4. Mengundang rancangan yang lebih kompleks.
5. Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan.
6. Tidak bertentangan dengan moral.

Peneliti perlu berlatih agar terampil mengidentifikasi permasalahan. Kegiatan berikut ini
membantu peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan.

1. Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang permasalahan


yang akan diteliti dan bersikap kritis terhadap apa yang dibacanya;
2. Menghadiri kuliah atau ceramah-ceramah profesional;
3. Melakukan pengamatan pengamatan terhadap situasi atau kejadian-kejadian di
lingkungan profesinya;
4. Memikirkan kemungkinan ditemukannya permasalahan-permasalahan dari materi
kuliah;
5. Melakukan penelitian-penelitian kecil dan mencatat hasil atau temuan yang diperoleh;
6. Menghadiri seminar-seminar hasil penelitian;
7. Mengungjungi berbagai perpustakaan untuk mencari topik yang dapat diteliti;
8. Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang permasalahan yang
akan diteliti; dan
9. Mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan bidang permasalahan yang akan diteliti.

Dalam sebuah penelitian, menentukan masalah penelitian merupakan suatu hal yang penting,
karena sebuah penelitian akan dilakukan apabila sudah diketahui masalahnya. Artinyaa, masalah
menuntun peneliti melakukan penelitian. Oleh karena tujuan dari pemilihan dan menentukan
masalah penelitian adalah untuk :

1. Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang


2. Merumuskan perhatian dan keinginan seseorang akan hal-hal yang baru
3. Meletakkan dasar untuk memecahkan penemuan-penemuan sebelumnya atau dasar untuk
peneliti selanjutnya
4. Memenuhi keinginan sosial; dan
5. Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.

Kriteria atau ciri dalam memilih dan menentukan masalah penelitian adalah

1. Masalah yang dipilih harus dirumuskan dengan ccara tertentu yang menyiratkan adanya
kemungkinan pengujian empiris suatu masalah yang tidak memuat implikasi pengujian
hubungan atau hubungan—hubungan yang dinyatakannya.
2. Masalah yang dipilih harus harus mempunyai nilai penelitian :
(a). mempunyai keaslian, (b). merupakan hal yang penting, (c). dapat diuji, (d).
mengungkapkan suatu hubunngan antara 2 atau lebih variabel, dan (e). jelas dan tidak ambigu
dalam bentuk kalimat pertanyaan.
3. Masalah yang dipilih harus fleksibel yakni masalah tersebut dapat dipecahkan. Artinya
bahwa : (a). data dan metode untuk memecahkan masalah harus tersedia, (b). biaya untuk
memecahkan masalah relative harus dalam batas-batas kemampuan, (c). waktu untuk
memecahkan masalah harus wajar, (d). biaya dan hasil harus seimbang, (e). administrasi
dan sponsor harus kuat, dan (f). tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
4. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan klasifikasi peneliti, paling tidak masalah yang
dipilih sekurang-kurangnya : (a). menarik bagi si peneliti ; dan (b). cocok dengan
kualifikasi ilmiah si peneliti.
Kemudian, yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah kesanggupan peneliti
menggali dan mengidentifikasi masalah seta mengetahui sumber-sumber dari masalah tersebut.
Masalah penelitian dapat diperoleh anatar lain dengan melakukan :[4]
1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
2. Bacaan-bacaan
3. Analisa bidang pengetahuan
4. Ulangan dan perluasan penelitian
5. Cabang studi yang sedang dikembangkan
6. Pengetahuan dan catatan pribadi, praktek, dan keinginan masyarakat
7. Bidang spesialisasi pelajaran yang diikuti
8. Pengamatan terhadap alam sekeliling, dan
9. Diskusi-diskusi ilmiah

Penelitian dianggap penting dan dapat dilakukan jika terdapat permasalahan penelitian. Masalah
diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari batas-
batas toleransi yang diharapkan. Masalah penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu persoalan
atau kesenjangan yang mungkin dapat menuntun peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya.
Adanya kesenjangan tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa kesenjangan
terjadi, dan dari pertanyaan inilah permasalahan penelitian dapat dikembangkan. Pertanyaan
selanjutnya ialah, apakah setiap kesenjangan dapat dikembangkan menjadi permasalahan
penelitian? Jawabannya ternyata tidak semuanya. Ada kondisikondisi lain yang perlu dipenuhi.
Dari uraian di atas dapat dirangkum adanya suatu kondisi problematik tertentu, yang
menandakan suatu penelitian dapat dikembangkan, yaitu:

1. Adanya kesenjangan dari yang seharusnya (teori maupun fakta empirik temuan penelitian
terdahulu) dengan kenyataan sekarang yang dihadapi.
2. Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu terjadi.
3. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya lebih dari satu
kemungkinan.

2.2 Rumusan dan pembatasan masalah


Rumusan masalah adalah pengarah tujuan dari sebuah tulisan ilmiah agar fokus terhadap
pembahasan hal tertentu. Solusi untuk memudahkan penulis dalam meneliti karena fokus
penelitian yang sudah dipersempit, rumusan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
fokus penelitian yang bisa melebar dan tidak sesuai dengan tujuan awal pembuatan.
Pengertian lain menyebutkan apa itu rumusan masalah sebagai tulisan singkat yang berisi
pertanyaan mengenai topik yang diangkat oleh pembuat karya tulis atau tulisan ilmiah. Adanya
rumusan suatu masalah membuat penulis mencari jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan,
sehingga penelitian nantinya memiliki sebuah kesimpulan.
Beberapa kata yang digunakan dalam membuat rumusan masalah seperti mengapa dan bagaimana,
kedua kata ini membuka peluang dalam penelitian untuk dilakukan secara mendalam. Rumusan
masalah yang baik dibuat dengan terencana, efektif dan memiliki karakteristik. Masalah yang
diangkat mencerminkan kebutuhan dan keresahan yang dirasakan

Perumusan masalah dalam penelitian disebut research problem atau dikenal juga dengan
istilah pertanyaan penelitian (research question) yang digunakan untuk menjadi panduan dalam
menyusun instrument penelitian. Pertnyaan research problem ini disusun setelah peneliti
melakukan pembatasan
Ada beberapa persyaratan dalam menyusun research problem:

1. Pertanyaan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan (pada penelitian kuantitatif
biasanya menggunakan kalimat Tanya apakah, seberapa besar, dan lain-lain yang berorientasi hasil,
sedangkan pada penelitian kualitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya bagaimana, mengapa,
dan lain-lain yang berorientasi pada proses).
2. Pertanyaan harus layak dan dapat diteliti sebagai upaya untuk mencari jawaban/ solusi (feasible).
3. Jawaban bersifat critical incidence artinya dapat member kontribusi bagi pengembangan ilmu
(minimal bagi peneliti).
4. Bisa diukur, bersifat konseptual (ada teori yang dapat dijadikan acuan), sehingga dapat diukur
(measurable) dan mudah dilaksanakan (manageable).[10]

Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan
masalah yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengungkapkan atau memotret situasi social yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan
mendalam.

2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara konteks social atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.

3. Rumusan masalah asosiatif aatau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan
masalah asosiatif I dibagi menjadi tiga yaitu hubungan simetris, kausal, dan reciprocal atau
interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga
bukan meupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab dan akibat. Selanjutnya, hunbungan reciprocal adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukann adalah
hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.

Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait dngan variabel penelitian,
sehingga rumusan masalah penelitian sangat spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti
untuk menentukan landasan teori, hipotesis, instrument, dan teknik analisa data.

Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah yang merupakan focus penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk alapangan atau situasi social tertentu. Namun
demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif maupun kualitatif harus membuat rumusan masalah.
Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam
kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif, pada
tahap awal penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah
yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan focus penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti
ini disebut ”emergent design” .[11]

Dalam penelitian kualitatif, Pertanyaan penelitian kualitatif tidak dirumuskan atas dasar definisi
operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud
untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).

Berikut ini beberapa contoh rumusan masalahdalam proposal penelitian tantang suatu peristiwa.
1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau seting tertentu? (rumusan masalah
deskriptif)
2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu? (rumusan masalah
deskriptif)
3. Apakah peristiwa itu diorganisir dalam pola-pola organisasi social tertentu? (rumusan masalah
asosiatif/ hubungan yang akan menemukan pola organisasi dari suatu kejadian)
4. Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam situasi social yang sama atau situasi
social lain? (rumusan masalah asosiatif)
5. Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain? (rumusan masalah komparatif)[12]

Disamping peneliti memiliki keterbatasan dari berbagai segi (biaya, waktu, kemampuan, dan
dukungan lainnya), penelitian juga membutuhkan kedalaman dan ketajaman analisis (sempit/ fokus dan
mendalam), sehingga penelitian harus dibatasi pada aspek-aspek pertanyaan penelitian yang
memungkinkan. Misalnya identifikasi masalah mengandung 5 pertanyaan, peneliti dapat menentukan tiga
atau lebih pertanyaan yang dijadikan masalah penelitian.

Kemudian, agar penelitian mengarah pada inti masalah yang sesungguhnya maka peneliti perlu
membatasi masalah dengan memperhatikan hal yang paling bermanfaat jika diteliti.Supaya pilihan masalah
didasari dengan pertimbangan yang matang maka sebaiknya memilih topik yang sesuai dengan bidang
pekerjaan dan latar belakang pendidikan serta kompetensi yang dimiliki.

Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah ruang lingkup penelitian supaya tidak
terlalu luas sehingga mudah dilakukan. Masalah dapat dipecahkan sendiei, tersedia sumber teori
atau peraturan yang mendasarinya. Hal penting lain untuk dipertimbangkan adalah hasil penelitian
berpotensi untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan, data-data dapat diperoleh dari pelaksanaan
tugas, penelitian dapat dilakukan secara mandiri sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia

2.3 Tujuan dan manfaat penelitian


Manusia mempunyai hasrat untuk tahu dan itulah yang menjadi pangkal dari segala ilmu
pengetahuan. Gejala alam atau masyarakat yang ditangkap oleh manusia dengan akal dan panca inderanya
saja belum menyebabkan tumbuhnya ilmu pegetahuan. Ilmu pengetahuan diperoleh melalui peyelidikan
atau penelitian ilmiah. Koentjaraningrat (1973) memberikan defenisi penelitian dalam ilmu-ilmu sosial
sebagai berikut: Penelitian dalam ilmu sosial dan kemanusiaan adalah segala aktivitas berdasarkan
disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, mengklaskan, menganalisa dan menafsirkan fakta-fakta serta
hubunganhubungan antara fakta-fakta alam, masyarakat, kelakuan dan rohani manusia guna menemukan
prinsip-prinsip pengetahuan dan metode-metode baru dalam usaha menanggapi hal-hal tersebut.
Definisi research yang tertulis dalam kamus Wabster’s New Word Dietionary ialah penyelidikan
dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip
dengan sabar, hati-hati serta sistematis. J. Supranto MA (1977), menganggap definisi di atas sangat pasif.
Dengan demikian ia mengemukakan definisi yang lebih aktif yaitu: Penelitian merupakan suatu kegiatan
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data yang dilakukan secara sistematis dan efisien untuk
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa. Menurut Winarno Surachmad (1990)
penyelidikan adalah penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. Penyaluran sampai
kepada taraf setinggi ini disertai oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat dan bahwa setiap
gejala yang nampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah
Tujuan penelitian merupakan paparan tentang tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian.
Tujuan penelitian akan berkaitan erat dengan masalah yang dirumuskan dan jawaban dalam sebuah
penelitian. Dalam beberapa penelitian, tujuan penelitian merupakan pengulangan dari rumusan masalah
yang ditulis dalam bentuk pernyataan. Tetapi akan terliat berbeda bila dalam penelitain yang relatif
kompleks karena akan secara tegas menunjukkan arah dari penelitian. (Siyoto and Sodik, 2015a,
. Misalnya dalam penelitian tentang model pembelajaran, antara rumusan masalah dan tujuan
penelitian akan berbeda. Seperti penerapan model pembelajaran Codac learning dalam pembelajaran Ilmu
Falak (Astronomi), tujuan penelitain harus lebih tegas dan jelas misal untuk mengetahui langkah- langakah
atau untuk mengetahui efek dari model pemebelajaran tersebut atau yang lain.(Fauzi, n.d., p. 162)
Tujuan paling ujung dari penelitian adalah merumuskan pertanyaan dan memberikan jawaban pada
pertanyaan tersebut. Tujuan penelitian dapat beranak cabang yang memerlukan penelitian lanjutan. Tidak
ada orang yang mampu mengajukan semua pertanyaan dan sebaliknya, tidak ada yang mampu
menemukan semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya batasan
dalam penelitian.

BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemecahan (problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik beratkan pada sesuatu yang
dipermasalahkan sehingga harus dibedakan dengan permasalahan (subjec).

3.2 Saran
Saran dari kami makalah ini saja tidak cukup menjadi pedoman untuk mata kuliah metodologi penelitian,
sebaiknya mahasiswi Tata rias mencari materi ini dari berbeda buku atau jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Siyoto,Sandu.dkk.2015.Dasar Metodologi Penelitian.Karanganyar:Literasi Media Publishing

Anda mungkin juga menyukai