Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“MENYUSUN METODE PENELITIAN PADA PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN


KELAS”

Dosen Pengampu : Hasnawati, S.Pd.,M.Pd

Umar, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. DEVI TRI OKTAVIANI (E1E019082)


2. DEVINA RESTIANINGRUM (E1E019083)
3. DIAH MIFTAHUL JANAH (E1E019086)
4. EKA WIDIA (E1E019098)
5. ERA NAILA PUTRI (E1E019103)
6. EVA SULASTRI (E1E019109)

6C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan safaatnya diakhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“MENYUSUN METODE PENELITIAN PADA PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN
KELAS”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga banyak mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak
khususnya kepada Dosen Penelitian Tindakan Kelas kami yang telah membimbing kami.
Demikian. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.

Mataram, 15 April 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

A. Menyusun Desain Penelitian Tindakan Kelas..............................................................3


B. Menyusun Subjek Penelitian........................................................................................5
C. Menyusun Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data..................................6
D. Menyusun Teknik Analisis Data..................................................................................11
E. Menyusun Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan Penelitian).................................13

BAB III PENUTUP................................................................................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik pasti menemukan adanya
suatu permasalahan yang ada di dalam suatu kelas. Sebagai pendidik yang profesional,
tentunya harus bisa mengetahui tindakan apa yang sesuai untuk memecahkan atau
menyelesaikan masalah tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, penting
bagi pendidik untuk mengetahui adanya penelitian tindakan kelas (PTK) yang juga
sebagai upaya untuk mengembangkan profesinya. Tujuan dari PTK itu sendiri adalah
untuk memecahkan masalah melalui tindakan yang dapat menumbuhkan perubahan
yang menuju pada perbaikan dalam proses pembelajaran.
PTK merupakan salah satu jenis penelitian dari berbagai jenis yag ada seperti
penelitian eksperimen dalam penelitian kuantitatif, namun PTK merupakan jenis
penelitian yang tepat dan strategis untuk perbaikan proses pembelajaran yang
permasalahanya banyak dialami oleh para tenaga pendidik da kependidikan. Oleh
karena itu, jenis penelitian ini sangat tepat untuk dipahami dan diaplikasikan dalam
upaya mengatasi masalah yang relevan bagi mereka, yang kesehariannya tidak lepas
dari masalah di kelas atau proses pembelajaran.
Tahap penyusunan proposal Peneliian Tindakan Kelas (PTK) merupakan awal
bagi penelitian untuk merencanakan, merumuskan dan mendesain Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) tentang apa masalah yang diteliti, dan bagaimana solusi peyelesaian
masalah penelitian tersebut. Tahap pra penelitian sering kita kenal dengan sebutan
tahap mendesain penelitian (menulis proposal). Proposal penelitian merupakan hal
yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena proposal merupakan panduan atau
pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan tahap penelitian. Dalam makalah ini akan
dijelaskan cara menyusun metode penelitian pada proposal penelitian tindakan kelas
yang terdiri dari menyusun desain penelitian tindakan kelas, menyusun subjek
penelitian, menyusun data, sumber data, dan teknik pengumpulan data, menyusun
teknik analisis data, dan menyusun indikator kinerja (kriteria keberhasilan penelitian).

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka adapun rumusan masalahnya
yaitu:
1. Bagaimana Menyusun Desain Penelitian Tindakan Kelas?
2. Bagaimana Menyusun Subjek Penelitian?
3. Bagaimana Menyusun Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data?
4. Bagaimana Menyusun Teknik Analisis Data?
5. Bagaimana Menyusun Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan Penelitian)?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka
adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk Mengetahui Cara Menyusun Desain Penelitian Tindakan Kelas
2. Untuk Mengetahui Cara Menyusun Subjek Penelitian
3. Untuk Mengetahui Cara Menyusun Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan
Data
4. Untuk mengetahui Cara Menyusun Teknik Analisis Data
5. Untuk Mengetahui Cara Menyusun Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan
Penelitian)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menyusun Desain Penelitian Tindakan Kelas


Desain atau model-model PTK, dapat dilakukan untuk semua mata pelajaran,
terutama yang didalamnya terdapat praktek. Pemilihan desain atau model yang akan
digunakan bergantung kepada permasalahan yang dihadapi praktisi di lapangan serta
pemahaman dan kemampuannya terhadap suatu model PTK. Langkah-langkah yang
perlu diperhatikan untuk menyusun suatu model PTK adalah:
1. Ide awal
Seseorang yang berkehendak melaksanakan suatu penelitian baik yang
berupa penelitian positivisme, naturalistic, analisis isi maupun PTK pasti diawali
dengan gagasan-gagasan atu ide-ide, dan gagasan itu dimungkinkan yang dapat
dikerjakan atau dilaksanaknnya. Pada umumnya ide awal yang menggayut di PTK
ialah terdapatnya suatu permasalahan yang berlangsung di dalam suatu kelas. Ide
awal tersebut di antaranya berupa suatu upaya yang dapat ditempuh
untukmengatasi permasalahan tersebut dengan penerapan PTK itu peneliti mau
berbuat apa demi suatu perubahan dan perbaikan.
2. Pra-survei/temuan awal
Prasurvei dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat
di suatu kelas yang akan diteliti (kemajuan belajar, sarana, sikap siswa). Bagi
pengajar yang bermaksud melakukan penelitian di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya tidak perlu melakukan prasurvai karena berdasarkan pengalamannya
selama dia di depan kelas sudah secara cermat dan pasti mengetahui berbagai
permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan kemajuan siswa,
asarana pengajaran maupun sikap siswanya. Dengan demikian para guru yang
sekaligus sebagai peneliti di kelasnya sudah akan mengetahui kondisi kelas yang
sebenarnya.
3. Diagnosis
Diagnosis dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di suatu kelas
yang dijadikan sasaran penelitian. Peneliti dari luar lingkungan kelas/sekolah perlu
melakukan diagnosa atau dugaan-dugaan sementara mengenai timbulnya suatu
3
permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Dengan diperolehnya hasil
diagnosis, peneliti PTK akan dapat menentukan berbagai hal, misalnya strategi
pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran yang tepat dalam kaitannya
dengan implementasinya PTK. Biasanya dilakukan oleh peneliti dari “luar”
lingkungan sekolah atau kelas yang menjadi sasaran penelitian.
4. Perencanaan
Di dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan
untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK.
Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari
siklus per siklus. Oleh karenya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat
perencanan ulang (replanning).
Hal-hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan
materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih
hamper sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar-mengajar.
5. Implementasi (realisasi) tindakan
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan,
materi apa yang di ajarkan atau dibahas dan sebagainya.
6. Observasi (monitoring)
Pengamatan, observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti
atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat memonitoring
pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas
penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa,
penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang
diajarkan, dan sebagainya.
7. Refleksi atau evaluasi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah upaya evaluasi
yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu
PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya

4
diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan
demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan
hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
(replanning)selanjutnya ditentukan.
8. Penyusunan Laporan
Laporan hasil penelitian PTK seperti halnya jenis penelitian yang lain, yaitu
disusun sesudah kerja penelitian di lapangan berakhir.
9. Kepada siapa hasil PTK Dilaporkan
Sebenarnya, PTK lebih bersifat individual. Artinya bahwa tujuan utama bagi
PTK adalah self-improvement melalui self-evaluation dan self reflection, yang
pada akhirnya bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa.
Denga demikian hasil pelaksanan PTK yang berupa terjadinya inovasi
pembelajaran akan dilaporkan kepada diri si peneliti (Guru) sendiri. Guru perlu
mengarsipkan langkah-langkah dan teknik pembelajaran yang dikembangkan
melalui aktifitas PTK demi perbaikan proses pembelajaran yang dia lakukan di
masa yang akan datang. Namun demikian, hasil PTK yang dilaksanakan tidak
tertutup kemungkinan untuk diikuti oleh guru lain atau teman sejawat.

B. Menyusun Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai sumber data atau sumber
informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya. Pada bagian subyek penelitian
ini memuat siapa yang menjadi subyek penelitian. Subyek penelitian dalam PTK
adalah siswa dan guru yang terlibat dalam proses pembelajaran. Jadi, pada bagian ini
disebutkan di mana penelitian tersebut akan dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana
karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi peserta didik pria dan wanita, latar
belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat
kemampuan dan lain sebagainya. Aspek substantive permasalahan, juga dikemukakan
pada bagian ini.

5
CONTOH SUBJEK PENELITIAN

Agar lebih jelas, kita bisa memahami subyek penelitian melalui contoh berikut
yang terdapat pada PTK dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI
KETERTIBAN DAN KEADILAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10
SURAKARTA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2019/2020”

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas XI dan guru
PPKn SMA Negeri 10 Surakarta, semester gasal tahun pelajaran 2019/2020.

C. Menyusun Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data


Di bagian ini diuraikan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan, sumber
datanya dan teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data tersebut. Jenis data yang
lazimnya dikumpulkan di dalam PTK adalah data tentang proses pembelajaran,
termasuk interaksi guru-siswa dan siswa-siswa jika relevan. Jika diperlukan sebelum
dan sesudah dilakukan tindakan juga data mengenai hasil belajar siswa.
Sumber data juga perlu diidentifikasi dengan jelas. Sumber data utama
biasanya adalah siswa sebagai kumpulan individu atau kelompok karena merekalah
yang secara logis dan tradisional akan menampilkan perubahan yang terjadi karena
penerapan tindakan.
Sumber data yang lain adalah guru dan di dalam hal tertentu juga kepala
sekolah dan staf sekolah yang lain. Perlu diingat dan diperhatikan bahwa guru
bukanlah objek penelitian. Sebagai sumber data, informasi dari guru yang paling
diperlukan adalah persepsinya terhadap dampak tindakan yang dirasakan di dalam
konteks pelaksanaan tugasnya sebagai guru. Di sisi lain harus tetap diingat guru adalah
juga peneliti: peneliti utama atau peneliti mitra.
Selain sumber data aktif yang terdiri dari guru, siswa dan personel lain, konteks
dan situasi lingkungan perlu dilukiskan dengan cukup jelas agar  dari data yang
diperoleh dapat dikembangkan simpulan-simpulan yang bermakna. Perubahan aktivitas
belajar siswa karena ekspose multi media tentu akan berbeda maknanya bagi kelompok
subjek yang sudah terbiasa dengan teknologi tersebut dan bagi yang belum.

6
Contoh penyajian data dan sumber data
No Data Sumber data

1. Penerapan model pembelajaran Learning Guru


Cycle pada mata pelajaran
Siswa
Kewirausahaan.
Guru Observer

2. Aktivitas Siswa. Siswa

3. Hasil belajar siswa. Siswa

Data yang dibutuhkan untuk keperluan evaluasi dan refleksi mencangkup data
tentang proses dan hasil belajar. Oleh sebab itu, pengumpulan data PTK seharusnya tidak
dilakukan suatu saat saja (misalnya melakukan tes saja), tetapi harus dilakukan sepanjang
pelaksanaan pembelajaran. Jadi, perlu dilakukan pengambilan data dengan berbagai
teknik dan berbagai jenis data agar diperoleh data yang valid. Data dalam PTK dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu: data proses dan data hasil. Data proses merunjuk pada
deskripsi aktivitas yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan, sedangkan data hasil
merunjuk pada sejimlah gejala atau fakta yang muncul dalam atau sebagai hasil dari
suatu tindakan. Data yang perlu dikumpulkan dalam PTK adalah aktivitas seharihari
dalam mengajar, permasalahan, dan dampak KBM. Ketika merencanakan pengumpulan
data perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana saya mengetahui bahwa tindakan yang dilakukan menyebabkan
perbedaan dalam mengajar?
2. Data apa yang perlu dikumpulkan agar proses belajar mengajar dan factor-faktor yang
mempengaruhinya dapat dideskripsikan secara akurat (hasil kerja siswa, hasil
observasi, penilaian sikap siswa, wawancara, hasil belajar, dan lain-lain)?
3. Dukungan apa yang saya butuhkan dari teman sejawat atau kolaborator dakam
melaksanakan PTK?
4. Dukungan apa yang saya butuhkan dari kepala sekolah atau narasumber lainnya?

7
Langkah-langkah yang dilakukan dalam terkait dengan pengumpulan data dan
analisisnya adalah sebagai berikut:1) menentukan cara pengumpulan data, 2)
mempersipakan instrumen atau barang yang diperlukan, 3) mengumpulkan data secara
sistematik, 4) memeriksa dan menganalisis data yang telah dikumpulkan. Jika PTK
dilakukan secara kolaboratif, sebaiknya observasi dilakukan dalam tiga tahap, yakni:
pertemuan perencanaan, pelaksanaan observasi kelas, dan diskusi balikan. Pertemuan
perencanaan diperlukan untuk menentukan fokus, kriteria, dan alat bantu observasi.
Pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara sistematik, sehingga perlu dibuat jadwal
pengumpulan data beserta cara pengambilannya. Selanjutnya, pelaksanaan observasi
dilakukan dalam kegiatan di kelas. Selama melakukan observasi, peneliti dan pengamat
mengamati dan merekam berbagai gejala atau fakta, dan tidak memberikan interprestasi.
Interprestasi dilakukan selama diskusi balikan untuk mengevaluasi hal-hal yang
ditemukan dalam observasi.
Teknik pengumpulan data dalam PTK meliputi: catatan anekdot, jurnal atau
catatan harian, catatan lapangan, deskripsi perilaku ekologis, analisis dokumen, log
pengajaran, kartu cuplikan butir, portofolio, angket, wawancara, sosiometri, observasi,
rekaman suara, rekaman video, dan foto kegiatan. Teknik pengumpulan data akan terkait
dengan instrument pengumpulan data, antara lain sebagai berikut:
1. Observasi, yakni pengamatan langsung proses belajar mengajar yang terjadi dikelas.
Pengamat dapat mengobservasi guru dan siswa terkait proses belajar mengajar,
aktivitas, dan Interaksinya. Observasi dapat dilakukan menggunakan daftar centang
(checklist) ataupun catatan terbuka tentang KBM. Pedoman observasi menggunakan
daftar centang lebih mudah digunakan karena berisi daftar kriteria tertentu, sehingga
pengamat hanya memberikan tanda cek pada kriteria yang sesuai dengan yang
diamati.
2. Catatan anekdot, yaitu suatu riwayat tertulis dan deskripsi tentang apa yang dikatakan
atau yang dilakukan seseorang dalam situasi nyata. Deskripsi diutamakan untuk
menghasilkan gambaran atau untuk keperluan penjelasan dan penafsiran.
3. Jurnal atau catatan harian adalah catatan pribadi yang dibuat secara teratur tentang
aktivitas guru, kejadian di kelas, pikiran dan perasaan guru, reaksi mengdapai suatu
keadaan dikelas, refleksi, observasi, penafsiran, dan penjelasan.

8
4. Catatan lapangan (field notes), yaitu deskripsi tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data
dalam penelitian. Catatan lapangan dapat mencangkup informasi tentang
pembentukan kelompok belajar, pengaturan ruang kelas, dan interaksi antar siswa.
Catatan lapangan dapat dilakukan setiap rentang waktu tertentu, misalnya membuat
catatan kejadian setiap 5 menit.
5. Log pengajaran merupakan catatan guru yang mencakup kejadian dalam PBM, tujuan
pembelajaran, peserta didik, sumber belajar yang digunakan, prosedur, dan dampak
pembelajaran.
6. Kartu cuplikan butir merupakan teknik pengumpulan data yang mirip dengan catatan
harian, perbedaannya terletak pada penggunaan kartu untuk mencatat kesan terhadap
suatu topik, produk ataupun sikap.
7. Analisis dokumen, yaitu analisis tentang kondisi siswa, kualitas proses, kompetensi
siswa, atau hasil belajar yang diperoleh berdasarkan berbagai dokumen yang tersedia,
seperti: RPP, bahan ajar, tulisan siswa, pekerjaan rumah siswa, profil siswa, dan
sebagainya.
8. Portofolio merupakan kumpulan dokumen atau hasil kerja yang dibuat dengan tujuan
tertentu. Portofolio dapat berisi dokumen yang relevan dengan persoalaan, baik
proses, produk ataupun sikap.
9. Angket merupakan pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis untuk
menjaring pendapat atau penilaian responden. Angket bersifat terbuka ataupun
tertutup.
10. Wawancara adalah teknik untuk memperoleh data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan dan memerlukan jawaban lisan.
11. Sosiometri merupakan diagram sosiogram yang mencatat hubungan seluruh individu.
12. Rekaman video dan/atau audio dapat diperoleh dengan menggunakan alat bantu.
Rekaman tersebut dapat membantu guru dalam menganalisis proses belajar mengajar
yang telah dilaksanakan. Laporan tentang percakapan verbal yang dianggap penting
sebaiknya dibuat dalam bentuk “transkip” percakapan.

9
Data yang dikumpulkan dalam PTK, pada umumnya adalah sebagai berikut:
1) Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan aktivitas guru dan siswa pada
saat berlangsung kegiatan belajar mengajar. Observasi pada umumnya dilakukan
untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan,
menjaring data aktivitas siswa, dan mengetahui kendala dalam pelaksanaan
tindakan.
2) Hasil catatan lapangan yang merupakan pelengkap kegiatan observasi.
3) Transkip dialog percakapan guru dan siswa yang menggambarkan suatu
permasalahan dalam PBM.
4) Hasil wawancara sehubungan dengan pemahaman siswa terhadap materi tertentu,
kerja sama, dan respon siswa terhadap pembelajaran.
5) Hasil angket yang menjaring pendapat atau penilaian siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
6) Kumpulan dokumen karya siswa atau jawaban siswa untuk soal yang diberikan
guru.
7) Skor siswa dalam mengerjakan soal-soal tes atau tugas yang diberikan oleh guru.
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap
objek (benda, peristiwa) diikuti dengan pencatatan secara cermat. Observasi dilaksanakan
dengan berpegang pada sejumlah kriteria, diataranya: jenis data, indikator-indikator yang
relevan, prosedur perekaman data yang sesuai, dan kemungkinan pemanfaatan data dalam
analisis dan refleksi. Selain itu terdapat beberapa komponen yang perlu diperjelas dalam
upaya mengarahkan observasi agar sesuai dengan keperluan memperoleh data yang
relevan, yaitu: focus, pelaksana, tujuan, alat bantu, sasaran observasi, dan
kemungkinaninterprestasi. Fokus observasi hendaknya ditentukan berdasarkan rumusan
masalah. Pengamatan pelaksanaan PTK hendaknya dilakukan oleh guru dan dibantu
teman sejawat yang diminta menjadi kolaborator. Keuntungan melibatkan teman sejawat
sebagai pengamat adalah untuk mengurangi faktor subjektivitas, meningkatkan validitas
data, dan memperoleh data yang lebih lengkap untuk bahan diskusi balikan.
Tujuan observasi hendaknya ditetapkan sebagai cara memperoleh data yang
diperlukan untuk membantu memperbaiki proses dan dampak pembelajaran. Penggunaan
alat bantu dalam melaksanakan observasi sebaiknya disesuaikan dengan fokus, kondisi

10
kelas, proses pembelajaran, dan hal-hal lain yang terkait. Jika permasalahan difokuskan
pada faktor percakapan verbal, maka pengamat perlu menggunakan alat perekam audio.
Sasaran observasi harus ditetapkan sesuai dengan kebutuhan refleksi sehingga harus
dipilih sasaran yang berupa proses dan hasil belajar, beserta peristiwa yang
melingkupinya. Selanjutnya, perlu diungkapkan gambaran interprestasi yang akan
bermanfaat bagi pengumpulan informasi tambahan dalam proses observasi. Gambaran
interprestasi sebaiknya dilengkapi dengan pedoman atau standar tertentu dalam
melakukan pemaknaan data yang akan dikumpulkan.
Metode observasi yang umum digunakan dalam PTK dapat dikelompokan
menjadi 4 metode, yaitu: 1) observasi terbuka, 2) observasi terfokus, 3) observasi
terstruktur, dan 4) observasi sistemik. Guru sebagai pelaksana PTK perlu memilih,
memodifikasi, atau mengembangkan lembar observasi untuk dapat memperoleh data
yang bermutu.

D. Menyusun Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam
suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Suprayogo dalam
Tanzeh analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan,
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah lapangan, selama di lapangan
dan setelah selesai di lapangan. Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh
dari sample melalui instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah
dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data. Data
yang terkumpul tidak mesti seluruhnya disajikan dalam pelaporan penelitian, penyajian
data ini adalah dalam rangka untuk memperlihatkan data kepada para pembaca tentang
realitas yang sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema penelitian, oleh karena itu
data yang disajikan dalam penelitian tentunya adalah data yang terkait tengan tema
bahasan saja yang perlu disajikan. Aktifitas dalam analisis data yaitu reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi
data(conclusion drawing/verification).

11
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Menyajikan Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi
dengan cara menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari
hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Data yang sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga
bermakna baik dalam bentuk narasi, grafis maupun tabel.
Dalam penelitian, penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
Dalam melakukan penyajian data selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa
grafik, matrik, network dan chart.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah memberikan kesimpulan terhadap
hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini juga mencakup pencarian makna data serta
pemberian penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi yaitu kegiatan
mencari validitas kesimpulan dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran langsung dengan media kartu ayat maka data yang diperlukan berupa
data hasil belajar yang diperoleh dari hasil belajar/nilai tes.
Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk mengetahui
ketuntasan belajar dengan cara menganalisis data hasil tes dengan kriteria ketuntasan
belajar, prosentase hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut kemudian
dibandingkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditentukan.
Seorang siswa disebut tuntas belajar jika telah mencapai skor 75 persen ke atas, untuk
menghitung hasil belajar dengan membandingkan jumlah nilai yang diperoleh siswa

12
dengan jumlah skor maksimum kemudian dikalikan 100% atau digunakan rumus
Percentages Correction sebagai berikut:
S = R/N X 100

Keterangan:

S: Nilai yang dicari/diharapkan

R: jumlah skor dari item/soal yang dijawab benar

N: skor maksimal ideal dari tes tersebut.

Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan


hasil belajar siswa pada penelitian ini yakni dengan membandingkan persentase
ketuntasan belajar dalam penerapan model pembelajaran langsung dengan media
kartu ayat pada siklus I dan siklus II.

Sedangkan persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara


membandingkan jumlah siswa yang tuntas belajar dengan jumlah siswa secara
keseluruhan (siswa maksimal) kemudian dikalikan 100%.

Presentase Ketuntasan: P = Jumlah siswa yag tuntas belajar / jumlah siswa maksimal
x 100%

E. Menyusun Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan Penelitian)


Indikator keberhasilan PTK merupakan ukuran atau patokan dalam menentukan
apakah penelitian yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Bagaimana suatu proses
belajar mengajar dapat dikatakan berhasil?. Pertanyaan tersebut tergantung setiap guru,
karena guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun
untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku
saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar
tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus
(TIK) dapat tercapai. 
Indikator keberhasilan belajar siswa menurut Djamarah dan Zain (2010: 105)
adalah “Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus (TIK), guru
perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa”.

13
Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan perbaikan atau refleksi bagi
siswa yang belum berhasil. 
Adapun indikator keberhasilan belajar siswa menurut Djamarah dan Zain
(2010: 106)  adalah:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah
tercapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar yang baru dilaksanakan
secara keseluruhan seperti diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2010: 108) adalah:

1. Apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau
mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses
belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru.
2. Apabila 75% atau lebih dari jumlah siswa mengikuti proses belajar mengajar
mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal), maka proses belajar
mengajar berikutnya hendaknya bersipat perbaikan (remedial).

Pendapat Djamarah dan Zain di atas dapat kita contohkan dalam menilai
keberhasilan penelitian tindakan kelas yang kita lakukan. Misalnya dalam penelitian, kita
memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran, kita dapat
membaginya menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut: 

1. Proses Pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika apa yang telah
direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlaksana 75% - 100%
di setiap siklus.
2. Hasil Belajar. Pelaksanaan tindakan dikatakan berhasil jika rata-rata hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dan kriteria ketuntasan belajar siswa memenuhi target
yang telah ditentukan secara klasikal yaitu 75% serta memperoleh nilai ≥ 70.

14
Pada poin pertama, kita dapat memberikan skor di setiap langkah-langkah dalam
RPP dan menghitung jumlah skor yang diberikan tiap langkah tersebut dan
menghitungnya dengan rumus persentase (%) sebagai berikut:

Pada poin ke dua tentang hasil belajar siswa dapat anda lakukan pengukuran
dengan melihat rata-rata hasil belajar secara klasikal setiap siklus dan
membandingkannya.
Kedua poin di atas juga dapat dijadikan indikator untuk melihat sampai pada
siklus berapa penelitian dilaksanakan. Misalnya pada siklus pertama proses pembelajaran
siswa tidak terlaksana dengan baik, hanya mencapai persentase 70% dan rata-rata hasil
belajar siswa secara klasikal mencapai 70. Maka, guru/peneliti dapat melanjutkan siklus
penelitiannya. Siklus penelitian ini akan berhenti ketika proses pembelajaran dan hasil
belajar telah mencapai target yang ditetapkan tersebut.
Contoh dalam sebuah penelitian, Indikator keberhasilan PTK didasarkan kepada
ketentuan sebagai berikut :
1. Kemampuan kinestetik anak dikategorikan berhasil sangat baik (80%) Jika anak
benar, serius dan lincah dalam mengikuti gerakan bernyanyi sambil menari dengan
diiringi musik.
2. Kemampuan kinestetik anak dikategorikan berhasil dengan baik (75%) Jika anak
benar, serius namun, belum lincah dalam mengikuti gerakan bernyanyi sambil menari
dengan diiringi musik.
3. Kemampuan kinestetik anak dikategorikan berhasil dengan sedang (70%) Jika anak
benar, kurang serius dan belum lincah dalam mengikuti gerakan bernyanyi sambil
menari dengan diiringi musik.
4. Kemampuan kinestetik anak dikategorikan berhasil dengan kurang (65%) Jika anak
belum benar, tidak serius dan belum lincah dalam mengikuti gerakan bernyanyi
sambil menari dengan diiringi musik.
Contoh lain yaitu misalkan peneliti kemampuan anak dalam motorik halus,
contoh indikator keberhasilan PTK didasarkan kepada ketentuan sebagai berikut :

15
1. Kemampuan anak dalam motorik halus dikategorikan berhasil dengan baik minimal
80 %.
2. Kemampuan anak dalam motorik halus dikategorikan sedang apabila hasil mencapai
50%-79%.
3. Kemampuan anak dalam motorik halus dikategorikan kurang apabila hasil hanya
mencapai < 50%.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk
meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba
dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang
diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian
secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Dalam menyusun metode penelitian tindakan kelas ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu desain penelitian tindakan kelas, subjek penelitian, data, sumber
data, dan teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan
penelitian. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk menyusun suatu
model PTK yaitu ide awal, pra-survey/temuan awal, diagnosis, perencanaan,
implementasi (realisasi) tindakan, observasi (monitoring), refleksi atau evaluasi,
penyusunan laporan, dan kepada siapa hasil PTK dilaporkan. Teknik pengumpulan
data dalam PTK meliputi catatan anekdot, jurnal atau catatan harian, catatan lapangan,
deskripsi perilaku ekologis, analisis dokumen, log pengajaran, kartu cuplikan butir,
portofolio, angket, wawancara, sosiometri, observasi, rekaman suara, rekaman video,
dan foto kegiatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani Ridwan, dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang: Tsmart

Arikunto, Suharsono, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Farhana, Husna, dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Publisher

IGAK Wardhani dan Kuswoyo Wihardit. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka. hal. 1.4

Rabudin. 2020. Indikator Keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas


Sabdah (2019). Desain Penelitian Tindakan Kelas Berbasis Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Game Tournament. Vol 25(1). 135-158

Slameto. 2015. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas. Vol 5, No 2. Hlm: 60-69

Usman, Husaini. 2015. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara

18

Anda mungkin juga menyukai