Anda di halaman 1dari 40

KELAS : A

PRODI/ANGKATAN : S-1 PTB REG A 2020

JENIS DESAIN PENELITIAN

Disusun Oleh Kelompok 4

Identitas Kelompok :

Nama : Jogi Kapindo Simbolon (5201111002)

Ivo Berlian Sonia Silitonga (5203111029)

Sania Widya Ningsi Simangunsong (52001111008)

Siti Maulidinah Harahap (5203111023)

Theresia Silviana Panjaitan (5202411002)

Mata Kuliah : Metode Penelitian

Dosen Pengampu : Prof. Dr Harun SitumpuL, M.Pd,

Prof. Dr. Natanael Sitanggang , M.Pd , IPM

Mena Fadillia Lukman, S.Pd.,M.PdT.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Metodologi Peneletian ini tepat pada
waktu yang sudah ditentukan.

Tugas ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan terima kasih kepada
Dosen Pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yaitu Bapak Prof. Dr Harun
SitumpuL, M.Pd, bapak Prof. Dr. Natanael Sitanggang , M.Pd , IPM dan Ibu Mena
Fadillia Lukman, S.Pd.,M.PdT. Kami dapat menyelesaikan tugas ini karena adanya
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya yang menimbulkan kesulitan


pembaca dalam memahami kalimat. Oleh karena itu kami menerima segala saran serta kritik
yang membangun agar kami dapat memperbaiki tugas ini. Akhir kata kami berharap agar
tugas yang kami buat dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan
pembaca dan penulis pula.

Medan, 08 Maret 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

1. Desain penelitian eksperimental ............................................................................. 2


2. Desain penelitian survey ......................................................................................... 10
3. Desain penelitian longitudinal ................................................................................ 14
4. Desain penelitian studi kasus .................................................................................. 15
5. Desain penelitian tindaka ........................................................................................ 20
6. Desain kausal .......................................................................................................... 23
7. Desaian cohort ........................................................................................................ 26
8. Desain deskriptif ..................................................................................................... 36

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 39

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 39
B. Saran ....................................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 40


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penelitian adalah suatu kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan
secaraalamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan
menaikkan tingkat ilmu sertateknologi. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk
meningkatkan daya imajinasimengenai masalah-masalah pendidikan. Kemudian
meningkatnya daya nalar untukmencari jawaban permasalahan itu melalui penelitian.
Selain itu juga sebagai alat belajaruntuk mengintegrasikan bidang-bidang studi yang
diperoleh selama perkuliahan yang adakaitannya dengan masalah yang sedang diteliti
Sedangkan tujuan khusus adalah untukmembentuk kemampuan dan keterampilan
menggunakan rancangan-rancangan statistik penelitian yang berpedoman
dengan pemecahan masalah yang sedang diteliti.
Dalam membuat suatu penelitian kita harus mengetahui apa saja jenis –jenis
penelitian beserta langkah-langkah melakukan penelitain tersebut. Karena dengan
mengetahui jenis dan juga langkah-langkah penelitian akan mempermudah kita untuk
melakukan penelitian dengan baik. Oleh karena itu sangat perlunya pengetahuan
tentang jenis dan langkah penelitian dikatehui oleh para mahaiswa untuk
mempermudah proses penelitiannya.

B. Rumusan Masalah
 Apa saja jenis-jenis penelitian
 Apa saja langkah-langkah dari proses penelitian

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
 Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian
 Untuk mengetahui langkha-langkah dari proses penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

1. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL

1.1 Pengertian desain eksperimental

Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang di dalamnya melibatkan


manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap
faktor-faktor luar serta melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang sistematis
yang dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab
akibat (Arifin, 2009: 127).

Metode penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang dapat menguji


secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimtal
peneliti memanipulasi paling sedikit satu variable, mengontrol variable lain yang relevan, dan
mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variable terikat.

Untuk dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih
dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang
berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat
eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain atau model
penelitian eksperimen.

1.2 Komponen-komponen desain ekspermental

Metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang berusaha untuk


menentukan apakah suatu treatment mempengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini
dapat dinilai dengan cara menerapkan treatment tertentu pada suatu kelompok
(kelompok treatment), dan tidak menerapkannya pada kelompok lain (kelompok kontrol),
lalu menentukan bagaimana dua kelompok tersebut menentukan hasil akhir.

Finstrbusch dan Motz (1980) sebagaimana dikutip oleh Hadi dan Mutrofin
(2006). Dijelaskan bahwa dalam desain ekperimental dua kelompok dikaji yakni kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.

Terdapat 5 komponen dalam penelitian eksperimen yaitu :


a. Variabel kriteria (variabel tidak bebas "Y")
Variabel kriteria dalah variabel yang terpengaruh oleh variabel bebas yang
merupakan tolak ukur dari keberhasilan perlakuan eksperimen sehingga
variabel kriteria dianggap yang paling utama dari keberhasilan perlakuan.
Pada eksperimen, perlakuan didesain secara teori (pengujian. Eksperimen
berlaku umum sedangkan action research tidak berlaku umum, tapi merupakan
kasus. Eksperimen dilakukan karena tuntutan yang mengilhami treatment
adalah veriabel kriteria misalnya, motivasi belajar, keberhasilan, prilaku dll.
b. Perlakuan (treatment)

Adalah sesuatu yang sengaja dirancang yang dikenakan pada subjek sehingga
variabel kriterion berubah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Harus dirancang berbasis teori dan boleh berasarkan empiris


 Perlakuan harus jelas beda dengan perlakuan yang sudah ada
 Perlakuan harus dirancang final; onsep dan pelaksanaanya tidak boleh
diubah ditengan jalan.
 Dikenakan pada unit-unit; orang, butir tes, unit eksperimen, penskoran
c. Desain (rancangan)
Adalah teknik pengaturan supaya dalam pengujian kita dapat memastikan
apakah dalam penilaian terjadi perubahan sebagai akibat dari treatment.
Desain pengaturan berbagai kondisi yang mengakibatkan treatmentnya
berubah. Ada 2 macam desain yaitu desain eksperimen dan desain
perlakuan. Dalam desain perlakuan ada rancangan sedangkan dalam desain
eksperimen hasil rancangan dideskripsikan.
d. Instrumen
Harus ada alat ukur yang standar dan harus valid karena kita mengukur.
e. Monitoering dan kontrol
Monitoring atau kontrol digunakan untuk :
1) Menghindari adanya kontaminasi antara subjek dan perlakuan
2) Untuk menjamin perlakuan sesuai dengan rancangan desain
3) Untuk mendeteksi adanya kontaminasi dan penyimpangan lain.

1.3 Model-model desain penelitian eksperimental

a) Desain Dengan Satu Variabel Bebas


Desain dengan satu variabel bebas, meliputi;
1) Desain studi kasus sekali tes (one shot case study)
Desain studi kasus sekali test merupakan jenis desain pre-eksperimen. Pada
jenis ini tidak terdapat kelompok kontrol dan hanya satu kelompok yang
diukur dan diamati gejala-gejala yang muncul setelah diberi perlakuan
(postes). Desainnya sebagai berikut:

2) Desain pretes-postes satu kelompok (One Group Pretes Postes Design)


Desain pretes-postes satu kelompok juga termasuk pre-eksperimen. Pada
desain ini dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal subjek sebelum
diberi perlakuan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi subjek yang
diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan yang hasilnya dapat
dibandingkan atau dilihat perubahannya (Sukardi, 2010:180-181).

Untuk penelitian-penelitian pendidikan yang menerapkan metode


pembelajaran, desain ini masih belum tepat karena perubahan atau perbedaan
skor antara pretes dan postes bisa jadi bukan karena disebabkan oleh
perlakuan yang diberikan, tetapi karena faktor-faktor lain.

3) Perbandingan kelompok statik (static group comparison)


Perbandingan kelompok statik terdapat kelompok kontrol selain kelompok
eksperimen. Masing-masing kelompok tidak diberikan pretes untuk
mengetahui kondisi awalnya namun diberi postes untuk mengetahui gejala
yang terjadi setelah diberikan perlakuan.
Pada desain ini, kelompok kontrol tidak diberikan perlakuanX tetapi diberikan
tes yang sama dengan tes yang diberikan pada kelompok eksperimen
kemudian hasil postes dibandingkan.

4) Desain eksperimen, meliputi:

4.1 Desain postes kelompok kontrol subjek random

Desain ini menggunakan pemilihan subjek secara acak dan melibatkan dua
kelompok subjek (kelompok eksperimen dan kontrol) tanpa pretes.
Desainnya adalah:

4.2 Desain pasangan subjek postes secara random

Desain ini menggunakan random pasangan untuk pemilihan kedua kelompok subjek
sekaligus. Desainnya sebagai berikut:

4.3 Desain pretes-postes kelompok kontrol subjek random

Desain ini menggunakan randomisasi pemilihan subjek serta menggunakan


pretes dan postes. Berikut ini desainnya;
4.4 Desain tiga kelompok Salomon

Desain ini merupakan desain yang menggunakan pretes, postes, pemilihan secara acak,
dan melibatkan tiga kelompok dengan dua kelompok control. Desainnya adalah sebagai
berikut:

4.5 Desain empat kelompok salomon

Desain empat kelompok salomon hampir sama dengan desain tiga kelompok salomon
hanya saja melibatkan empat kelompok. Desainnya sebagai berikut:

4.6 Desain faktorial sederhana

Pada desain ini menyesuaikan dengan keberadaan faktor lain, yaitu faktor level
sehingga bentuknya adalah desain factorial. Desainnya adalah sebagai berikut:

5) Desain quasi eksperimen (desain eksperimen semu)


Model desain ini merupakan salah satu desain eksperimen satu variabel. Jenis
desain ini meliputi

5.1 Desain kelompok control tidak ekuivalen


Desain model ini sangat cocok jka peneliti memerlukan subjek penelitian yang sesuai
dengan kondisi dan tatanan yang sudah permanen. Desainnya meliputi:

5.2 Desain deret waktu

Desain ini melakukan pretes dan postes berkali-kali. Desainnya sebagai berikut:

b) Desain Dengan Dua Variabel Bebas Atau Lebih

Desain dengan dua variabel bebas atau lebih digunakan Jika variabel bebas yang akan
dijadikan sebagai perlakuan masih harus ditinjau lagi dari aspek lain sehingga desainnya akan
menjadi desain faktorial. Tipe desain faktorial sangat bergantung pada jumlah variabel aspek
tambahannya. Misalnya; jika peneliti merasa belum cukup hanya meneliti perbedaan dua
metode mengajar, dan ingin meninjau masing-masing metode mengajar dilihat dari level
sekolah yaitu tinggi, sedang, dan rendah, desainnya menjadi desain faktorial 2 X 3. Di sini
ada enam jenis kondisi, yaitu metode A untuk siswa sekolah level rendah, sedang, dan tinggi
kemudian metode B untuk siswa sekolah level rendah, sedang, dan tinggi.

2. DESAIN PENELITIAN SURVEY

2.1 Defenisi desain survey

Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan


dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk sampel
dari sebuah populasi. Dalam penelitian survei, peneliti meneliti karakteristik atau hubungan
sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti.
Penelitian survei adalah salah satu bentuk penelitian primer, yang mengumpulkan
data langsung dari sumbernya. Informasi yang dikumpulkan juga dapat diakses selanjutnya
oleh pihak lain dalam penelitian sekunder. Penelitian survei sering digunakan untuk menilai
pikiran, pendapat, dan perasaan. Survei dapat bersifat spesifik dan terbatas, atau dapat
memiliki tujuan global yang lebih luas.

Penelitian survei banyak digunakan oleh akademisi, pemerintah dan bisnis. Metode
survei satu metode yang banyak digunakan dalam penelitian sosial. Riset yang menggunakan
metode survei biasa disebut juga metode penelitian survei. Dalam survei, informasi
dikumpulkan dari responden menggunakan angket atau kuesioner yang didistribusikan secara
langsung atau melalui perantara seperti telepon atau media online.
Pengertian Penelitian Survei Menurut Para Ahli:

 Nan Lin dalam Gulo (2002), survei sebagai metode pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel.
 Nan Lin dalam Gulo (2002), survei sebagai metode pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel.
 Priyono (2008), penelitian survei sebagai penelitian yang menggunakan kuesioner
sebagai instrumen penelitian. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kuesioner adalah
lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku, Dalam
pelaksanaan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.

2.2 Unsur penelitian desain survey

Penelitian survei terdiri atas beberapa unsur di antaranya:

 Konsep, adalah gagasan atau ide yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol terkait
dengan fenomena yang diteliti.
 Proposisi, adalah hubungan antara dua konsep yang bersifat logis
 Teori, adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi, dan proposisi yang
digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu yang tengah diteliti.
 Variabel, adalah operasionalisasi konsep, dan terdiri atas variabel terikat (variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas) dan variabel bebas yakni variabel yang ada
sebelum variabel terikat.
 Hipotesa, adalah proposisi yang diuji keberlakuannya
 Definisi operasional, adalah unsur penelitian yang berisi informasi ilmiah tentang
cara mengukur satu variabel yang dapat digunakan oleh peneliti lain.

2.3 Ciri-ciri penelitian desain survey

Penelitian survei memiliki ciri-ciri khusus di antaranya:

 Penelitian survei biasanya digunakan pada sampel yang mewakili populasi.

 Melibatkan banyak responden.

 Mencakup area yang luas.

 Kesimpulan ditarik dari sampel.

 Respons atau tanggapan responden dapat diketahui secara langsung.

 Dilaksanakan dalam situasi yang alamiah.

2.4 Tujuan penelitian survey

Sebagaimana metode penelitian lainnya, penelitian survei juga memiliki beberapa macam
tujuan di antaranya:

 Deskripsi, penelitian survei dimaksudkan untuk mengkaji dan menggambarkan


fenomena tertentu secara lebih detail.

 Eksplanasi, penelitian survei dimaksudkan untuk mengkaji dan menjelaskan


hubungan sebab-akibat antara dua macam fenomena atau lebih melalui pengujian
hipotesa.

 Eksplorasi atau penjajagan, penelitian survei dimaksudkan untuk memuaskan


keingintahuan awal sang peneliti sebelum mengembangkan metode yang digunakan
dalam penelitian selanjutnya.

 Evaluasi, penelitian survei ditujukan untuk mengevaluasi tujuan program yang telah
dirumuskan sebelumnya.

 Prediksi, penelitian survei dimaksudkan untuk mengidentifikasi suatu hubungan serta


membuat prediksi tentang sesuatu hal.
 Penelitian operasional, penelitian survei menitikberatkan pada berbagai variabel yang
berkaitan erat dengan aspek operasional.

 Pengembangan indikator-indikator sosial, penelitian survei ditujukan untuk


mengembangkan berbagai macam indikator sosial secara berkala.

2.5 Desain penelitian survey

Terdapat beberapa desain penelitian survei di antaranya desain pembagian silang atau cross
sectional design dan desain survei berkepanjangan atau longitudinal survei (Widodo, 2008);
sampel survei dan sensus survei (Irawan Soehartono, 2000).

 Desain penelitian silang atau cross sectional survei digunakan untuk mengetahui isu-
isu yang bersifat temporer melalui pengumpulan data yang dilakukan satu kali saja.
Desain penelitian survei jenis ini paling banyak digunakan oleh peneliti.

 Desain penelitian berkepanjangan atau longitudinal survei digunakan untuk


memahami suatu isu secara berkelanjutan. Populasi yang digunakan dalam desain ini
tidaklah banyak. Adapun pengambilan data dilakukan secara berkala. Desain
penelitian jenis ini dibedakan atas kajian kecenderungan atau trend studies, studi
panel atau panel studies, sosiometrik, dan desain kontekstual atau contextual design.

 Sampel survei adalah survei yang dilakukan pada sebagian populasi atau sampel.

 Sensus survei adalah survei yang dilakukan pada seluruh populasi.

2.6 Proses penelitian survey

Terdapat beberapa desain penelitian survei di antaranya desain pembagian silang atau cross
sectional design dan desain survei berkepanjangan atau longitudinal survei (Widodo, 2008);
sampel survei dan sensus survei (Irawan Soehartono, 2000).

 Desain penelitian silang atau cross sectional survei digunakan untuk mengetahui isu-
isu yang bersifat temporer melalui pengumpulan data yang dilakukan satu kali saja.
Desain penelitian survei jenis ini paling banyak digunakan oleh peneliti.

 Desain penelitian berkepanjangan atau longitudinal survei digunakan untuk


memahami suatu isu secara berkelanjutan. Populasi yang digunakan dalam desain ini
tidaklah banyak. Adapun pengambilan data dilakukan secara berkala. Desain
penelitian jenis ini dibedakan atas kajian kecenderungan atau trend studies, studi
panel atau panel studies, sosiometrik, dan desain kontekstual atau contextual design.
 Sampel survei adalah survei yang dilakukan pada sebagian populasi atau sampel.

 Sensus survei adalah survei yang dilakukan pada seluruh populasi.

3. DESAIN PENELITIAN LONGITUDINAL

Pada hakekatnya metode penelitian longitudinal dapat diartikan sebagai penelitian


yang dilakukan dalam kurun waktu yang lama. Dimana untuk jenis pendekatan penelitian ini
merupakan kebalikan dari penelitian cross sectional yang merupakan salah satu
bentuk penelitian sosial dengan melibatkan lebih dari satu kasus dalam sekali olah, serta
melibatkan beberapa variabel untuk melihat pola hubungannya.

Tetapi yang pasti, untuk beberapa contoh penelitian longitudinal sebagian besar
berasal dari bidang medis dan bidang lain seperti psikologi atau sosiologi. Dimana studi
longitudinal sering menggunakan survei untuk teknik pengumpulan data yang bersifat
kualitatif atau kuantitatif. Selain itu, dalam studi longitudinal, pembuat survei tidak
mengganggu peserta survei. Sebaliknya, pembuat survei membagikan kuesioner dari waktu
ke waktu untuk mengamati perubahan peserta, perilaku, atau sikap.

Penelitian longitudinal adalah riset korelasional dimana peneliti mengamati dan


mengumpulkan data pada sejumlah variabel tanpa berusaha mempengaruhi variabel tersebut.
Dalam studi longitudinal, oleh karena itulah si peneliti berulang kali memeriksa individu
yang sama untuk mendeteksi setiap perubahan yang mungkin terjadi selama periode waktu
tertentu. Disisi lain, perlu iketahui bahwa studi longitudinal terpanjang adalah yang dilakukan
oleh Harvard Study of Adult Development yang telah mengumpulkan data tentang kesehatan
fisik dan mental sekelompok pria Boston selama lebih dari 80 tahun.

Penelitian longitudinal memiliki beberapa karakteristik, diantaranya yaitu:

1. Membutuhkan buaya yang relatif besar, Biaya yang dibutuhkan dalam penelitian
longitudinal relative besar karena waktu pengamatannya pun lama, sehingga biaya
operasional penelitian tentunya juga lebih besar dibandingkan penelitian yang
dilakukan dalam waktu singkat seperti dalam contoh penelitian cross sectional.
2. Melibatkan populasi di wilayah tertentu, Penelitian longitudinal melibatkan populasi
yang mendiami suatu wilayah tertentu dengan ciri dan karakteristik populasi atau
kasus yang diamati adalah sama.
3. Berpusat pada perubahan variabel yang diamati dari waktu ke waktu – Penelitian
longitudinal berpusat pada perubahan yang terjadi pada variabel penelitian yang
diamati dari waktu ke waktu. Atau dengan kata lain, data yang dikumpulkan sama
tetapi pada periode waktu yang berbeda.

Jenis Penelitian Longitudinal

Ada tiga macam studi longitudinal, yaitu:

1. Studi Panel

Survei panel melibatkan sampel orang dari populasi yang lebih signifikan dan dilakukan
pada interval tertentu untuk jangka waktu yang lebih lama. Salah satu karakteristik penting
studi panel adalah peneliti mengumpulkan data dari sampel yang sama pada waktu yang
berbeda. Sebagian besar studi panel dirancang untuk analisis kuantitatif, meskipun studi
panel juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan analisis kualitatif.

2. Studi Kohort

Studi kohort menggunakan sampel kelompok (sekelompok orang yang biasanya


mengalami peristiwa yang sama pada titik waktu tertentu). Peneliti medis cenderung
melakukan studi kohort. Beberapa mungkin menganggap uji klinis serupa dengan studi
kohort. Dalam studi kohort, peneliti hanya mengamati partisipan tanpa intervensi, tidak
seperti uji klinis di mana partisipan menjalani uji tertentu.

3. Studi Retrospektif

Studi retrospektif menggunakan data yang sudah ada, dikumpulkan selama penelitian
yang dilakukan sebelumnya dengan metodologi dan variabel serupa. Saat melakukan studi
retrospektif, peneliti menggunakan database administrasi, rekam medis yang sudah ada
sebelumnya, atau wawancara satu-satu.

4. DESAIN PENELITIAN STUDI KASUS

Pengertian atau definisi mengenai jenis penelitian studi kasus menurut para ahli
akan dibahas pada bab ini secara rinci.

1. Merriam & Tisdell (2015)


Metode penelitian studi kasus merupakan sebuah studi yang bersifat deskripsi dan
analisis mendalam dari bounded system.

2. Yin (2003)

Metode penelitian studi kasus merupakan sebuah studi yang bersifat empiris
menyelidiki fenomena-fenomena atau kasus kontemporer yang berkaitan dengan
kehidupan nyata, khususnya pada batas-batas antara konteks dan fenomena tersebut
tidak jelas.

3. Polit & Beck (2004)

Penelitian studi kasus adalah salah satu bentuk penelitian kualitatif yang berbasis
pada pemahaman dan perilaku manusia yang berdasarkan pada opini manusia.

4. Herdiansyah (2015)

Penelitian studi kasus merupakan rancangan penelitian yang bersifat komprehensif,


merinci, intens, dan mendalam, serta terarah pada upaya dalam mengkaji masalah-masalah
atau fenomena yang bersifat kontemporer atau berbatas waktu.

5. Hodgetts & Stole (2012)

Penelitian studi kasus pada individu, kelompok, komunitas, dan sebagainya


bertujuan untuk membantu menunjukkan hal-hal yang penting untuk menjadi perhatian
atau fokus, untuk mencarikan solusi dari permasalahan tersebut.

6. Sutama (2010)

Studi kasus bertujuan untuk mengungkapkan atribut-atribut individualistik


mengenai seseorang atau institusi khusus. Studi kasus merupakan pemeriksaan
(examination), renik (detail), atas seseorang, suatu kelompok, institusi, gerakan sosial,
atau peristiwa tertentu.

7. VanWynsberghe & Khan (2007)

Studi kasus merupakan transparadimatis dan transdisipliner yang melibatkan


deretan fenomena-fenomena yang menjadi kumpulan bukti (berupa acara, konsep,
program, proses, dan lain-lain).
8. Hartley (2004)

Penelitian studi kasus terdiri atas penyelidikan-penyelidikan yang terperinci,


berkaitan dengan periode waktu, konteks, dan fenomena dari subjek penelitian yang
digunakan. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk memberikan hasil analisis
mengenai konteks yang berhubungan dengan proses yang berkaitan dengan isu
permasalahan tersebut.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, penelitian studi kasus merupakan


metode yang digunakan untuk mencari atau menyelidiki permasalahan secara mendalam
mengenai seorang individu, kelompok, institusi, gerakan sosial, peristiwa, berkaitan
dengan fenomena, konteks, dan waktu.

Berkaitan dengan waktu maksudnya adalah permasalahan atau fenomena yang


terjadi tersebut terbatas waktu, bisa jadi di masa yang akan datang sudah tidak sama lagi.
Maka dari itu, penelitian studi kasus ini berkaitan erat dengan waktu sekarang atau saa t
penelitian tersebut dilakukan. Contohnya adalah penelitian mengenai kesulitan belajar
siswa, perilaku menyimpang, dan sebagainya.

Tujuan Penelitian Studi Kasus


Ada dua tujuan yang ingin dicapai dengan metode penelitian studi kasus, yaitu, tujuan
secara umum dan spesifik. Penjelasannya seperti berikut.

1. Tujuan Studi Kasus secara Umum

Stake (2005) memaparkan bahwa tujuan dari penelitian studi kasus adalah untuk
mengungkapkan atau mendeskripsikan kekhasan suatu individu, kelompok, dan
sebagainya. Selain itu, studi kasus juga dapat memberikan penekanan pada analisis suatu
kasus hanya dengan menggunakan sedikit saja jumlah, kejadian, atau fenomena dalam
sebuah penelitian.

Tujuan penelitian studi kasus sebagai penelitian kualitatif, secara umum adalah
untuk mengkaji mengenai pemahaman dan perilaku manusia yang didasarkan pada
kepercayaan, teori saintifik, dan perbedaan nilai (Polit & Beck, Borbasi, 2004).

Tujuan studi kasus secara umum bisa dirinci sebagai berikut.


 Peneliti menggunakan metode untuk memahami atau menyesuaikan permasalahan
yang diteliti
 Efektif untuk menunjukkan hubungan responden dengan peneliti
 Memungkinkan para pembaca untuk menemukan hasil yang berkaitan dengan
konsistensi gaya, faktual, dan internal, yaitu berupa kepercayaan pada hasil
penelitian tersebut.

2. Tujuan Studi Kasus secara Spesifik

Tujuan utama studi kasus yang bersifat intropsektif adalah mengungkapkan


bagaimana peristiwa-peristiwa diinterpretasikan oleh orang yang mengalaminya. Untuk
memberikan kualifikasi terhadap hasil penelitian studi kasus introspektif ini sebagai suatu
kajian, maka perlu menyajikan pengalaman yang cukup unik untuk mewakili suatu
sumbangan pada ilmu pengetahuan (Sutama, 2016). Prihatsanti, dkk (2018) menjelaskan
bahwa penelitian studi kasus dimaksudkan atau bertujuan secara khusus untuk menyelidiki
kegiatan atau suatu proses yang kompleks yang tidak terpisahkan dari konteks sosial
tempat fenomena tersebut terjadi.

Tujuan studi kasus secara spesifik bisa dijabarkan seperti berikut.

 Pada bidang psikologi, dapat mengungkap atau mendapatkan informasi pada suatu
perilaku, sikap, respon, pemikiran kognitif, dan sebagainya.
 Pada bidang sosiologi, dapat mengkaji secara mendalam mengenai interaksi
antarkomunitas, organisasi, masyarakat, dan sebagainya.
 Pada bidang eksperimen, dapat menemukan suatu teori atau menghasilkan teori
baru.

Jenis-jenis Penelitian Studi Kasus


Bab ini akan membahas mengenai jenis-jenis studi kasus. Penjelasannya seperti di bawah
ini.

1. Studi Kasus Eksplanatori

Studi kasus eksplanatori merupakan studi yang cocok digunakan untuk penelitian
dengan jenis studi kasus kasual. Penelitian studi kasus eksplanatori bertujuan untuk
memaparkan atau menjelaskan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih.
Selain itu, tujuan eksplanatori yaitu untuk menunjukkan data-data dan deskripsi mengenai
investigasi kasual. Contohnya adalah studi mengenai politik, ekonomi, dan sebagainya.

2. Studi Kasus Eksploratori

Studi kasus eksploratori merupakan studi yang dilakukan sebelum adanya


pertanyaan penelitian dan hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Studi kasus ini bisa disebut
dengan studi awalan atau pendahuluan pada penelitian, maka dari itu peneliti diharuskan
untuk melakukan penelitian dengan runtut dan sistematis sesuai dengan rancangan
penelitian. Contohnya adalah mengenai sensus penduduk.

3. Studi Kasus Deskriptif

Studi kasus deskriptif merupakan studi yang mendeskripsikan suatu kasus dan
mengharuskan peneliti untuk memulai penelitian dengan teori deskriptif yaitu memaparkan
dengan jelas hasil penelitian tersebut. Contohnya adalah mengenai sejarah, kebudayaan,
dan sebagainya.

4. Studi Kasus Observasi

Studi kasus observasi merupakan studi yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengkaji atau menganalisis subjek yang bersifat benda fisik atau suatu proses atau
kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga pada studi kasus observasi mengharuskan
peneliti untuk turun ke lapangan untuk mendapatkan data-data tersebut.

5. Studi Kasus Kemasyarakatan

Studi kasus kemasyarakatan ini merupakan studi yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengkaji atau menganalisis suatu permasalahan sosial terjadi atau berkaitan dengan
masyarakat secara umum.

Kasus-kasus yang diteliti mengenai studi kasus kemasyarakatan contohnya berupa perilaku
menyimpang, pemberdayaan masyarakat, organisasi masyarakat, kehidupan sosial,
perubahan sosial masyarakat, dan sebagainya.

6. Studi Kasus Sejarah Hidup


Studi kasus sejarah hidup merupakan suatu studi yang disebut dengan studi kasus
biografi. Pada penelitian ini berfokus pada biografi seseorang yang berjasa atau
memberikan kontribusi pada negara, sebagai pahlawan, dan sebagainya. Contohnya adalah
studi kasus mengenai tokoh Presiden, Pahlawan, dan lain-lain.

7. Studi Kasus Mikro Etnografi

Studi kasus etnografi merupakan suatu studi yang dilakukan oleh peneliti untuk
menganalisis atau mengkaji mengenai kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada suatu
kelompok kecil. Contohnya adalah pengkajian mengenai tindakan kelas, perkembangan
suku, dan sebagainya.

8. Studi Kasus Analisis Situasi

Studi kasus analisis situasi merupakan studi yang dilakukan untuk mengkaji atau
menganalisis kebenaran dari suatu kasus yang sedang hangat diperbincangkan atau kasus
yang besar di masyarakat. Contohnya adalah mengenai perkembangan teknologi, pengaruh
penggunaan media sosial, dan sebagainya.

5. PENELITIAN TINDAKAN

Pengertian

Merupakan salah satu bentuk rancangan penelitian, dalam penelitian tindakan peneliti
mendeskripsikan, menginterpretasi dan menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang
bersamaan dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau
partisipasi.

Karakteristik penelitian tindakan

Beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas yang penting adalah:


1. Tujuan
2. Lokasi penelitian
3. Masalah
4. Sampel
5. Desain penelitian
6. Pengukuran
7. Analisis data
Langkah-langkah penelitian tindakan

1. Perencanaan yang diawali dengan refleksi awal


2. Tidakan
3. Pengamatan
4. Refleksi

6.DESAIN PENELITIAN KAUSAL


6.1.DEFENISI DESAIN PENELITIAN KAUSAL

Penelitian kausal adalah investigasi terhadap hubungan sebab-akibat. Untuk menentukan


kausalitas, penting untuk mengamati variasi dalam variabel penelitian yang dianggap
menyebabkan perubahan pada variabel lain, dan kemudian mengukur perubahan pada
variabel lain.

Pengaruh perancu lainnya harus dikontrol agar tidak mendistorsi hasil, baik dengan
mempertahankannya konstan dalam pembuatan data eksperimental, atau menggunakan
metode statistik.

Jenis metode penelitian ini sangat kompleks dan peneliti tidak pernah dapat sepenuhnya
yakin bahwa tidak ada faktor lain yang mempengaruhi hubungan kausal, terutama ketika
berhadapan dengan sikap dan motivasi orang. Sering ada pertimbangan psikologis yang jauh
lebih dalam yang bahkan responden mungkin tidak sadari.

Penelitian kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat dan sifat
hubungan sebab-akibat. Penelitian kausal dapat dilakukan untuk menilai dampak dari
perubahan spesifik pada norma yang ada, berbagai proses dan lain-lain.

Studi kausal fokus pada analisis situasi atau rumusan masalah khusus untuk menjelaskan pola
hubungan antar variabel. Eksperimen adalah teknik pengumpulan data primer yang paling
populer dalam penelitian dengan rancangan penelitian kausal.

Adapun definisi penelitian kausal menurut para ahli, antara lain:

1. Business Dictionary, Penelitian kausan adalah penyelidikan terhadap masalah atau


topik yang melihat efek dari satu hal atau variabel pada yang lain. Misalnya,
penelitian kausal dapat digunakan dalam lingkungan bisnis untuk mengukur efek yang
akan terjadi pada perubahan pada operasinya saat ini pada tingkat produksi di masa
depan untuk membantu dalam proses perencanaan bisnis.
2. Fluid Surveys University, Penelitian kausal termasuk dalam kategori penelitian
konklusif, karena upayanya untuk mengungkap hubungan sebab dan akibat antara dua
variabel. Seperti penelitian deskriptif, bentuk penelitian ini mencoba untuk
membuktikan ide yang diajukan oleh individu atau organisasi. Namun, itu berbeda
secara signifikan pada metode dan tujuannya.

6.2 CIRI CIRI PENELITIAN KAUSAL

Jika penelitian deskriptif memiliki cakupan yang luas, berusaha untuk mendefinisikan dengan
lebih baik setiap opini, sikap, atau perilaku yang dimiliki oleh kelompok tertentu, penelitian
kausal dapat dibedakan dari penelitian deskriptif tersebut karena memiliki karakteristik
tersendiri yang ditinjau dari segi tujuannya, yaitu:

1. Memahami variabel mana yang menjadi penyebabnya, dan variabel mana yang
pengaruhnya

Misalnya, katakanlah pemerintah ingin mengurangi kecelakaan mobil di jalan raya. Mereka
mungkin menemukan melalui penelitian deskriptif dan eksplorasi awal bahwa kecelakaan dan
kemarahan di jalan terus meningkat selama 5 tahun terakhir.

Alih-alih secara otomatis mengasumsikan bahwa kemarahan di jalan adalah penyebab


kecelakaan-kecelakaan ini, penting untuk mengukur apakah yang sebaliknya bisa benar.
Mungkin kemarahan di jalan meningkat lebih banyak kecelakaan karena penutupan jalur dan
peningkatan lalu lintas.

Bisa juga karena pepatah lama ‘korelasi tidak menjamin penyebab.’ Mungkin keduanya
meningkat karena alasan lain seperti konstruksi, kurangnya kontrol lalu lintas yang tepat, atau
masuknya driver baru.

2. Menentukan sifat hubungan antara variabel kausal dan efek yang diprediksi
Melanjutkan dengan contoh di atas, katakanlah pemerintah membuktikan bahwa kemarahan
di jalan semakin meningkatkan jumlah kecelakaan mobil di daerah tersebut. Penelitian kausal
dapat digunakan untuk dua hal.

Pertama, mengukur signifikansi efeknya, seperti menghitung persentase peningkatan


kecelakaan yang dapat dikontribusikan oleh kemarahan di jalan. Kedua, mengamati
bagaimana hubungan antara variabel bekerja (yaitu: driver yang marah cenderung untuk
mempercepat berbahaya atau mengambil lebih banyak risiko, menghasilkan lebih banyak
kecelakaan).

6.3 KOMPONEN PENELITIAN KAUSAL

Kehadiran hubungan sebab-akibat dapat dikonfirmasi hanya jika ada bukti kausal spesifik.
Bukti kausal memiliki tiga komponen penting:

1. Urutan sementara. Penyebabnya harus terjadi sebelum efek. Misalnya, tidak akan
pantas untuk mengkredit kenaikan penjualan untuk upaya rebranding jika kenaikan
telah dimulai sebelum rebranding.
2. Variasi yang bersamaan. Variasi harus sistematis antara dua variabel. Misalnya, jika
perusahaan tidak mengubah pelatihan karyawan dan praktik pengembangannya, maka
perubahan dalam kepuasan pelanggan tidak dapat disebabkan oleh pelatihan dan
pengembangan karyawan.
3. Asosiasi tidak palsu. Setiap kovarioaton antara sebab dan akibat harus benar dan
bukan hanya karena variabel lain. Dengan kata lain, seharusnya tidak ada faktor
‘sepertiga’ yang terkait dengan keduanya, menyebabkan, serta, efek.

6.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN KAUSAL

Penelitian kausal memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu:

1. Studi kausal dapat memainkan peran penting dalam hal mengidentifikasi alasan di
balik berbagai proses, serta, menilai dampak perubahan pada norma yang ada, proses
dan lain-lain.
2. Studi kausal biasanya menawarkan keuntungan replikasi jika diperlukan.
3. Jenis studi ini dikaitkan dengan tingkat validitas internal yang lebih besar karena
pemilihan mata pelajaran yang sistematis.

Penelitian kausal memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu:

1. Kebetulan dalam suatu peristiwa dapat dianggap sebagai hubungan sebab dan akibat.
2. Mungkin sulit untuk mencapai kesimpulan yang tepat berdasarkan temuan penelitian
kausal. Hal ini disebabkan dampak berbagai faktor dan variabel di lingkungan sosial.
3. Pada kasus-kasus tertentu, sementara korelasi antara dua variabel dapat ditetapkan
secara efektif; mengidentifikasi variabel mana yang merupakan penyebab dan mana
yang merupakan dampaknya dapat menjadi tugas yang sulit untuk diselesaikan.

6.5 CARA MEMBUAT PENELITIAN KAUSAL

Ada dua metode penelitian untuk mengeksplorasi hubungan sebab-akibat antara variabel:
eksperimen (mis., Di laboratorium) dan penelitian statistik. Berikut penjelasannya:

1. Eksperimen

Eksperimen biasanya dilakukan di laboratorium di mana banyak atau semua aspek percobaan
dapat dikontrol dengan ketat untuk menghindari hasil palsu karena faktor-faktor selain dari
faktor penyebab yang dihipotesiskan. Banyak penelitian dalam fisika, misalnya,
menggunakan pendekatan ini.

Atau, percobaan lapangan dapat dilakukan, seperti dengan studi medis di mana subyek
mungkin memiliki banyak atribut yang tidak dapat dikontrol, tetapi di mana setidaknya
variabel kunci penyebab hipotesis dapat bervariasi dan beberapa atribut asing setidaknya
dapat diukur.

Eksperimen lapangan juga kadang-kadang digunakan dalam ekonomi, seperti ketika dua
kelompok penerima kesejahteraan yang berbeda diberi dua set insentif atau peluang alternatif
untuk mendapatkan penghasilan dan efek yang dihasilkan pada pasokan tenaga kerja mereka
diselidiki.

2. Penelitian Statistik
Di bidang-bidang seperti ekonomi, sebagian besar penelitian empiris dilakukan pada data
yang sudah ada sebelumnya, sering dikumpulkan secara teratur oleh pemerintah. Regresi
berganda adalah sekelompok teknik statistik terkait yang mengendalikan (upaya untuk
menghindari pengaruh palsu dari) berbagai korelasi selain yang sedang dipelajari.

Jika data menunjukkan variasi yang cukup dalam variabel penjelas hipotesis yang
dihipotesiskan, korelasinya jika dengan variabel yang berpotensi dipengaruhi dapat diukur.
Namun, ini tidak menyiratkan hubungan kausal.

Penelitian kausal harus dipandang sebagai penelitian eksperimental. Ingat, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuktikan hubungan sebab dan akibat. Dengan mengingat hal
ini, menjadi sangat penting untuk memiliki parameter dan tujuan yang terencana secara ketat.

Tanpa pemahaman lengkap tentang rencana penelitian dan apa yang kita coba buktikan,
temuan kita bisa menjadi tidak dapat diandalkan dan memiliki bias peneliti yang tinggi. Coba
gunakan penelitian eksplorasi atau penelitian deskriptif sebagai alat untuk mendasari rencana
penelitian kita.

Setelah rencana dan sasaran penelitian kita disempurnakan, inilah saatnya untuk menyiapkan
eksperimen kausal kita dengan benar. Berikut adalah tiga kondisi utama tentang eksperimen
kausal yang ingin kita teliti:

1. Hubungan sebab dan akibat akan dibuktikan atau disangkal oleh eksperimen

Tentu saja ini mungkin terlihat seperti tidak masuk akal, tetapi jika kita tidak memastikan
rencana penelitian kita secara langsung mengikat ke dalam tujuan penelitian, hasil akhir dari
penelitian kita akan sia-sia. Untuk memastikan penelitian kita akan memiliki hasil dengan
satu atau lain cara, amati lingkungan normal kita dan kemudian tingkatkan frekuensi atau
kekuatan variabel penyebab.

2. Mengidentifikasi variabel independen dan dependen

Kita dengan jelas mengidentifikasi variabel mana yang sedang diuji sebagai independen
(menyebabkan efek) dan yang sedang diuji sebagai dependen (sedang dipengaruhi).
Seperti dibahas dalam contoh kemarahan jalanan / kecelakaan mobil, dalam banyak kasus
sulit untuk menentukan variabel mana yang bergantung pada variabel lainnya. Karena itu,
penting untuk mengidentifikasi mana yang akan diuji sebelum percobaan.

Misalnya, kita berhipotesis bahwa meningkatkan pilihan warna untuk mobil akan
meningkatkan penjualan. Dalam hal ini, jumlah opsi warna adalah variabel independen dan
tingkat penjualan adalah variabel dependen.

Langkah kita selanjutnya adalah mengukur tingkat penjualan normal di toko mobil, dan
kemudian menambahkan pilihan warna mobil yang lebih luas. Setelah mengumpulkan angka
penjualan baru, bandingkan dua set data dan pelajari pengaruhnya terhadap penjualan.

3. Tidak ada variabel eksternal yang juga dapat menyebabkan perubahan pada
hasil eksperimen

Tanpa memperhitungkan semua faktor yang mungkin mempengaruhi perubahan dalam


variabel dependen, kita tidak dapat memastikan bahwa variabel yang diuji bertanggung jawab
untuk menyebabkan efek yang kita ukur. Di laboratorium, para ilmuwan memiliki
kemewahan untuk dapat menciptakan lingkungan yang sepenuhnya netral.

7.DESAIN PENELITIAN COHORT

Cohort seringkali dipergunakan dalam literatur arti penelitian dan pelaporan teknis. Adapun
istilah istilah cohort mengacu pada sekelompok individu yang memiliki kesamaan. Dalam
pendidikan, kelompok biasanya diterapkan pada siswa yang dididik pada periode waktu yang
sama.

Kelompok juga dapat dibagi ke dalam kategori demografis atau statistik, atau subkelompok,
berdasarkan usia, ras, jenis kelamin, status sosial ekonomi, atau kemahiran bahasa Inggris, di
antara kategori lainnya.

7.1 DEFENISI DESAIN PENELITIAN COHORT


Cohort adalah bentuk studi longitudinal tertentu yang mengambil sampel dari sekelompok
orang yang memiliki karakteristik yang menentukan, biasanya mereka yang mengalami
peristiwa umum dalam periode tertentu, seperti kelahiran atau kelulusan.

Pengertian Cohort Menurut Para Ahli

Adapun definisi cohort menurut para ahli, antara lain:

1. Himmelfarb Health Sciences Library , Cohort adalah sebuah desain penelitian di


mana satu atau lebih sampel (disebut kohort) diikuti secara prospektif dan evaluasi
status selanjutnya sehubungan dengan suatu penyakit atau hasil dilakukan untuk
menentukan karakteristik paparan peserta awal (faktor risiko) yang terkait dengannya.
Saat studi dilakukan, hasil dari partisipan di setiap kelompok diukur dan dikaji
hubungannya dengan karakteristik tertentu yang sudah ditentukan.

7.2.JENIS JENIS COHORT

Studi cohort dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Studi kohort prospektif, yaitu studi yang direncanakan sebelumnya dan dilakukan
untuk jangka waktu yang akan datang.
2. Studi kohort retrospektif, yaitu studi yang melihat data yang sudah ada dan
mencoba mengidentifikasi faktor risiko untuk kondisi tertentu. Interpretasi terbatas
karena peneliti tidak bisa kembali dan mengumpulkan data yang hilang.

7.3 kELEBIHAN DAN KEKURANGAN COHORT

Kelebihan:

Diantaranya;

1. Subjek dalam kelompok dapat dicocokkan, yang membatasi pengaruh variabel


perancu
2. Standarisasi kriteria/hasil dimungkinkan
3. Lebih mudah dan lebih murah daripada uji coba terkontrol secara acak (RCT)

Kekurangan:
Yaitu;

1. Kelompok bisa sulit diidentifikasi karena variabel penelitian perancu


2. Tidak ada pengacakan, yang berarti dapat terjadi ketidakseimbangan dalam
karakteristik pasien
3. Hasil yang menarik membutuhkan waktu untuk muncul

7.4 CONTOH DESAIN COHORT

Beberapa studi kohort telah menjadi sangat besar dan berlanjut untuk waktu yang lama,
menghasilkan banyak data yang melayani peneliti di berbagai bidang. Salah satu contoh studi
kohort yang terkenal adalah;

1. Nurses Health Study

Dimana Nurses Health Study adalah sebuah analisis korelasi terkait dengan kesehatan wanita
dalam lingkup yang besar dan berjangka panjang, yang pada mulanya dilakukan pada tahun
1976 untuk menyelidiki potensi konsekuensi jangka panjang dari penggunaan kontrasepsi
oral.

Studi ini merekrut kohort perawat generasi kedua untuk Nurses ‘Health Study II pada tahun
1989, dan kohort perawat generasi ketiga dari seluruh Amerika Serikat dan Kanada pada
tahun 2010. Para perawat di NHS pertama adalah wanita yang sudah menikah berusia 30
sampai 55 tahun. NHS II dan III bertujuan untuk melihat kelompok yang lebih beragam
termasuk wanita berusia antara 20 dan 46 tahun.

Banyak wawasan penting tentang kesehatan dan kesejahteraan telah diperoleh oleh para
peneliti menggunakan data dari Nurses ’Health Study, yang dijalankan oleh Harvard School
of Public Health, dan Brigham and Women’s Hospital, keduanya berbasis di Boston, MA.

6.DESAIN PENELITIAN KAUSAL

6.1.DEFENISI DESAIN PENELITIAN KAUSAL

Penelitian kausal adalah investigasi terhadap hubungan sebab-akibat. Untuk menentukan


kausalitas, penting untuk mengamati variasi dalam variabel penelitian yang dianggap
menyebabkan perubahan pada variabel lain, dan kemudian mengukur perubahan pada
variabel lain.

Pengaruh perancu lainnya harus dikontrol agar tidak mendistorsi hasil, baik dengan
mempertahankannya konstan dalam pembuatan data eksperimental, atau menggunakan
metode statistik.

Jenis metode penelitian ini sangat kompleks dan peneliti tidak pernah dapat sepenuhnya
yakin bahwa tidak ada faktor lain yang mempengaruhi hubungan kausal, terutama ketika
berhadapan dengan sikap dan motivasi orang. Sering ada pertimbangan psikologis yang jauh
lebih dalam yang bahkan responden mungkin tidak sadari.

Penelitian kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat dan sifat
hubungan sebab-akibat. Penelitian kausal dapat dilakukan untuk menilai dampak dari
perubahan spesifik pada norma yang ada, berbagai proses dan lain-lain.

Studi kausal fokus pada analisis situasi atau rumusan masalah khusus untuk menjelaskan pola
hubungan antar variabel. Eksperimen adalah teknik pengumpulan data primer yang paling
populer dalam penelitian dengan rancangan penelitian kausal.

Adapun definisi penelitian kausal menurut para ahli, antara lain:

3. Business Dictionary, Penelitian kausan adalah penyelidikan terhadap masalah atau


topik yang melihat efek dari satu hal atau variabel pada yang lain. Misalnya,
penelitian kausal dapat digunakan dalam lingkungan bisnis untuk mengukur efek yang
akan terjadi pada perubahan pada operasinya saat ini pada tingkat produksi di masa
depan untuk membantu dalam proses perencanaan bisnis.
4. Fluid Surveys University, Penelitian kausal termasuk dalam kategori penelitian
konklusif, karena upayanya untuk mengungkap hubungan sebab dan akibat antara dua
variabel. Seperti penelitian deskriptif, bentuk penelitian ini mencoba untuk
membuktikan ide yang diajukan oleh individu atau organisasi. Namun, itu berbeda
secara signifikan pada metode dan tujuannya.

6.2 CIRI CIRI PENELITIAN KAUSAL

Jika penelitian deskriptif memiliki cakupan yang luas, berusaha untuk mendefinisikan dengan
lebih baik setiap opini, sikap, atau perilaku yang dimiliki oleh kelompok tertentu, penelitian
kausal dapat dibedakan dari penelitian deskriptif tersebut karena memiliki karakteristik
tersendiri yang ditinjau dari segi tujuannya, yaitu:

2. Memahami variabel mana yang menjadi penyebabnya, dan variabel mana yang
pengaruhnya

Misalnya, katakanlah pemerintah ingin mengurangi kecelakaan mobil di jalan raya. Mereka
mungkin menemukan melalui penelitian deskriptif dan eksplorasi awal bahwa kecelakaan dan
kemarahan di jalan terus meningkat selama 5 tahun terakhir.

Alih-alih secara otomatis mengasumsikan bahwa kemarahan di jalan adalah penyebab


kecelakaan-kecelakaan ini, penting untuk mengukur apakah yang sebaliknya bisa benar.
Mungkin kemarahan di jalan meningkat lebih banyak kecelakaan karena penutupan jalur dan
peningkatan lalu lintas.

Bisa juga karena pepatah lama ‘korelasi tidak menjamin penyebab.’ Mungkin keduanya
meningkat karena alasan lain seperti konstruksi, kurangnya kontrol lalu lintas yang tepat, atau
masuknya driver baru.

3. Menentukan sifat hubungan antara variabel kausal dan efek yang diprediksi

Melanjutkan dengan contoh di atas, katakanlah pemerintah membuktikan bahwa kemarahan


di jalan semakin meningkatkan jumlah kecelakaan mobil di daerah tersebut. Penelitian kausal
dapat digunakan untuk dua hal.

Pertama, mengukur signifikansi efeknya, seperti menghitung persentase peningkatan


kecelakaan yang dapat dikontribusikan oleh kemarahan di jalan. Kedua, mengamati
bagaimana hubungan antara variabel bekerja (yaitu: driver yang marah cenderung untuk
mempercepat berbahaya atau mengambil lebih banyak risiko, menghasilkan lebih banyak
kecelakaan).

6.3 KOMPONEN PENELITIAN KAUSAL

Kehadiran hubungan sebab-akibat dapat dikonfirmasi hanya jika ada bukti kausal spesifik.
Bukti kausal memiliki tiga komponen penting:
4. Urutan sementara. Penyebabnya harus terjadi sebelum efek. Misalnya, tidak akan
pantas untuk mengkredit kenaikan penjualan untuk upaya rebranding jika kenaikan
telah dimulai sebelum rebranding.
5. Variasi yang bersamaan. Variasi harus sistematis antara dua variabel. Misalnya, jika
perusahaan tidak mengubah pelatihan karyawan dan praktik pengembangannya, maka
perubahan dalam kepuasan pelanggan tidak dapat disebabkan oleh pelatihan dan
pengembangan karyawan.
6. Asosiasi tidak palsu. Setiap kovarioaton antara sebab dan akibat harus benar dan
bukan hanya karena variabel lain. Dengan kata lain, seharusnya tidak ada faktor
‘sepertiga’ yang terkait dengan keduanya, menyebabkan, serta, efek.

6.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN KAUSAL

Penelitian kausal memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu:

4. Studi kausal dapat memainkan peran penting dalam hal mengidentifikasi alasan di
balik berbagai proses, serta, menilai dampak perubahan pada norma yang ada, proses
dan lain-lain.
5. Studi kausal biasanya menawarkan keuntungan replikasi jika diperlukan.
6. Jenis studi ini dikaitkan dengan tingkat validitas internal yang lebih besar karena
pemilihan mata pelajaran yang sistematis.

Penelitian kausal memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu:

4. Kebetulan dalam suatu peristiwa dapat dianggap sebagai hubungan sebab dan akibat.
5. Mungkin sulit untuk mencapai kesimpulan yang tepat berdasarkan temuan penelitian
kausal. Hal ini disebabkan dampak berbagai faktor dan variabel di lingkungan sosial.
6. Pada kasus-kasus tertentu, sementara korelasi antara dua variabel dapat ditetapkan
secara efektif; mengidentifikasi variabel mana yang merupakan penyebab dan mana
yang merupakan dampaknya dapat menjadi tugas yang sulit untuk diselesaikan.

6.5 CARA MEMBUAT PENELITIAN KAUSAL

Ada dua metode penelitian untuk mengeksplorasi hubungan sebab-akibat antara variabel:
eksperimen (mis., Di laboratorium) dan penelitian statistik. Berikut penjelasannya:
2. Eksperimen

Eksperimen biasanya dilakukan di laboratorium di mana banyak atau semua aspek percobaan
dapat dikontrol dengan ketat untuk menghindari hasil palsu karena faktor-faktor selain dari
faktor penyebab yang dihipotesiskan. Banyak penelitian dalam fisika, misalnya,
menggunakan pendekatan ini.

Atau, percobaan lapangan dapat dilakukan, seperti dengan studi medis di mana subyek
mungkin memiliki banyak atribut yang tidak dapat dikontrol, tetapi di mana setidaknya
variabel kunci penyebab hipotesis dapat bervariasi dan beberapa atribut asing setidaknya
dapat diukur.

Eksperimen lapangan juga kadang-kadang digunakan dalam ekonomi, seperti ketika dua
kelompok penerima kesejahteraan yang berbeda diberi dua set insentif atau peluang alternatif
untuk mendapatkan penghasilan dan efek yang dihasilkan pada pasokan tenaga kerja mereka
diselidiki.

3. Penelitian Statistik

Di bidang-bidang seperti ekonomi, sebagian besar penelitian empiris dilakukan pada data
yang sudah ada sebelumnya, sering dikumpulkan secara teratur oleh pemerintah. Regresi
berganda adalah sekelompok teknik statistik terkait yang mengendalikan (upaya untuk
menghindari pengaruh palsu dari) berbagai korelasi selain yang sedang dipelajari.

Jika data menunjukkan variasi yang cukup dalam variabel penjelas hipotesis yang
dihipotesiskan, korelasinya jika dengan variabel yang berpotensi dipengaruhi dapat diukur.
Namun, ini tidak menyiratkan hubungan kausal.

Penelitian kausal harus dipandang sebagai penelitian eksperimental. Ingat, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuktikan hubungan sebab dan akibat. Dengan mengingat hal
ini, menjadi sangat penting untuk memiliki parameter dan tujuan yang terencana secara ketat.

Tanpa pemahaman lengkap tentang rencana penelitian dan apa yang kita coba buktikan,
temuan kita bisa menjadi tidak dapat diandalkan dan memiliki bias peneliti yang tinggi. Coba
gunakan penelitian eksplorasi atau penelitian deskriptif sebagai alat untuk mendasari rencana
penelitian kita.
Setelah rencana dan sasaran penelitian kita disempurnakan, inilah saatnya untuk menyiapkan
eksperimen kausal kita dengan benar. Berikut adalah tiga kondisi utama tentang eksperimen
kausal yang ingin kita teliti:

2. Hubungan sebab dan akibat akan dibuktikan atau disangkal oleh eksperimen

Tentu saja ini mungkin terlihat seperti tidak masuk akal, tetapi jika kita tidak memastikan
rencana penelitian kita secara langsung mengikat ke dalam tujuan penelitian, hasil akhir dari
penelitian kita akan sia-sia. Untuk memastikan penelitian kita akan memiliki hasil dengan
satu atau lain cara, amati lingkungan normal kita dan kemudian tingkatkan frekuensi atau
kekuatan variabel penyebab.

3. Mengidentifikasi variabel independen dan dependen

Kita dengan jelas mengidentifikasi variabel mana yang sedang diuji sebagai independen
(menyebabkan efek) dan yang sedang diuji sebagai dependen (sedang dipengaruhi).

Seperti dibahas dalam contoh kemarahan jalanan / kecelakaan mobil, dalam banyak kasus
sulit untuk menentukan variabel mana yang bergantung pada variabel lainnya. Karena itu,
penting untuk mengidentifikasi mana yang akan diuji sebelum percobaan.

Misalnya, kita berhipotesis bahwa meningkatkan pilihan warna untuk mobil akan
meningkatkan penjualan. Dalam hal ini, jumlah opsi warna adalah variabel independen dan
tingkat penjualan adalah variabel dependen.

Langkah kita selanjutnya adalah mengukur tingkat penjualan normal di toko mobil, dan
kemudian menambahkan pilihan warna mobil yang lebih luas. Setelah mengumpulkan angka
penjualan baru, bandingkan dua set data dan pelajari pengaruhnya terhadap penjualan.

4. Tidak ada variabel eksternal yang juga dapat menyebabkan perubahan pada
hasil eksperimen

Tanpa memperhitungkan semua faktor yang mungkin mempengaruhi perubahan dalam


variabel dependen, kita tidak dapat memastikan bahwa variabel yang diuji bertanggung jawab
untuk menyebabkan efek yang kita ukur. Di laboratorium, para ilmuwan memiliki
kemewahan untuk dapat menciptakan lingkungan yang sepenuhnya netral.
7.DESAIN PENELITIAN COHORT

seringkali dipergunakan dalam literatur arti penelitian dan pelaporan teknis. Adapun
istilah istilah cohort mengacu pada sekelompok individu yang memiliki kesamaan. Dalam
pendidikan, kelompok biasanya diterapkan pada siswa yang dididik pada periode waktu yang
sama.

Kelompok juga dapat dibagi ke dalam kategori demografis atau statistik, atau
subkelompok, berdasarkan usia, ras, jenis kelamin, status sosial ekonomi, atau kemahiran
bahasa Inggris, di antara kategori lainnya.

7.1 DEFENISI DESAIN PENELITIAN COHORT

Cohort adalah bentuk studi longitudinal tertentu yang mengambil sampel dari
sekelompok orang yang memiliki karakteristik yang menentukan, biasanya mereka yang
mengalami peristiwa umum dalam periode tertentu, seperti kelahiran atau kelulusan.

Pengertian Cohort Menurut Para Ahli

Adapun definisi cohort menurut para ahli, antara lain:

2. Himmelfarb Health Sciences Library , Cohort adalah sebuah desain penelitian di


mana satu atau lebih sampel (disebut kohort) diikuti secara prospektif dan evaluasi
status selanjutnya sehubungan dengan suatu penyakit atau hasil dilakukan untuk
menentukan karakteristik paparan peserta awal (faktor risiko) yang terkait dengannya.
Saat studi dilakukan, hasil dari partisipan di setiap kelompok diukur dan dikaji
hubungannya dengan karakteristik tertentu yang sudah ditentukan.

7.2.JENIS JENIS COHORT

Studi cohort dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

3. Studi kohort prospektif, yaitu studi yang direncanakan sebelumnya dan dilakukan
untuk jangka waktu yang akan datang.
4. Studi kohort retrospektif, yaitu studi yang melihat data yang sudah ada dan
mencoba mengidentifikasi faktor risiko untuk kondisi tertentu. Interpretasi terbatas
karena peneliti tidak bisa kembali dan mengumpulkan data yang hilang.

7.3 kELEBIHAN DAN KEKURANGAN COHORT

Kelebihan:

Diantaranya;

4. Subjek dalam kelompok dapat dicocokkan, yang membatasi pengaruh variabel


perancu
5. Standarisasi kriteria/hasil dimungkinkan
6. Lebih mudah dan lebih murah daripada uji coba terkontrol secara acak (RCT)

Kekurangan:

Yaitu;

4. Kelompok bisa sulit diidentifikasi karena variabel penelitian perancu


5. Tidak ada pengacakan, yang berarti dapat terjadi ketidakseimbangan dalam
karakteristik pasien
6. Hasil yang menarik membutuhkan waktu untuk muncul

7.4 CONTOH DESAIN COHORT

Beberapa studi kohort telah menjadi sangat besar dan berlanjut untuk waktu yang lama,
menghasilkan banyak data yang melayani peneliti di berbagai bidang. Salah satu contoh studi
kohort yang terkenal adalah;

2. Nurses Health Study

Dimana Nurses Health Study adalah sebuah analisis korelasi terkait dengan kesehatan
wanita dalam lingkup yang besar dan berjangka panjang, yang pada mulanya dilakukan pada
tahun 1976 untuk menyelidiki potensi konsekuensi jangka panjang dari penggunaan
kontrasepsi oral.
Studi ini merekrut kohort perawat generasi kedua untuk Nurses ‘Health Study II pada
tahun 1989, dan kohort perawat generasi ketiga dari seluruh Amerika Serikat dan Kanada
pada tahun 2010. Para perawat di NHS pertama adalah wanita yang sudah menikah berusia
30 sampai 55 tahun. NHS II dan III bertujuan untuk melihat kelompok yang lebih beragam
termasuk wanita berusia antara 20 dan 46 tahun.

Banyak wawasan penting tentang kesehatan dan kesejahteraan telah diperoleh oleh para
peneliti menggunakan data dari Nurses ’Health Study, yang dijalankan oleh Harvard School
of Public Health, dan Brigham and Women’s Hospital, keduanya berbasis di Boston, MA.

8. DESAIN DESKRIPTIF

Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang menggambarkan


karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti. Sehingga metode penelitian satu
ini fokus utamanya adalah menjelaskan objek penelitiannya. Sehingga menjawab apa
peristiwa atau apa fenomena yang terjadi.

Metode penelitian ini kemudian berbeda dengan metode lain yang cenderung lebih fokus
pada pembahasan kenapa suatu peristiwa atau fenomena terjadi. Dimana peristiwa dan
fenomena yang dimaksudkan disini adalah objek penelitian. Hasil penelitiannya tentu saja
akan menggambarkan objek penelitian dengan detail.

Kriteria Penelitian Deskriptif

Sebagai bentuk penelitian yang tujuan utamanya adalah menjelaskan dan menggambarkan
suatu fenomena atau peristiwa dengan teliti. Maka metode deskriptif dalam kegiatan
penelitian kemudian memiliki sejumlah kriteria. Kriteria tersebut antara lain:

1. Masalah yang Dirumuskan Harus Layak

Kriteria pertama adalah mengenai masalah penelitian yang tentu menjadi topik dalam
penelitian tersebut dimana wajib layak untuk diangkat. Sehingga peneliti dalam memakai
metode penelitian ini tidak bisa asal dalam memilih atau merumuskan masalah penelitian.
Perlu dikaji dulu apakah rumusan masalah tersebut memang layak untuk diangkat atau
tidak. Selain itu rumusan masalah tersebut juga mengandung nilai ilmiah. Sehingga tidak
semua topik nantinya bisa diangkat menjadi penelitian yang bersifat deskriptif. Sebab bisa
jadi topik tertentu menyulitkan peneliti untuk menjelaskannya.

2. Tujuan Penelitian Tidak Boleh Terlalu Luas

Dalam setiap kegiatan penelitian maka dijamin akan dirumuskan tujuan penelitian. Khusus
untuk penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif nantinya tidak boleh terlalu
luas. Perlu dipersempit dan sangat spesifik, sehingga isi laporan penelitian lebih fokus.

Hal ini lumrah, karena penelitian dengan metode deskriptif akan menggambarkan dan
menjelaskan objek penelitian dengan detail. Jika tujuan penelitiannya kurang spesifik atau
terlalu luas. Tentu penjelasan ini akan terlalu banyak, dan ada kemungkinan
pembahasannya menjadi terlalu luas dan tidak terfokus.

3. Data Merupakan Fakta

Sama seperti penelitian dengan metode lainnya, penelitian deskriptif juga memiliki kriteria
bahwa data yang digunakan merupakan fakta. Jadi, meskipun penelitian ini adalah
menggambarkan objek penelitian tentu tidak bisa hanya didasarkan pada apa yang
disampaikan referensi, bai itu buku, video, maupun referensi bentuk lainnya.

Peneliti harus terjun langsung di lapangan, untuk melihat sendiri dan mendata sendiri data-
data penelitian. Sehingga benar-benar sesuai dengan fakta dan kemudian memudahkan
peneliti untuk menuangkannya dalam laporan penelitian yang mendetail. Sebab paham
betul data penelitian dan bisa dijelaskan dengan bahasa sendiri.

4. Pembanding Harus Memiliki Validasi

Penelitian dengan metode deskriptif tentunya akan memiliki standar yang digunakan
sebagai pembanding. Standar pembanding ini kemudian penting untuk memiliki validasi,
sehingga jelas dan tentunya tidak mengandung unsur opini melainkan fakta.

5. Tempat dan Waktu Penelitian Jelas


Penelitian dengan metode deskriptif kemudian juga diwajibkan mencantumkan tempat dan
waktu penelitian dengan jelas. Sehingga ada kewajiban mencantumkan keterangan waktu,
tidak hanya lokasi atau tempat penelitian. Sebagaimana yang dilakukan pada penelitian
dengan metode lain.

6. Hasil Penelitian Dijelaskan Mendetail

Berhubung peneliti memakai metode deskriptif maka hasil penelitian atau laporan hasil
penelitian perlu dijelaskan mendetail. Objek penelitian kemudian dijelaskan atau
digambarkan secara lengkap, selengkap mungkin dan sejelas mungkin. Sehingga pembaca
hasil penelitian juga memiliki gambaran terhadap objek penelitian.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah ini kita dapat mengetahui jenis-jenis penelitian yang sering digunakan,
prinsip penelitian, karakteristik penelitian. Serta langkah-langkah atau proses penelitian
tersebut. Oleh karena itu, kita harus mengetahui proses dan jenis-jenis penelitian agar kita
dapat membuat penelitian yang benar dan sesuai dengan langkah-langkah penelitian yang
telah dipilih.

B. Saran

Sebagai mahasiswa kita harus mengetahui jenis-jenis penelitian dan proses


pelaksaannya agar tercapai penelitian yang sesuai dengan langkah-langkah atau prosesnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sosial79.com/2020/11/pengertian-penelitian-survei-unsur-ciri.html?m=1

http://lib.ui.ac.id/

http://elibrary.unicom.ac.id/

https://penelitianilmiah.com/penelitian-kausal/

Anda mungkin juga menyukai