Anda di halaman 1dari 23

Makalah

PENELITIAN KASUS
Dosen pengampu: Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 5
(Eks H-PGSD 2019)
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian

Humairoh Purba (1193311062)


Maysi Imelda Damanik (1193311159)
Nona Lisa (1193311049)
Putra Dwi Andika (1193311046)
Ramadani Syahfitri (1193311044)
Ranti Vidia Astri (1193311057)
Shinta Br Tarigan (1193311048)
Stefani malau (1193311051)
Vevi Terya Hutajulu (1193311053)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat
serta berkat-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini sesuai dengan harapan dan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas “Penelitian Kasus”, yang disusun untuk memenui salah satu
tugas dari mata kuliah metodologi penelitian. Penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada bapak Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd., M.Si selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini
yang telah memberikan penulis arahan dan petunjuk sehingga menambah pengetahuan dan
wawasan penulis tentang bagaimana cara menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta
bermanfaat dalam proses pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat jauh dari kata sempurna. Untuk itu
diharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun agar penulis dapat
menyelesaikan tugas berikutnya dengan lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah
ini dan penulis juga mengucapkan selamat membaca. Semoga dengan adanya pembuatan
tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang bagi penulis maupun
bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.

Medan, 25 Oktober 2021

Penulis
Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4

A. Pengertian Penelitian Kasus .......................................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian Kasus ............................................................................................... 6

C. Manfaat Penelitian Kasus ............................................................................................ 7

D. Jenis Penelitian Kasus …….…………………………………………………………. 8

E. Ciri-Ciri Penelitian Kasus ............................................................................................. 9

F. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus .................................................................. 10

G. Kelebihan Dan Kekurangan ....................................................................................... 12

H. Keunikan Dalam Studi Kasus ..................................................................................... 12

I. Tipe-Tipe Penelitian Kasus ......................................................................................... 13

J. Desain Penelitian Kasus ............................................................................................. 14

K. Contoh-Contoh Penelitian Kasus ................................................................................ 15

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 18

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 18

B. Saran ........................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Kependidikan adalah mampu
melakukan penelitian. Hal ini karena pekerjaan dalam pendidikan adalah sebuah profesi yang
menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilan terus menerus sejalan dengan
perkembangan pendidikan di lapangan. Dalam perkembangannya, terdapat beragam
pendekatan, jenis serta metode penelitian sesuai dengan paradigma keilmuan serta realitas
gejala yang hendak diungkap. Untuk dapat memilih pendekatan dan/atau metode yang tepat,
seseorang dituntut memahami substansi keilmuan/bidang kajian dan metodologi penelitian.
Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses
berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka
landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan
metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran
(reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin
diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji
kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta). Hal-hal yang dipaparkan tersebut dapat
dijadikan sebagai sebuah metodologi dalam penelitian. Metode ilmiah yang dijelaskan
merupakan unsur yang ada dalam sebuah penelitian. Penelitian bias berjalan jika memiliki
sebuah metode yang ditentukan dan disesuaikan. Ada beberapa metode dalam penelitian
pendidikan yang yang harus kita ketahui ketika ingin melakukan sebuah penelitian. Sebagian
dari metode-metode penelitian tersebut adalah metode penelitian perkembangan dan metode
penelitian kasus dan lapangan yang merupakan metode penelitian berdasarkan
karakteristiknya.
Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau
memecahkan permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis, dan
menempuh langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di bidang apa pun pada umumnya
langkah-langkahitu mempunyai kesamaan, walaupun dalam beberapa hal sering terjadi
pelaksanaannya yang dimodifikasi oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi.Adapun secara garis besar fase-fase atau langkah-langkah penelitian
dapat dipilah menjadi tiga fase, yaitu fase perencanaan, pelaksanaan, dan laporan. Adapun
studi kasus termasuk kedalam fase perencanaan penelitian yang diawali dengan kegiatan
memilih masalah secara operasional dan membuat pembatasan-pembatasan, yaitu untuk

1
menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti. Setelah memilih masalah penelitian, baru
dilakukan studi kasus. Banyak penelitian yang perencanaannya tidak dilakukan sebagaimana
mestinya. Terdapat kecenderungan di kalangan peneliti untuk menyelidiki sesuai dengan
pergi ke lapangan guna mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang. Pada waktu
hendak mengolah datanya barulah dirasakan adanya kekurangan-kekurangan dalam
penelitian itu secara keseluruhan, sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi
si peneliti sendiri, maupun bagi pihakyang akan mempergunakan hasil penelitian tersebut.
Oleh karena itu, tidak dapat disangsikan lagi bahwa studi kasus ini sangat penting artinya
untuk mendapatkan hasil dari sebuah penelitian yang memuaskan. Untuk pembahasan yang
lebih lanjut lagi, dalam makalah ini, penulis akan lebih membahas lebih mendalam tentang
bagaimana penelitian kasus yang benar dan sistematis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini, adalah :
1. Apa pengertian penelitian kasus?
2. Apa tujuan dari adanya penelitian kasus?
3. Apa manfaat dari adanya penelitian kasus?
4. Apa saja jenis-jenis dari penelitian kasus?
5. Bagaimana ciri ciri dari penelitian kasus?
6. Bagaimana langkah langkah dalam penelitian kasus?
7. Apa kelebihan dan kekurangan penelitian kasus?
8. Apa saja keunikan dalam penelitian kasus?
9. Apa saja tipe-tipe penelitian kasus?
10. Bagaimana desain penelitian kasus ?
11. Apa-apa saja contoh-contoh dari penelitian kasus?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, maka tujuan masalah
dari makalah ini, adalah :

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian penelitian kasus.


2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari adanya penelitian kasus.
3. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dari adanya penelitian kasus.

2
4. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis penelitian kasus.
5. Untuk mengetahui dan memahami ciri ciri penelitian kasus
6. Untuk mengetahui dan memahami langkah langkah penelitian kasus
7. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan penelitian kasus
8. Untuk mengetahui dan memahami keunikan dalam penelitian kasus
9. Untuk mengetahui dan memahami tipe-tipe penelitian kasus.
10. Untuk mengetahui dan memahami desain penelitian kasus.
11. Untuk mengetahui dan memahami contoh-contoh penelitian kasus.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kasus
Penelitian studi kasus.bagi kamu yang menggeluti bidang akademik dijamin sudah
tidak asing dengan istilah penelitian studi kasus yang juga disebut dengan istilah studi kasus.
Studi kasus sendiri termasuk ke dalam satu diantara beberapa jenis penelitian kualitatif yang
kemudian cukup sering digunakan. Khususnya untuk penelitian yang melibatkan subjek
penelitian dari kelompok masyarakat tertentu. Sekaligus penelitian yang tujuannya untuk
mendalami karakter maupun aspek sosial tertentu. Metode penelitian satu ini juga umum
digunakan untuk meneliti suatu fenomena atau objek penelitian yang kompleks.
Studi kasus secara sederhana diartikan sebagai proses penyelidikan atau
pemeriksaan secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tertentu atau
khusus yang terjadi. Studi kasus dapat diperoleh dari metode-metode penelitian formal.
Banyak disiplin ilmu yang menggunakan studi kasus dalam proses penelitiannya, baik itu
ilmu sosial maupun ilmu eksakta.
Kata kasus yang terdapat di dalam studi kasus bisa merujuk pada individu,
kelompok, peristiwa, fenomena, perilaku dan banyak lainnya. Makna yang dirujuk oleh kata
kasus, dapat berbeda pada setiap penelitian atau topik. Hal ini tergantung dari si peneliti
memaknainya dalam penelitian yang ia lakukan. Dari penelitian “Studi kasus dalam
Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya” karya Mudjia Rahardjo, studi kasus berasal
dari terjemahan dalam bahasa Inggris “A Case Study” atau “Case Studies”. Kata “Kasus”
diambil dari kata “Case” yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
Current English 3 (1989; 173), diartikan sebagai:
1. instance or example of the occurrence of sth (contoh kejadian)
2. actual state of affairs; situation (kondisi aktual dari keadaan lain)
3. circumstances or special conditions relating to a person or thing (lingkungan atau kondisi
tertentu tentang orang atau sesuatu”
Penelitian kasus adalah penelitian mempelajari tentang latar belakang, status saat ini,
dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: suatu individu, kelompok, lembaga, atau
masyarakat. Penelitian ini bersifat mendalam tentang suatu unit social tertentu yang hasilnya
merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisir. Penelitian kasus adalah suatu penelitian
yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau
gejala tertentu

4
Pengertian Penelitian Studi Kasus Menurut Para Ahli
Sebagai salah satu metode penelitian yang cukup sering digunakan, maka tidak
tertutup kemungkinan kamu juga akan menjadikannya sebagai pilihan. Sehingga sangat tepat
jika mempelajarinya, supaya bisa memahami apa itu studi kasus dan tidak mengalami
kesulitan pada saat mempraktekannya di lapangan. Berbicara mengenai definisi dari
penelitian studi kasus maka definisi penelitian kasus menurut pendapat yang dikemukakan
oleh beberapa para ahli, beberapa diantaranya adalah:
1. Yin
Yin (1996) yang menjelaskan bahwa studi kasus merupakan proses pencarian pengetahuan
yang empiris guna menyelidiki dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks kehidupan
nyata. Metode studi kasus menurut Yin juga baru bisa diterapkan ketika batas antara
fenomena dengan konteks kehidupan nyata cenderung samar. Sehingga tidak terlihat
begitu jelas, yang tentu memunculkan suatu topik penelitian yang harus ditemukan
jawaban atau solusinya.
2. Pollit dan Hungler
Pollit dan Hungler (1990), menjelaskan bahwa studi kasus adalah metode penelitian yang
fokusnya terletak pada penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa
seseorang berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri. Fokus
utamanya adalah alasan mengapa seseorang ingin mencapai suatu tujuan, bukan hasil atau
pencapaian tujuan orang tersebut.
3. Susilo Rahardjo dan Gudnanto
Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011) menjelaskan bahwa penelitian studi kasus adalah
metode yang diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekkan
secara integratif dan komprehensif. Langkah tersebut dilakukan untuk memahami karakter
individu yang diteliti secara mendalam. Selain mempelajari karakter individu, juga
membantu menentukan solusi atas permasalahan yang dihadapi individu tersebut.
Harapannya adalah ketika masalah yang dihadapi bisa terselesaikan. Maka individu tadi
akan memiliki karakter dan cara berpikir yang lebih baik.
4. Bimo Walgito
Bimo Walgito (2010) yang menerangkan bahwa metode studi kasus adalah metode yang
bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai
individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian. Untuk
melaksanakan penelitian studi kasus diperlukan informasi sebanyak mungkin dan integrasi

5
data. Integrasi data ini bisa diperoleh dari metode penelitian lain untuk bisa memberikan
informasi yang lebih detail dan mendalam.
5. Tellis
Tellis (1997) juga menjelaskan mengenai definisi dari metode studi kasus. Tellis
menjelaskan bahwa metode ini merupakan metode penelitian yang memiliki memiliki unit
analisis yang lebih mengacu pada sistem tindakan yang dilakukan dibanding pada
individunya sendiri atau suatu lembaga tertentu. Menurut Tellis, unit analisis merupakan
komponen paling kritikal dalam penerapan studi kasus.
Penelitian dengan metode studi kasus dilakukan secara mendalam dan terperinci,
sehingga peneliti bisa mengenal individu (seseorang) maupun sekelompok kecil individu.
Tidak salah jika penelitian dengan metode ini masuk kategori penelitian kualitatif yang hasil
penelitiannya berupa penelitian deskriptif naratif. Hal menarik dari studi kasus adalah
penekanannya ada pada eksplorasi dan deskripsi suatu fenomena yang menjadi objek
penelitian. Sehingga tidak berfokus pada sebab akibat dan tidak juga memiliki fokus pada
tujuan menemukan kebenaran yang bisa digeneralisasi maupun diprediksi sebelumnya.

B. Tujuan Penelitian Kasus


Penelitian dengan metode studi kasus kemudian juga memiliki tujuan, dan tujuan ini
sendiri terbagi menjadi dua. yaitu:
1. Tujuan Secara Umum
Secara umum, tujuan dari metode studi kasus ini memiliki 4 tujuan utama. yaitu:
1. Menggambarkan situasi individu, sehingga dalam metode penelitian ini peneliti akan
mencoba menggambarkan secara detail mengenai situasi yang dialami oleh individu yang
statusnya adalah subjek penelitian. Individu disini bisa sebagai seseorang, sebuah bisnis,
sebuah organisasi, dan lain-lain.
2. Mengidentifikasi masalah utama pada suatu kasus, sehingga peneliti bisa melakukan
identifikasi berbagai masalah dan menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari
suatu kasus.
3. Menganalisa kasus menggunakan konsep teoritis, tentunya teori yang digunakan masih
relevan dari unit atau bidang disiplin ilmu tertentu.
4. Merekomendasikan tindakan yang bisa menjadi penyelesaian dari suatu kasus, atau bisa
dikatakan peneliti bisa merekomendasikan solusi atas masalah yang menjadi penyebab
suatu kasus.

6
2. Tujuan Secara Spesifik
Seperti halnya pada tujuan penelitian lainnya pada umumnya, pada dasarnya peneliti
yang menggunakan metoda penelitian studi kasus bertujuan untuk memahami obyek yang
ditelitinya. Meskipun demikian, berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian studi kasus
bertujuan secara khusus menjelaskan dan memahami obyek yang ditelitinya secara khusus
sebagai suatu ‘kasus’. Berkaitan dengan hal tersebut, Yin (2003a, 2009) menyatakan bahwa
tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekedar untuk menjelaskan seperti apa
obyek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus
tersebut dapat terjadi. Dengan kata lain, penelitian studi kasus bukan sekedar menjawab
pertanyaan penelitian tentang ‘apa’ (what) obyek yang diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan
komprehensif lagi adalah tentang ‘bagaimana’ (how) dan ‘mengapa’ (why) obtek tersebut
terjadi dan terbentuk sebagai dan dapat dipandang sebagai suatu kasus. Sementara itu, strategi
atau metoda penelitian lain cenderung menjawab pertanyaan siapa (who), apa (what), dimana
(where), berapa (how many) dan seberapa besar.
Sementara itu, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bertujuan untuk
mengungkapkan kekhasan atau keunikan karakteristik yang terdapat di dalam kasus yang
diteliti. Kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukannya penelitian studi kasus, oleh
karena itu, tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus yang
menjadi obyek penelitian. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus, seperti sifat
alamiah kasus, kegiatan, fungsi, kesejarahan, kondisi lingkungan fisik kasus, dan berbagai hal
lain yang berkaitan dan mempengaruhi kasus harus diteliti, agar tujuan untuk menjelaskan
dan memahami keberadaan kasus tersebut dapat tercapai secara menyeluruh dan
komprehensif.
Secara khusus, berkaitan dengan karakteristik kasus sebagai obyek penelitian,
VanWynsberghe dan Khan (2007) menjelaskan bahwa tujuan penelitian studi kasus adalah
untuk memberikan kepada pembaca laporannya tentang ‘rasanya berada dan terlibat di dalam
suatu kejadian’, dengan menyediakan secara sangat terperinci analisis kontekstual tentang
kejadian tersebut.

C. Manfaat Penelitian Kasus


Penelitian kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami
pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kasus juga merupakan sarana efektif untuk
menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden. Penelitian kasus memungkinkan
pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi
7
gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trust-worthines) serta terbuka bagi
penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks
tersebut. Manfaat atau kegunaan dari adanya penelitian kasus yaitu:
1. Mendorong sekolah untuk mengadakan evaluasi
2. Dapat mengembangkan penyelidikan latar belakang individu
3. Menekankan pendekatan yang diteliti dalam memahami individu
4. Dapat digunakan untuk inservice training, untuk memberikan pengertian tentang tes, non
tes dan comulative records.
5. Berguna untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks.
Selain hal tersebut di atas studi kasus juga berguna untuk menetapkan jenis kesulitan
atau masalah individu. Dari penentu jenis kesulitan ini lebih lanjut akan dapat ditentukan
jenis bantuan dan bimbingan yang perlu diberikan, yang akurat sesuai dengan masalahnya.

D. Jenis-Jenis Penelitian Kasus


Dalam buku Dr. Tohirin, M.Pd., jenis-jenis penelitian kasus ada dua yaitu:
1. Penelitian kasus tunggal
Studi tunggal ini memungkinkan untuk mendalami secara mendalam dan spesifik tentang
kejadian tertentu atau beberapa peristiwa dari sebuah fenomena.
2. Penelitian kasus majemuk
Penggunaan dua studi kasus atau lebih memungkinkan generalisasi untuk lingkup yang
lebih luas. Namun semakin banyak jumlah kasusnya, maka akan semakin sedikit manfaat
yang bisa diperoleh dari pendekatan studi kasus.
Sedangkan Jenis studi kasus menurut Bogdan dan Biklen (1982) diklarifikasikan
sebagai berikut.
1. Penelitian kasus kesejarahan mengenai organisasi.
Dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan
rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan untuk
diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
2. Penelitian kasus observasi.
Mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi peran-senta atau pelibatan
(participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.
Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain:
(a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah;
(b) satu kelompok siswa; dan (c) kegiatan sekolah.
8
3. Penelitian kasus sejarah hidup
Yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang
pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya
mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa
remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
4. Penelitian kasus kemasyarakatan
Merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada
suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu
organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
5. Penelitian kasus analisis situasi
Jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian
tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah
dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri,
teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
6. Mikroethnografi
Merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil,
seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat
spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.

E. Ciri-Ciri Penelitian Kasus


Penelitian kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kasus tertentu yang
hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganim mengenai kasus itu mengenai
penelitian ini antara lain mencakup keseluruhan siklus kehidupan, kadang-kadang hanya
meliputi segmen-segmen tertentu pada faktor-faktor kasus. Penelitian kasus cenderung
meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi yaang besar
jumlahnya. Penelitian kasus sangat berguna untuk berguna untuk informasi latar belakang
guna merencanakan yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Penelitian ini lebih intensif
menerangi variabel-variabel yang penting, proses-proses dan interaksi-interaksi yang
memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian ini merupakan perintis bagi penelitian
lanjutan, juga merupakan sumber hipotesis. Penelitian kasus memberikan contoh yang
berguna berdasarkan data yang diperoleh untuk memeberi gambaran mengenai penemuan-
penemuan yang disimpulkan dengan statistik. Ciri-ciri dari adanya penelitian kasus, adalah :

9
1. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum atau
bahkan dengan kepentingan nasional.
2. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh
kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu diselesaikan oleh
penelitinya dengan balk dan tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan.
3. Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang berbeda-beda.
4. Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja, baik
yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan pninsip selektifitas.
5. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi pada
pembaca.
Selain hal tersebut studi kasus dalam studi kasus fokusnya terarah pada hal yang
khusus atau unik. Kenunikan pada kasus berkaitan dengan :
1. Hakikat (the nature) kasus
2. Latar belakang sejarah kasus
3. Latar (setting) fisik
4. Konteks dengan bidang lain; ekonomi, politik, hukum, dan estetika
5. Mempelajari kasus-kasus lain yang berkaitan dengan kasus yang dipelajari
6. Informan-informan yang dipilih adalah orang-orang yang mengetahui kasus ini.

F. Langkah-Langkah Penelitian Kasus


Dalam sebuah penelitian, agar penelitian yang kita lakukan dapat berjalan secara
baik dan menghasilkan buah yang bagus dari penelitian tersebut, maka didalamnya harus
mengikuti prosedur atau beberapa langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian tersebut.
Nah, langkah-langkah dalam penelitian kasus ini adalah :

1. Pemilihan kasus
Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan
secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas
objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu
dan sumbersumber yang tersedia;
2. Pengumpulan data
Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn
penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai

10
instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan
lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
3. Analisis data
Setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan
mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses
mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data.
Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi.
Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah
semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;
4. Perbaikan (refinement)
Meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya
clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori
yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa
dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
5. Penulisan laporan
Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu
gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk
mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke
dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompok.
Selain dari langkah-langkah yang sudah diuraikan diatas, ada beberapa langkah-
langkah atau prosedur lainnya dalam sebuah penelitian kasus, yaitu :
1. Merumuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
Apakah yang dijadikan unit studi itu dan sifat-sifat, saling hubungan serta proses-proses
yang mana akan menuntun penelitian.
2. Merancangkan cara pendekatannya.
Bagaimana unit-unit itu akan dipilih? Sumber-sumber data mana yang tersedia. Metode
pengumpulan data mana yang akan digunakan?
3. Mengumpulkan data.
4. Mengorganisasikan data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi
unit studi yang koheren dan terpadu secara baik.
5. Menyusun laporannya dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.

11
G. Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Kasus
1. Kelebihan Studi Kasus
a) Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang amat
mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu
mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
b) Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi nuansa,
suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi
bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.

2. Kelemahan Studi Kasus


Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas,
reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat
diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk
mencari generalisasi.
a) Pada penelitian kuantitatif, studi kasus agak dipersoalkan karena segi reliabilitas,
validitas, dan generalisasi.
b) Studi kasus tidak selalu cocok dengan menggunakan penelitian kuantitatif, karena
tujuannya menggeneralisasi.
c) Studi kasus yang bersifat observasional mengharuskan peneliti untuk terjun
langsung, supaya mendapatkan data yang valid.

H. Keunikan Dalam Studi Kasus


Studi kasus sebagai sebuah penelitian mempunyai keunikan atau keunggulan dalam
kancah penelitian social, yaitu mampu memberikan akses atau peluang yang luas kepada
peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif, dan menyeluruh terhadap unit
social yang diteliti. Itulah kekuatan utama sebagai karakteristik dasar dari studi kasus. Secara
lebih rinci, studi kasus mengisyaratkan keunggulan-keunggulan berikut:
1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel serta
proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas.
2. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-
konsep dasar perilaku manusia. Melalui penyelidikan intensif, peneliti dapat menemukan
karakteristik dan hubungan-hubungan yang (mungkin) tidak diharapkan atau tidak diduga
sebelumnya.

12
3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai
dasar untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar
dan mendalam dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial.

I. Tipe-Tipe Penelitian Kasus


Bogdan dan Biklen (1982), mencoba mengklasifikasikan tipe-tipe studi kasus ke
dalam enam tipologi. Keenam tipologi ini merupakan single case studies, studi kasus tunggal.
1. Studi kasus kesejarahan sebuah organisasi.
Yang dituntut dalam studi kasus jenis ini adalah pemusatan perhatian mengenai perjalanan
dan perkembangan sejarah organisasi sosial tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula.
Melakukan studi macam ini selain memerlukan sumber-sumber informasi dan bahan-
bahan yang akurat dan terpercaya, juga membutuhkan kecermatan dalam merinci secara
sistematik perkembangan dari tahap-tahap sebuah organisasi sosial. Untuk memastikan
ketersediaan bahan-bahan dan sumber informasi yang diperlukan, agaknya penting studi
pendahuluan dalam studi kasus tipe pertama ini.
2. Studi kasus observasi.
Yang lebih ditekankan di sini adalah kemampuan seorang peneliti menggunakan teknik
observasi dalam kegiatan penelitian. Dengan teknik observasi seperti ini diharapkan dapat
dijaring keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dariunit analisis atau unit
pemikiran (thinking unit) penelitian, apakah itu menyangkut kehidupanindividu maupun
unit-unit sosial tertentu dalam masyarakat.
3. Studi kasus sejarah kehidupan (life history).
Studi ini mencoba menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup seseorang
sesuai dengan tahap-tahap, dinamika dan liku-liku yang mengharu biru kehidupannya.
Seseorang yang dimaksud tentu tidak sembarang orang melainkan yang memiliki
keunikan yang menonjol dan luar biasa dalam konteks kehidupan masyarakat. Misalnya,
tentang kehadirannya memberi makna tersendiri sekaligus sangat mewarnai perubahan-
perubahan dalam masyarakat. Melakukan studi kasus lifehistory ini dapat bersandar pada
dokumen-dokumen pribadi yang bersangkutan serta dengan melakukan wawancara
mendalam kepada orang pertama sebagai sumber utama.
4. Studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan.
Seorang peneliti yang berpengalaman serta memiliki kepekaan dan ketajaman naluriah
sebagai peneliti seringkali mampu melihat sisi-sisi unik tapi bermakna dari lingkungan
sosial sekitarnya di dalamkomunitas di mana dia hidup dan bergaul sehari-hari. Kenyataan
13
tersebut dapat dijadikan pusat perhatian untuk melakukan studi kasus komunitas sosial
atau kemasyarakatan.
5. Studi kasus analisis situasional.
Kehidupan sosial yang dinamis dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu
saja mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa-peristiwa atau
katakanlah fenomena sosial tertentu dan diteliti untuk menggambarkan sebuah situasi
sosial yang telah dan tengah berlangsung.
6. Studi kasus mikroemografi. Studi kasus tataran ini dilakukan terhadap sebuah unit sosial
terkecil. Katakanlah sebuah sisi tertentu dalam kehidupan sebuah komunitas atau
organisasi atau bahkan seorang individu.
Sementara itu, Yin (1996), secara tegas mengkategorikan studi kasus ke dalam tiga
tipologi, yakni: studi kasus ekplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif. Yin meletakkan ketiga
tipologi ini berdasarkan jenis pertanyaan yang harus dijawab dalam studi kasus, yakni
pertanyaan "how"(bagaimana) dan "why" (mengapa), serta pada tingkat tertentu juga
menjawab pertanyaan "what"(apa/apakah). Dengan mengedepankan tiga tipologi tersebut,
Yin sekaligus menolak anggapan (atau yang menurutnya kesalahpahaman umum) bahwa
studi kasus hanya cocok diterapkan dalam penelitian yang bersifat eksploratoris, tidak dalam
konteks penelitian yang bersifat eksplanatoris dan deskriptif.
Sejalan dengan Yin, Sevilla dkk. (1993) misalnya, meletakkan studi kasus sebagai
penelitian yang bersifat deskriptif. Untuk mendukung argumentasinya, Yin menyebut salah
satu karya bermutu dan terkenal yang dihasilkan melalui studi kasus. Sebuah buku yang
ditulis oleh William F. White (1943), Street Comer Society, dikedepankannya sebagai contoh
sebuah karya klasik dalam sosiologi komunitas dari studi kasus yang bersifat deskriptif. Juga,
karya Graham Allison (1971), Essence of Decision Making: Eksplaining the Missile Crisis,
sebagai contoh studi kasus eksplanatoris.

J. Desain Penelitian Kasus Dan Contoh Penelitian Kasus


Komponen penting untuk penyusunan desain penelitian Studi Kasus, yaitu:
1. Pertanyaanpertanyaan penelitian;
2. Proposisi penelitian (jika diperlukan), Proposisi ini diperlukan untuk memberi isyarat
kepada peneliti mengenai sesuatu yang harus diteliti dalam lingkup studinya;
3. Unit analisis penelitian,
4. Logika yang mengaitkan data dengan proposisi,dan
5. Kriteria untuk menginterpretasi temuan.
14
Komponen 1-3 membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan
komponen 4-5 membantu peneliti dalam langkah-langkah analisis data. Pertanyaan penelitian
sebagai komponen pertama.
Telah dijelaskan jenis pertanyaan yang tepat untuk penelitian Studi Kasus, yakni
“bagaimana” dan “mengapa”, selain “apa”. Semua pertanyaan tersebut mengarah kepada
kasus yang hendak diangkat. Misalnya, tentang pengambilan keputusan oleh seorang
pimpinan perusahaan, tentang program kerja, implementasi atau pelaksanaan program, dan
perubahan organisasi. Komponen kedua ialah proposisi penelitian. Proposisi terkait dengan
kecakapan peneliti menganalisis data. Sebagaimana diketahui tata urutan proses penelitian
Studi Kasus dan penelitian kualitatif pada umumnya ialah perolehan data, data diolah untuk
menjadi fakta/realita/ untuk selanjutnya menjadi konsep/ konsep menjadi proposisi, dan
proposisi menjadi teori. Komponen ketiga ialah unit analisis. Komponen ketiga ini
merupakan persoalan fundamental dalam menentukan apa “kasus” yang diteliti.
Di metode penelitian kuantitatif, unit analisis disebut sebagai “objek” penelitian.
Umpama peneliti akan meneliti seseorang yang memiliki perilaku menyimpang dari orang-
orang pada umumnya dalam interaksi sosial. Unit analisisnya adalah individu, sehingga
segala informasi tentang individu tersebut wajib dikumpulkan selengkap mungkin.
Komponen keempat dan kelima biasanya kurang memperoleh perhatian peneliti Studi Kasus.
Komponen ini menyajikan tahap analisis data, dan desain penelitian harus menjadi dasar
analisis. Desain penelitian yang tepat akan memudahkan peneliti bisa sampai tujuan
penelitian dengan tepat pula. Terkait dengan komponen kelima, yakni kriteria untuk
menginterpretasi temuan penelitian hingga kini tidak ada pola yang baku. Tetapi Campbell,
sebagaimana dikutip Yin, menyarankan dengan cara mengkontraskan dan membandingkan
pola-pola yang berbeda yang telah ditemukan. Dengan mengkontraskan dan membandingkan,
akan ditemukan temuan konseptual sebagai tujuan akhir penelitian.

K. Contoh-Contoh Penelitian Kasus


Contoh desain penelitian dari pengalaman empirik, pada bagian ini akan dijelaskan
mengenai unit analisis penelitian kualitatif. Setiap metode dan jenis penelitian memiliki
tingkat analisis berbeda-beda, mulai tingkat yang sangat kecil (mikro), yaitu individu hingga
tingkat yang luas (makro), seperti masyarakat luas, bahkan negara. Unit analisis sangat terkait
dengan lingkup dan strategi bagaimana data diperoleh. Karena itu, betapa pentingnya bagi
peneliti untuk memahami konsep unit analisis. Drucker (Yin, 1994: 22) memberi contoh
menarik bagaimana ia menggambarkan unit analisis dalam penelitiannya. Drucker menulis
15
tentang perubahan-perubahan mendasar dalam ekonomi dunia. Unit analisisnya bisa berupa
ekonomi negara, industri di pasar dunia, kebijakan ekonomi, atau perdagangan atau aliran
modal antar dua negara. Masing-masing unit analisis memerlukan desain penelitian dan
strategi pengumpulan data yang agak berbeda.
Contoh lain diberikan oleh Singarimbun (1989: 4) yang menyatakan jika peneliti
tertarik untuk meneliti pola perkawinan dan perceraian pada tiga masyarakat, maka unit
analisisnya ialah individu, dan bukan masyarakat, walaupun pada akhirnya dilakukan
perbandingan di antara ketiga masyarakat yang diteliti setelah seluruh jawaban individu
dianalisis. Selanjutnya, jika peneliti tertarik untuk meneliti pendapatan seluruh anggota
rumah tangga, maka peneliti akan menggabungkan pendapatan semua anggota rumah tangga
tersebut, yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak. Dengan demikian, unit analisisnya
ialah rumah tanggaa, bukan individu.
Secara umum, penelitian studi kasus diterapkan pada ilmu sosial dan juga pengaturan
pendidikan. Contoh dari penelitian dengan metode studi kasus ini sendiri kemudian sangat
beragam. Adapun contoh-contoh sederhananya antara lain:
• Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan seorang anak yang
dibesarkan oleh orangtua tunggal atau single parent.
• Penelitian yang dilakukan kepada anak yang mengalami isolasi atau diabaikan
kehadirannya sampai anak tersebut menginjak usia 12 tahun.
• Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui riwayat kesehatan seseorang sejak lahir
sampai menginjak usia remaja, atau bisa juga dari usia remaja misalnya 12 tahun sampai
memasuki usia dewasa di usia 35 tahun.
• Penelitian untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan karir seseorang di suatu
lingkungan kerja atau perusahaan.
• Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek dari kelas menulis yang
diikuti oleh anak-anak dari kelas VI di sekolah X.
• Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan kemampuan atau
keterampilan menggambar anak-anak kelas VI di sekolah X setelah mengikuti kelas
menggambar secara intensif.
• Penelitian yang dilakukan di sebuah perusahaan untuk mengetahui apa saja inovasi yang
sudah berhasil dilakukan dan rencananya akan dilakukan oleh perusahan tersebut.

16
• Penelitian yang dilakukan di suatu perusahan yang memproduksi sepatu sehingga peneliti
bisa mengetahui bagaimana proses pembuatan sepatu dan berbagai kendala yang dihadapi
karyawan selama proses produksi berlangsung.
• Penelitian yang dilakukan di sebuah jalan raya atau suatu ruas jalan untuk mengetahui apa
saja yang menjadi penyebab kecelakaan di ruas jalan tersebut.
• Penelitian terhadap implementasi kebijakan pemerintah, sehingga bisa diketahui efek dari
penerapan kebijakan tersebut apakah cenderung positif atau menguntungkan dan bisa juga
cenderung sebaliknya atau merugikan.
• Penelitian di suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut bisa
menjalin kerjasama dengan perusahaan lain. Masing-masing perusahaan yang bekerjasama
memiliki satu tujuan, yakni terus berkembang dan menjadi perusahaan yang lebih baik
lagi.
• Penelitian terhadap kebijakan terbaru dari pemerintah di bidang perekonomian, apakah
mendorong peningkatan ekonomi masyarakat atau sebaliknya.
• Penelitian yang dilakukan di suatu sekolah untuk mengetahui seberapa besar
perkembangan anak-anak ketika berkumpul dengan anak-anak berprestasi lainnya.
• Penelitian yang dilakukan untuk melihat perkembangan anak-anak yang sering atau
dibiasakan membaca cerita dongen sebelum tidur.
• Penelitian yang dilakukan di suatu daerah untuk mengetahui bagaimana perkembangan
kesehatan masyarakat pasca erupsi gunung di dekat daerah tersebut.
Penelitian ini sendiri condong kepada penelitian terhadap masalah psikologis atau
karakter suatu individu maupun organisasi dan kelompok. Selain itu, untuk mendapatkan
hasil penelitian yang akurat. Peneliti kemudian tidak hanya fokus pada subjek atau kasus
yang diangkat menjadi tpik penelitian saja. Melainkan juga menilai dan mempelajari berbagai
aspek yang menyertai dan melingkupi kasus atau subjek dan objek penelitian tadi.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Kependidikan adalah mampu
melakukan penelitian. Hal ini karena pekerjaan dalam pendidikan adalah sebuah profesi yang
menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilan terus menerus sejalan dengan
perkembangan pendidikan di lapangan. Dalam perkembangannya, terdapat beragam
pendekatan, jenis serta metode penelitian sesuai dengan paradigma keilmuan serta realitas
gejala yang hendak diungkap. Untuk dapat memilih pendekatan dan/atau metode yang tepat,
seseorang dituntut memahami substansi keilmuan/bidang kajian dan metodologi penelitian.
Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir
ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Studi kasus atau penelitian kasus (case study),
adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik
atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield, 1930). Secara ringkasnya yang
membedakan metode studi kasus dengan metode penelitian kualitatif lainnya adalah
kedalaman analisisnya pada kasus yang lebih spesifik (baik kejadian maupun fenomena
tertentu).
Karakteristik dari penelitian kasus dan lapangan adalah penelitian kasus merupakan
penelitian yang mendalam mengenai kasus tertentu yang hasilnya merupakan gambaran
lengkap, terorganisasi, dan mencakup seluruh siklus kehidupan, studi kasus ini menguji
jumlah unit kecil dengan variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya,
penelitian kasus berguna untuk peletak dasar bagi perencanaan penelitian lanjut yang lebih
besar, tidak memungkinkan generalisasi yang objektif pada populasinya, dan mengandung
bias subjektif sehingga hasilnya tidak menjamin objektivitas.
Langkah-langkah penelitian kasus adalah menetapkan tujuan yang hendak dicapai,
merancang pendekatan penelitiannya, mengumpulkan data, mengorganisasikan data dan
informasi yang diperoleh menjadi sebuah rekonstruksi unit studi yang koheren dan terpadu
dengan baik dan menyusun laporan dan mendiskusikan sigifikansinya.

B. Saran
Agar sebuah penelitian dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil penelitian
yang bagus, maka haruslah dilakukan dan disusun dengan teratur dan baik secara sistematis
melalui prosedur dan langkah-langkah yang ada didalamnya dan melihat serta mengikuti

18
sistematika yang sudah disusun dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membantu dalam
perbaikan makalah ini nantinya. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap penyusunan
makalah ini, khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA
Nazir, Moh, 2003. “Metode Penelitian”. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moleong, Lexy, 2002. ”Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Arikunto, Suharsimi, 1998. ”Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:
Rineka Cipta.
http://repository.uin-malang.ac.id/1423/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2021 pukul 16.00
https://www.duniadosen.com/penelitian-studi-kasus/ diakses pada tanggal 23 Oktober 2021
pukul 16.20
https://www.academia.edu/34954968/makalah_metode_penelitian_studi_kasus_Case_Study
diakses pada tanggal 22 Oktober 2021 pukul 17.10”
https://www.academia.edu/7111171/Penelitian_Studi_Kasus diakses pada tanggal 22 Oktober
2021 pukul 17.30
https://sayidbukhari.blogspot.com/2016/04/penelitian-studi-kasus.html?m=1 diakses pada
tanggal 23 Oktober 2021 pukul 19.00
https://www.e-jurnal.com/2013/10/pengertian-dan-manfaat-studi-kasus.html diakses pada
tanggal 22 Oktober 2021 pukul 19.15
http://penelitianstudikasus.blogspot.com/2010/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses pada tanggal 23 Oktober 2021 pukul 19.30
https://atibilombok.blogspot.com/2014/06/makalah-metode-penelitian-studi-kasus.html
diakses pada tanggal 23 Oktober 2021 pukul 20.10

20

Anda mungkin juga menyukai