Anda di halaman 1dari 13

LOGIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIYAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah
Logika Saintifik

Dosen Pengampu:
Dr. Aprilinda M Harahap, M.Ag

Disusun Oleh:
Anggun Fadila : 0406221012
Mayzatun Fatma : 0406221017

PROGRAM STUDI ILMU HADIST


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul : “Logika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiyah”.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas kelompok pada
mata kuliah Logika Saintifik. Melalui makalah ini kami hendak menyampaikan
terimakasih kepada Ibu Aprilinda M Harahap, M.Ag selaku Dosen mata kuliah
Logika Saintifik, yang telah memberikan kepada kami kesempatan untuk
menyusun makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Medan, 21 November 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Berpikir Ilmiyah.................................................................3
B. Tujuan dan Fungsi Berpikir Ilmiyah.....................................................5
C. Jenis-jenis Berpikir Ilmiyah..................................................................5
D. Logika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiyah..............................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia mempunyai akal yang membedakannya dengan makhluk lainnya,
seperti hewan dan tumbuhan. Akal yang dimilikinya membuat manusia
mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupannya.
Manusia juga mampu membuat peralatan-peralatan yang dapat meringankan
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan manusia membuat
peralatan bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan begitu saja, tetapi telah
melalui proses pengalaman. Pengalaman-pengalaman yang telah dilalui menjadi
dasar bagi pembentukan pengetahuan, dengan pengetahuan yang telah dimiliki
inilah manusia dapat membuat peralatan-peralatan tersebut.
Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman menyebabkan manusia
terus mengembangkan pengetahuannya. Untuk mengembangkan pengetahuannya
tersebut dibutuhkan juga sarana. Sarana yang baik memungkinkan manusia akan
memperoleh pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir yang benar.
Berpikir ilmiah dan melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, bertujuan
memperoleh pengetahuan yang benar atau pengetahuan ilmiah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, manusia jelas memerlukan sarana atau alat berpikir ilmiah. Sarana
ini bersifat pasti, sehingga aktivitas atau kegiatan ilmiah tidak akan maksimal
tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut.
Berpikir benar memerlukan sarana atau alat berpikir. Sarana ini bersifat
pasti, maka aktivitas keilmuan tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir ilmiah
tersebut. Bagi seorang ilmuwan penguasaan sarana berpikir merupakan suatu
keharusan, karena tanpa penguasaan sarana ilmiah tidak akan dapat melaksanakan
kegiatan ilmiah yang baik (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010: 97).
Penguasaan sarana ilmiah sangat penting bagi ilmuwan agar dapat melaksanakan
kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana berpikir ilmiah membantu manusia
menggunakan akalnya untuk berpikir dengan benar dan menemukan ilmu yang
benar.

1
Makalah ini ditulis untuk membahas dan memahami tentang sarana
berpikir ilmiah, meliputi: pengertian sarana berpikir ilmiah, tujuan sarana berpikir
ilmiah dan fungsi sarana berpikir ilmiah, jenis-jenis sarana berpikir ilmiyah, serta
peran logika sebagai sarana berpikir ilmiah.

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiyah?


B. Apa tujuan dan fungsi dari sarana berpikir ilmiyah?
C. Apa saja jenis-jenis sarana berpikir ilmiyah?
D. Bagaimana peran logika sebagai sarana berpikir ilmiyah?

C. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui apa itu sarana berpikir ilmiyah.
B. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan fungsi dari sarana berpikir ilmiyah.
C. Untuk megetahui apa saja jenis-jenis sarana berpikir ilmiyah.
D. Untuk mengetahui bagaimana peran logika sebagai sarana berpikir
ilmiyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sarana Berpikir Ilmiyah


Berfikir menurut Salam adalah suatu aktifitas untuk menemukan
pengetahuan yang benar atau kebenaran. Berfikir juga dapat diartikan sebagai
proses yang dilakukan untuk menentukan langkah yang akan ditempuh. Ilmiah
adalah ilmu. Jadi berfikir ilmiah adalah proses atau aktifitas manusia untuk
menemukan atau mendapatkan ilmu yang bercirikan dengan adanya kausalitas,
analisis dan sintesis.
Dalam epistemology atau perkembangan untuk mendapatkan ilmu,
diperluka adanya sarana berfikir ilmiah. Sarana berfikir ilmiah ini adalah alat bagi
metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jadi fungsi sarana berfikir
ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dalam mendapat ilmu atau teori
yang lain. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh, dengan alat ini manusia
melaksanakan kegiatan ilmiah. Manusia mampu mengembangkan
pengetahuannya karena manusia berpikir mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan
menggunakan alat-alat berpikir yang benar. Sarana berpikir diperlukan untuk
melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur.1
Manusia disebut sebagai homo faber yaitu makhluk yang membuat alat;
dan kemampuan membuat alat dimungkinkan oleh pengetahuan. Berkembangnya
pengetahuan juga memerlukan alat-alat. Sarana merupakan alat yang membantu
kita dalam mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan sarana berpikir ilmiah
merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik,
dengan demikian fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah,
bukan merupakan ilmu itu sendiri (Bachtiar, 2011).
Dalam proses penelitian harus memperhatikan dua hal, pertama sarana
berpikir ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, tetapi merupakan kumpulan
1
Buyung, Nunu Burhanuddin, Sarana Berpikir Ilmiyah ( Bahasa, Logika, Matematika
dan Statistika), (Jurnal Revorma: Vol. 3, No. 1), h. 4.

3
pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Kedua tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan menelaah ilmu
secara. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sarana berpikir
ilmiah adalah alat berpikir dalam membantu metode ilmiah sehingga
memungkinkan penelitian dapat dilakukan secara baik dan benar.
Suhartono Suparlan menjelaskan dalam bukunya Sejarah Pemikiran
Filsafat Modern bahwa: Manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya
berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam kemampuannya
menalar dan karena mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan hasil
pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai pengetahuan,
melainkan juga mampu mengembangkannya. Karena kelebihannya itu maka
Aristoteles memberikan identitas kepada manusia sebagai “animal rationale”.
Sarana bepikir juga menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan
proses logika induktif, sebagimana ilmu yang merupakan gabungan antara
berpikir deduktif dan induktif. Implikasi proses deduktif dan induktif
menggunakan logika ilmiah. Logika ilmiah merupakan sarana berpikir ilmiah
yang paling penting (Burhanuddn, 1997).
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat
dipertanggung jawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan
atura-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar dari pada satu.
Dalam penelitian ilmiah terdapat dua cara penarikan kesimpulan melalui cara
kerja logika yaitu adalah induktif dan deduktif. Logika induktif adalah cara
penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang
bersifat umum dan rasional. Logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan
dari hal-hal yang bersifat umum rasional menjadi kasus-kasus yang bersifat
khusus sesuai fakta di lapangan (Anonim, Tanpa Tahun).2

2
Muhammad Rijal, Idrus Sere, Sarana Berpikir Ilmiyah, (Jurnal Biologi Science &
Education: Vol. 6, No. 2), h. 178-179.

4
B. Tujuan dan Fungsi Sarana Berpikir Ilmiyah
Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk
bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Manusia mempelajari ilmu agar dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya
dengan ilmu yang telah dipelajarinya manusia dapat meningkatkan kemakmuran
hidupnya.
Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan
bukan merupakan ilmu itu sendiri. Sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang
khas dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan
tertentu. Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu yang
berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah. hanyalah alat bantu bagi
manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah
bukanlah suatu ilmu yang diperoleh melalui proses kegiatan ilmiah.3

C. Jenis-jenis Sarana Berpikir Ilmiyah


Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana berupa:
1. Bahasa.
2. Statistik.
3. Logika.
4. Matematika.
keempat sarana berfikir ilmiah ini sangat berperan dalam pembentukan
ilmu yang baru. Namun dalam makalah ini sarana berpikir ilmiah hanya akan
membahas dari segi logika.

3
Juhaya S. Praja, Filsafat Dan Metodologi Ilmu Dalam Islam Dan Penerapannya Di
Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2012.

5
D. Peran Logika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiyah
Menurut K. Prent C.M.T Adisubrata dalam Mundiri mengatakan bahwa
logika adalah berasal daribahasa latin ‘logos’ yang berarti perkataan atau sabda. 4
Kemudian menurutnya juga istilah lain sering juga disebut mantiq, berasal dari
kata arab yang diambil dari kata nataqa yang berarti berkata atau
berucap.Kemudian George F. Kneller dalam buku Logic of Lenguage Education,
Susanto mendefinisikan logika disebut sebagai penyelidikan tentang dasar-dasar
dan metode berfikir benar (correct reason).5
Menurut Andre Ata, dkk dalam Mukhtar konsep logika atau logis sudah
sering kita dengar dan kita gunakan. Dalam bahasa sehari-hari perkataan logika
atau logis menunjukkan cara berpikir atau cara hidup atau sikap hidup tertentu
yaitu yang masuk akal, yang wajar, yang beralasan atau berargumen, yang ada
rasionya atau hubunganhubungan rasionalnya yang dapat dimengerti walaupun
belum tentu disetujui tentang benar atau salahnya. Dapat dikatakan bahwa logika
adalah kajian dalam proses penalaran yang bertolak dari penerapan prinsip
berpikir dalam suatu penalaran yang tepat yang digunakan dalam membedakan
yang baik dan yang benar dari penalaran yang buruk dan salah.6
Hadiatmaja dan Kuswa Endah dalam Mukhtar menyatakan bahwa logika
merupakan cabang dari filsafat ilmu yang membicarakan masalah berpikir yaitu
mengikuti kaidah berpikir logis. Pembahasan dalam ilmu logika yaitu ukuran dan
norma berpikir yaitu kemampuan akal budi manusia untuk mencapai kebenaran,
membicarakan aturan berpikir agar dapat mengambil kesimpulan yang benar dan
tepat.7
Dalam filsafat ilmu tidak terlepas dari logika sebagai landasan pokok
pengetahuan. Sebab filsafat tanpa logika akan menemukan kegagalan dalam
memaknai fenomenologi alam. Logika sememangnya esensi berfikir filsafat ilmu.
Sebab filsafat tanpa logika akan kelam. Logika akan membangun kepercayaan

4
Mundiri, Logika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 1.
5
Susanto, Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis dan
Aksiologis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 144.
6
Mukhtar Latif, Orientasi ke Arah Filsafat Ilmu, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2014), h. 255.
7
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif, Jakarta: Gramedia: 1984,hlm. 52.

6
seseorang dalam kehidupannya, dimana seseorang akan mampu untuk
mengembangkan potensi dirinya jika menggunakan logika berfikir yang baik dan
benar. Kegiatan berpikir atau akal budi manusia.
Manfaat Logika dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Sudah tidak
dinafikan lagi bahwasanya logika sudah jelas memberi manfaat bagi kehidupan
manusia. Setiap orang sejak masa lampau sudah memikirkan dunia ini dengan
logika. Aristoteles dan para pengikutnya memandang logika tidak dikategorikan
sebagai suatu ilmu diantara ilmu-ilmu lain. Menurut Aristoteles logika adalah
persiapan yang mendahului ilmu. Pembicaraan dan manfaat logika terus
diperbincangkan dan terus membe rikan manfaat selagi manusia masih
menggunakan akal pikirannya.8
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang
benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama, maka oleh sebab
itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu-pun
berbedabeda. Menurut Jujun Suriasumantri penalaran merupakan suatu proses
perpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia
pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan
bertindak.
Berfikir sistematis faktual tentang objek tertentu menghasilkan
pengetahuan ilmiah (ilmu). Berfikir radikal tentang hakekat sesuatu menghasilkan
pengetahuan filosofis (filsafat) Berpengetahuan merupakan syarat mutlak bagi
manusia untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk itu dalam diri manusia telah
terdapat akal yang dapat dipergunakan berfikir untuk lebih mendalami dan
memperluas pengetahuan. Paling tidak terdapat dua alasan mengapa manusia
memerlukan pengetahuan/ilmu yaitu manusia tidak bisa hidup dalam alam yang
belum terolah, sementara binatang siap hidup di alam asli dengan berbagai
kemampuan bawaannya dan manusia merupakan makhluk yang selalu bertanya
baik implisit maupun eksplisit dan kemampuan berfikir serta pengetahuan
merupakan sarana untuk menjawabnya.

8
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer,... h.264.

7
Dapat dikatakan manfaat logika adalah untuk melatih jiwa manusia agar
dapat memperhalus jalan pemikirannya dan mendidik kekuatan akan fikiran dan
mengembangkanya dengan sebaik-baiknya, dengan melatih dan membiasakan
mengadakan penyelidikan akan tentang cara berfikir itu sendiri. Maka dengan
membiasakan latihan berfikir, manusia akan mudah dan cepat mengetahui dimana
letak kesalahannya sehingga mampu berfikir cermat tepat dan lurus.9
Logika memiliki peran penting sebagai sarana berpikir ilmiah dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, dalam pengambilan keputusan sehari-hari,
logika membantu seseorang untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-
kaidah berpikir yang benar. Misalnya, ketika seseorang harus memilih antara dua
pilihan berdasarkan pertimbangan rasional, logika membantu dalam mengevaluasi
argumen dan membuat keputusan yang lebih tepat Selain itu, dalam memecahkan
masalah sehari-hari, logika membantu seseorang untuk merumuskan argumen
yang kuat dan menarik kesimpulan yang valid berdasarkan informasi yang ada.
Dengan demikian, logika sebagai sarana berpikir ilmiah membantu dalam
memperoleh pengetahuan yang benar dan dalam mengambil keputusan yang lebih
baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sebagai sarana berpikir
ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah berpikir yang benar. Dengan logika manusia dapat berpikir dengan
sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jika ingin melakukan
kegiatan berpikir dengan benar maka harus menggunakan kaidah-kaidah berpikir
yang logis. Dengan logika dapat dibedakan antara proses berpikir yang benar dan
proses berpikir yang salah.10

9
Eneng Sumarni dkk, Sarana Berpikir Ilmiyah (Bahasa, Logika, Matematika dan
Statistika), (Jurnal Pendidikan Berkarakter: Vol. 1, No. 4, 2023), h. 115.
10
Buyung, Nunu Burhanuddin, Sarana Berpikir Ilmiyah ( Bahasa, Logika, Matematika
dan Statistika),...h. 8.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang akan ditempuh agar memperoleh pengetahuan
dengan benar.
Tujuan dan fungsi mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah agar dapat
melakukan kegiatan penelaahan ilmiah dengan baik untuk memperoleh
pengetahuan yang benar sehingga dapat meningkatkan kemakmuran hidup.
Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu yang
berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah berfungsi hanyalah sebagai
alat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu.
Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk
berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar. Dengan
logika manusia dapat berpikir dengan sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jika ingin melakukan kegiatan berpikir
dengan benar maka harus menggunakan kaidah-kaidah berpikir yang logis.
Dengan logika dapat dibedakan antara proses berpikir yang benar dan proses
berpikir yang salah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Buyung, Nunu Burhanuddin. Sarana Berpikir Ilmiyah ( Bahasa, Logika,


Matematika dan Statistika), (Jurnal Revorma: Vol. 3, No. 1).
Juhaya S. Praja. Filsafat Dan Metodologi Ilmu Dalam Islam Dan Penerapannya
Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2012).
Jujun, S. Suriasumantri. Ilmu dalam Perspektif, ( Jakarta: Gramedia: 1984).
Latif, Mukhtar. Orientasi ke Arah Filsafat Ilmu, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2014).
Mundiri. Logika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008).
Rijal, Muhammad dkk. Sarana Berpikir Ilmiyah, (Jurnal Biologi Science &
Education: Vol. 6, No. 2).
Sumarni, Eneng dkk. Sarana Berpikir Ilmiyah (Bahasa, Logika, Matematika dan
Statistika), (Jurnal Pendidikan Berkarakter: Vol. 1, No. 4, 2023).
Susanto. Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis dan
Aksiologis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).

10

Anda mungkin juga menyukai