KATA PENGANTAR
penyusunan
makalah
ini,
penyusun
Penyusun
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan
merupakan ciri utama dari kita sebagai manusia ciptaan tuhan
yang dianugerahi akal pikiran yang membedakan manusia
dengan makhluk lain ciptaan tuhan. Berpikir merupakan upaya
manusia
dalam
memecahkan
masalah. Secara
garis
besar
untuk
berpikir
serta
menggunakan
akalnya
dirinya di dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa untuk berpikir secara
mendalam, seseorang perlu memegang kepala dengan kedua
telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang
sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada.
Sebenarnya,
mereka
mendalam
sebagai
telah
menganggap
sesuatu
11
yang
berpikir
memberatkan
secara
dan
menyusahkan.
hanyalah
Mereka
untuk
berkesimpulan
kalangan
filosof.
bahwa
Bagi
pekerjaan
seorang
ini
ilmuan
seperti
perumusan
masalah,
pengajuan
hipotesis,
langkahlangkah
berfikir
dengan
metode
ilmiah
hasil
dari
berfikir
ilmiah
yang
kita
lakukan
memecahkan
masalah
sehari-hari.
Ditinjau
dari
pola
ilmiah
yang
pada
hakekatnya
merupakan
keseluruhan
berfikir
ilmiah
tersebut.
Untuk
dapat
berupa
bahasa,
logika,
matematika
dan statistik.
2.
3.
ilmiah ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.
ilmiah.
2.
berpikir ilmiah.
3.
11
BAB II
PEMBAHASAN
ilmiah
berperan
sebagai
alat
bantu
yang
dan
metode
yang
tidak
didasarkan
pada
B. BERPIKIR ILMIAH
Secara umum tiap perkembangan dalam ide dan konsep
dapat disebut dengan berpikir. Dan yang akan dikupas secara
mendalam pada pembahasan ini adalah berpikir yang didasarkan
pada keilmuan. Tentu saja pemikiran yang didasarkan pada
keilmuan akan sangat berbeda dengan pemikiran biasa, seperti
memikirkan mau membeli apa nanti, atau berpikir untuk pergi
kemana. Dalam buku Jujun S. Suriasumantri juga menerangkan
bahwa pemikiran yang didasarkan keilmuan adalah pemikiran
yang sungguh-sungguh, artinya suatu cara yang berdisiplin. Ide
dan konsep itu diarahkan pada suatu tujuan tertentu. Disini ide
dan konsep tidak dibiarkan untuk berkelana dalam angan-angan
yang tak menentu. Dan kemudian akan berkembang kepada
berpikir ilmiah, cara berpikir yang dilakukan oleh para filsuf.
Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis
berarti
masuk
mendalam
akal,
dan
berdasarkan
empiris
fakta
berarti
yang
dibahas
dapat
secara
dipertanggung
mempertimbangkan,
secara
ilmu
keilmuan
pengetahuan
atau
memutuskan,
yaitu
menggunakan
mengembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip
prinsip-prinsip
logis
terhadap
tentu saja ini berarti juga erat kaitannya dengan proses untuk
mendapatkan ilmu itu sendiri. Dan untuk melaksanakan kegiatan
berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana ilmiah.
C. SARANA BERPIKIR ILMIAH
Sarana
ilmiah
pada
dasarnya
merupakan
alat
yang
fungsi fungsi
ilmiah
matematika,
terdiri
statistik
dari
dan
empat
logika.
bagian,
Dan
kali
yaitu
ini
bahasa,
kita
akan
sebagai
alat
untuk
berkomunikasi).
Joseph
Broam
bahwa
uacapan
si
pembicara
dihubungkan
secara
vokal,
yaitu
bunyi-bunyi
yang
urutan-urutan
yang
disebut
Equus
Caballus,
orang
Inggris
betapa
pentingnya
kriteria
kecocokan
dan
Fungsi
regulatoris:
penggunaan
bahasa
untuk
tabir
fenomena
dan
keinginan
untuk
bahasa
untuk
mempelajarinya.
6)
Fungsi
imajinatif:
penggunaan
pemikiran
dan
wawasan
serta
pertama,
sarana
ilmiah
itu
merupakan
ilmu
dalam
berdasarkan
metode
11
ilmiah.
Kedua,
tujuan
mempelajari
secara
ilmiah
adalah
agar
dapat
melakukan
11
yang
baik,
karena
sikap
ini
senantiasa
Seluruh
kata-kata,
karena
kecermatan
ungkapan
sinilah
perlunya
dibuat
suatu
distingsi,
suatu
pembedaan.
5) Cintailah definisi yang tepat Penggunaan bahasa sebagai
ungkapan
sesuatu
kemungkinan
tidak
ditangkap
jelas batas-
tajam
membeda-bedakan,
hingga
terang
yang
dimaksud.
6) Ketahuilah mengapa Anda menyimpulkan
begini atau
dan
konsekuensi-konsekuensi
dari
suatu
dengan
objek
lain.
Jauh
sebelum
ilmu
c. Aturan Definisi
Suatu usaha untuk memberi batasan terhadap sesuatu
yang dikehendaki seseorang untuk memindahkannya kepada
orang lain. Jadi definisi yang baik adalah menyeluruh dan
membatasi. Salah satu contoh yang sering diungkapkan adalah
manusia adalah binatang yang berakal. Binatang adalah genius
sedangkan berakal adalah differensia, pembeda utama manusia
dengan makhluk-makhluk lain. Jadi, definisi yang valid dalam
logika
perlu
batasan
yang
jelas
didefinisikan.
11
antara
objek-objek
yang
BAB III
PENUTUP
dan
menemukan
serta
mengolah
ilmu
dengan
berpikir
biasa.
Berpikir
yang
didasari
sebagai
bahasa
dan sarana
berpikir
deduktif.
aspek
terakhir
yaitu
logika,
merupakan
sarana
berpikir
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo
Persada Salam, Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu dan
Teknologi. Jakarta: Rineka Cipta Suriasumantri, Jujun S. 1984.
Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Gramedia
uripsantoso.wordpress.com
11