Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU


DOSEN PENGAMPU
Galuh Rahayuni, M.Pd
Disusun oleh :
Tejo Waskito
Gahzin

FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
2016

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt,


atas segala kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikanNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang
sarana berfikir ilmiah.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah
saya alami. Oleh karena itu terselesaikannya makalah ini tentu
saja bukan karena kemampuan penyusun semata-mata. Namun,
karena adanya bantuan dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait.
Dalam

penyusunan

makalah

ini,

penyusun

menyadari pengalaman dan pengetahuan masih sangat terbatas.


Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan
bisa lebih bermanfaat.

Maos Mei 2016

Penyusun

11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan
merupakan ciri utama dari kita sebagai manusia ciptaan tuhan
yang dianugerahi akal pikiran yang membedakan manusia
dengan makhluk lain ciptaan tuhan. Berpikir merupakan upaya
manusia

dalam

memecahkan

masalah. Secara

garis

besar

berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir


ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan
kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir
ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara
teratur dan cermat. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai
kebutuhan

untuk

berpikir

serta

menggunakan

akalnya

semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak berpikir, berada


sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan
yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan
mengetahui tujuan penciptaan

alam, dan arti keberadaan

dirinya di dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa untuk berpikir secara
mendalam, seseorang perlu memegang kepala dengan kedua
telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang
sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada.
Sebenarnya,

mereka

mendalam

sebagai

telah

menganggap

sesuatu
11

yang

berpikir

memberatkan

secara
dan

menyusahkan.
hanyalah

Mereka

untuk

berkesimpulan

kalangan

filosof.

bahwa
Bagi

pekerjaan

seorang

ini

ilmuan

penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu keharusan,


karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak
akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana
ilmiah pada dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan
ilmiah dengan berbagai langkah yang harus ditempuh. Berfikir
ilmiah merupakan berfikir dengan langkahlangkah metode
ilmiah

seperti

perumusan

masalah,

pengajuan

hipotesis,

pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan.


Kesemua

langkahlangkah

berfikir

dengan

metode

ilmiah

tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga


diharapkan

hasil

dari

berfikir

ilmiah

yang

kita

lakukan

mendapatkan hasil yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya


merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai
langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah
adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah
secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan
untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk
bisa

memecahkan

masalah

sehari-hari.

Ditinjau

dari

pola

berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola


berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran
ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika
induktif.
Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode
penelitian

ilmiah

yang

pada

hakekatnya

merupakan

pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis


yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus
didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula.
Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui
11

dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut


dalam

keseluruhan

berfikir

ilmiah

tersebut.

Untuk

dapat

melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana


yang

berupa

bahasa,

logika,

matematika

dan statistik.

Berdasarakan uraian tersebut maka dibuatlah makalah mengenai


sarana berpikir ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.

Bagiamana seseorang dikatakan berpikir ilmiah ?

2.

Apa yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah ?

3.

Sarana apa saja yang mendukung seseorang untuk berpikir

ilmiah ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.

Untuk mengetahui bagaimana seseorang dikatakan berikir

ilmiah.
2.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sarana

berpikir ilmiah.
3.

Untuk mengetahui Sarana apa saja yang mendukung

seseorang untuk berpikir ilmiah.

11

BAB II
PEMBAHASAN

A. SARANA BERPIKIR ILMIAH


Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berpikir.
Hal ini pernah diutarakan oleh seniman handal, Auguste Rodin
lewat karya pahatan yang menjelaskan hakikat manusia yang
sesungguhnya, patung seorang manusia yang sedang berpikir.
Proses berpikir manusia inilah yang memunculkan berbagai ilmu
pengetahuan. Dengan dobrakandobrakan pemikiran dan ide
manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang
didasari dengan pemikiran yang mendalam dan menyeluruh.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan metode ilmiah
yang langkah dan kegiatannya didasarkan pada prinsip-prinsip
keilmuan.
Sarana

ilmiah

berperan

sebagai

alat

bantu

yang

mengorganisasikan metode ilmiah menjadi sebuah pengetahuan


yang lebih sempurna. Tentu saja berpikir berdasarkan keilmuan
amat sangat berbeda dengan proses berpikir pada umumnya.
Disnilah para filsafat menuangkan segala bentuk pemikirannya
dengan menggunakan metode dan kegiatan yang bersifat ilmiah.
Kegiatan

dan

metode

yang

tidak

didasarkan

pada

pemikiranpemikiran khayal namun logis dan empiris. Semua


dibuktikan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Filsuf-filsuf mendalami apa yang mereka kembangkan
dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang didalamnya
juag dibutuhkan sarana untuk membantu lancarnya kegiatan

ilmaih tersebut. Maka disinilah peran sarana ilmiah amat sangat


berarti.

B. BERPIKIR ILMIAH
Secara umum tiap perkembangan dalam ide dan konsep
dapat disebut dengan berpikir. Dan yang akan dikupas secara
mendalam pada pembahasan ini adalah berpikir yang didasarkan
pada keilmuan. Tentu saja pemikiran yang didasarkan pada
keilmuan akan sangat berbeda dengan pemikiran biasa, seperti
memikirkan mau membeli apa nanti, atau berpikir untuk pergi
kemana. Dalam buku Jujun S. Suriasumantri juga menerangkan
bahwa pemikiran yang didasarkan keilmuan adalah pemikiran
yang sungguh-sungguh, artinya suatu cara yang berdisiplin. Ide
dan konsep itu diarahkan pada suatu tujuan tertentu. Disini ide
dan konsep tidak dibiarkan untuk berkelana dalam angan-angan
yang tak menentu. Dan kemudian akan berkembang kepada
berpikir ilmiah, cara berpikir yang dilakukan oleh para filsuf.
Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis
berarti

masuk

mendalam

akal,

dan

berdasarkan

empiris

fakta

berarti

yang

dibahas

dapat

secara

dipertanggung

jawabkan. Dalam hal ini ada juga yang berpendapat bahwa


berpikir ilmiah adalah berpikir yang menggunakan akal budi
untuk

mempertimbangkan,

secara

ilmu

keilmuan

pengetahuan

atau

memutuskan,
yaitu

menggunakan

mengembangkan

berdasarkan prinsip-prinsip

prinsip-prinsip

logis

terhadap

penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Maka dapat


kita garis bawahi bahwa makna dari berpikir ilmiah adalah
pemikiran yang didasarkan pada prinsip-prinsip keilmuan. Yang
11

tentu saja ini berarti juga erat kaitannya dengan proses untuk
mendapatkan ilmu itu sendiri. Dan untuk melaksanakan kegiatan
berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana ilmiah.
C. SARANA BERPIKIR ILMIAH
Sarana

ilmiah

pada

dasarnya

merupakan

alat

yang

membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus


ditempuhnya. Selain itu, menambahkan bahwa sarana ilmiah
merupakan alat yang membantu kita dalam mencapai suatu
tujuan tertentu atau sarana ilmiah mempunyai

fungsi fungsi

yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh.


Sarana ilmiah diperlukan untuk membantu kegiatan berpikir
ilmiah. Tanpa sarana berpikir ilmiah maka hakikatnya sarana
berpikir

ilmiah

matematika,

terdiri

statistik

dari
dan

empat
logika.

bagian,
Dan

kali

yaitu
ini

bahasa,

kita

akan

membahasnya satu persatu secara mendalam.


a. Bahasa
Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa
bahasa tiada komunikasi. Sebagai sarana komunikasi maka
segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari
bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menggapai ilmu dan
pengetahuan. Dengan kemampuan kebahasaan akan terbentang
luas cakrawala berpikir seseorang dan tiada batas dunia baginya.
Kemudian Bloch and Trager mengatakan bahwa a language
is a system of arbitrary vocal symbols by means of which a social
group cooperates (bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol
bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok
sosial

sebagai

alat

untuk

berkomunikasi).

Joseph

Broam

mengatakan bahwa a language is a structured system of


arbitrary vocal symbols by means of which members of social
11

group interact (bahasa adalah suatu sistem yang berstrukturdari


sibol-simbol bunyi arbiter yang dipergunakan oleh para anggota
sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain).
Batasan di atas memerlukan sedikit penjelasan agar tidak terjadi
salah paham. Oleh karena itu, perlu diteliti setiap unsur yang
terdapat di dalamnya:
Simbol-simbol
Simbol-simbol berarti things that stand for other things
atau sesuatu yang menyatakan sesuatau yang lain. Sebagai
contoh adalah awan hitam dan turunnya hujan, di amana awan
hitam adalah awal turunnya hujan. Jika dikatakan bahwa bahasa
adalah suatu sistem simbol-simbol, hal tersebut mengandung
makna

bahwa

uacapan

si

pembicara

dihubungkan

secara

simbolis dengan objek-objek ataupun kejadian dalam dunia


praktis.
Simbol-simbol vokal
Simbol-simbol yang membangun ujaran manusia adalah
simbol-simbol

vokal,

yaitu

bunyi-bunyi

yang

urutan-urutan

bunyinya dihasilkan dari kerjasama berbagai organ atau alat


tubuh dengan sistem pernapasan. Tapi tidak semua bunyi yang
dihasilkan oleh organ-organ vokal manusia merupakan simbolsimbol bahasa ataupun lambang-lambang kebahasaan. Bersin,
dengkur, batuk dan lain sebagainya, biasanya tidak mengandung
niai simbolis. Hanya apabila bunyi tersebut mempunyai makna
tertentu dalam suatu kelompok sosial tertentu.
Simbol-simbol vokal arbitrer
Istilah arbitrer di sini bermakna mana suka dan tidak perlu
ada hubungan yang valid secara filosofis antara ucapan lisan dan
11

arti yang dikandungnya. Misalnya, untuk menyatakan jenis


binatang

yang

disebut

Equus

Caballus,

orang

Inggris

menyebutnya horse, orang Perancis menyebutnya cheval, orang


Indonesia kuda dan orang Arab hison. Semua ini sama tepatnya,
sama arbitrernya. Semuanya adalah konvensi sosial yakni sejenis
persetujuan yang tidak diucapkan atau kesepakatan secara
diam-diam antara sesama anggota masyarakat yang memberi
setiap kata makna tertentu.
Suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol yang
arbitrer
Misalnya saja, setiap bahasa beroperasi dengan sejumlah
bunyi dasar yang terbatas (dan ciri-ciri fonetik lainnya seperti
tekanan kata dan inotasi). Gabungan bunyi dan urutan bunyi
membuktikan

betapa

pentingnya

kriteria

kecocokan

dan

permulaan yang teratur rapi.

Yang dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok


sosial sebagai alat bergaul satu sama lain.
Bagian ini menyatakan hubungan antara bahasa dan
masyarakat. Fungsi bahasa memang sangat penting dalam dunia
manusia. Dengan bahasa para anggota masyarakat dapat
mengadakan interaksi sosial. Telaah mengenai pola-pola interaksi
ini merupakan bagian dari ilmu sosiologi.
a. Fungsi Bahasa
Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi
bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan
dan emosi, sedangkan aliran sosiolinguistik berpendapat bahwa
fungsi bahasa adalah untuk perubahan masyarakat. Menurut
11

Haliday sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah bahwa fungsi


bahasa adalah sebagai berikut:
1) Fungsi instrumental: peggunaan bahasa untuk mencapai
suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dan
sebagainya.
2)

Fungsi

regulatoris:

penggunaan

bahasa

untuk

memerintah dan perbaikan tingkah laku.


3) Fungsi interaksional: penggunaan bahasa untuk saling
mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang dan oraang
lain.
4) Fungsi personal: seseorang menggunakan bahasa untuk
mencurahkan perasaan dan pikiran.
5) Fungsi heuristik: penggunaan bahasa untuk mencapai
mengungkap

tabir

fenomena

dan

keinginan

untuk

bahasa

untuk

mempelajarinya.
6)

Fungsi

imajinatif:

penggunaan

mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran


tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita
(dunia nyata).
7) Fungsi representasional: penggunaan bahasa unuk
menggambarkan

pemikiran

dan

wawasan

serta

menyampaikannya pada orang lain.


b. Bahasa Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah
Dalam sarana ilmiah, ada dua hal yang harus diperhatikan,
yaitu

pertama,

sarana

ilmiah

itu

merupakan

ilmu

dalam

pengertian bahwa ia merupakan kumpulan pengetahuan yang


didapatkan

berdasarkan

metode
11

ilmiah.

Kedua,

tujuan

mempelajari

secara

ilmiah

adalah

agar

dapat

melakukan

penelaahan ilmiah secara baik. Sarana ilmiah merupakan alat


bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi
pengetahuan berdasarkan metode ilmiah.
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan
dalam proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat
berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
tersebut kepada orang lain. Ketika bahasa disifatkan dengan
ilmiah, fungsinya untuk komunikasi disifatkan dengan ilmiah
juga, yakni komunikasi ilmiah. Komunikasi ini merupakan proses
penyampaian informasi berupa pengetahuan.
b. Logika
Logika merupakan sarana untuk berfikir sistematis, valid
dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu berfikir logis
adalah berfikir sesuai dengan aturan-aturan berfikir. Logika
merupakan satu atau lebih kata yang memiliki arti tertentu, serta
memberikan contah penerapan dalam kehidupan nyata. Berfikir
membutuhkan jenisjenis pemikiran yang sesuai, dan sebagai
perlengkapan ontologisme, pikiran kita dapat bekerja secara
spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik
terlebih dalam hal yang biasa, sederhana dan jelas.

a. Aturan Cara Berfikir yang Benar


Untuk berfikir baik, yaitu berfikir secara benar, logis dialektis,
dan juga dutuhkan kondisi-kondisi tertentu.

11

1) Mencintai Kebenaran Sikap ini sangat fundamental untuk


berfikir

yang

baik,

karena

sikap

ini

senantiasa

menggerakkan si pemikir untuk mencari serta menigkatkan


mutu penalarannya.
2) Ketahuilah apa yang sedang anda kerjakan Kegiatan yang
sedang

dikerjakan adalah kegiatan berfikir.

Seluruh

aktifitas intelek kita adalah suatu usaha terus menerus


mengejar kebenaran yang diselingi dengan diperolehnya
pengetahuan tentang kebenaran tetapi parsial sifatnya.
Dengan demikian untuk mencapai kebenaran, kita harus
bergerak melalui berbagai macam langkah dan kegiatan.
3) Ketauilah yang sedang Anda katakana Pikiran diungkapkan
kedalam kata-kata. Kecermatan pikiran terungkap kedalam
kecermatan

kata-kata,

karena

kecermatan

ungkapan

pikiran ke dalam kata-kata merupakan sesuatu yang tidak


boleh ditawar lagi.
4) Buatlah pembedaan dan pembagian yang semestinya Jika
ada dua hal yang tidak mempunyai bentuk yang sama, hal
itu jelas berbeda. Tetapi banyak kejadian dimana dua hal
atau lebih mempunyai bentuk sama, namun tidak identik.
Di

sinilah

perlunya

dibuat

suatu

distingsi,

suatu

pembedaan.
5) Cintailah definisi yang tepat Penggunaan bahasa sebagai
ungkapan

sesuatu

kemungkinan

tidak

ditangkap

sebagaimana yang dimaksudkan, jadi jangan ragu untuk


membuat definisi. Definisi harus diburu hingga tertangkap.
Definisi artinya pembatasan, yaitu membuat

jelas batas-

batas sesuatu. Harus dihindari kalimat-kalimat yang dan


uraian-uraian yang gelap,tidak terang strukturnya dan
11

tidak jelas artinya. Cintailah cara berfikir yang terang, jelas,


dan

tajam

membeda-bedakan,

hingga

terang

yang

dimaksud.
6) Ketahuilah mengapa Anda menyimpulkan

begini atau

begitu Ketahuilah mengapa Anda berkata begini atau


begitu. Anda harus bisa melihat asumsi-asumsi, implikasiimplikasi,

dan

konsekuensi-konsekuensi

dari

suatu

penuturan, pernyataan, atau kesimpulan yang Anda buat.


7) Hindarilah kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan
tenaga Dalam belajar ilmiah Anda tidak hanya tahu
tentang hukum-hukum, prinsipprinsip, dan juga bentukbentuk pikiran tetapi tetapi perlu juga. Dalam praktik,
menjadi cakap dan cekatan berfikir sesuai dengan hukum,
prinsip, bntuk berpikir yang betul tanpa mengabaikan
dialektika, yakni proses perubahan keadaan. Logika ilmiah
melengkapi dan mengantar kita untuk menjadi cakap dan
sanggup berpikir kritis, yakni berpikir secara menentukan
karena menguasai ketentuan-ketentuan berpikir yang baik.
b. Klasifikasi
Sebuah konsep klasifikasi, seperti panas atau dingin,
hanyalah menempatkan objek tertentu dalam sebuah kelas.
Suatu konsep

perbandingan, seperti lebih panas atau lebih

dingin. Mengemukakan hubungan mengenai objek tersebut


dalam norma yang mencakup pengertian lebih atau kurang,
dibandingkan

dengan

objek

lain.

Jauh

sebelum

ilmu

mengembangkan konsep temperature, yang dapat diukur,


waktu itu kita sudah dapat mengatakan, objek ini lebih panas
dibandingkan dengan objek itu. Konsep seperti ini mempunyai
kegunaan yang sangat banyak.
11

c. Aturan Definisi
Suatu usaha untuk memberi batasan terhadap sesuatu
yang dikehendaki seseorang untuk memindahkannya kepada
orang lain. Jadi definisi yang baik adalah menyeluruh dan
membatasi. Salah satu contoh yang sering diungkapkan adalah
manusia adalah binatang yang berakal. Binatang adalah genius
sedangkan berakal adalah differensia, pembeda utama manusia
dengan makhluk-makhluk lain. Jadi, definisi yang valid dalam
logika

perlu

batasan

yang

jelas

didefinisikan.

11

antara

objek-objek

yang

BAB III
PENUTUP

Berpikir adalah hakikat seorang manusia. Inilah yang


membedakan manusia (homo sapiens) dengan makhluk hidup
lainnya. Manusia memiliki kemampuan untuk menyampaikan,
mengembangkan

dan

menemukan

serta

mengolah

ilmu

pengetahuan melalui suatu proses rumit yang dinamakan


berpikir. Berpikir untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentunya
berbeda

dengan

berpikir

biasa.

Berpikir

yang

didasari

prinsipprinsip keilmuan adalah proses berpikir ilmiah. Berpikir


ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis berarti
masuk akal, dan empiris berarti dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (Hillway:
1956). Dalam proses berpikir ilmiah dibutuhkan alat bantu atau
sarana agar kegiatan ilmiah dapat berjalan dengan baik. Pada
dasarnya sarana berpikir ilmiah terdirr dari empat hal yaitu
bahasa, matematika, statistic dan logika. Bahasa sebagai alat
komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah
di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah mengacu pada fungsi
matematika

sebagai

bahasa

dan sarana

berpikir

deduktif.

Sedangkan statistika mengacu pada sarana berpikir induktif. Dan


11

aspek

terakhir

yaitu

logika,

merupakan

sarana

berpikir

sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo
Persada Salam, Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu dan
Teknologi. Jakarta: Rineka Cipta Suriasumantri, Jujun S. 1984.
Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Gramedia
uripsantoso.wordpress.com

11

Anda mungkin juga menyukai