2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami yang berjudul
“SARANA BERPIKIR ILMIAH (BAHASA, MATEMATIKA, STATISTIK DAN
LOGIKA)”, untuk memenuhi mata kuliah Filsafat Ilmu, Sholawat dan Salam
semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Salallahu‘alaihi
Wassallam. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya
hingga hari kiamat.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah
keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi
penyusunan makalah dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang.
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah?
2. Apa tujuan dan fungsi sarana berpikir ilmiah!
3. Jelaskan bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah!
4. Jelaskan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah!
5. Jelaskan statistik sebagai sarana berpikir ilmiah!
6. Jelaskan logika sebagai sarana berpikir ilmiah!
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian sarana berpikir ilmiah.
2. Mengetahui dan memahami tujuan dan fungsi sarana berpikir ilmiah.
3. Memaparkan dan memahami bahasa sebagai sarana bepikir ilmiah.
4. Memaparkan dan memahami matematika sebagai sarana bepikir ilmiah.
5. Memaparkan dan memahami statistik sebagai sarana bepikir ilmiah.
6. Memaparkan dan memahami logika sebagai sarana bepikir ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Burhanuddin Salam, Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi (Jakarta : Rineka Cipta, 1997)
2
Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 2003).
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa
memecahkan masalah kita sehari-hari.3
Harus dibedakan antara tujuan mempelajari sarana ilmiah dan tujuan
mempelajari ilmu. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat
melakukan kegiatan penelaahan ilmiah. Untuk memaksimalkan
kemampuan manusia dalam berpikir menurut kerangka berpikir yang
benar maka diperlukan pengetahuan tentang sarana berpikir ilmiah dengan
baik pula. Manusia mempelajari ilmu agar dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya. Dengan
ilmu yang telah dipelajarinya manusia dapat meningkatkan kemakmuran
hidupnya.
Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam
kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah
merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi
pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
5
Ibid, hal.182
6
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004)
Dalam sarana ilmiah, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
pertama, sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam pengertian bahwa ia
merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode
ilmiah.
Kedua, tujuan mempelajari secara ilmiah adalah agar dapat melakukan
penelaahan ilmiah secara baik. Sarana ilmiah merupakan alat bagi cabang-
cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuan
berdasarkan metode ilmiah.Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang
digunakan dalam proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat
berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut
kepada orang lain. Ketika bahasa disifatkan dengan ilmiah, fungsinya
untuk komunikasi disifatkan dengan ilmiah juga, yakni komunikasi ilmiah.
Komunikasi ini merupakan proses penyampaian informasi berupa
pengetahuan.
Bahasa sebagai saran ilmiah memeliki kelemahan. Menurut Jujun
S.Suriasumantri kelemahan tersebut antara lain7 :
1. Bahasa bersifat multifungsi.
2. Bahasa memeliki arti yang tidak jelas dan eksak yang di kandung
oleh kata-kata yang membangun bahasa.
3. Bahasa mempunyai beberapa kata yang memberikan arti yang
sama.
4. Konotasi bahasa yang bersifat emosional.
7
Ibid, hal. 182-187
detail tentang suatu obyek, yang terjadi justru komunikasi yang dilakukan
terkesan bertele-tele dan menjadi tidak jelas.
8
M. J. Langeveld, Menuju Kepemikiran Filsafat, (Jakarta: P.T. Pembangunan, 1995) hal. 187
9
Ibid, hal.225
kesimpulan dengan sah. Statistika harus dipandang sejajar dengan
matematika. Kalau matematika merupakan sarana berpikir deduktif maka
orang dapat menggunakan statistika untuk berpikir induktif. Matematika
dan statistika sama-sama diperlukan untuk menunjang kegiatan ilmiah
yang benar sehingga akan menghasilkan suatu pengetahuan yang benar
pula.
Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh
pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil
suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu
keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian
serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas dan
hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen.
Peranan statiska diterapkan dalam penelitian pasar, produksi,
kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai,
kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan resiko
dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
a. Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil
dari populas.
b. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
c. Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
d. Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan.10
10
Erliana Hasan, Filsafat Ilmu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) hal. 119
Menurut Jujun Suriasumantri penalaran merupakan suatu proses berpikir
dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar
kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan cara tertentu.
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap valid kalau proses kesimpulan
tersebut dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini
disebut logika, dimana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai
pengkajian untuk berpikir secara valid.
Menurut Bakhtiar, ”Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis,
valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah
berpikir sesuaidengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh
lebih besar daripada satu”.11
Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk
berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar.
Dengan logika manusia dapat berpikir dengan sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jika ingi nmelakukan kegiatan
berpikir dengan benar maka harus menggunakan kaidah-kaidah berpikir
yang logis.
Terdapat dua cara penarikan kesimpulan melalui cara kerja logika.
1. Logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari kasus-
kasus individual nyatamenjadi kesimpulan yang bersifat umum
dan rasional.
2. Logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari hal-hal
yang bersifat umumrasional menjadi kasus-kasus yang bersifat
khusus sesuai fakta di lapangan.12
Kedua jenis logika berpikir tersebut bukanlah dua kutub yang saling
berlawanan dan saling menjatuhkan. Kedua jenis logika berpikir tersebut
merupakan dua buah saranayang saling melengkapi, maksudnya suatu
ketika logika induktif sangat dibutuhkan danharus digunakan untuk
11
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2009) hal.212
12
Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu (Bandung : Mulia Press, 2008) hal.150
memecahkan suatu masalah, dan pada saat lain yang tidak dapat
menggunakan logika induktif untuk memecahkan masalah maka dapat
digunakan logika deduktif. Seseorang yang sedang berpikir tidak harus
menggunakan kedua jenis logika berpikir tersebut, tetapi dapat
menggunakan satu logika berpikir sesuai dengan kebutuhan obyek dan
kemampuan individunya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir adalah hakikat seorang manusia. Inilah yang membedakan
manusia dengan makhluk hidup lainnya. Manusia memiliki kemampuan
untuk menyampaikan, mengembangkan dan menemukan serta mengolah
ilmu pengetahuan melalui suatu proses rumit yang dinamakan berpikir.
Berpikir untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentunya berbeda dengan
berpikir biasa. Berpikir yang didasari prinsip-prinsip keilmuan adalah
proses berpikir ilmiah. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah
2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas
dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
Dalam proses berpikir ilmiah dibutuhkan sarana agar kegiatan ilmiah dapat
berjalan dengan baik. Ada empat sarana berpikir ilmiah, antara lain :
1. Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah
Kegiatan ilmiah sangat berkaitan erat dengan bahasa.
Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir membantu untuk
mengkomunikasikan jalan pikiran kepada orang lain.
2. Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan
jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan
konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi,
idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan
masalah.
3. Statistik sebagai sarana berpikir ilmiah
Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh
pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam
mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah.
4. Logika sebagai sarana berpikir ilmiah
Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk
berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang
benar. Dengan logika manusia dapat berpikir dengan sistematis dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal, 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Suriasumantri, Jujun S., 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.