Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sarrul Walad

Nim : 190709059
Kelas :A
Dosen Pengampu : Lestari Dara Cinta Utami Ginting , S.S, M.A

SOAL

1. Setelah kita mempelajari pokok-pokok bahasan yang ada, cobalah kemukakan


pendapatmu sendiri, apakah filsafat itu? Apakah arti penting filsafat bagimu?

2. Kemukakan pendapatmu, apakah yang kamu ketahui tentang berpikir?

3. Ketika kamu mencermati sesuatu, apakah yang kamu pikirkan dan apakah pemikiran
itu merupakan ciri dari berpikir kefilsafatan? Jelaskan mengapa demikian!

4. Ketika kamu sedang bercakap-cakap dengan seseorang, terkadang gagasan yang kamu
kemukakan tidak bersesuaian dengan gagasan orang itu. Apa yang kemudian kamu
lakukan?

5. Menurut kamu, hal-hal seperti apa yang dapat membuatmu berpikir atau merenung?
Apakah hal-hal itu patut untuk kamu renungkan? Kira-kira, apakah yang akan menjadi
realitas dari hasil perenunganmu itu?
JAWAB

1. Filsafat adalah ilmu yang membahas dan mengkaji masalah mendasar tentang
persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa secara kritis
dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Sedangkan secara umum filsafat adalah ilmu
yang membahas segala fenomena yang ada dalam kehidupan serta pemikiran manusia
secara skeptis dan bersifat kritis. Maka dapat disimpulkan bahwa, filsafat tidak didalami
dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mengungkapkan masalah secara jelas, mencari
solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.

Arti penting filsafat bagi saya adalah dengan berfilsafat, dapat membangun suatu
individu menjadi manusia yang lebih berkarakter dan dapat mendidik dirinya sendiri.
Dengan berfilsafat juga diharapakan manusia lebih memperbanyak merenungkan diri
dan setiap-setiap hal atau masalah yang ia hadapi yang berguna untuk dirinya sendiri
agar tidak lari dari masalah yang sedang ia hadapi. Dalam mencari tahu masalah-
masalah, mengapa masalah tersebut dapat terjadi, dan menambah wawasan bagi diri
sendiri merupakan arti penting dari berfilsafat. Dengan kata lain potensi rasa manusia
mengatasi persoalan kehidupannya dengan pendekatan ekstetik menurut asas
pertimbangan. Melalui potensi karsa manusia mengatasi persoalan kehidupannya baik
persoalan yang berkaitan dengan diri sendiri,orang lain secara individual dan sosial
dengan alam sekitar maupun dengan sang pencipta melalui pendekatan perilaku dan
ilmu filsafat.

Selain itu, filsafat bermanfaat untuk membentuk sifat kritis, sebagai pemecah masalah,
membantu kemampuan analisis, menambah pengalaman, Memberi dasar-dasar
pengetahuan kita, memberi tatapan atau pandangan yang sintesis sehingga semua
pengetahuan termasuk dalam kesatuan, Agar hidup ini dipimpin oleh pengetahuan hal
ini karena mengetahui kebenaran yang terdasar berarti tahu dasar-dasar hidup, serta
Memiliki kepentingan yang istimewa, hal ini karena filsafat memberi dasar-dasar ilmu
pengetahuan yang lainnya tentang manusia, misalnya sosiologi, ilmu mendidik, ilmu
jiwa dan lain sebagainya. Pentingnya Filsafat Terhadap Manusia Filsafat mencoba
untuk menyatukan hasil-hasil dari bermacam-macam sains ke dalam sebuah pandangan
dunia yang konsisten. Filosofi condong untuk tidak jadi spesialis, seperti para ilmuwan.
Ia menganalisa suatu benda maupun masalah dengan sebuah pandangan yang sifatnya
menyeluruh.

Filsafat menolak untuk mengacuhkan segala aspek yang otentik dari suatu pengalaman
manusia. Manusia sangat membutuhkan ilmu yang bersifat memberi arahan atau ilmu
pengarahan. Dengan ilmu itu, manusia akan di bekali sebuah kebijaksanaan yang di
dalamnya terdapat nilai-nilai dalam kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
2. Berpikir adalah proses berkembangnya suatu ide, konsep, pemikiran baru yang keluar
dari dalam diri seseorang, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan gagasan yang
baru. Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan dengan makhluk
lain. Maka dengan dasar berpikir, manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal
dapat memikirkannya.

Ciri utama dari berpikir adalah adanya abstraksi. Dalam arti yang luas, berpikir adalah
bergaul dengan abstraksi-abstraksi, sedangkan dalam arti sempit berpikir adalah
mencari hubungan atau pertalian antara abstraksi-abstraksi ( Puswanti, 1992 : 44).
Secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : berpikir alamiah dan
berpikir ilmiah. Dalam proses berpikir alamiah, pola penalaran didasarkan pada
kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Di sisi lain, dalam proses
berpikir ilmiah, pola penalaran didasarkan pada sasaran tertentu secara teratur dan
sistematis. Oleh karena itu, proses berpikir memerlukan sarana tertentu yang disebut
dengan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu
biasanya juga diperlukan sarana tertentu pula. Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah
kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Untuk dapat
melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah
berupa : bahasa ilmiah, logika dan matematika, logika dan statistika. Bahasa ilmiah
merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah.
Bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
seluruh proses berpikir ilmiah kepada orang lain. Logika dan matematika mempunyai
peran penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali
kebenarannya. Sedangkan logika dan statistika mempunyai peran penting dalam
berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

Sarana berpikir ilmiah digunakan sebagai alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk
mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah. Dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah pada dasarnya ilmu menggunakan penalaran induktif
dan deduktif. Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah untuk membantu proses metode
ilmiah, baik secara deduktif maupun secara induktif. Kemampuan berpikir ilmiah yang
baik sangat didukung oleh penguasaan sarana berpikir dengan baik pula, maka dalam
proses berpikir ilmiah diharuskan untuk mengetahui dengan benar peranan masing-
masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah. Berpikir
ilmiah menyadarkan diri kepada proses metode ilmiah baik logika berpikir deduktif
maupun logika berpikir induktif. Ilmu dilihat dari segi pola pikirnya merupakan
gabungan antara berpikir deduktif dan induktif.

Kesimpulannya, berfikir merupakan ciri khusus manusia yang berguna untuk


memahami sesuatu, memecahkan masalah, dan bertindak dengan sesuai apa yang telah
dipikirkan. Berfikir juga membedakan manusia dengan makhluk-makhluk ciptaan
tuhan lainnya serta merupakan anugerah yang telah diberikan oleh tuhan yang maha
esa.
3. Ketika mencermati sesuatu, kita harus mengetahui terlebih dahulu pembahasannya
dalam konteks apa. Misalnya sesuatu yang akan menghasilkan keuntungan, saya
berfikir bagaimana keuntungan tersebut didapatkan tidak hanya sekali, tetapi harus bisa
keuntungan tersebut berjalan atau berkelanjutan, bahkan berfikir bagaimana
keuntungan tersebut dapat menjadi lebih besar.

Contoh yang lain adalah pada saat jam perkuliahan. Dosen menerangkan suatu materi,
namun tidak secara kesuluruhan hanya garis besarnya saja. Sebagai mahasiswa kita
berfikir harus mencari dimana dan mengetahui secara mendalam tentang materi yang
disampaikan dosen tadi. Sehingga kita dapat memahami materi tersebut secara luas dan
dapat berfikir secara kritis agar dapat menjadi sebuah pernyataan dan pertanyaan yang
akan disampaikan kepada dosen tersebut yang mana perkuliahan akan dapat berjalan
secara aktif.

Dari kedua contoh diatas, apakah kedua pemikiran tersebut merupakan ciri dari berfikir
kefilsafatan?, menurut saya tentu saja iya, karena dari kedua contoh diatas memilki ciri
manfaat dari berfikir kefilsafatan. Kita lihat dari contoh yang pertama, penulis mencari
cara bagaimana suatu kegiatan yang ia jalani mencapai tujuan dan bahkan melampaui
dari tujuan yang ia targetkan. Dari pemikiran penulis tentang bagaimana mendapatkan
keuntungan dan strateginya, disitu terdapat berbagai pertimbangan yang penulis
pikirkan, yang kemudian beradu argumen dengan pertimbangan dan segala resiko yang
telah penulis pikirkan secara matang-matang didalam dirinya. Setelah berfikir panjang
dan memustuskan kemudian penulis melakukan tindakan atau eksekusi sesuai dengan
apa yang telah ia pikirkan.

Contoh yang kedua, penulis menghadapi masalah, dimana masalah tersebut adalah
tidak mendapatkannya materi secara penuh dari dosen yang mengajar. Hal ini jika
penulis bersifat apatis atau tidak peduli akan menyebabkan perkuliahan alot atau
monoton. Namun, disini penulis berfikir untuk mencari tahu secara mendalam tentang
materi tersebut, setelah penulis paham dengan materi yang dicari ia pun dapat berfikir
kritis tentang apa yang dosennya sampaikan pada saat jam perkuliahan.

Dari penjelasan yang telah dibuat dari kedua contoh diatas, ini membuktikan benar
bahwa kedua contoh atau peristiwa tersebut merupakan berpikir kefilsafatan. Ini
dibuktikan dengan adanya konflik tersendiri atau pribadi dari penulis yang telah
mencermati apa yang ia dengar dan apa yang ia lihat. Disitu juga menjelaskan adanya
aksi atau tindakan dari buah pemikiran dan keputusan yang telah dibuat oleh penulis.
Itulah yang disebut ciri-ciri berfikir kefilsafatan, jadi disini saya selaku penulis juga,
mensimpulkan bahwa dua contoh yang di paparkan adalah berfikir kefilsafatan atas
dasar penjelasan yang telah dijelaskan pada bagian atas.
4. Yang saya lakukan ketika gagasan yang saya sampaikan tidak sesuai dengan gagasan
lawan bicara adalah pertama-tama menjeaskan secara perlahan ide atau gagasan yang
akan saya sampaikan kepada lawan bicara secara pribadi atau personal (secara empat
mata). Saya utarakan pendapat tentang gagasan saya dan apakah gagasan saya tersebut
dapat berjalan secara efektif untuk pembahasan yang sedang dibahas. Dan apakah
gagasan saya tersebut dapat berjalan sesuai dengan realita yang ada. Setelah
menyampaikan gagasan, kita harus mendengarkan terlebih dahulu gagasan dari lawan
bicara kita. Menyimak, memahami, dan memperhatikan gagasan lawan bicara yang kita
hadapi. Jika ada pertanyaan, masukan, dan kritikan dari gagasan yang disampaikan
lawan bicara kita, sampaikanlah dengan cara yang sopan dan tidak menyinggung.
Setelah kedua gagasan telah disampaikan, kemudian mengambil keputusan gagasan
mana yang lebih baik dan sesuai realita untuk diambil. Misal gagasan lawan bicara kita
yang diambil, kita tidak boleh tersinggung dan harus menerima dengan lapang dada.

Tetapi bila gagasan kita tidak diterima dan iapun tidak mau mendengar terlebih dahulu,
biarkan saja biarkan ia berkembang dengan gagasan menurut pendapatnya, karna kita
sebagai individu tidak bisa mengubah seseorang melainkan hanya mengingatkan saja.

Dan untuk kita sendiri bila pendapat kita tidak terima oleh lawan bicara selain berlapang
dada adalah jangan terlalu diambil hati. Memang terkadang penolakan orang lain
terhadap pendapat atau gagasan kita bisa menyakitkan hati, apalagi jika pendapat yang
kita utarakan adalah pendapat yang sudah kita pikirkan sungguh-sungguh. Dan Saat
pendapat kamu ditolak, kamu nggak boleh langsung marah. Namun sebaiknya kamu
berpikir lagi mengapa lawan bicara kamu nggak setuju dengan pendapat kamu. Pasti
ada hal lain yang luput dari pemahaman kamu sehingga dia nggak setuju. Cobalah
untuk berpikir dari segala arah agar bisa menemukan mengapa orang lain menolak
pendapatmu, cobalah berpikir dari sudut pandang orang itu agar bisa sama-sama
menemukan pemikiran yang sejalan. Dan pada Saat pendapat kita ditolak dan diberi
kritik, justru itulah hal yang bisa membangun diri kita sendiri. Karena dari kritikan dan
masukan yang dilontarkan orang lain yang menolak pendapat kita adalah hal yang bisa
menyempurnakan pendapat kita kedepannya. Berusahalah untuk selalu mengambil
hikmah dari hal-hal kecil yang kita temui termasuk saat pendapatmu ditolak.

Dari contoh peristiwa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan tersebut dapat
dikategorikan dalam kefilsafatan terutama dalam bidang atau cabang ilmu filsafat
sosial. Karna adanya aksi dalam peristiwa tersebut, contohnya saling adanya adu
argumentasi antara kedua belah pihak yang mana hal itu dapat menghasilkan tiga
kemungkinan dapat menimbulkan keputusan yang akan diambil yaitu, pertama
mengamil keputusan dari gagasan dari pendapat kita, kedua menerima dan berlapang
dada bila keputusan gagasan lawan bicara kitalah yang dipakai, ketiga mencari jalan
tengah bila kedua belah pihak sama-sama bersikeras bahwa gagasan dialah yang paling
benar. Itulah kesimpulan yang dapat ditarik dari peristiwa diatas, bagaimanapun kita
sebagai individu harus dapat berjiwa besar dan menerima kenyataan sesuai keaadaan
yang terjadi.
5. Hal-hal yang sering membuat saya berpikir dan merenung adalah bagaimana masa
depanku, apakah akan sukses, apakah akan biasa-biasa saja, dan apakah akan hidup
melarat. Mungkin sebagian besar orang hanya berpikiran untuk jangka pendek saja atau
kesenangan sesaat, namun ada sebagian orang juga yang memikirkan jangka panjang,
bagaimana dia hidup, apa yang akan ia lakukan, pekerjaan apa yang ia pilih, dan
bagaimana ia akan menjalankan hidup ini di kemudian hari. Hal inilah yang sering saya
renungkan dan pikirkan, apalagi saya adalah anak terakhir atau anak bungsu yang tidak
ingin lagi dianggap anak manja yang hanya bisa mengandalkan harta orang tua dan
berada dibayang-bayang kesuksesan saudara sulung sendiri. Saya ingin membuktikan
kepada orang-orang bahwa saya juga bisa berdiri dengan kaki sendiri, bahwa saya juga
bisa sukses seperti orang-orang lain. Walaupun banyak orang beranggapan sukses itu
relatif, tetapi bagiku sukses itu adalah bagaimana kita bisa mengangkat derajat keluarga
kita sendiri di mata masyarakat. Sehingga kesuksesan tadi menjadi target hidup bagi
saya di masa depan, dengan target hidup kita dapat menjadi termotivasi dan terdorong
untuk tidak putus asa disaat-saat masanya jenuh akan hidup. Meskipun suatu saat kita
memerlukan nasehat atau motivasi dari orang lain, jika apa yang ia sampaikan ada benar
nya maka terimalah nasehat itu, namun jika nasehatnya tidak sesuai dengan hati kita
maka tinggalkanlah atau setidaknya dengarkan saja untuk menghormati orang yang
menasehati kita.

Hal-hal ini sangat patut untuk direnungkan karena menyangkut masa depan diri saya,
dan jika tidak direnungkan dan dipikirkan kehidupannya akan biasa-biasa saja. Tentu
saja saya tidak ingin memiliki kehidupan yang biasa-biasa saja pastinya menginginkan
kehidupan yang luar biasa, pengalaman yang tidak terlupakan, dan pastinya ingin
membahagiakan orang tua. Timbul lagi pertanyaaan, apakah dengan saya menjadi
sukses itu membuat orang tua bahagia?, menurut saya selama itu baik dan dijalan yang
benar, menjadi sukses itu dapat membahagiakan orang tua. Karena dengan sukses juga
kehidupan keluarga dapat lebih terjamin dikemudian hari. Dengan itu, orang tua pasti
bangga memiliki anak seperti itu dan dapat menaikkan derajat keluarga dimata
masyarakat.

Hal yang akan menjadi realita dari apa yang saya renungkan pastinya masa depan.
Sukses atau tidaknya dimasa depan itu tergantung pada diri kita sendiri, jika kita
bersungguh-sungguh, doa, usaha, ikhtiar, dan tawakkal, serta dengan izin dan kehendak
tuhan yang maha esa maka kesuksesan itupun dapat diraih dan dicapai. Tinkat
ketekunan juga menentukan kesuksesan kita dimasa depan. Dan satu lagi yang tak
terlupakan hal yang menentukan kesuksesan yaitu relasi. Bangun relasi yang sebanyak-
banyaknya bersikap baiklah kepada banyak orang, karena dengan adanya relasi dapat
memepermudah jalan kita untuk menuju tangga kesuksesan.

Hal lain yang menjadi realita atas apa yang sayang renungkan adalah segala bentuk
halangan dan rintangan. Halangan dan rintangan pasti selalu menghampiri kita dalam
menuju kesuksesan, segala cobaan dan ujian adalah hal yang dapat mendewasakan diri
kita dari segala cobaan dan ujian yang kita hadapi.

Anda mungkin juga menyukai