Disusun Oleh:
PROGRAM STUDI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT atas segala
rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Selain itu, tugas makalah ini menjadi bahan untuk menambah wawasan
tentang “Ciri Ciri Berfikir Filsafat” bagi penyusun dan pembaca. Penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
24 November 2022
Penyusun
Filsafat dalam bahasa Yunani yaitu : philosophia yang terdiri atas dua kata
: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (‘hikmah’,
dan spekulatif. Sedangkan berpikir biasa adalah berfikirnya orang awam, yaitu
tidak hanya dilakukan oleh kalangan tertentu melainkan oleh semua kalangan
masyarakat. Namun tidak semua orang berpikir secara filsafat dalam kehidupan
dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi bagi
cara berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan, menggunakan akal
masih banyak lagi. Itulah sebabnya mengapa setiap orang diharapkan untuk selalu
1
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hlm. 4
2
http://mahrusali619.wordpress.com (Diakses tgl 11 April 2013, pkl. 9:54)
PEMBAHASAN
berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut
pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini debagai upaya untuk
dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan.
keakar akarnya. Filsafat juga melibatkan cara berfikir yang sistematis dan
terbuka bagi alam semesta. Berikut adalah ciri ciri berfikir filsafat:
1. Radikal
Artinya berpikir sampai keakar persoalan. Hal itu bisa dilakukan dengan
cara terus bertanya hingga mendapat suatu jawaban yang lebih hakiki. Juga
"mengapa?" dan mencari jawaban yang lebih baik dibanding dengan jawaban
yang sudah tersedia pada pandangan pertama. Pandangan itu bisa dibongkar
2. Konsisten / Runtut
a. Hujan turun
Kalau kalimat a benar maka otomatis b tidak benar. Demikian pula sebaliknya
kalau kalimat a tidak benar maka kalimat b benar. Suatu perenungan filsafat
3. Kritis
mengatakan bahwa ada tiga aktivitas dasar yang terlibat dalam pemikiran
menggunakan otak bukan perasaan (berpikir logis), skeptis atau rasa ragu
karana adanya kebutuhan atas bukti artinya tidak percaya begitu saja sebelum
4. Spekulatif
3
Kattsoff. Hal 8-10.
masuk akal, dan tidak berdasarkan bukti empiris. Ini bukan berarti bahwa
dugaan filsafat tidak ilmiah, tapi pemikiran filasafat memang tidak termasuk
menemukan jawaban pertanyaan apa itu benar (logika) apa itu baik(etika) apa
itu indah (estetika). Itulah yang dilakukan filsafat. Tidak lebih dari itu, ilmu-
5. Komprehensif
“apanya” atau hakikat dari obyek tersebut. Filsafat tiddak puas kalau hanya
6. Sistematis
sebagai wujud dari proses berfikir filsafat. Pendapat-pendapat itu harus saling
logis. Dalam rangka tersebut, bagian satu harus terkandung pada bagian
Kesimpulan itu benar kalau ditarik dari premis-premis yang benar. Oleh karena
itu untuk menarik kesimpulan yang benar kita harus memeriksa isi premis-
8. Bebas
Setiap filsafat adalah hasil pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka
anarkis, jadi ada unsur keterkaitan dalam kebebasan itu. Ikatan itu tidak berasal
dari luar, melainkan dari dalam, yakni dari kaidah dan disiplin pikiran. Dari
luar berfikir itu sangat bebas, tapi dari dalam justru sangat terikat.
9. Bertanggung jawab
kebebasan berfikir dalam filsafat dan etika. Selanjutnya, orang yang berfilsafat
1. Berpikir Menyeluruh :
kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu
– ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral, seni, dan tujuan hidup.
2. Berpikir Mendasar :
3. Berpikir Spekulatif :
A. Kesimpulan
lazim dilakukan oleh semua orang, tidak hanya dilakukan oleh kalangan tertentu
diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berpikir
secara global/menyeluruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang
jawab. Berfilsafat termasuk dalam berfikir, namun berfilsafat tidak identik dengan
berfikir. Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat, dan bisa
B. Saran
tentang ciri ciri berfikir secara filsafat. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun menerima adanya kritik dan
saran para pembaca. Semoga apa yang telah penyusun uraikan di atas dapat
https://www.academia.edu/32611325/
CIRI_BERPIKIR_FILSAFAT_DAN_CABANG
Ebook/J.B. BLIKOLOLONG-filsafat-Ilmu/seri-diktat-kuliah.
http://alkhawaritzmi.wordpress.com/2009/09/13/karakter-berpikir-filsafat/,