Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

CIRI CIRI BERFIKIR FILSAFAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Drs. H. Makhrur A.M, M.Ag

Disusun Oleh:

Khabib Nur Khasanudin 2211031

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT atas segala

rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa

kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Filsafat Ilmu dengan dosen pengampu Drs. H. Makhrur A.M, M.Ag.

Selain itu, tugas makalah ini menjadi bahan untuk menambah wawasan

tentang “Ciri Ciri Berfikir Filsafat” bagi penyusun dan pembaca. Penyusun

merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk

itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

24 November 2022

Penyusun

Ciri Ciri Berfikir Filsafat | ii


PENDAHULUAN

Filsafat dalam bahasa Yunani yaitu : philosophia yang terdiri atas dua kata

: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (‘hikmah’,

kebijaksanaan, pengetahuan,). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta

kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom).1

Berpikir secara filsafat berbeda dengan berpikir secara biasa, berpikir

filsafat menuntut seseorang untuk berfikir yang bersifat menyeluruh, mendasar

dan spekulatif. Sedangkan berpikir biasa adalah berfikirnya orang awam, yaitu

berfikirnya masih tercampur, tidak berpola dan tidak sistematis.

Berpikir merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh semua orang,

tidak hanya dilakukan oleh kalangan tertentu melainkan oleh semua kalangan

masyarakat. Namun tidak semua orang berpikir secara filsafat dalam kehidupan

sehari-harinya, padahal berfikir filsafat sangatlah penting untuk semua orang

dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi bagi

sebuah permasalahan. Manfaat dari berpikir secara filsafat adalah : mengajarkan

cara berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan, menggunakan akal

secara proporsional, membuka wawasan berpikir menuju kearah penghayatan, dan

masih banyak lagi. Itulah sebabnya mengapa setiap orang diharapkan untuk selalu

berfikir filsafat kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun ia berada.2

1
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hlm. 4
2
http://mahrusali619.wordpress.com (Diakses tgl 11 April 2013, pkl. 9:54)
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berfikir Secara Filsafat

Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat

mendalam sampai hakikat, atau berpikir secara global/menyeluruh, atau

berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut

pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini debagai upaya untuk

dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan.

B. Ciri Ciri Berfikir Filsafat

Filsafat diidentikan dengan berfikir kritis dan mendalam, berfikir sampai

keakar akarnya. Filsafat juga melibatkan cara berfikir yang sistematis dan

terbuka bagi alam semesta. Berikut adalah ciri ciri berfikir filsafat:

1. Radikal

Artinya berpikir sampai keakar persoalan. Hal itu bisa dilakukan dengan

cara terus bertanya hingga mendapat suatu jawaban yang lebih hakiki. Juga

menghubungkan suatu konsep atau gagasan dengan yang lainnya, menanyakan

"mengapa?" dan mencari jawaban yang lebih baik dibanding dengan jawaban

yang sudah tersedia pada pandangan pertama. Pandangan itu bisa dibongkar

sampai keakarnya jika kita mampu membongkar sejumlah asumsi-asumsi

sampai menemukan apa landasan filsafatnya.

2. Konsisten / Runtut

Bagan konsepsional, hasil perenungan, harus bersifat konsisten/runtut.

Lawannya adalah bagan konsepsional yang kontradiktif alias saling

bertentangan. Pernyataan-pernyataan yang tidak runtut pada dasarnya tidak

Ciri Ciri Berfikir Filsafat |2


masuk akal. Contoh;

a. Hujan turun

b. Tidak benar bahwa hujan turun

Kalau kalimat a benar maka otomatis b tidak benar. Demikian pula sebaliknya

kalau kalimat a tidak benar maka kalimat b benar. Suatu perenungan filsafat

tidak boleh mengandung pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan.

Mengapa? Sebab filsafat berusaha mencari penyelesaian atau jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan agar dapat dipahami. Jawaban atau penyelesaian adalah

pernyataan yang terbukti benar, atau terbukti didasarkan pada bahan-bahan

bukti yang lebih mendekati kebenaran. Tidak mungkin diperoleh penyelesaian

kalau kita mengatakan bahwa pernyataan yang bertentangan dengan pernyataan

diatas juga benar.3

3. Kritis

Artinya tanggap terhadap persoalan yang berkembang dan yang

diketahuinya atau bahkan mendatanginya. Dalam bukunya yang berjudul

“Beyond Feelings : A Guide to Critical Thinking”, Vincent Ryan Ruggiero

mengatakan bahwa ada tiga aktivitas dasar yang terlibat dalam pemikiran

kritis, yaitu : melakukan tindakan untuk mengumpulkan bukti-bukti,

menggunakan otak bukan perasaan (berpikir logis), skeptis atau rasa ragu

karana adanya kebutuhan atas bukti artinya tidak percaya begitu saja sebelum

menemukan bukti yang kuat.

4. Spekulatif

3
Kattsoff. Hal 8-10.

Ciri Ciri Berfikir Filsafat |3


Artinya apa yang diselidiki filsafat didasarkan pada dugaan-dugaan yang

masuk akal, dan tidak berdasarkan bukti empiris. Ini bukan berarti bahwa

dugaan filsafat tidak ilmiah, tapi pemikiran filasafat memang tidak termasuk

dalam lingkup kewenangan ilmu khusus (achmadi:9-10). Misalnya, filsafat

menemukan jawaban pertanyaan apa itu benar (logika) apa itu baik(etika) apa

itu indah (estetika). Itulah yang dilakukan filsafat. Tidak lebih dari itu, ilmu-

ilmu lain dapat memanfaatkan pemikiran filosofis tersebut (dardiri: 15-16).

5. Komprehensif

Memandang obyek penyilidikan secara totalitas. Filsafat ingin mengetahui

“apanya” atau hakikat dari obyek tersebut. Filsafat tiddak puas kalau hanya

menyelidiki dari sudut tertentu seperti yang dilakukan ilmuan-ilmuan lain.

Menyeluruh disini berarti bahwa filsafat juga menyelidiki konsep-konsep

abstrak seperti manusia, keadilan, kebaikan, kejahatan, kebebasan. Berarti pula

berpikir tentang hal-hal atau proses-proses yang bersifat umum (universal)

filsafat selalu menyangkut pengalaman umum manusia. Cara berpikir seperti

itu menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang universal (Tim UGM: 14).

6. Sistematis

Artinya menjawab suatu permasalahan digunakan pendapat-pendapat

sebagai wujud dari proses berfikir filsafat. Pendapat-pendapat itu harus saling

berhubungan secara teratur dan mempunyai maksud atau tujuan tertentu.

7. Koheren atau logis

Bagan konsional harus bersifat logis. Kesimpulan harus diperoleh dari

premis-premis yang mendahuluinya, premis-premis itu harus diuji

Ciri Ciri Berfikir Filsafat |4


kebenarannya. Jadi, antara satu kalimat dan kalimat lainnya harus hubungan

logis. Dalam rangka tersebut, bagian satu harus terkandung pada bagian

lainnya. (kattsoff: 10-12)

Contoh : semua manusia akan mati (premis mayor)

Mandra seorang manusia (premis minor)

Jadi, mandra akan mati (kesimpulan)

Kesimpulan itu benar kalau ditarik dari premis-premis yang benar. Oleh karena

itu untuk menarik kesimpulan yang benar kita harus memeriksa isi premis-

premis tadi. Comtoh diata, kesimpulan benar, karena premis-premisnya benar.

8. Bebas

Setiap filsafat adalah hasil pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka

social, cultural, ataupun religious. Socrates misalnya, memilih minum racung

daripada mengorbankan kebebasannya untuk berpikir menurut keyakinannya.

Spinoza menolak pengangkatan sebagai guru besar filsafat di universitas

Heidelberg karena khawatir akan kehilangan kebebasannya untuk berfikir.

Kebebasan berfikir adalah kebebasan yang disiplin, bukan kebebasan yang

anarkis, jadi ada unsur keterkaitan dalam kebebasan itu. Ikatan itu tidak berasal

dari luar, melainkan dari dalam, yakni dari kaidah dan disiplin pikiran. Dari

luar berfikir itu sangat bebas, tapi dari dalam justru sangat terikat.

9. Bertanggung jawab

Orang yang berfilsafat berfikir sambil bertanggung jawab.

Bertanggungjawab terhadap hati nuraninya. Jadi ada hubungannya antara

kebebasan berfikir dalam filsafat dan etika. Selanjutnya, orang yang berfilsafat

Ciri Ciri Berfikir Filsafat |5


harus mampu merumuskan fifkiran-fikirannya sedemikian agar mampu

dikomunikasikan kepada orang lain (kattshoff: ; Tim UGM: 13-15).

C. Karakter Berpikir Filsafat

Berpikir secara filsafat memiliki karakter tersendiri yang berbeda

dengan berpikir secara awam, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Berpikir secara filsafat menuntut seseorang untuk berpikir secara menyeluruh,

mendasar dan spekulatif. Berikut penjelasannya :

1. Berpikir Menyeluruh :

Artinya, Pemikiran yang luas karena tidak membataasi diri dan

bukan hanya ditinjau dari satu sudut pandangan tertentu. Pemikiran

kefilsafatan ingin mengetahui  hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu

– ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral, seni, dan tujuan hidup.

2. Berpikir Mendasar :

Artinya, pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang

fundamental atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan

dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan.

3. Berpikir Spekulatif :

Artinya, hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar bagi

pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai

dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru. Meskipun

demikian, tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena

tidak pernah mencapai penyelesaian.4


4
http://alkhawaritzmi.wordpress.com/2009/09/13/karakter-berpikir-filsafat/ (Diakses tgl 11 April
2013, pkl. 10:18)

Ciri Ciri Berfikir Filsafat |6


PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulakn bahwa secara etimologi, filsafat berarti cinta

kebijaksanaan atau kebenaran. Sedangkan berpikir merupakan kegiatan yang

lazim dilakukan oleh semua orang, tidak hanya dilakukan oleh kalangan tertentu

melainkan oleh semua kalangan masyarakat. Berpikir secara filsafat dapat

diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berpikir

secara global/menyeluruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang

pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berfikir secara filsafat

mempunyai beberapa ciri ciri seperti, Radikal, Konsisten / Runtut, Kritis,

Spekulatif, Komprehensif, Sistematis, Koheren atau logis, Bebas, Bertanggung

jawab. Berfilsafat termasuk dalam berfikir, namun berfilsafat tidak identik dengan

berfikir. Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat, dan bisa

dipastikan bahwa semua orang yang berfilsafat itu pasti berfikir. 

B. Saran

Penyusun menyarakan kita semua, agar dapat mengetahui dan memahami

tentang ciri ciri berfikir secara filsafat. Penyusun menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun menerima adanya kritik dan

saran para pembaca. Semoga apa yang telah penyusun uraikan di atas dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Ciri Ciri Berfikir Filsafat |7


DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32611325/

CIRI_BERPIKIR_FILSAFAT_DAN_CABANG

Ebook/J.B. BLIKOLOLONG-filsafat-Ilmu/seri-diktat-kuliah.

http://alkhawaritzmi.wordpress.com/2009/09/13/karakter-berpikir-filsafat/,

Diakses tgl 24 November 2022.

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hlm. 4.

http://mahrusali619.wordpress.com (Diakses tgl 24 November 2022)

Anda mungkin juga menyukai