Anda di halaman 1dari 12

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

CHAPTER 1
MODUL 1
PENGERTIAN, PERKEMBANGAN, DAN MASALAH DASAR FILSAFAT

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang


pengertian dan perkembangan filsafat, serta masalah-masalah dasar dalam filsafat

MATERI

A. Pengertian Filsafat
Orang pertama yang menggunakan kata philosophia adalah Phytagoras (572–497 BC),
dan menyebut dirinya philosophos, artinya pencinta kearifan. Kata sophia mempunyai arti
yang lebih luas daripada kearifan saja. Artinya dapat bermacam-macam, diantaranya
kerajinan, kebenaran pertama, pengetahuan yang luas, kebajikan intelektual,
pertimbangan yang sehat, dan bahkan kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang
praktis. Jadi, asal mula filsafat merupakan kata yang sangat umum untuk menyebut
usaha mencari keutamaan mental.

Sesungguhnya manusia belum sepenuhnya memiliki pengertian menyeluruh tentang


segala sesuatu yang dimaksud dengan kebijaksanaan. Untuk itulah manusia berusaha
secara terus menerus dengan akalnya untuk mengerti sesuatu yang dimaksud dengan
kebijaksanaan. Dari usaha pencarian tentang pengertian filsafat, banyak filsuf yang telah
merumuskan pengertian filsafat. Tiap-tiap filsuf memiliki latar belakang dan sudut
pandang yang berbeda-beda, sehingga melahirkan rumusan pengertian filsafat yang
berbeda pula. Namun demikian, setiap sudut pandang yang berbeda bukanlah saling
bertentangan melainkan saling melengkapi.

Berdasarkan banyaknya pendapat tentang pengertian filsafat, maka pengertian filsafat dapat
dibedakan menjadi:

1. Filsafat sebagai Suatu Sikap dan Pandangan Hidup


Pandangan hidup biasa dikenal dengan way of life. Secara harafiah diartikan sebagai
jalan hidup, artinya filsafat dipandang sebagai sesuatu pedoman dalam menyikapi
hidup ini.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam statutanya (UUD 1945)
menjelaskan bahwa pendirian negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dasar inilah
yang disebut Pancasila. Jadi bangsa Indonesia seharusnya dalam menyikapi hidup
dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan berpedoman pada
Pancasila.
Filsafat merupakan sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Bagaimana manusia
yang berfilsafat dalam menyikapi hidupnya dan alam sekitarnya.
Contoh: Seorang perempuan muda yang akan menikah, tiba-tiba mendapat berita
kematian calon suaminya dalam kecelakaan helikopter. Seorang perempuan yang
mampu berpikir secara mendalam dan menyeluruh dalam menghadapi musibah
tersebut akan dapat bersikap dewasa, dapat mengontrol dirinya dan tidak hanya
emosional, menangis berkepanjangan serta meraung-raung seolah hidupnya akan
selesai jika tidak jadi menikah dengan pria yang dicintainya. Sikap kedewasaan secara
kefilsafatan adalah sikap yang menyelidiki secara kritis, terbuka, dan bersedia
meninjau persoalan dari semua sudut pandang.

2. Filsafat sebagai Suatu Metode


Metode dalam berfilsafat diwenangkan menggunakan segala cara, tetapi yang khusus
adalah berpikir secara reflektif, yaitu berpikir dengan memperhatikan unsur di
belakang objek yang menjadi pusat pemikirannya.

3. Filsafat sebagai Kumpulan Persoalan


Banyak persoalan-persoalan abadi yang dihadapi oleh para filsuf. Usaha-usaha untuk
memecahkannya telah dilakukan, namun ada persoalan-persoalan yang sampai hari
ini belum juga terpecahkan dan tetap menjadi persoalan sepanjang manusia hidup.
Misalnya persoalan tentang ruh, jiwa manusia, apakah kekal atau ikut terkubur
bersama jasad manusia? Inilah yang terus dipikirkan dan dijawab oleh filsuf dan
terkonsepkan dalam aliran atau isme-isme yang berbeda. Berikut adalah contoh
persoalan yang dicoba dipikirkan dan dijawab.

Contoh: Persoalan apakah ada ide-ide bawaan? Artinya apakah manusia itu lahir
bersih atau membawa keturunan dari orang tuanya?

Hal ini telah dijawab oleh Aristoteles dengan konsep manusia lahir bersih, tidak
membawa ide bawaan, ibarat meja lilin yang siap dilukis apa saja lewat pengalaman.
Pendapat Aristoteles diamini oleh John Locke, manusia lahir bagaikan kertas putih
bersih, yang siap ditulis apa saja lewat pengalaman. Namun, persoalan di mana
nyawa itu. Sampai hari ini masih tetap menjadi sesuatu persoalan yang perlu
dipecahkan.
Ada perbedaan antara pertanyaan filsafat dengan pertanyaan bukan filsafat.
Contoh: Berapa IP (indeks prestasi) yang Anda capai dalam semester ini?
Pertanyaan yang demikian dapat langsung dijawab karena bersangkutan dengan
fakta.
Sedangkan pertanyaan yang berikut:
Apakah Tuhan itu ada?
Apakah kebenaran itu?
Apakah keadilan itu?
Apa tujuan manusia hidup?
Mengapa manusia hidup?
Untuk apa manusia hidup?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang bercorak kefilsafatan dan


membutuhkan pemikiran mendalam untuk dapat menjawabnya. Jawaban setiap orang
dapat berbeda-beda tergantung kekayaan kejiwaannya.

4. Filsafat Merupakan Sistem Pemikiran


Dalam sejarah filsafat telah dirumuskan sistem-sistem pemikiran dari Thales,
Anaximanes, Anaximandros, Socrates, Plato, dan Aristoteles. Lebih jauh sistem
pemikiran filsafat akan diuraikan dalam kegiatan belajar dua dan tiga dari Modul 1 ini.
Dengan demikian, tanpa adanya nama-nama pemikir di atas beserta hasil
pemikirannya maka filsafat tidak dapat berkembang seperti sekarang. Hasil berpikir
inilah yang disebut sistem filsafat.

5. Filsafat Merupakan Analisis Logis


Berfilsafat berarti berbicara tentang bahasa dan penjelasan makna-makna yang
terkandung dalam kata dan pengertian. Hampir setiap filsuf memakai metode analisis
untuk menjelaskan arti istilah dan pemakaian bahasa. Analisis terhadap arti bahasa
merupakan tugas pokok dari filsafat. Para tokoh filsafat analitis berpendapat bahwa
tujuan filsafat adalah menyingkirkan kekaburan-kekaburan dengan cara menjelaskan
arti dari sesuatu istilah, baik yang dipakai dalam ilmu maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Yang dimaksud dengan menganalisis adalah menetapkan arti secara tepat
dan memahami saling hubungan di antara arti-arti tersebut.

6. Filsafat Merupakan Suatu Usaha untuk Memperoleh Pandangan secara Menyeluruh


Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai macam ilmu
serta pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang menyeluruh

Adanya berbagai macam arti filsafat di atas, marilah kita mencoba memahami apa
sesungguhnya filsafat itu. Filsafat merupakan suatu bentuk pemikiran manusia mengenai
segala sesuatu dengan meninjau sebab-sebabnya yang terdalam dengan menggunakan
kekuatan akal manusia sendiri. Dengan demikian, yang menjadi objek kajian filsafat adalah
segala sesuatu realitas, baik realitas yang tampak maupun realitas yang tidak tampak,
misalnya realitas tentang manusia, hukum, politik, kebenaran, Tuhan dan lain sebagainya.
Objek kajian filsafat didekati dan dicari sebab-sebabnya yang terdalam sampai menemukan
hakikat atau esensi dari objek tersebut. Hakikat dari sesuatu haruslah mempunyai sifat-sifat
berikut:

a. Umum, artinya dapat diterapkan secara luas.


b. Abstrak, artinya tidak dapat ditangkap dengan pancaindra, dan hanya dapat ditangkap
dengan akal.
c. Mutlak, harus terdapat pada sesuatu hal, sehingga halnya menjadi ada.
Dalam kamus filsafat (1996:242) pengertian filsafat didefinisikan sebagai berikut:
1) Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang
seluruh realitas.
2) Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
3) Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya,
hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4) Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataanpernyataan yang
diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
5) Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan
untuk mengatakan apa yang Anda lihat.

Setelah Anda mempelajari dan memahami pengertian filsafat, biasanya akan timbul
pertanyaan dalam diri Anda, dari mana saya harus mulai berfilsafat?. Untuk memulai
perenungan filsafat, Descartes memberikan contoh yang dapat Anda pelajari (Kattsoff,
1992:34). Menurut Descartes, ada beberapa tahapan untuk memulai perenungan filsafat,
yaitu:

a. Menyadari adanya masalah.


Apabila seseorang menyadari bahwa ada sesuatu masalah, maka orang tersebut akan
mencoba untuk memikirkan penyelesaiannya.
b. Meragu-ragukan dan menguji secara rasional anggapan-anggapan. Setelah selesai
dirumuskan, mulailah menguji pengetahuan yang diperoleh melalui indera dan
meragukannya.
c. Memeriksa penyelesaian-penyelesaian yang terdahulu. Setelah menguji pengetahuan
perlu mempertimbangkan penyelesaian-penyelesaian yang telah diajukan mengenai
masalah yang bersangkutan.
d. Mengajukan hipotesis.
e. Menguji konsekuensi-konsekuensi. Mengadakan verifikasi terhadap hasil-hasil
penjabaran yang telah dilakukan.
f. Menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dapat merupakan masalah baru untuk
diuji kembali dan seterusnya.

Para filsuf juga telah banyak memberikan pandangan atas pengertian dari filsafat.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menurut Plato (427-347 SM), filsafat adalah mengkritik pendapat yang berlaku,
pengetahuan diperoleh melaui suatu proses pemeriksaan secara kritis, diskusi, dan
penjelasan.
2. Aristoteles (384-322 SM), menyebut filsafat sebagai ilmu yang menyelidiki tentang suatu
hal ada sebagai hal ada yang berbeda dengan bagian satu atau lainnya.
3. Sir Francis Bacon (1561-1626 M), menyatakan bahwa filsafat adalah induk agung dari
ilmu-ilmu.
4. Rene Descartes (1590-1650), filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana
Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok pnyelidikan.
5. Immanuel Kant (1724-1804) mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan.
6. G.W.F. Hegel (1770-1831) menyebutkan bahwa filsafat adalah landasan maupun
pencerminan dari peradaban.
7. Herbert Spencer (1820-1903), filsafat adalah nama pengetahuan tentang generalitas
yang tingkatannya paling tinggi.
8. John Dewey (1859-1952), filsafat sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan
manusia dalam melakukan penyesuaian kumpulan secara terus-menerus.
9. Bertrand Russell (1872-1970), filsafat sebagai suatu kritik terhadap pengetahuan.
10. Louis O. Kattsoff (1963), filsafat sebagai berpikir secara kritis, sistematis, rasonal,
komprehensif, dan menghasilkan sesuatu secara runtut.
11. Windelband, filsafat sifatnya menentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang
keadaan yang nyata.
12. Frans Magnis Suseno, filsafat sebagai usaha tertib, metodis, yang
dipertanggungjawabkan secara intelektual untuk melakukan yang diharapkan setiap
orang.

Terdapat pula istilah yang serupa dengan filsafat yaitu falsafah, falsafi/filsafati (bersifat
dengan kaidah-kaidah filsafat), berpikir filosofis (berpikir dengan dasar cinta akan
kebijaksanaan), dan mempunyai filsafat hidup (mempunyai pandangan/nilai tertentu).
Menurut Mufid (2009), manusia akan berfilsafat di saat-saat tertentu, yaitu :
a. Saat manusia mengalami ketakjuban akan peristiwa alam dan hal lain yang membuat
kagum
b. Saat manusia mengalami ketidakpuasan, manusia mulai rasional, dan akal budi
digunakan
c. Saat muncul hasrat untuk mempertanyakan banyak hal sampai mendasar ke
akar-akarnya.
d. Saat muncul keraguan yang mendorong manusia untuk terus mempertanyakan sesuatu,
berfilsafat

B. Perkembangan Filsafat
Dalam perkembangan filsafat, terdapat empat tradisi besar, antar lain:

1. Filsafat India
Filsafat India berkeyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam,
harmoni antar individu dan kosmos. Mereka tidak belajar untuk menguasai dunia, tetapi
utuk berteman dengan dunia.
Dalam filsafat India, dibagi menjadi 5 (lima) zaman, yaitu :
e. Zaman Weda (2000-600 SM) = zaman dimana manusia menyadari akan
identitas Atman dan Brahman.
f. Zaman Skeptisisme (200 SM-300 M) = zaman dimana Buddhisme dianggap
mampu memberi pedoman praktis untuk mencapai keselamatan.
g. Zaman Puranis (300-1200 M) = zaman yang pada saat itu dikuasai oleh
spekulasi teologis, terutama dewa-dewa, Mahabharata dan Ramayana.
d. Zaman Muslim (1200-1757 M) = Pada waktu itu ada upaya untuk
menyerasikan Islam dan Hinduisme (Guru Nanak), serta
memperkembangkan agama universal (Kabir).
e. Zaman Modern (setelah 1757M) = masuknya pengaruh Inggris dan adanya
anggapan bahwa agama Hindu adalah yang paling cocok untuk India.

2. Filsafat Cina
Dalam filsafat Cina, terdapat tiga tema pokok, yaitu harmoni, toleransi, dan
perikemanusiaan. Harmoni adalah keseimbangan hubungan manusia dengan manusia,
manusia dengan alam, dan manusia dengan surga. Toleransi adalah keterbukaan
terhadap perbedaan dan perdamaian. Sedangkan perikemanusiaan adalah menjadikan
manusia sebagai pusat.
a. Zaman Klasik (600-200 SM) = pada waktu itu, ada sekolah-sekolah penting,
yaitu konfusianisme, taoisme, moisme, fa China.
b. Zaman Neo-Taoisme dan Buddhisme (200 SM-1000 M)
c. Zaman Neo-Konfusianisme (1000-1900 M)
d. Zaman Modern (setelah 1900 M)
3. Filsafat Islam
Sejarah pemikiran Islam dibagi menjadi dua aliran, yaitu teologi rasional dan teologi
tradisional. Teologi rasional dipelopori oleh kaum Mu’tazilah dengan ciri-ciri: kedudukan
akal tinggi sehingga tidak mau tunduk kepada arti yang tidak sejalan dengan pemikiran
filosofis dan akal menunjukkan kekuatan manusia. Filsuf besar pertama adalah Al-Kindi
(796-873 M). Sedangkan teologi tradisonal beranggapan bahwa akal manusia itu lemah
sedangkan kehendak Tuhan adalah mutlak.

4. Filsafat Barat
a. Zaman Kuno
b. Puncak zaman klasik
● Sokrates (akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan kita,
metode dialektika)
● Plato (jiwa terkurung dalam tubuh, kerinduan Kembali ke dunia ide-ide yang
abadi, perdamaian ajaran Parmenides dan Herakleitos)
● Aristoteles (ide tidak dalam dunia lain tetapi ada dalam benda-benda (alam),
metode induksi, bidang logika, politik, metafisika, psikologi, dll),
c. Zaman Patristik : era pemikir gereja
d. Zaman Skolastik : adanya pengaruh kuat Aristoteles yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan biara tentang iman – akal budi, hakikat Tuhan, etika dan politik.
e. Zaman Modern
Zaman Renaissance : Antroposentris, manusia sebagai pusat
Zaman Pencerahan : manusia sebagai makhluk dewasa
Zaman Romantik : idealisme, memprioritaskan ide daripada materialisme
Masa Kini: aliran terpecah dan muncul aliran baru selain rasionalisme, romantisme
dan idealisme.

C. Masalah-masalah Dasar Filsafat


1. Logika sebagai landasan penalaran
Istilah logika pertama kali dipakai oleh Zeno, yang berarti pertimbangan akal yang
diutarakan lewat kata/bahasa. Ada empat hukum dasar logika, yaitu:
(1) Hukum Identitas (sesuatu adalah sama dengan dirinya sendiri),
(2) Hukum Kontradiksi (sesuatu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus
memiliki sifat tertentu dan tidak memiliki sifat tertentu),
(3) Hukum Tiada Jalan Tengah (sesuatu pasti memiliki sifat/tidak memiliki sifat
tertentu dan tidak ada kemungkinan ketiga),
(4) Hukum Cukup Alasan (terjadi perubahan pada sesuatu berdasarkan alasan
yang cukup memadai dan dipertanggungjawabkan.

2. Epistemologi sebagai landasan pengetahuan


Menurut Suhartono Suparlan, Ph.D, sumber pengetahuan berasal dari kepercayaan
yang berdasarkan tradisi, kebiasaan dan agama, panca indra/pengalaman, akal
pikiran, dan intuisi individual. Beberapa filsuf menyebutkan bahwa sumber
pengetahuan adalah akal budi dan rasio.

3. Metafisika sebagai landasan memahami hakikat


Para pendukung idealisme menempatkan kesadaran dan pengalaman yang dicari
dan didapat sebagai dasar tindakan. Karenanya aliran ini sering disebut idealisme
yang subjektif.

4. Metode Filsafat
Akal manusia memiliki potensi yang terbatas, sementara lingkup dan jangkauan
filsafat tampak tidak terbatas. Karenanya, hanya dengan metode tertentu,
pengetahuan filsafat bisa diraih, yaitu :
a. Metode Zeno (meraih kebenaran dengan membuktikan kesalahan premis lawan)
b. Metode Sokratik (diperoleh dengan percakapan)
c. Metode Plato (melihat bahwa ide adalah relalitas yang sejati)
d. Metode Aristoteles (logika dimanfaatkan untuk meneliti argumentasi)
e. Metode Skolastik (mengarah pada jalan tengah ekstrem ajaran filsafat waktu itu).

D. Isu-isu Filosofis Studi Komunikasi


Stephen W. Littlejohn menjelaskan bahwa terdapat sejumlah isu filosofis tentang studi
komunikasi, disebut juga metateori. Isu-isu tersebut dibagi menjadi tiga:

1. Isu-isu Epistemologi
Para pakar meyakini bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman. Para
teoretis komunikasi memegang teguh asumsi bahwa kebenaran itu pasti.
Prosesnya ada empat aliran:

a. Aliran Mentalisme (pengetahuan ada karena manusia)


b. Aliran Empirisme (pengalaman tumbuh dari persepsi)
c. Aliran Konstruktivisme (pengetahuan untuk keperluan pragmatis)
d. Aliran Konstruktivisme Sosial (pengetahuan produk interaksi simbolik).

Dalam mempelajari pengetahuan, ada perbedaan mengenai bagaimana cara


memahami pengetahuan itu, apakah pengetahuan dipahami secara terpisah atau
menyeluruh. Dalam hal ini, ada 2 (dua) aliran, yaitu aliran Gestalis (kebenaran ilmu
pengetahuan bersifat general) dan aliran Analis (pengetahuan berisi pemahaman
tentang suatu bagian beroperasi secara terpisah)

2. Isu-isu Ontologi
● Para teoritis sepakat bahwa manusia mempunyai pilihan tapi tidak mencapai
apakah pilihan sebenarnya merupakan hal yang mungkin untuk dicapai, baik state
(dinamis) / trait (konsisten) membentuk karakter dan menentukan perilaku
manusia.
● Pakar sosial mengatakan bahwa manusia tidak bisa mengisolasikan diri dari
orang lain, tapi mereka yakin pada dasarnya, manusia bersifat individual.
● Kehidupan dan tindakan manusia sebaiknya dipahami berdasarkan faktor-faktor
universal.

3. Isu-isu Aksiologi
● Ilmu pengetahuan klasil mengklaim bahwa teori dan penelitian bersifat bebas nilai,
netral, dan berusaha menampilkan fakta.
● Seorang ilmuwan seharusnya berhati-hati dalam melakukan suatu penelitian
ilmiah hingga aspek akurasi dapat dipertahankan.
Tugas ilmuwan adalah memproduksi ilmu pengetahuan, sedangkan urusan perubahan
sosial diserahkan pada pihak lain, seperti politikus, dsb

TES FORMATIF

1. Orang yang pertama kali menggunakan kata philosophia adalah


a. Kattsoff
b. Descartes
c. Pythagoras
d. Aristoteles

2. Objek kajian filsafat adalah ....


a. segala sesuatu yang tampak
b. semua realitas
c. segala sesuatu yang hidup
d. semua benda

3. Di bawah ini merupakan sifat-sifat dari hakikat, kecuali ....


a. umum
b. abstrak
c. terikat
d. mutlak
4. Tujuan filsafat adalah menyingkirkan kekaburan-kekaburan dengan cara menjelaskan
arti dari suatu istilah baik yang dipakai dalam ilmu maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Kalimat di atas merupakan penjelasan dari pengertian filsafat merupakan ….
a. sistem pemikiran
b. analisis logis
c. kumpulan persoalan
d. suatu tujuan

5. Berikut ini contoh-contoh pertanyaan filsafat, kecuali ....


a. Apakah Tuhan itu ada?
b. Apakah cinta itu?
c. Apakah Anda mahasiswa yang cerdas?
d. Apakah IP Anda lebih dari tiga?

6. Anda dapat mulai belajar berfilsafat dengan mengikuti tahapan-tahapan yang


dicontohkan oleh ....
a. Pythagoras
b. Descartes
c. John Locke
d. Kattsoff
DAFTAR PUSTAKA

Karimah, KE. 2020. Konsep-konsep Pemikiran tentang Filsafat. Jakarta: Universitas


Terbuka.
Mufid, M. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Utami, Isti PT. 2020. Pengertian, Perkembangan, dan Masalah Dasar Filsafat. Tangerang:
Universitas Pembangunan Jaya.

Anda mungkin juga menyukai