Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2354-9629

KONSEP DASAR MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM


MEWUJUDKAN MUTU LAYANAN PRIMA DENGAN
SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS DIGITAL
Andi Ibrahim*

Pengutipan: Andi .I (2014). Konsep dasar manajemen perpustakaan dalam mewujudkan


mutu layanan prima dengan sistem temu kembali informasi berbasis digital. Jurnal Ilmu
Perpustakaan & Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, Vol. 2 No. 2, hlm. 129-138.

 Dosen Jurusan Ilmu ABSTRACT


Perpustakaan UIN The satisfaction of library users is an indication to know how successful
Alauddin Makassar a library in giving good services. It is involved in the way how
communication is being conducted and librarian behave to guide, direct,
and provide information to its users. From here, library can show its
roles when facing information technology today. The development of
information technology has given a chance for library to develop its
online retrieval system in which it can be used to help user to find the
needed information. It is therefore important to note by all libraries
around the world to consider today environment that the technology has
been involved in many kind of human activities, including in library
routines. Due to a library is a service organization, the main aim is to
give good services and satisfying library users. One effort is IRS,
Information Retrieval System.

KEY WORDS: Manajemen perpustakaan, Layanan prima,


Email: andiibe88@yahoo.com
Temu kembali informasi, Perpustakaan digital.

1. PENDAHULUAN
perpustakaan, bagaimana menolong
Perpustakaan adalah salah satu bentuk pengguna mencari dan mendayagunakan
organisasi sumber belajar yang merupakan semua informasi dan fasilitas perpustakaan
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dengan kesulitan yang minimal,
penggerakan dan pengawasan dalam suatu menginformasikan informasi dan fasilitas
unit kerja untuk mengumpulkan, menyimpan baru, membangkitkan minat baca dan belajar,
dan memelihara koleksi bahan pustaka yang serta menjangkau semua masyarakat
dikelolah dan diatur secara sistematis dengan tergantung dari objek masing-masing
cara tertentu dengan memanfaatkan sumber perpustakaan.
daya manusia untuk dimanfaatkan sebagai
in f o rmasi (Ibrahim, 2014:1). Salah satu fungsi Dalam mencapai tujuan, visi dan misi
1 2 9dari perpustakaan adalah bagaimana
vital
perpustakaan, maka suatu perpustakaan
menarik lebih banyak pengguna perlu mengembangkan berbagai aspek yang
ada di dalam perpustakaan. Salah satunya
adalah aspek pelayanan. Aspek pelayanan ini
dinilai sebagai salah satu faktor penting
Andi Ibrahim: Manajemen pengembangan kinjerja pustakawan perguruan tinggi di era
globalisasi
informasi untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan

dalam berjalannya semua kegiatan yang pelayanan prima dapat terwujud dengan
ujungnya adalah sampai ke pelanggan atau menggunakan temu kembali informasi.
user. Di era digital seperti saat ini, layanan
perpustakaan banyak mengalami perubahan 2. PEMBAHASAN
dari hal-hal yang dulu menggunakan alat-alat
yang manual hinggal di era digital ini
a. Pengertian Manajemen Perpustakaan
pengelolaan maupun penggunaan
perpustakaan semakin kompleks dan
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan
beragam. Pustakawan harus mengembangkan
dan lembaga informasi akan memiliki kinerja
keahliannya dalam bidang teknologi
yang baik apabila ditunjang dengan
informasi. Mereka juga mempunyai peran
manajemen yang memadai. Dengan adanya
baru agar supaya dapat mendukung layanan
manajemen seluruh aktivitas lembaga akan
informasi yang berbasis teknologi. Teknologi
mengarah pada upaya mencapai tujuan yang
telah berpengaruh besar terhadap kegiatan
telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen
pustakawan. Dengan adanya tegnologi ini
dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha
maka perpustakaan dituntut untuk
memfungsikan diri sesuai ketentuan
memanajemen layanan menjadi lebih dinamis
lembaga/perpustakaan.
dan kreatif.
Istilah manajemen berasal dari bahasa prancis
Pelayanan merupakam salah satu unsur
yaitu menagemen yang berarti seni
pendukung manajemen dalam suatu
melaksanakan dan mengatur. Oleh karena itu,
organisasi. Dalam meningkatkan mutu
manajemen diartikan oleh sebagian orang
layanan bisa menerapkan prinsip-prinsip atau
sebagai sebuah seni untuk memanfaatkan
acuan-acuan yang dikemukakan oleh para
semua sumber daya yang ada untuk
tokoh. Layanan merupakan ujung tombak
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
bagaimana kita bisa memberikan jasa kita dan
Manajemen merupakan perpaduan antara
bisa digunakan sebagai tolok ukur dalam
seni dan ilmu. Sebagai sebuah seni,
menilai sejauh mana pelayanan kita bisa
manajemen dipandang sebagai sesuatu
tertuju atau fokus ke pelanggan. Disinilah
keindahan dalam proses mencapai tujuan
peran pelayanan yang nantinya akan
melalui mekanisme kerja sama dengan orang
membawa banyak dampak bagi
lain. Manajemen dalam perspektif kesenian
perkembangan perpustakaa terutama dalam
adalah cara untuk mencapai tujuan yang lebih
penerapan layanan yang prima bagi seluruh
efektif dan efisien melalui sentuhan kerja
pengguna perpustakaan. Bagi dunia
seorang manajer. Sementara manajemen
kepustakawanan, perkembangan
dalam perspektif keilmuan adalah bagaimana
teknologi informasi tersebut menjadi suatu
seorang manajer mampu melakukan kegiatan-
peluang untuk membangun suatu sistem
kegiatan manajemen secara baik dan benar.
temu kembali informasi online, yaitu sistem
Ilmu manajemen adalah ilmu yang
yang mempertemukan antar kebutuhan
menghubungkan antara teori-teori
pencari informasi dengan sumber-sumber
manajemen sebelumnya dengan teori dan
informasi secara online.
praktek berikutnya.
Efektivitas suatu sistem temu kembali
in1f3o0rmasi bisa diukur dari sejauh mana Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
sistem tersebut memberikan kemudahan-
kemudahan pengawasan, usaha-usaha para anggota
kepada pemakai dalam melakukan organisasi dan penggunaan sumber daya
penelusuran informasi sehingga pemakai organisasi lainnya untuk mencapai tujuan
terpenuhi kebutuhan informasinya. Oleh organisasi yang telah ditetapkan. Oleh karena
karena itu, perlu diketahui bagaimana mutu itu, apabila proses dan sistem perencanaan,
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 2 No. 2, Juli – Desember
2014
pengorganisasian, pengarahan, dan hasil suatu kegiatan. Kesulitan yang
pengawasan tidaka baik, maka proses kemudian muncul adalah menentukan
manajemen secara keseluruhan tidak lancer, standar penilaian itu sendiri. Salah satu cara
dan proses pencapaian tujuan akan terganggu yang dilakukan untuk mengantisipasi hal
dan mengalami kegagalan. tersebut adalah dengan jalan mencari
persamaan beberapa elemen mutu. Tjiptono
Dalam penerapannya di perpustakaan , (1996) menjelaskan mengenai persamaan
Bryson (1990) menyatakan bahwa manajemen mutu tersebut sebagai berikut:
perpustakaan merupakan upaya pencapaian
tujuan dengan memanfaatkan sumber daya
 meliputi usaha memenuhi atau melebihi
manusia, informasi, sistem dan sumber dana harapan pelanggan
dengan tetap memperhatikan fungsi
 mencakup produk, jasa, manusia, proses,
manajemen, peran dan keahlian. Dari
dan lingkungan
pengertian ini, ditekankan bahwa untuk
 merupakan kondisi yang selalu berubah
mencapai tujuan, diperlukan sumber daya
(sesuatu yang bermutu saat ini dapat tidak
manusia, dan sumber-sumber nanmanusia
bemutu dimasa yang akan dating).
yang berupa sumber dana, teknik atau sistem,
fisik, perlengkapan, informasi, ide atau
Selanjutnya Tjiptono (1996) merasa perlu
gagasan, dan teknologi. Elemen-elemen
untuk mempertimbangkan mengenai 5
tersebut dikelola melalui proses manajemen
dimensi pokok mutu, yaitu:
yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian, yang diharapkan mampu 1. Bukti, meliputi fasilitas fisik,
mengahsilkan produk berupa barang atau jasa perlengkapan pegawai dan sarana
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat komunikasi.
pengguna. 2. Keandalan, yaitu kemampuan
memberikan layanan yang cepat, akurat
Manajenen perpustakaan dapat diartikan dan memuaskan.
sebagai upaya sebuah organisasi
3. Daya tanggap, yaitu keinginan para staf
perpustakaan untuk mencapai yujuan yang
untuk membantu para pelanggan dan
tertuang dalam visi dan misi organisasi
memberikan pelayanan dengan tanggap.
melalui sebuah proses yang dilakukan secara
bersama atau berkelompok.Setiap 4. Jaminan, mencakup pengetahuan,
perpustakaan sebaiknya memperhatikan kemampuan, kesopanan dan sifat, bebas
beberapa faktor dalam menjalankan system dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
manajerial organisasi itu sendiri, yakni: 5. Empati, meliputi kemudahan dalam
melakukan hubungan, komunikasi yang
1. Planning (perencanaan) baik, pelatihan pribadi dan memahami
2. Produk (barang produksi) kebutuhan pelanggan.
3. Place (tempat)
4. Prize (harga) Mutu juga didefinisikan sebagai layanan yang
5. Promotion (promosi) memiliki keistimewaan yang memenuhi
6. Peace (kedamaian) kebutuhan pemakai. Mutu merupakan kinerja
kepemimpinan dalam memenuhi kebutuhan
b. Mutu Layanan Prima Perpustakaan pemakai dengan melakukansesuatu yang
131
benar sejak awal layanan dibutuhkan.
1) Mutu
Mutu atau sering juga disebut dengan kualitas Pada saat ini muncul pengertian modern dari
merupakan suatu proses penelitian dengan konsep mutu. Konsep tersebut disebut
standar yang sudah ditetapkan untuk menilai dengan system kualitas (mutu) modern
(Gasperz, 2002). Sistem mutu modern tersebut
Andi Ibrahim: Manajemen pengembangan kinjerja pustakawan perguruan tinggi di era
globalisasi
informasi untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan

pada dasarnya bercirikan 5 (lima) karasteristik rak-rak koleksi perpustakaan. Model layanan
sebagai berikut: terbuka biasanya dilakukan dengan
pertimbangan kemandirian pemustaka yang
1. Berorientasi kepada pelanggan telah cukup paham dengan system
2. Berpartisipasi aktif yang dipimpin oleh penelusuran informasi di perpustakaan, baik
manajemen puncak melalui pendidikan pemustaka maupun yang
3. Pemahaman dari setiap orang terhadap terlatih secara otodidak dengan seringnya
tanggung jawab spesifik untuk kualitas pemustka mengnjungi sebuah perpustakaan.
4. berorientasi kepada tindakan pencegahan Salah satu kelemahannya yaitu factor
kualitas kerusakan dan kehilangan koleksi yang
diakibatkan sangat tebukanya para
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik pemustaka untuk melakukan penelusuran
kesimpulan bahwa mutu adalah proses informasi ke koleksi-koleksi secara langsung
penilaian dengan standar yang sudah di tanpa perlu didampingi oleh para
tetapkan untuk menilai hasil dari suatu pustakawan.
kegiatan. Dalam lingkup organisasi jasa
layanan seperti perpustakaan, proses tersebut Kedua adalah layanan terbatas yang
dilakukan dengan menentukan persamaan merupakan layanan yang diberikan secara
beberapa elemen mutu seperti bukti, terbatas. Hal ini dilakukan dengan berbagai
keandalan, daya tanggap, jaminan dan pertimbangan, antara lain untuk menjaga
empati. Kemudian ditarik pula kesimpulan kelestarian koleksi sebab perpustakaan yang
mengenai pengertian dari konsep mutu, menerapkan model pelayanan terbatas
yakni: berorientasi kepada pengguna atau umumnya adalah perpustakaan khusus .
pelanggan, partisipasi aktif yang dipimpin
oleh manajemen puncak, pemahaman dari Ketiga adalah layanan komplikasi yang
setiap orang terhadap tanggung jawab merupakan gabungan antara layanan terbuka
spesifik untuk kualitas, berorientasi kepada dengan layanan terbatas. Layanan ini
tindakan pencegahan kerusakan. diberiakan dengan pertimbangan
heterogenitas pemustaka.
2) Layanan
Layanan merupakan sarana penghubung Secara umum layanan yang akan didapatkan
antara jasa yang ditawarkan oleh pengelola oleh para pemustaka di perpustakaan, antara
perpustakaan dengan perlakuan yang lain adalah:
diterima oleh pemustaka. Artinya salah satu
titik hubung terpenting antara pengelola dan  Layanan peminjaman, yakni layanan yang
pemakai jasa perpustakaan adalah layanan itu diberikan untuk perpustakaan untuk
sendiri. Mutu layana adalah sebentuk sikap memberi kemudahan dan waktu yang
yang berhubungan tetapi tidak sama dengan lebih banyak bagi para pemustaka untuk
kepuasan pemakai, yang merupakan hasil menyelesaikan bacaannya dengan cara
perbandinga antara harapan pemakai dengan meminjam.
persepsi pada kinerja perpustakaan.  Layanan ruang baca, yakni layanan
penyediaan ruang baca bagi pemustaka
Model layanan perpustakaan terbagi atas tiga, yang memilih untuk menelusur dan
ya1k32ni: membaca secara langsung informasi yang
di butuhkan di ruang baca perpustakaan.
Pertama adalah layanan terbuka yang  Layanan konseling, yakni layanan
merupakan model layanan dengan memberi interaktif antar pemustaka dengan
kebebasan kepada pemustaka untuk pustakawan yang membutuhkan
melakukan penelusuran secara langsung ke
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 2 No. 2, Juli – Desember
2014
bimbingan tata cara pemanfaatan layanan Terdapat 6 (enam) unsur yang menjadi
perpustakaan secara baik dan benar. dasar layanan prima yaitu:
 Layanan dokumentasi, yakni layanan yang
diberikan oleh pihak pengelolah 1. Ability (kemampuan) petugas layanan
perpustakaan untuk melakukan proses memiliki pengetahuan yang didasarkan
pendokumentasi sebuah peristiwa, baik pada tingkat pendidikan dan pelatihan
dalam bentuk tercetak maupun terekam. tertentu yang disyaratkan dalam jabatan
 Layanan informasi, yakni layanan (kemampuan sesuai bidang kerja,
penyediaan sumber-sumber informasi, baik komunikasi efektif, motivasi dan hubungan
primer maupun sekunder. masyarakat).

Menurut Gaspersz (2002) ada beberapa 2. Attitude (sikap) petugas layanan dituntut
dimensi yang perlu diperhatikan dalam adanya keramah-tamahan yang standar
peningkatan mutu layanan, beberapa dimensi dalam melayani, sabar dan santun, tidak
atau atribut yang harus diperhatikan dalam egois bertutur kepada pemustaka.
meningkatkan mutu layanan adalah: 3. Appearance (penampilan) personal dan fisik
sebagaimana layanan lini depan
 Ketetapan waktu pelayanan memerlukan persyaratan seperti : wajah
 Akurasi pelayanan menawan, badan tegap, tutur bahasa
 Kesopanan dan keramahan dalam menarik, familiar dalam perilaku percaya
memberikan pelayanan diri dan busana menarik.
 Tanggung jawab 4. Attention (perhatian) petugas layanan
 Kelengkapan memiliki kepedulian pada kebutuhan
 Kemudahan mendapatkan pelayanan pemustaka serta dapat memahami saran
 Variasi model pelayanan dan kritik pemustaka.
 Pelayanan pribadi
5. Action (tindakan) terdapat kegiatan nyata
 Kenyamanan dalam memperoleh yang harus dilakukan dalam pelayanan
pelayanan, serta
pada pemustaka.
 Atribut pendukung pelayanan lainnya.
6. Accountability (tanggung jawab) petugas
3) Layanan Prima layanan memiliki sikap keberpihakan
pada pemustaka dan berusaha
Layanan prima merupakan terjemahan dari meminimalkan kerugian dan
excellent service artinya pelayanan terbaik. ketidakpuasaan pemustaka.
Layanan prima adalah upaya maksimal yang
diberikan oleh pustakawan dalam memenuhi Tujuan dari service excellent adalah untuk:
harapan dan kebutuhan serta kepuasan memuaskan pemustaka, meningkatkan
pemustaka. Layanan prima mengandung loyalitas pemustaka, meningkatkan penjualan
makna: produk dan jasa dan, meningkatkan jumlah
pemustaka. Adapun manfaat dari service
 Menempatkan dan membuat pemustaka excellent dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
merasa penting. yaitu: Bagi pemustaka perpustakaan, bagi
 Melayani pemustaka dengan ramah, cepat pustakawan pengelola, dan bagi
dan tepat. perpustakaan. Manfaat bagi pengguna jasa
 Mengedepankan dan mengutamakan adalah tercapainya kepuasaan karena:
13k3epentingan pemustaka.
 Menempatkan pemustaka sebagai mitra.  kebutuhannya akan informasi
 Memberikan dan menghasilkan kepuasaan terpenuhi
pemustaka.  merasa dihargai dan mendapat
pelayanan yang baik,
Andi Ibrahim: Manajemen pengembangan kinjerja pustakawan perguruan tinggi di era
globalisasi
informasi untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan

 merasa lebih dipercaya sebagai mitra akibat. Oleh karena itu bila ingin
pustakawan dan mewujudkan dan meningkatkan kualitas
 merasa menemukan perpustakaan dan layanan perpustakaan maka juga harus
pustakawan yang profesional. meningkatkan kualitas pustakawannya.
Kualitas pustakawan dapat dicapai dengan
Manfaat bagi pustakawan pengelola memenuhi kriteria, standar profesi serta etika
adalah rasa senang karena lebih percaya diri, pustakawan sebagaimana yang telah
ada kepuasaan pribadi, timbulnya ketenangan disebutkan di atas.
bekerja, dan akan memupuk semangat
meniti karir secara lebih mantap. Sedangkan Peran pustakawan dalam menentukan
manfaat bagi perpustakaan karena layanan berkualitas atau tidak ditunjukkan
meningkatnya profesionalisme, terjaminnya secara implisit dari dua faktor yang
kelangsungan status perpustakaan, adanya mempengaruhi kualitas pelayanan menurut
dorongan bagi pemustaka untuk lebih sering pemustaka yaitu Expected Service dan Perceived
memanfaatkan perpustakaan, ada Service. Jika layanan yang diberikan
kemungkinan untuk memperluas jasa dan pustakawan diterima sesuai dengan yang
meningkatnya produktivitas perpustakaan. diharapkan pemustaka maka layanan
dinilai berkualitas. Layanan yang diterima
Kewajiban pelaksanaan layanan masyarkat melebihi apa yang diharapkan pemustaka
untuk memberikan layanan prima kepada maka layanan dinilai prima. Namun bila
pemakainya telah diatur dalam Instruksi layanan yang diterima lebih rendah dari apa
Presiden Nomor 1 tahun 1995 tentang yang diharapkan, maka layanan dinilai
perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan buruk dan tidak berkualitas. Dengan
aparatur pemerintah kepada masyarakat dan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan
keputusan Menteri Negara Pendayagunaan pemustaka diperoleh setelah ia
Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1993 membandingkan hasil kinerja pustakawan
tentang pedoman tata laksana pelayanan yang ia terima sesuai atau mampu melebihi
pemerintah bagi perpustakaan non harapannya. Oleh karena itu setiap
pemerintah. Aturan untuk memberikan pustakawan harus menciptakan kinerja yang
layanan prima pun tetap berlaku sesuai optimal sesuai dengan harapan pemustaka,
dengan prinsip-prinsip profesionalitas. lebih baik lagi bila kinerjanya melebihi
harapan pemustaka.
Perpustakaan sebagai salah satu penyedia
layanan publik, juga dituntut untuk dapat Misi utama pustakawan adalah menjamin
memberikan layanan prima kepada bahwa setiap jenis sumber informasi
pemustaka. Dalam dunia perpustakaan, perpustakaan dapat diakses secara efektif dan
pelayanan merupakan ujung tombak efisien, sehingga setiap pemustaka
perpustakaan. Baik tidaknya suatu dimungkinkan mendapat pengetahuan, ide-
perpustakaan tergantung pada bagaimana ide dan pandangan tentang berbagai hal
pelayanannya, sebab bagian layanan inilah dalam kehidupannya. Misi pustakawan itu
yang langsung berhubungan dengan sesungguhnya tersirat di dalam undang-
pemustaka. Dari lain sisi pustakawan adalah undang nomor 43 tahun 2007 tentang
subjek atau pelaku dari layanan Perpustakaan. Dalam undang-undang ini
pe1r3p4 ustakaan. Korelasi antara layanan dinyatakan bahwa pustakawan berkewajiban
dengan memberikan layanan prima dan menciptakan
pustakawan adalah berbanding lurus, suasana kondusif dalam rangka pemberian
artinya layanan berkualitas karena antara lain layanan perpustakaan. Sekarang ini dengan
pustakawannya berkualitas. Hubungan antara kehadiran teknologi informasi komunikasi,
keduanya ibarat dua sisi mata uang yang misi dan kewajiban pustakawan sangat
tidak terpisahkan dan bersifat sebab-
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 2 No. 2, Juli – Desember
2014
dimungkinkan terlaksana dengan lebih baik memutuskan bahwa kebutuhan informasi
terutama dalam penyelenggaraan layanan tersebut tidak dapat dipenuhi.
dengan memberikan akses luas terhadap
sumber-sumber informasi bagi pemustaka. IRS adalah suatu proses yang dilakukan
untuk menemukan dokumen yang dapat
Pustakawan sebagai pelayan masyarakat memberikan kepuasan bagi pemakai dalam
harus siap melayani pemustaka secara memenuhi kebutuhan informasinya. Tujuan
prima. Karena itu diperlukan dengan utama dari pengembangan IRS adalah untuk
menyiapkan human resources pustakawan menemukan dokumen yang sesuai dengan
yang betul-betul siap baik dalam ilmu kebutuhan informasi pemakai secara efektif
pengetahuan, ketrampilan dan dapat dan efisien, sehingga dapat memberikan
mengikuti perkembangan teknologi. Etos kepuasan baginya. Dari sini dapat dikatakan
kerja juga perlu diperhatikan, karena etos bahwa tujuan akhir IRS adalah kepuasan
kerja pustakawan merupakan bagian yang pemakai.
tidak kalah penting dari pemberdayaan IRS dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu
pustakawan. Untuk terwujudnya in house dan online. Sistem temu-kembali
pemberdayaan pustakawan dalam informasi in house dibangun oleh
melaksanakan layanan prima di perpustakaan perpustakaan atau pusat informasi tertentu
perlu diperhatikan langkah-langkah strategis untuk melayani terutama para pemakai dalam
sebagai berikut: organisasi tersebut. Salah satu bentuk system
temu-kembali informasi in house adalah
 Meningkatkan kompetensi, yaitu OPAC (Online Public Access Catalogue).
kemampuan pustakawan yang mencakup Sedang system temu-kembali informasi
pengetahuan ketrampilan dan sikap kerja online didesain untuk memberikan akses ke
yang dapat terobservasi dalam remote database kepada berbagai user. Sistem
menyelesaikan suatu pekerjan atau tugas online ini menghubungkan para pemakai
sesuai dengan Standar Kompetensi bidang pada berbagai tempat melalui jaringan
perpustakaan dengan berpedoman pada komunikasi elektronik. Bentuk yang paling
Standar Kompetensi Kerja Nasional popular dari system temu-kembali informasi
Indonesia (SKKNI). online adalah CD-ROM dan internet.
 Mengembangkan kapasitas dan potensi 2) Komponen Sistem Temu-Kembali
diri, baik dan pejabat struktural dengan Informasi
melakukan komunikasi dan koordinasi
Lancaster mengatakan bahwa system temu-
yang baik dan efektif dalam melakukan
kembali informasi terdiri dari enam
pekerjaan atau tugas profesionalnya.
subsistem: Subsistem dokumen; subsistem
indexing; subsistem kosa kata; subsistem
c. Sistem Temu-Kembali Informasi
penelusuran; antar-muka (interface) pemakai
dengan sistem; subsistem pencocokan.
1) Pengertian Sistem Temu-Kembali
Informasi Secara garis besar, komponen system temu-
kembali informasi terdiri dari: pemakai
Sistem Temu-Kembali Informasi (Information
(users); dokumen; dan mesin pencocok
Retrieval System/IRS) adalah perangkat yang
(matcher-machine). Masing-masing dokumen
menghubungkan antara pemakai potensial
dipresentasikan oleh kata-kata indeks. Kedua
dengan koleksi atau kumpulan informasi.
bentuk representasi inilah yang
M1a3n5faat dari system tersebut ialah “dipertemukan” dalam system temu-kembali
untuk menampilkan informasi yang informasi untuk mengambil (to retrive)
diinginkan dan menyaring informasi yang dokumen yang relevan dari database yang
tidak diinginkan. Tujuannya bersifat berisikan koleksi dokumen. Proses
pragmatis, yaitu untuk menghemat waktu “mempertemukan” tersebut disebut strategi
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penelusuran.
informasi atau
Andi Ibrahim: Manajemen pengembangan kinjerja pustakawan perguruan tinggi di era
globalisasi
informasi untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan

3) Tujuan Sistem Temu-Kembali Informasi informasi; query dari pemakai; fungsi


Sistem temu-kembali informasi didesain pencocokan (matching function). Sumber
untuk menemukan kembali dokumen atau informasi yang ada dalam system diwakili
informasi yang dibutuhkan oleh kelompok oleh kata-kata kunci atau kata indeks sebagai
pemakai. Sistem temu-kembali informasi pendekatan dalam penelusuran. Sedangkan
bertujuan untuk mengoleksi dan query (permintaan) adalah rumusan
mengorganisasikan informasi dalam satu pertanyaan yang dimasukkan ke sistem. Dan
atau beberapa bidang ilmu untuk disajikan fungsi pencocokan di sini mempertemukan
kepada pemakai yang membutuhkannya antara sumber informasi yang disimpan di
secepat mungkin. system dengan permintaan pemakai.
Secara teknis, tujuan IRS adalah mencocokkan 5) Efektivitas Sistem Temu Kembali
(matcing) istilah (term) yang diformulasikan Informasi
dalam bentuk query dengan istilah indeks Efektivitas merupakan kemampuan untuk
yang ada dalam dokumen, sehingga memilih tujuan dengan memanfaatkan sarana
dengan mencocokkan tersebut maka dan prasarana yang tepat untuk mencapai
dokumen-dokumen yang relevan akan tujuan. Dalam memanfaatkan efektivitas temu
terambil (retrieved). Terambilnya dokumen kembali informasi, harus digunakan
relevan dari system penyimpanan koleksi parameter untuk mengevaluasinya agar hasil
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diberikan sistem sesuai dengan
informasi pemakai, sedang terpenuhinya permintaan pengguna. Evaluasi dilakukan
kebutuhan pemakai merupakan tolok ukur untuk menjelaskan bagaimana sistem
keberhasilan suatu IRS. beroperasi atau untuk mengetahui mengapa
4) Fungi Sistem Temu-Kembali Informasi sistem berfungsi pada tingkat efisiensi
tertentu. Efektivitas berhubungan dengan
Fungsi utama sistem temu-kembali informasi
pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan
adalah:
dengan hasil kerja. Menurut pendapat lain
 Untuk mengidentifikasi sumber-sumber efektivitas sistem temu kembali informasi
informasi relevan sesuai dengan minat adalah kemampuan dari sistem itu untuk
dari kelompok pemakai; memanggil berbagai dokumen dari suatu
 Menganalisis isi dokumen; database sesuai dengan permintaan
 Mewakili isi dari sumber-sumber informasi pengguna. Efektivitas dari sistem temu
yang dianalisis dalam suatu cara yang kembali informasi dapat diukur. Ada dua hal
sesuai untuk mencocokkan pertanyaan penting yang biasanya digunakan dalam
pemakai; mengukur kemampuan sistem temu kembali
 Menganalisis pertanyaan pemakai dan informasi yaitu rasio atau perbandingan
mewakilinya dalam bentuk yang cocok perolehan (recall) dan ketepatan (precision).
agar matching dengan database;
 Mencocokkan istilah penelusuran dengan Istilah recall lasim digunakan dalam ilmu
database penyimpan informasi; psikologi yang berarti proses mengingat yang
 Menemukan kembali informasi yang dilakukan manusia. Padanan kata racell
relevan; dalam bahasa inggris adalah remember,
recollect, remind. Dalam konsep IR, racel
 Melakukan hal-hal yang perlu disesuaikan
13d6alam sistem berdasarkan tanggapan balik
berarti proses untuk menemukan kembali
data atau informasi yang tersimpan dalam
(feedback) dari pemakai.
sebuah basis data.hal tersebut menjadikan
Berdasarkan fungsi tersebut di atas, system sebagian orang mengartikan racell sebagai
temu-kembali informasi dapat dibagi menjadi ‘penemuan kembali’.
tiga komponen, yaitu: dokumen atau sumber
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 2 No. 2, Juli – Desember
2014
Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa: Rasio pustakawan untuk mencari bahan pustaka
perolehan (recall) adalah perbandingan yang diperlukan. Dan layanan komplikasi
dokumen ditemukan dengan jumlah total yang merupakan gabungan antara layanan
dokumen relevan dalam sistem. Sedangkan terbuka dengan layanan terbatas.
rasio ketepatan (precision) adalah
perbandingan antara dokumen relevan Bila ingin mewujudkan dan meningkatkan
dengan jumlah dokumen yang ditemu balik kualitas layanan perpustakaan maka yang
dalam penelusuran. pertama kali harus dilakukan adalah
meningkatkan kualitas pustakawannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kualitas pustakawan dapat dicapai dengan
perolehan (recall) dan ketepatan (precision) memenuhi kriteria, standar profesi serta etika
merupakan suatu hal yang sangat pustakawan, misalnya bersikap ramah, murah
bertentangan. Sebab perolehan merupakan senyum, dan memperhatikan saran dan krtik
jumlah keseluruhan dokumen yang yang besifat membangun dari pengguna
terpanggil oleh sistem dan belum tentu sebagai tanda keterbukaan layanan.
relevan dengan permintaan pengguna.
Sedangkan ketepatan merupakan Dalam era teknologi informasi yang semakin
kemampuan sistem untuk tidak memanggil berkembang maka dalam sebuah
dokumen yang tidak relevan dengan perpustakaan semakin modern dengan
permintaan pengguna. Dengan demikian fasilitas computer yang dilengapi dengan
apabila recall tinggi maka precision rendah OPAC (Online Public Access Catalogue)
dan jika dan jika precision tinggi maka recall sebagai sarana temu kembali informasi untuk
rendah. Oleh karena itu precision yang menemukan kembali informasi yang relevan
biasanya menjadi salah satu ukuran yang dengan cepat dan tepat. Dengan pelayanan
digunakan untuk menilai kefektifan suatu seperti ini maka pemustaka dan pustakawan
sistem temu kembali informasi. akan merasa nyaman dan terciptanya jalinan
hubungan komunikatif antara keduanya.
Rasio dari tingkat perolehan (recall) dan
ketepatan (precision) yang dicapai dalam
kegiatan penelusuran dapat diungkapkan DAFTAR PUSTAKA
sebagai berikut:
Bryson, Jo. 1990. Effective Library and
Recall = X 100 % Information Centre Manajemen.
Vermont: Gower Publishing
Precision = X 100 % Company.
Gasperz, Vincent. 2002. Manajemen Kualitas
3. PENUTUP Dalam Industri Jasa. Jakarta: Kerjasama
Yayasan Indonesia Emas, Institut
Perpustakaan adalah suatu wadah atau VINCENT dangan PT. Gramedia
tempat di mana di dalamnya terdapat bahan Pustaka Utama.
yang disusun menurut sistem tertentu untuk Ibrahim, Andi. 2014. Pengantar Ilmu
masyarakat membacanya guna meningkatkan Perpustakaan dan Kearsipan. Jakarta:
mutu kehidupannya. Sistem pelayanan Gunadarma Ilmu.
perpustakaan ada tiga yaitu sistem pelayanan Lancaster, F.W. 1979. Information retrieval
terbuka dan sistem pelayanan tertutup. Pada system : characteristic, testing and
si1s3te7m pelayanan terbuka pengguna Evaluation. Second edition; New York:
dapat Wiley.
masuk ke ruang penyimpanan koleksi, Lasa Hs. 2009. Kamus Kepustakawanan
sehingga dapat mencari dan menemukan Indonesia. Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka
sendiri bahan pustaka yang ditempatkan di Book Publisher.
dalam rak. Pada sistem pelayanan tertutup
pengguna harus meminta bantuan
Andi Ibrahim: Manajemen pengembangan kinjerja pustakawan perguruan tinggi di era
globalisasi
informasi untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan

. 2005. Manajemen Perpustakaan. Cet. September: p. 35 – 37. Jakarta:


1; Yogyakarta: Gama Media. Perpustakaan Nasional RI. 1997.
Mathar, Muh. Quraisy. 2011. Hubungan Tjitropranoto, Prabowo. Penelitian dan Sumber
Promosi dan Persepsi pemustaka Terhadap Daya Manusia di Bidang Perpustakaan.
Mutu Layanan Perpustakaan. Cet. 1; Jurnal Perpustakaan Pertanian, IV
Makassar: Alauddin Universitas Press. (1), 1995: hal 1-9. Bogor: Pusat
. 2012. Manajemen dan Organisasi Perpustakaan Pertanian dan
Perpustakaan. Makassar: Alauddin Komunikasi Penelitian. 1995.
Universitas Press. Universitas Negeri Malang (UM). Materi
Pemustaka. “Pengelolaan Perpustakaan Pengenalan Kehidupan Perguruan
Berbasis Teknologi Untuk Tinggi (PKPT). Tahun 2003. Malang:
Meningkatkan Kinerja Layanan Universitas Negeri Malang. 2003.
Perpustakaan dan Mewujudkan Wirawan. Profesi Kepustakawanan: Suatu
Perpustakaan Ideal.” Situs Resmi Analisa. Makalah disampaikan pada
Pemustaka. Rapat Kerja Pusat IPI di Mataram
http://www.pemustaka.com/pengelo NTB, tanggal 21-23 Juli. 1993.
laan-perpustakaan-berbasis-teknologi-
informasi-untuk-meningkatkan-
kinerja-layanan-perpustakaan-dan-
mewujudkan-perpustakaan-ideal.html
(04 Desember 2014).
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Tjiptono, Fandy. 1996. Manajemen Jasa.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sedarmayanti.”Good

Governance” (Kepemerintahan Yang


Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah:
Upaya Membangun Organisasi Efektif
dan Efisien Melalui Restrukturisasi dan
Pemberdayaan. Bandung: Mandar
Maju. 2003.
Sulaiman, Iskandar. Upaya Memberdayakan
Pustakawan Dalam Melaksanakan
Kegiatan Fungsional Pustakawan.
Jurnal Komunikasi dan Informasi
Perpustakaan ”Al-Maktabah,” vol. 4,
No. 1, April: p. 45-53. Jakarta:
Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2002.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
138
1994
Sunarti. Profesi Pustakawan. Media Informasi,
Vol X, no. 2-3 th 1996: 31-34.
Yogyakarta: UPT Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada. 1996.
Supriyanto. Pemberdayaan Profesi Pustakawan
Media Pustakawan, vol. IV, No. 3,

Anda mungkin juga menyukai