Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Disusun oleh:
Kelompok 6
Pertama-tama, kami ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Filsafat Ilmu yang berjudul “Sarana Berpikir Ilmiah”. Kami berharap agar
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Irfan Sanusi, M. Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada anggota kelompok yang telah berkontribusi atas penyusunan
makalah ini.
Bagi kami sebagai penyusun, menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna mengingat terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki. Kami jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Sarana Berpikir Ilmiah................................................................3
B. Tujuan dan Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah...................................................4
C. Bahasa sebagai Sarana Berpikir Ilmiah........................................................5
D. Logika sebagai Sarana Berpikir Ilmiah.........................................................6
E. Matematika sebagai Sarana Berpikir Ilmiah.................................................8
F. Statistika sebagai Sarana Berpikir Ilmiah...................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia makhluk yang berakal, akal membedakan manusia dengan
makhluk lainnya, seperti hewan dan tumbuhan bahkan jin dan malaikat.
Manusia mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan hidupnya dalam
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan akalnya. Manusia dapat membuat
peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan manusia
membuat peralatan bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan begitu saja,
tetapi telah melalui proses pengalaman. Pengalaman-pengalaman yang telah
dilalui menjadi dasar bagi pembentukan pengetahuan. Dengan pengetahuan
yang telah dimiliki manusia dapat membuat peralatan tersebut.
Berpikir benar memerlukan sarana atau alat berpikir. Sarana ini bersifat
pasti, maka aktivitas keilmuan tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir
ilmiah tersebut. Bagi seorang ilmuwan penguasaan sarana berpikir merupakan
suatu keharusan, karena tanpa penguasaan sarana ilmiah tidak akan dapat
melaksanakan kegiatan ilmiah yang baik (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM,
2010:97). Penguasaan sarana ilmiah sangat penting bagi ilmuwan agar dapat
melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana berpikir ilmiah membantu
manusia menggunakan akalnya untuk berpikir dengan benar dan menemukan
ilmu yang benar.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sarana berpikir ilmiah?
2. Apa tujuan dan fungsi dari sarana berpikir ilmiah?
3. Bagaimana bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah?
4. Bagaimana logika sebagai sarana berpikir ilmiah?
5. Bagaimana matematika sebagai sarana berpikir ilmiah?
6. Bagaimana statistika sebagai sarana berpikir ilmiah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sarana berpikir ilmiah
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan fungsi dari sarana berpikir ilmiah
3. Untuk mengetahui bagaimana bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah
4. Untuk mengetahui bagaimana logika sebagai sarana berpikir ilmiah
5. Untuk mengetahui bagaimana matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
6. Untuk mengetahui bagaimana statistika sebagai sarana berpikir ilmiah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adapun berpikir ilmiah menurut para ahli:
4
mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah secara
menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Suriasumantri, 2003:165).
Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu yang berupa
sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah hanyalah alat bantu bagi
manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah
bukanlah suatu ilmu yang diperoleh melalui proses kegiatan ilmiah.
Hal senada disampaikan oleh Joseph Broam bahwa bahasa adalah sistem
yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh
para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain.
Sedangkan menurut John W. Santrock, bahasa adalah bentuk komunikasi,
entah itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem symbol .
Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, bahasa merupakan pernyataan
pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia. Maka bahasa adalah
suatu alat komunikasi yang berupa simbol-simbol yang digunakan oleh
manusia untuk berpikir atau melakukan penalaran induktif dan deduktif dalam
kegiatan ilmiah.
6
suatu anggapan tentang benar dan salah terhadap suatu kebenaran. Ukuran
kebenarannya adalah logis (Sumarna, 2008:141).
1. Pengertian
Merupakan tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang
kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan manusia
mengenai realitas.
2. Proposisi atau pernyataan
Proposisi atau pernyataan adalah rangkaian dari pengertian-pengertian
yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai
hubungan yang terdapat di antara dua buah term.
3. Penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan.
7
Terdapat dua cara penarikan kesimpulan melalui cara kerja logika. Dua
cara itu adalah induktif dan deduktif.
Kedua jenis logika berpikir tersebut bukanlah dua kutub yang saling
berlawanan dan saling menjatuhkan. Kedua jenis logika berpikir tersebut
merupakan dua buah sarana yang saling melengkapi, maksudnya suatu ketika
logika induktif sangat dibutuhkan dan harus digunakan untuk memecahkan
suatu masalah, dan pada saat lain yang tidak dapat menggunakan logika
induktif untuk memecahkan masalah maka dapat digunakan logika deduktif.
Seseorang yang sedang berpikir tidak harus menggunakan kedua jenis logika
berpikir tersebut, tetapi dapat menggunakan satu logika berpikir sesuai dengan
kebutuhan obyek dan kemampuan individunya.
Matematika dan filsafat mempunyai sejarah keterikatan satu dengan yang lain
sejak jaman Yunani Kuno. Matematika di samping merupakan sumber dan
inspirasi bagi para filsuf, metodenya juga banyak diadopsi untuk
mendeskripsikan pemikiran filsafat. Banyak matematikawan yang sekaligus
sebagai sorang filsuf, misalnya Descartes, Leibniz, Bolzano, Dedekind, Frege,
Brouwer, Hilbert, G¨odel, and Weyl. Pada abad terakhir dimana logika yang
merupakan kajian sekaligus pondasi matematika menjadi bahan kajian penting
baik oleh para matematikawan maupun oleh para filsuf. Logika matematika
mempunyai peranan hingga sampai era filsafat kontemporer di mana banyak
para filsuf kemudian mempelajari logika.
9
misalnya
1
logika modal, yang kemudian dikembangkan lagi oleh para matematikawan
dan bermanfaat bagi pengembangan program komputer dan analisis bahasa.
Salah satu titik krusial yang menjadi masalah bersama oleh matematika
maupun filsafat misalnya persoalan pondasi matematika. Pada abad 20, Cantor
diteruskan oleh Sir Bertrand Russell, mengembangkan teori himpunan dan
teori tipe, dengan maksud untuk menggunakannya sebagai pondasi
matematika. Namun kajian filsafat telah mendapatkan bahwa di sini terdapat
paradoks atau inkonsistensi yang kemudian membangkitkan kembali motivasi
matematikawan di dalam menemukan hakekat dari sistem matematika.
1
ketidakbenaran dari
1
ingkarannya. Seorang intuisionis juga tidak dapat menerima bilangan infinit
atau tak hingga sebagai bilangan yang bersifat faktual. Menurut seorang
intuisionis, bilangan infinit bersifat potensial. Oleh karena itu kaum intuisionis
berusaha mengembangkan matematika hanya dengan bilangan yang bersifat
finit atau terhingga. Banyak filsuf telah menggunakan matematika untuk
membangun teori pengetahuan dan penalaran yang dihasilkan dengan
memanfaatkan bukti-bukti matematika dianggap telah dapat menghasilkan
suatu pencapaian yang memuaskan. Matematika telah menjadi sumber
inspirasi yang utama bagi para filsuf untuk mengembangkan epistemologi dan
metafisik.
1
Jadi statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh
pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu
kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam
kegiatan ilmiah diperlukan datadata, metode penelitian serta penganalisaan
harus akurat.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk
melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir.
Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah
secara teratur dan cermat. Penguaaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan
suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal
ini maka kegiatan ilmiah yang baik tidak dapat dilakukan.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa
bahasa, matematika dan statistika, agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat
berjalan dengan baik, teratur dan cermat.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, disarankan kepada pembaca agar dapat
menggunakan makalah ini dengan sebaik-baiknya, untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca, untuk mata kuliah Filsafat Ilmu dan juga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1
DAFTAR PUSTAKA
Rijal, M., & Sere, I. (2017). Sarana Berfikir Ilmiah. BIOSEL (Biology Science and
Education): Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 6(2), 176-185.