Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Sarana Berpikir Ilmiah


Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu
Manajemen Dosen Pengampu:
Bpk. Irfan Sanusi, M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 6
A. Kukuh Aunillah ( 1224070001 )
Almir Jo Habibie ( 1224070014 )
Ahmad Mu’adz Hanafi ( 1224070008 )
Eulis Nurianti ( 1224070033 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “ Sarana Berpikir Ilmiah” ini dapat
tersusun hingga selesai.

Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan pada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW. Beserta keluarganya juga sahabatnya serta pengikutnya yang setia sampai
akhir zaman. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik materi maupun pikirannya.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Filsafat Ilmu.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan Wawasan
untuk lebih Sarana Berpikir Ilmiah dalam Filsafat Ilmu.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran demi kesempuraan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir
merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berfikir ilmiah merupakan berfikir
dengan langkah – langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis,
pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan.
Kesemua langkah – langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung
dengan alat / sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita
lakukan mendapatkan hasil yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola
berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri
kepada proses logika deduktif dan logika induktif . Salah satu langkah kearah penguasaan
itu adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam
keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik,
maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik.

B. Rumusan Masalah
C. Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka kiranya penulis dapat
merumuskan masalah berupa :

1. Apa Hakikat sarana berpikir Ilmiah ?


2. Apa saja Jenis – Jenis Sarana Berpikir Ilmiah ?
3. Apa Tujuan Sarana Berpikir Ilmiah ?
4. Apa Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah ?

1.2 Tujuan Makalah


Tujuan dibuatnya Makalah ini Adalah untuk Mendeskripsikan tentang :
1. Hakikat Sarana Berpikir Ilmiah
2. Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
3. Jenis – Jenis Sarana Berpikir Ilmiah
4. Tujuan Sarana Berpikir Ilmiah
BAB II

PEMBAHASA

A. Hakikat Sarana Berfikir Ilmiah


Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan
empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan,
selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan.Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan
dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda
dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah
adalah membantu proses metode ilmiah.

Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :

1. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia
untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk
sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
2. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal
yang menggabungkan induksi dan deduksi.

2.1 Tujuan Sarana Berpikir Ilmiah

Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita
sehari-hari.

2.2 Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah

Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan
kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat bagi
cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan
metode
ilmiah.Pada hakikatnya sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya
diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari
sarana-sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat menguasai langkah-langkah dalam kegiatan
langkah berfikir tersebut.

2.3 Jenis – Jenis Sarana Berpikir Ilmiah

Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada , empat yaitu : bahasa ilmiah, logika
matematika, dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika
mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah
dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan penting
dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

1. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir
ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai
serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna.

Bahasa dicirikan sebagai;

1. serangkaian bunyi yang digunakan sebagai alat komunikasi

2. lambing dari serangkaian bunyi yang membentuk arti tertentu.

Dengan bahasa manusia dapat mengkomunikasikan segenap pengalaman dan


pemikiran mereka. Pengalaman dan pemikiran yang berkembang membuat bahasa pun ikut
berkembang. Kemampuan berbahasa adalah salah satu keunikan manusia. Bahasa diperlukan
manusia atau berfungsi sebagai:

1. alat komunikasi atau fungsi komunikatif

2. alat budaya yang mempersatukan manusia yang menggunakan bahasa tersebut atau
fungsi kohesif.

Di dalam fungsi komunikatif bahasa terdapat tiga unsur bahasa, yang digunakan
untuk menyampaikan : perasaan (unsur emotif), sikap (unsur afektif) dan buah pikiran (unsur
penalaran). Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh ketiga unsur bahasa ini.
Perkembangan ilmu dipengaruhi oleh fungsi penalaran dan komunikasi bebas dari
pengaruh unsur emotif.

Sedangkan perkembangan seni dipengaruhi oleh unsur emotif dan afektif. Syarat
komunikasi ilmiah adalah :

1. bahasa harus bebas emotif

2. reproduktif, artinya komunikasinya dapat dimengerti oleh yang

menerima Aliran-aliran dalam filsafat bahasa:

a. Fisafat Modern Filsafat ini menyatakan bahwa kebanyakan dari pernyataan


dan pertanyaan ahli filsafat timbul dari kegagalan mereka untuk menguasai
logika bahasa.
b. Filsafat Analitik. Bahasa bukan saja hanya sebagai alat bagi berpikir dan
berfilsafat tetapi juga sebagai bahan dasar dan dalam hal tertentu
merupakan hasil akhir dari filsafat.

2. Logika

Logika adalah jalan pikiran yang masuk akal, definisi ini dirujuk dari Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003:680). Logika disebut juga sebagai penalaran.
Menurut Salam (1997:140) penalaran adalah suatu proses penemuan kebenaran, dan
setiap jenis penalaran memiliki criteria kebenarannya masing-masing.
Ciri-ciri penalaran memiliki:
a. pola berpikir yang disebut dengan logika
b. analitis dalam berpikir.

3. Matematika
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan
yang ingin disampaikan. Lambang yang ada pada matematika bersifat artifisial artinya
lambang itu mempunyai arti jika sudah diberi makna. Kekurangan yang ada dalam bahasa
verbal dapat diatasi dengan menggunakan matematika dalam berkomunikasi ilmiah. Hal ini
dimungkinkan karena Matematika itu bersifat:
a. Jelas
b. Spesifik
c. Imformative
d. Tidak Emosional
Matematika mengembangkan bahasa kuantitatif, karena dapat melakukan pengukuran
secara eksak. Sifar kuantitatif dari metamtika ini meningkatkan daya prediktif dan control
dari ilmu. Oleh sebab itu matematika dibutuhkan oleh setiap ilmu.

Matematika mengembangkan cara berpikir deduktif artinya dalam melakukan


penemuan ilmu dilakukan berdasarkan premis-premis tertentu. Pengetahuan yang ditemukan
hanyalah didasari atas konsekuensi dari pernyataan-pernyataan ilmiah sebelumnya yang telah
ditemukan.

Matematika pada dasarnya merupakan pengetahuan yang disusun secara konsisten


berdasarkan logika deduktif. Kebenaran dalam Matematika tidak dibuktikan secara empiris,
melainkan secara penalaran deduktif.

Tahapan perkembangan Matematika menurut Griffits dan Howson (1974), yaitu:

a. Matematika yang berkembang pada peradaban Mesir kuno dan sekitarnya.


Menggunakan asepk praktis matematika yang berpadu dengan aspek mistik dari
agama.
b. Matematika tang berkembang pada perdaban Yunani. Menggunakan aspek estetik
yang merupakan dasar matematika sebagai cara berpikir rasional.

Aliran Filsafar Matematika:

1. Filsafat Logistik, yang menyatakan bahwa eksistensi Matematika merupakan cara


berpikir logis yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia
empiris.

2. Filsafat Intusionis.

3. filsafat formalis.

4. Statistika
Peluang merupakan dasar dari teori statistika. Konsep statistika sering
dikaitkan dengan distribusi variable yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu.
Statistika sering digunakan dalam penelitian ilmiah.

Ilmu dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Suatu
pernyataan ilmiah adalah bersifat factual, dan konsekuensinya dapat diuji dengan baik dengan
jalan menggunakan pancaindra, maupun dengan mempergunakan alat-alat yang membantu
pancaindra tersebut. Pengujian mengharuskan peneliti untuk menarik kesimpulan yang
berisfat umum dari kasus yang bersifat individual.

Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan


yang ditarik tersebut, makin besar contoh atau sample yang diambil maka makin tinggi
tingkat ketelitian kesimpulan tersebut. Statistika juga memberikan kemampuan untuk
mengetahui suatu hubungan kausalita antara dua atau lebih factor yang bersifat kebetulan
atau memang benar-benar terkait dalam hubungan yang bersifat empiris.

Statistika merupakan sarana berpikir ilmiah yang diperlukan untuk memproses


pengetahuan secara ilmiah. Statsitika membantu melakukan proses generalisasi dan
menyimpulkan karakterisrtik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara
kebetulan
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga sebagai proses
bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan
berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-
hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Sedangkan berfikir ilmiah adalah pola penalaran
berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Adapun salah satu pendapat dari para
ahli mendefinisikan atau berpendapat bahwa berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan
empiris. Logis masuk akal, empiris dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan .
Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga (3) yaitu :
a. Bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah : Bahasa ilmiah berfungsi
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh
proses berfikir ilmiah.
b. Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah : Matematika mempunyai
peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan
mudah dilacak kembali kebenarannya
c. Statistika sebagai sarana befikir ilmiah : Statistika mempunyai peranan
penting dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang
berlaku umum
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press


https://www.geocities.ws/m_win_afgani/arsip/03_SARANA_BERPIKIR_ILMIAH.pdf

Anda mungkin juga menyukai