DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NASIONAL
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
INDONESIA” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas bapak. Dr. Hamrin, SH., MH., M.Si. Pada mata kuliah
Filsafat Hukum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr.
Hamrin, SH., MH., M.Si. Selaku dosen mata kuliah Filsafat Hukum yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan
penulis.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, filsafat
(kritis, logis, dan sistematis), menyeluruh dan mendasar. Filsafat Ilmu berusaha
unsurunsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang
benar, dapat menentukan mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan mana
4
dan mendalam. Filsafat ilmu tidak membahas ilmu pengetahuan atas perkiraan-
perkiraan yang ada pada subyek, melainkan langsung mengarah pada ilmu
pembahasannya hanya pada beberapa unsur serta hanya dari satu segi saja,
diperoleh pemahaman yang utuh. Filsafat ilmu tidak hanya membahas hal-hal
dan hukum. Filsafat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang persoalan-
persoalan yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan biasa karena ilmu
sendiri secara umum diartikan sebagai norma atau aturan-aturan yang mengatur
walaupun di luar norma hukum ada norma kesopanan, kesusilaan dan norma
agama Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat hukum adalah cabang
filsafat, yakni filsafat tingkah laku atau etika, yang mempelajari hakikat hukum.
Dengan perkataan lain filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum
secara filosofis. Jadi, obyek filsafat hukum adalah hukum, dan obyek tersebut
dikaji secara mendalam sampai kepada inti atau dasarnya, yang disebut dengan
hakikat.
5
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis mengindentifikasi tujuan
hukum.
D. Manfaat Penelitian
a) Jenis Penelitian
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau
penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan subjek atau objek
yang sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba untuk
6
mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta
A. Sumber Data
jurnal, buku, dan sumber lain yang mendukung. Data sekunder adalah
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
sistematis dan lebih mudah. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
dalam teknik pengumpulan data ini merupakan jenis data sekunder yang
7
digunakan untuk membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan
informasi yang terdapat dalam jurnal, buku-buku, maupun karya ilmiah pada
penelitian sebelumnya. Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk mencari
8
BAB II
PEMBAHASAN
ilmu hukum dan membantu membangun teori ilmiah. Serta, seperti yang telah
kedalam undang-undang dan peraturan tertulis. Selain itu, filsafat ilmu juga
keadilan.
yang bersifat mendasar sebagai anugerah Ilahi sesuai dengan hak asasinya yaitu
hak yang dimiliki seseorang sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat.
hukum. Keadilan adalah kehendak yang ajeg, tetap untuk memberikan kepada
9
siapapun sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dan
tuntutan jaman. Korelasi antara filsafat, hukum dan keadilan sangat erat, karena
terjadi tali temali antara kearifan, norma dan keseimbangan hak dan kewajiban.
Hukum tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat dan negara, materi hukum
digali, dibuat dari nilai-nilai yang terkandung dalam bumi pertiwi yang berupa
kesadaran dan cita hukum (rechtidee), cita moral, kemerdekaan individu dan
kekuatan berlaku secara yuridis, sosiologis dan filosofis. Tata rakit antara
filsafat, hukum dan keadilan, dengan filsafat sebagai induk ilmu (mother of
science), adalah untuk mencari jalan keluar dari belenggu kehidupan secara
dalam hidupnya.
Filsafat hukum masa depan, tentu saja, tidak akan dan memang tidak
dikenal selama ini. Dan, ilmu hukum, sama seperti kebanyakan ilmu-ilmu
dalam situasi dan kondisi yang sejalan dengan kehidupan masyarakat di era
digital. Oleh karena studi filsafat hukum berada di dunia pendidikan tinggi
10
hukum, maka filsafat hukum masa depan tidak terpisahkan dengan pendidikan
tinggi ilmu hukum masa depan tersebut. Hal ini sejalan dengan rekomendasi
instrumen yang dapat digunakan untuk memperbaiki masa depan kita (five
tools for fixing the future). Lima instrumen yang dimaksud adalah: 1.
Lima instrumen itu dimulai dari aturan hukum sebagai alat paling
alat paling menguras energi dan berjangka waktu panjang. Dengan kesadaran
tentang arti penting hukum dan pendidikan, maka uraian tentang filsafat hukum
masa depan dapat dimulai dari sebuah ragaan yang menggambarkan situasi dan
kondisi dari perkembangan ilmu di era digital. Filsafat hukum adalah cabang
filsafat sekaligus juga cabang dari disiplin hukum, maka pertemuan antara
filsafat dan ilmu hukum ada pada filsafat hukum itu. Tugas filsafat hukum,
dengan demikian, mengemban tugas yang diberikan oleh filsafat dan ilmu
dan marginal yang sudah tidak lagi dapat dijawab secara memuaskan oleh ilmu
tantangan dan peluang. Tantangan itu dapat dijawab dengan menyadari adanya
11
Model yang disebut "kontekstualitas berkelanjutan" merupakan tawaran yang
filsafat hukum masa depan dan masa depan filsafat hukum. Terlepas dari segala
tantangan yang ada, filsafat hukum berpeluang untuk makin berperan penting
yang kolaboratif. Kolaborasi adalah ciri kajian ilmiah masa depan, sehingga
keadilan. Filsafat hukum akan selalu berkembang pada setiap generasi dan pada
setiap kajian-kajian disiplin ilmu lainnya, di karena kan filsafat hukum adalah
tonggak utama dari dasar segala disiplin ilmu yang mengkaji dari segala segi,
bentuk dan teroi-teori yang mendasar secara empiris, normatif yang kompleks.
pembentukan hukum yang dibuat oleh negara, sudah pasti hukum memiliki
sebuah target atau pencapaian yang ingin dicapai dalam artian tidak ada satupun
tujuan yang ingin dicapai oleh hukum. Untuk perkembangan filsafat hukum,
yang di mana kita tahu sejatinya Pancasila merupakan dasar dari pemikiran
12
undang No.12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-
kembali dianggap memang sudah sangat tepat, karena pada masa Orde Baru
pelaksanaan UUD 1945 dengan menyusun ulang kembali sumber tertib hukum
undangan yang dapat dijadikan patokan bagi upaya memutuskan hasil akhir
Pancasila adalah dasar negara yang juga menjadi dasar falsafah hukum nasional
falsafah hukum yang selaras dan bersangkut paut dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Yang mana setiap nilai dasar yang
13
perundangan mulai dari Tap XX/MPRS/1966 sampai tata urutan Peraturan
segala bidang, untuk itu sangat diperlukan untuk lebih mengkaji lebih
mendalam lagi filsafat hukum secara lebih spesifik oleh seluruh bangsa ini
yang terdapat di dalam filsafat hukum baik, dari segi hukum itu sendiri atau
dampak positif bagi kehidupan bangsa ini. Filsafat hukum di Indonesia selalu
sebagai dasar filosofis yang menjadi pedoman hidup berbangsa. Pancasila dapat
dikatakan sebagai dasar filsafat hukum sebab memenuhi kualifikasi untuk dapat
disebut sebagai sistem filsafat hukum yang mencakup beberapa hal yakni
tujuan bersama antara Pancasila dengan UUD 1945, dan lain sebagainya.
14
haruslah berdasarkan ataupun harus sesuai dengan Pancasila sebagai dasar
beberapa hal segala peraturan tertulis yang berlakudi Indonesia. Segala hukum
yang dibentuk di Indonesia pada dasarnya mengacu kepada filsafat hukum yang
mana filsafat hukum itu sendiri juga berdasarkan kepada Pancasila sebagai
ideologi dari Indonesia, dan menjadi penentu berlakunya tata tertib hukum di
Indonesia.
mencapai suatu kualitas hukum yang adil untuk seluruh rakyat Indonesia. Pada
pemikiran dari mahasiswa yang hendak melangkah ke ranah hukum yang lebih
tinggi agar nanntinya pada saat dihadaplkan pada suatu masalah yang akan
pendirian yang didapatkan dari mata kuliah filsafat hukum tersebut, dan tidak
luput juga peran filsafat hukum yang mengasah mahawiswa untuk lebih
15
menjadi seorang pribadi yang tak tergoyahkan kepada masalah yang kerap
datang seperti jual beli hukum yang belakangan sering terjadi di Indonesia.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tantangan dan peluang. Tantangan itu dapat dijawab dengan menyadari adanya
filsafat hukum masa depan dan masa depan filsafat hukum. Terlepas dari segala
tantangan yang ada, filsafat hukum berpeluang untuk makin berperan penting
yang kolaboratif. Kolaborasi adalah ciri kajian ilmiah masa depan, sehingga
pada setiap generasi dan pada setiap kajian-kajian displin ilmu lain nya, di
karena kan filsafat hukum adalah tonggak utama dari dasar segalan dispilin
17
ilmu yang mengkaji dari sgala segi, bentuk dan teroi-teori yang mendasar
B. Saran
Dalam makalah yang saya tulis, disarankan agar masyarakat dengan
hukum. Lain daripada itu, akan dapat pula terkuak kompleksitas hukum dengan
menggunakan sistim hukum yang berlaku suatu masa, disuatu tempat sebagai
Hukum Positif.
18
DAFTAR PUSTAKA
Pengembangan Ilmu
Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia. Jurnal Crepido, 4(1), 23–
29.
https://osf.io/73h52/download.
19