Anda di halaman 1dari 21

FILSAFAT HUKUM DI ERA DIGITALISASI

PADA HUKUM MODERN DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Hamrin, SH., MH., M.Si.

DISUSUN OLEH :

Lidya Ayu Ningrum / 203300516059

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NASIONAL

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “FILSAFAT

HUKUM DI ERA DIGITALISASI PADA HUKUM MODERN DI

INDONESIA” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah

ini adalah untuk memenuhi tugas bapak. Dr. Hamrin, SH., MH., M.Si. Pada mata

kuliah Filsafat Hukum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih

kepada bapak Dr. Hamrin, SH., MH., M.Si. Selaku dosen mata kuliah Filsafat Hukum

yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat

bagi pembaca dan penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................5

D. Metode Penelitian.........................................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................................8

PEMBAkHASAN....................................................................................................................8

A. Perubahan Hukum di Era Modern................................................................................8

B. Filsafat Hukum di Era Modern...................................................................................11

BAB III..................................................................................................................................16

KESIMPULAN......................................................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat ilmu merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai

macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, filsafat

ilmu berusaha membahas ilmu pengetahuan sebagai obyeknya secara rasional

(kritis, logis, dan sistematis), menyeluruh dan mendasar. Filsafat Ilmu

berusaha memperoleh pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas,

benar dan lengkap, serta mendasar untuk dapat menemukan kerangka pokok

serta unsurunsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan

yang sebenarnya, sehinga kita dapat menentukan identitas ilmu pengetahuan

dengan benar, dapat menentukan mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan

mana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan. Dengan

demikian Filsafat ilmu (sebagai pemikiran filosofis) tentu saja semestinya

juga mengemukakan sebanyak mungkin pertanyaan-pertanyaan dan

persoalan-persoalan tentang segala macam hal yang berkenaan dengan ilmu

pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak hanya dipahami atas dasar kebiasaan-

kebiasaan yang dilakukan serta atas dasar pandangan-pandangan yang tidak

1
2

dapat dipertanggungjawabkan, melainkan perlu dipahami atas dasar

pembahasan yang rasional (kritis, logis, dan sistematis), obyektif, menyeluruh

dan mendalam. Filsafat ilmu tidak membahas ilmu pengetahuan atas

perkiraan-perkiraan yang ada pada subyek, melainkan langsung mengarah

pada ilmu pengetahuan itu sendiri sebagai obyeknya.

Filsafat ilmu tidak membatasi pembahasannya hanya pada beberapa

unsur serta hanya dari satu segi saja, melainkan berusaha untuk membahasnya

secara menyeluruh, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh. Filsafat ilmu

tidak hanya membahas hal-hal yang secara aksidental tampak di permukaan,

melainkan perlu membahas secara radikal (mendalam) untuk dapat

memperoleh unsur-unsur hakiki yang menjadi ciri khas dari ilmu

pengetahuan. Untuk dapat memahami filsafat hukum, tentu harus memahami

filsafat dan hukum. Filsafat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang

persoalan-persoalan yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan biasa

karena ilmu pengetahuan biasa itu tidak mampu menjawabnya. Sedangkan

hukum itu sendiri secara umum diartikan sebagai norma atau aturan-aturan

yang mengatur tingkah laku manusia yang berisi tentang nilai-nilai kehidupan

manusia, walaupun di luar norma hukum ada norma kesopanan, kesusilaan

dan norma agama Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat hukum

adalah cabang filsafat, yakni filsafat tingkah laku atau etika, yang

mempelajari hakikat hukum. Dengan perkataan lain filsafat hukum adalah

ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis. Jadi, obyek filsafat hukum
3

adalah hukum, dan obyek tersebut dikaji secara mendalam sampai kepada inti

atau dasarnya, yang disebut dengan hakikat.

Perkembangan dunia modern saat ini tidak dapat dihindari lagi,

hampir seluruh aspek kehidupan manusia telah memasuki era modernnya

masing-masing, begitu pula dengan bidang hukum. Hukum merupakan aturan

mendasar yang mengikat seluruh masyarakat demi menciptakan ketertiban

dalam masyarakat. Saat ini, hukum di dunia bahkan secara aktif memperbarui

aturan-aturannya demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang memasuki

dunia serba digital. Pemahaman mengenai hukum yang berkembang bersama

dengan perubahan zaman membantu manusia untuk terus mengkaji mengenai

hukum. Perkembangan pemikiran ini melahirkan suatu teori hukum yang

baru. Teori hukum yang mampu beradaptasi di masyarakat saat ini. Teori

hukum ini terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dan pola hidup masyarakat.

Sehingga, pada masa modern saat ini, teori hukum ini berkembang menjdi

sebuah hukum modern.

Terciptanya hukum yang modern ini bersumber dari dinamika

masyarakat yang saat ini terus-menerus semakin modern melalui dunia digital.

Proses hubungan sosial dalam masyarakat saja saat ini banyak dilakukan

melalui digital, sehingga diperlukan aturan-aturan yang memberikan batasan

atas interaksi, ataupun kegiatan pada dunia digital tersebut agar tidak merusak

ketentraman pada tatanan masyarakat. Kondisi hukum modern pada era

digitalisasi ini tentu menimbulkan banyak polemik. Banyak pro dan kontra
4

terkait aturan-aturan hukum yang mulai memasuki dunia digital yang

membatasi kebebasan manusia pada dunia modern. Selain itu, seiring dengan

perkembangan zaman pula, hukum adat mulai dikesampingkan karena

munculnya paham-paham liberal baru yang dinilai lebih fleksibel untuk era ini

dibandingkan hukum adat yag terlalu mengikat masyarakat. (Handayani,

2018). Pemahaman mengenai hukum ini mengingatkan kembali kepada

filsafat hukum yang muncul dari berbagai sudut pandang. Filsafat hukum lahir

dari kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, masyarakat tidak secara mutlak

menerima berbagai sudut pandang dari filsafat hukum tersebut. Banyak faktor

dan aspek yang mempengaruhi kondisi pemahaman masyarakat akan adanya

hukum di dalam kehidupan.

Terlebih di era modern serba digital saat ini, pemahaman mengenai

hukum kian berkurang di masyarakat karena menganggap bahwasanya setiap

manusia saat ini memiliki kebebasannya sendiri. (Christiani, 2008).

Masyarakat dewasa ini kurang memahami bahwa selain berkembangnya

zaman, hukum pun ikut berkembang demi memenuhi kebutuan masyarakat

akan batasan hidup yang diatur oleh hukum. Untuk itu, perlu diperjelas

bagaimana eksistensi filsafat hukum yang mendasar di era modern serba

digital saat ini.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengindentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana perubahan hukum di era modern?

2. Bagaimana filsafat hukum di era modern?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis mengindentifikasi tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perubahan hukum di era modern.

2. Untuk mengetahui bagaimana filsafat hukum di era modern.

D. Metode Penelitian

a) Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode

kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau

perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan subjek atau

objek penelitian kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan

kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba

untuk memberikan pemecahan masalahnya dan dapat memberikan


6

informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.

penelitian deskripsi secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang

hendak membuat gambaran atau mencoba mencandra suatu peristiwa atau

gejala secara sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat.

b) Sumber Data

Sumber data menggunakan sumber data sekunder yang diambil dari

jurnal, buku, dan sumber lain yang mendukung. Data sekunder adalah

sumbernya berasal dari peneliti sebelumnya.

c) Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan lebih mudah. Dalam penelitian ini, peneliti

bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data. Prosedur

yang di pakai dalam pengumpulan data yaitu : Studi Pustaka

Menurut Martono (2011: 97) studi pustaka dilakukan untuk

memperkaya pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan digunakan

sebagai dasar atau pedoman dalam proses penelitian. Peneliti juga


7

menggunakan studi pustaka dalam teknik pengumpulan data. Studi pustaka

dalam teknik pengumpulan data ini merupakan jenis data sekunder yang

digunakan untuk membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan

informasi yang terdapat dalam jurnal, buku-buku, maupun karya ilmiah

pada penelitian sebelumnya. Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk

mencari fakta dan mengetahui konsep metode yang digunakan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Perubahan Hukum di Era Modern

Filsafat liberal yang mendasari negara modern ini merupakan

keberhasilan kelompokis borjuis untuk bebas dari aturan-aturan hukum negara

maupun aturan hukum gereja. Nilai kebebasan ini dinilai Satjipto Rahardjo

menjadi paradigma dalam sistem hukumnya. Ada dua pelajaran dari hukum

yang liberal ini, yaitu pertama bahwa sistem hukum liberal terutama dirancang

untuk memberikan perlindungan terhadap kemerdekaan individu. Menjadi

tugas penting dari sistem hukum untuk menguraikan dan menegeuhkan

filsafat tersebut ke dalam bangunan hukum. Maka sekalian substansi

pengaturan, dokrin, asas dan lain perlengkapan dikerahkan untuk

mengamankan paradigma nilai liberal tersebut. Selanjutnya dinyatakan bahwa

sistem hukum tidak diadakan untuk memberikan keadilan masyarakat,

melainkan untuk melindungi kemerdekaan individu. Unger menyebut hukum

modern juga melakukan pengelompokkan pluralitas (group pluralism).

Dasarnya pengelompokkan ini karena kesadaran masyarakat bahwa

masyarakat yang berbeda-beda merupakan suatu arena pertarungan

8
9

kepentingankepentingan subjektif. Oleh karena itu suatu respon yang mungkin

adalah untuk mencegahnya, yaitu dengan tatanan hukumnya yang bercorak

general dan otonom. Dalam hal ini peraturan-peraturan dan

prosedurprosedurnya memotong perbedaan-perbedaan klas dan tingkatannya

atas tuntutan kesetiaan individu. Kepentingan yang bersifat rasional ini

mencakup akomodasi terhadap semua kepentingan tertentu56 Wilayahnya

otonom yang dikehendaki oleh masyarakat liberal ini menjadikan hukumnya

terpisah dari urusan politik, tatanan hukumnya bercirikan , prosedur

merupakan inti hukum, dan kepatuhan yang ketat pada peraturan atau hukum

positif.

Era modern telah lama memasuki lapisan masyarakat. Sejak

menginjak abad ke-20, dunia secara tidak tertulis dengan serentak

menganggap bahwa perubahan sosial telah memasuki era menuju

modernisasi. Terlebih ketika memasuki abad 21, perubahan global secara

digital secara signifikan telah terjadi. Hal-hal yang dilakukan secara

konvensional dulu, kini dapat dengan mudan dilakukan secara digital. Begitu

pula dengan hukum yang berkembang seiring perkembangan zaman dan

menjadi lebih modern. Hukum modern ini telah berlangsung di masyarakat

dalam kurun waktu yang tidak singkat. Perubahan demi perubahan dalam

kehidupan masyarakat, membentuk suatu peraturan baru yang dapat

menyesuaikan. Hukum bersifat dinamis, maka daripada itu, hukum haruslah

dapat berkembang mengikuti lingkungan sosial di masyarakat.


10

Di Indonesia sendiri, telah banyak lahir peraturan-peraturan baru yang

timbul karena kebutuhan saat ini di masyarakat, contohnya seperti Undang-

Undang ITE. Peraturan-peraturan seperti itulah yang dibutuhkan dalam

mengatur masyarakat saat ini, jadi negara harus sigap, tanggap, dan tepat

dalam menyusun suatu peraturan agar dapat menjaga situasi yang aman dan

kondusif di masyarakat. Paham liberalisme yang saat ini menyapu banyak

lapisan masyarakat tentunya terkadang membawa dampak buruk atas pola

pikir masyarakat. Sehingga hukum terkadang dianggap kuno dalam

membentuk suatu aturan, padahal penyusunan suatu aturan didasari pada pola

pikir dan pola hidup manusia. Namun, anggapan bahwa aturan-aturan hukum

yang ada telah merenggut hak asasi manusia pada setiap individu tidak dapat

dihindari. Sering kali dianggap bahwa hukum tidak memberikan kebebasan

pada setiap individu. Manusia modern yang memanfaatkan teknologi digital

saat ini tidak menyadari bahwa segala tindakan baik di dunia nyata maupun

digital telah terikat dengan perundang-undangan. Sebagian masyarakat yang

beranggapan seperti itu mengira bahwa dalam dunia digital, setiap individu

dapat dengan bebas melakukan apa saja, sehingga ketika tindakannya

menentang peraturan perundang-undangan, kelompok tersebut menganggap

bahwa hak asasinya telah dirampas. Pemerintah selaku pihak yang menyusun

peraturan menerima banyak kritik atas tindakannya. Pro dan kontra selalu

timbul dalam setiap penerbitan peraturan baru, namun tidak dapat dianggap
11

hal biasa karena terkadang pemerintah juga belum cukup mengkaji

masyarakat dan perilakunya untuk menciptakan hukum itu sendiri.

B. Filsafat Hukum di Era Modern

Satjipto Rahardjo menyatakan bahwa paham hukum liberal modern

saat ini perlu dikaji, karena paham tersebut dianggap sebagai sebuah usaha

keberhasilan dari kelompok-kelompok borjuis yang ingin bebas dari aturan

hukum. Kelompok tersebut menganggap bahwa hukum hadir bukan untuk

memberikan keadilan, tetapi untuk memberikan kebebasan kepada pemerintah

untuk bersikap semena-mena. Pemahaman ini telah masuk ke banyak lapisan

masyarakat, sehingga banyak terjadi bentrok dianatara masyarakat sipil dan

pemerintah. Era modern yang berkarakter liberal kapitalis telah muncul di

Indonesia sejak zaman Orde Baru. Peraturan-peraturan perundang-undangan

peninggalan. zaman Kolonial Belanda sendiri sebenarnya mengandung nilai

liberal kapitalis tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa filsafat hukum

liberal ini telah mempengaruhi Indonesia sejak lama. Ilmu filsafat ini sendiri

berkembang dari paham positivisme.

Filsafat hukum merupakan hasil dari pemikiran filsafat terhadap

hukum yang hidup dalam masyarakat. Berdasarkan nilai dan kepercayaan,

mazhab-mazhab dari filsafat hukum kian berkembang seiring berjalannya

waktu. Tetapi perlu diingat kembali bahwasanya filsafat hukum sendiri hadir

karena adanya manusia. Manusia modern yang timbul dari negara modern dan
12

menghasilkan hukum yang modern pula membuat tatanan sosial pada

masyarakat berubah secar signifikan. Perubahan negara modern ini

merupakan sebuah bentuk praktik dari teori masa transisi filsafat hukum. Pada

tahap ini, kita akan menemukan banyak sekali perubahan-perubahan yang

terjadi pada tatanan sosial. Antara filsafat hukum dan keadilan berhubungan

erat. Hukum muncul dari nilai dan norma yang hidup dalam masyarakat yang

memberikan kesetaraan antara keadilan dan kewajiban bagi setiap individu.

Dengan begitu, harus ada kesetaraan antara filsafat hukum dan keadilan bagi

masyarakat. Tetapi, yang terjadi saat ini dilapangan jauh lebih rumit daripada

teori tersebut.

Pada era modern seperti saat ini, hukum berkembang menjadi hal yang

ada namun tidak disadari keberadaannya oleh masyarakat. aturan-aturan

hukum yang mengikat seering kali membuat masyarakat salah kaprah dan

menganggap bahwa hukum dan pandangannya tidak dapat diterapkan secara

digital. Hal seperti ini bukanlah hal yang benar. Filsafat hukum yang

merupakan hasil gagasan dari pemikiran sudut pandangan tentang hukum

dalam kehidupan sosial masyarakat jelas dapat diimplementasikan kapan saja

dan untuk hal apa saja. Setiap ahli hukum saat ini tentu memiliki ggasannya

sendiri melihat fenomena hukum modern saat ini. Gagasan-gagasan tersebut

merupakan suatu hal positif jika dipandang dari segi hukum, namun belum

tentu berlaku sama apabila dilihat dari sudut pandang masyarakat yang

menganut paham liberal kapitalis. Memahami mengenai eksistensi filsafat


13

hukum pada era hukum modern yang serba digital saat ini, Satjipto Rahardjo

berpendapat bahwa bahkan lebih banyak lagi pemikiran filsafat hukum yang

muncul pada masa-masa transisi seperti saat ini. Karena pada masa ini, pola

pikir masyarakat pun sedang dalam masa transisi, sehingga pro dan kontra

diantara masyarakat dan pemerintah selaku pembuat kebijakan sering terjadi

mengenai pandangan hukum yang berlaku baik secara konvensional maupun

digital. Hal-hal seperti diatas juga merupakan sebuah contoh bahwasanya

filsafat hukum saat ini masih tersirat dalam hukum modern, karena pola pikir

dan pola hidup yang terus berkembang di masyarakat, menciptakan sebuah

pandangan baru dari segi nilai hukum positif.

Pada perkembangan filsafat hukum di Indonesia, filsafat hukum

bertugas menerangkan dasar nilai hukum yang filososfis dimana mampu

mewujudkan cita-cita keadilan, ketertiban dalam bermasyarakat yang

berhubungan dengan keberadaan hukum yang ada, untuk itu filsafat hukum

dapat dikatakan cocok untuk membangun keadaan hukum yang lebih baik.

Tentang fungsi Filsafat Hukum, berpendapat bahwa ahli filsafat berupaya

untuk mencari jawaban untuk permasalahan tentang gagasan membuat sebuah

hukum yang sempurna, kemudian dengan perkembangannya akan

menunjukkan kepada masyarakat kalau hukum yang sudah ditemukan,

kekuasaannya tidak dipersoalkan lagi. Untuk memenuhi perkembangan

hukum yang di mana menjamin kelangsungan di masa mendatang, filsafat

hukum memberikan penjelasan yang logis mengenai hukum.


14

Perkembangan filsafat hukum di Indonesia itu sendiri mewujudkan

rasa keadilan yang sesuai dengan kaidah hukum yang abstrak dan konkrit,

filsafat hukum lebih memperhatikan dari sisi filosofis hukum yang lebih

mengarah terhadap permasalahan fungsi dan filsafat hukum melakukan

perubahan tata tertib penyelesaian masalah pertikaian dan mengadakan

perubahan yang lebih baik. Filsafat hukum terhadap segala persoalan-

persoalan hukum yang sering ada ditengah masyarakat atau melakukan

pengkajian terhadap perkembangan ilmu hukum itu sendiri secara teoritis, dan

cakupannya berkembang luas dan komprehensif. Pada perkembangannya

filsafat hukum di Indonesia, dalam pembentukan hukum yang dibuat oleh

negara, sudah pasti hukum memiliki sebuah target atau pencapaian yang ingin

dicapai dalam artian tidak ada satupun suatu peraturan perundang-undangan

yang dibentuk dengan tidak adanya tujuan yang ingin dicapai oleh hukum.

Untuk perkembangan filsafat hukum, pembentukan suatu sistem hukum wajib

berdasarkan dari nilai-nilai Pancasila yang di mana kita tahu sejatinya

Pancasila merupakan dasar dari pemikiran bangsa Indonesia.

Pengertian dan pembentukan hukum itu adalah merunutkan peraturan-

peraturan dasar yang berlaku bagi masyarakat. Dalam undang-undang No.12

Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, telah diatur

jenis hierarki pembentukan hukum di Indonesia. Dalam pembentukan hukum

di mana salah satu diantaranya membahas tentang teori filsafat hukum.

Susunan hierarki peraturan perundang-undangan yang ditata kembali


15

dianggap memang sudah sangat tepat, karena pada masa Orde Baru yang pada

awalnya berupaya memurnikan lagi falsafah Pancasila dan pelaksanaan UUD

1945 dengan menyusun ulang kembali sumber tertib hukum dan tata urut

peraturan perundang-undangan, yang dalam kegiatannya selama 32 tahun

belum membuahkan hasil untuk mambangun tatanan perundang-undangan

yang dapat dijadikan patokan bagi upaya memutuskan hasil akhir bagi sistem

perundang-undangan di masa depan.


BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Hukum modern saat ini telah berlangsung di masyarakat dalam kurun

waktu yang lama. Perubahan demi perubahan dalam tatanan masyarakat,

membentuk suatu aturan baru yang dapat menyesuaikan. Hukum bersifat

dinamis, maka daripada itu, hukum haruslah dapat berkembang mengikuti

lingkungan sosial di masyarakat. Filsafat hukum yang muncul pada masa-

masa transisi modern saat ini, merupakan sebuah contoh bahwasanya filsafat

hukum saat ini masih tersirat dalam hukum modern, karena pola pikir dan

pola hidup yang terus berkembang di masyarakat, menciptakan sebuah

pandangan baru dari segi nilai hukum positif. Gagasan-gagasan tersebut

merupakan suatu hal positif jika dipandang dari segi hukum.

B. Saran

Dalam makalah yang saya tulis, disarankan agar masyarakat dengan

mempelajari pokok-pokok aliran Filsafat Hukum dalam era modern ini

diharapkan dapat ditelusuri dinamika dari berbagai ragam pemikiran tentang

hukum. Lain daripada itu, akan dapat pula terkuak kompleksitas hukum

16
17

dengan beraneka sudut pandangnya. Dengan masyarakat memahami Filsafat

hukum maka dapat berupaya memecahkan persoalan,

menciptakan hukum yang lebih sempurna, serta membuktikan

bahwa hukum mampu memberikan penyelesaian persoalan-persoalan yang

hidup dan berkembang di dalam masyarakat dengan menggunakan

sistim hukum yang berlaku suatu masa, disuatu tempat

sebagai Hukum Positif.


DAFTAR PUSTAKA

Agoeng, Muhammad, Perkembangan Filsafat Hukum, Makalah Universitas Ekasakti

Faozi, Safik, 2018, Hukum Modern di Tengah Perubahan Sosial di Era Global,

Jurnal

Prosiding Sendi U.

Dino, Febriansyah, 2023, Eksistensi Filsafat Hukum di Era Digitalisasi Hukum

Modern, Jurnal Universitas Dharmawangsa.

18

Anda mungkin juga menyukai