Anda di halaman 1dari 4

Polusi Udara Jakarta: Presiden Batuk, Ribuan

Warga Bisa Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Kualitas udara di Jakarta yang memburuk akibat polusi terus
menjadi perbincangan publik dan menghiasi pemberitaan media massa akhir-akhir ini. Polusi
udara berpotensi membuat warga terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA).

Mengacu pada data website pemantau kualitas udara IQAir, Jumat (18/8/2023) pukul 07.00,
Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai 125. Jakarta juga menjadi kota dengan polusi
tertinggi kesembilan di dunia, di bawah Shenyang, China. Konsentrasi Partikulat PM2.5 di
Jakarta pada Jumat (18/8), 9 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan Badan
Kesehatan Dunia (WHO).

Mengutip laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), PM2.5
adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 mikrometer.
Partikel PM2.5 yang termasuk debu, jelaga, kotoran, asap, dan tetesan cair hanya dapat diliha
t dengan mikroskop elektron.

Sementara itu, IQAir melaporkan bahwa polusi udara PM2.5 adalah ancaman kesehatan
terbesar di dunia. Ukurannya yang kecil membuat PM2.5 dapat tetap melayang di udara
untuk waktu yang lama dan bisa diserap jauh ke dalam aliran darah saat terhirup.

Sebelumnya, pada 10 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta menduduki posisi pertama sebagai
kota dengan udara terkotor di dunia. Menurut data IQAir, pada tanggal tersebut, Jakarta
masuk ke kategori tidak sehat dengan indeks AQI 156, di atas Dubai, Uni Emirat Arab (140)
dan Lahore, Pakistan (134).

Pada 10 Agustus 2023, IQAir menyatakan bahwa PM2.5 masih menjadi polutan utama
Jakarta dengan konsentrasi sebanyak 58 mikrogram per normal meter kubik. Angka tersebut
11.6 kali lebih banyak daripada nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO).

"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11.6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,"
tulis IQAir, dikutip Kamis (10/8/2023). Catatan tingkat polusi pada Jumat (18/8/2023) bukan
rekor terburuk yang dialami Jakarta. Menurut catatan IQAir, rekor tingkat polusi buruk
Jakarta pada Agustus terjadi pada 6 Agustus dengan nilai AQI 164 (kategori 'tidak sehat').

Sumber ;

https://www.cnbcindonesia.com/research/20230820230330-128-464477/polusi-udara-jakarta-
presiden-batuk-ribuan-warga-bisa-tewas
Polusi Udara Buruk, Ibu Hamil dan Anak Sekolah
Diminta Lebih Waspada

Jakarta, Republika.co.id - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
DKI Jakarta tengah menyoroti parahnya kualitas udara di Jakarta. Ketua DPW PSI DKI Jakarta,
Elva Farhi Qolbina menyarankan agar ibu hamil tidak keluar rumah dan anak sekolah
mengenakan masker untuk mengantisipasi penyakit akibat pencemaran udara.

"Demi kesehatan warga DKI, Pemprov harus patuh dengan arahan Pak Jokowi. Bagi para Ibu
hamil, jika bisa stay at home (tetap di rumah) akan sangat baik. Anak-anak yg sekolah juga
harus kembali menggunakan masker ketika keluar rumah," kata Elva dalam keterangannya,
Selasa (15/8/2023).

Dia menuturkan, polusi udara yang buruk di Jakarta menjadi keresahan publik. Terlebih
berdampak buruk bagi kalangan rentan seperti anak-anak dan ibu yang tengah mengandung.

"Yang paling rentan terkena penyakit karena polusi itu adalah anak-anak dan ibu hamil. Di
banyak kasus polusi udara karena kebakaran misalnya, ISPA dalam jumlah besar terjadi pada
anak-anak. Masalahnya, polusi di DKI resikonya sama tingginya seperti polusi akibat
kebakaran," tutur dia.

Elva mengaku pihaknya tengah melakukan pengecekan ke lapangan untuk menemukan para
warga yang 'korban' atas masalah polusi udara. Menurut dia, memang terbukti bahwa kalangan
rentan mengidap penyakit yang diakibatkan pencemaran udara.

"Kami sedang cek di lapangan tentang temuan anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena
polusi udara. Tidak ada sakit apa-apa sebelumnya, tapi karena setiap hari pulang-pergi sekolah
menghirup polusi Jakarta, mulai radang tenggorokan dan ISPA," ujar dia.

PSI saat ini juga mengangkat isu #DaruratWFH sebagai bentuk tanggapan atas kondisi
gentingnya polusi udara di Jakarta. "Sampai taraf tertentu #DaruratWFH ini perlu segera
diimplementasikan bukan hanya untuk ASN, tapi profesi lain bahkan sekolah. Partikel polusi ini
enggak main-main bahayanya, bisa membahayakan kesehatan janin," terang dia.

Sumber :

https://news.republika.co.id/berita/rzf3i3370/polusi-udara-buruk-ibu-hamil-dan-anak-
sekolah-diminta-lebih-waspada
Ini Penyebab Polusi Udara Jakarta yang Ancam
Kesehatan Masyarakat

Jakarta, Detik.com - Dalam beberapa waktu terakhir, kualitas udara di Jakarta masuk ke
dalam kategori tidak sehat. Tentu pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk
menangani polusi udara yang semakin parah. Salah satu cara yang dilakukan adalah mencari
penyebabnya agar polusi bisa berkurang. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan udara di
Jakarta sangat tercemar hingga sempat menjadi yang terburuk di dunia.

1. Dipengaruhi Pergerakan Angin


Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit
Reliantoro, mengatakan penyebab polusi udara di Jakarta karena telah dipengaruhi angin dari
wilayah timur."Jadi kalau dari segi siklus memang bulan Juni, Juli, Agustus itu selalu terjadi
peningkatan pencemaran di Jakarta karena dipengaruhi oleh udara dari timur yang kering,"
kata Sigit di Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
KLHK, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Jumat (11/8/2023).

2. Emisi Kendaraan
Selain itu, Sigit juga mengungkapkan bahwa polusi udara juga dipicu oleh emisi transportasi.
Ia mengatakan bahwa sektor transportasi telah menyumbang emisi terbesar, yakni hingga
44%. "Jadi kalau dari segi bahan bakar yang digunakan di DKI Jakarta itu bahan bakar itu
adalah sumber emisi, itu adalah dari batu bara 0,42 persen, dari minyak itu 49 persen, dan
dari gas itu 51 persen. Kalau dilihat dari sektor-sektornya maka transportasi itu 44 persen,
industri 31 persen industri energi, manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen, dan
komersial 1 persen," ujarnya.

3. Musim Kemarau
Sementara itu, Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan
mengatakan penyebab kualitas udara Jakarta memburuk dalam beberapa pekan terakhir
karena dipengaruhi oleh musim kemarau yang tengah berlangsung. "Kecenderungannya
biasanya pada saat musim kemarau kualitas udara cenderung naik dan seperti yang kita lihat
sekarang," ujar Ardhasena dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (11/8/2023).

4. Fenomena Lapisan Inversi


Lebih lanjut, Ardhasena mengatakan polusi udara Jakarta juga terjadi karena terdapat
fenomena lapisan inversi. "Fenomena lain yang menarik, karena kita ada di wilayah urban,
saat ini musim kemarau, ada fenomena yang namanya lapisan inversi, ketika pagi di bawah
itu cenderung lebih dingin di permukaan dibanding di atas. Sehingga itu mencegah udara
untuk naik dan terdiversi," paparnya. Lalu, ia mengungkapkan bahwa lapisan inversi ini bisa
terlihat karena adanya perbedaan penampakan keruhnya lapisan udara.

Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-6902495/ini-penyebab-polusi-udara-jakarta-yang-ancam-
kesehatan-masyarakat

Anda mungkin juga menyukai