Anda di halaman 1dari 2

Tugas Geografi

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20231002103206-269-1006021/
kualitas-udara-jakarta-pagi-ini-tak-sehat-terburuk-kedua-di-dunia
 Apa penyebab kualitas udara Jakarta memburuk pada Senin pagi (2/10)
pukul 10.00 WIB?
 Siapa yang melakukan pengukuran kualitas udara di Jakarta,
 Bagaimana peringkat Jakarta dalam daftar kualitas udara dunia?
 Kapan kondisi udara Jakarta masuk dalam kategori "Tidak Sehat" dengan
Indeks Kualitas Udara (AQI) 163?
 Mengapa kualitas udara di Jakarta buruk, dan apa jenis polutan utama yang
ditemukan?
 Di mana kondisi udara di Jakarta paling buruk,
 Bagaimana dampak dari partikel PM 2.5 terhadap kesehatan manusia, dan
mengapa ada upaya yang disarankan untuk menghindari bahaya polutan di
Jakarta?

Kualitas udara Jakarta memburuk pada Senin, pukul 10.00 WIB 2 Oktober 2023 karena tingginya
konsentrasi Particulate Matter 2.5, partikel berukuran 2,5 mikron atau kurang, yang berasal dari
berbagai sumber seperti debu, asap pembakaran motor, asap industri, dan asap pembangkit
listrik batu bara. Hal ini mengakibatkan kualitas udara Jakarta masuk dalam kategori "Tidak
Sehat" dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) 163. Pengukuran ini dilakukan oleh perusahaan
teknologi kualitas udara Swiss, iQAir, dan menempatkan Jakarta pada peringkat ke-2 kota di
dunia dengan kualitas udara terburuk.

Situs IQAir mencatat bahwa kondisi udara tidak sehat sudah terjadi sejak pukul 23.00 tadi malam
WIB, dan bahkan hari sebelumnya, kondisi udara juga menunjukkan kategori tidak sehat. Polusi
udara Jakarta disebabkan oleh polutan utama berjenis Particulate Matter (PM) 2.5, yang terdiri
dari partikel berukuran 2,5 mikron atau kurang. Partikel ini berasal dari berbagai sumber,
termasuk debu, asap pembakaran motor, asap industri, dan asap pembangkit listrik batu bara.
Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat itu mencapai 15,6 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara
tahunan yang ditetapkan oleh WHO.

Partikel PM 2.5 memiliki ukuran yang sangat kecil, yang memungkinkannya untuk masuk jauh ke
dalam paru-paru dan aliran darah, berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan dan
komplikasi kesehatan yang serius. Dampaknya sangat serius, dan pada tahun 2020, polutan ini
menyebabkan kematian 160 ribu jiwa di lima kota besar dunia, seperti diungkapkan oleh analis
data IQAir Greenpeace Asia Tenggara.

Beberapa wilayah di Jakarta dengan kondisi udara paling buruk mencakup kawasan seperti
Kemang V, Jeruk Purut, Pantai Mutiara, dan yang lainnya, semuanya memiliki angka indeks
kualitas udara tinggi, menunjukkan tingkat keburukan yang signifikan.

Di tingkat nasional, Jakarta menempati urutan ketiga kota dengan kondisi udara terburuk di
Indonesia, setelah Palembang dengan AQI 170 dan Cileungsir dengan AQI 168. Untuk
menghindari bahaya polutan di Jakarta, disarankan untuk mengambil langkah-langkah
pencegahan seperti menggunakan masker di ruang terbuka, menggunakan penjernih udara,
menutup jendela agar udara kotor tidak mudah masuk, dan menghindari aktivitas outdoor.

Anda mungkin juga menyukai