Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI GREENPEACE DALAM UPAYA MENGATASI POLUSI

UDARA DI JAKARTA TAHUN 2017-2019

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana dalam Bidang Hubungan
Internasional

Oleh :

Nur Rohmah Octavia Maza

(I02216024)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan internasional merupakan ilmu yang mempelajari antar Negara,
sejumlah peran Negara baik pemerintahan, non pemerintah, organisasi pemerintah
(NGO), organisasi Internasional Non pemerintah (INGO) dan perusahaan
multinasional (MNC). Dalam dunia Internasional juga membahas isu tradisional dan
non-tradisional, akan tetapi penelitian kali ini Topik peneliti akan membahas isu non-
tradisional yaitu isu lingkungan hidup yang berfokus pada polusi udara, dalam
Hubungan Internasional terdapat perluasan isu dan juga aktor yang membuat
penilitian ini bisa masuk ke dalam kajian studi Hubungan Internasional. Aktor yang
berperan dalam Hubungan Internasional tidak terbatas pada state saja, tetapi non
state. Dari sekian banyak INGO dengan masing-masing fokus bidangnya, terdapat
salah satu INGO yang konsisten bergerak di bidang lingkungan hidup yaitu
Greenpeace. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisa peran Greenpeace sebagai
INGO untuk membantu kota Jakarta dalam penanggulangan dari polusi udara.tahun
2017-2019.
Polusi udara merupakan salah satu permasalahan global yang sedang dihadapi
sebagian kota besar di dunia. Permasalahan polusi udara serta dampak dari
bahayanya polusi udara, meningkatnya jumlah kendaraan pribadi yang beraktifitas di
Jakarta setiap harinya menyebabkan kualitas udara menjadi buruk. Namun, sumber
polutan lain seperti PLTU yang terdapat di sekeliling kota Jakarta dalam radius 100
km, turut berkontribusi terhadap peningkatan konsentrasi PM2.5 tersebut.
Berdasarkan pemodelan yang dilakukan oleh Greenpeace, PLTU batubara yang
sudah beroperasi tersebut dapat berkontribusi sebanyak 33 hingga 38 persen dari
konsentrasi PM2.5 harian di Jakarta pada kondisi terburuk. 1 Data AirVisual, situs
penyedia peta polusi online harian kota-kota besar di seluruh dunia pada Selasa
(25/6/2019) menunjukkan, Jakarta menempati urutan pertama kota dengan tingkat

1
Greenpeace, diakses pada tanggal 30 September 2020,
https://www.greenpeace.org/indonesia/siaran-pers/2210/jakarta-peringkat-satu-di-asia-tenggara-untuk-kualitas-
udara-terburuk/
polusi tertinggi Jakarta berada di urutan keempat setelah Dubai, New Delhi, dan
Santiago dengan nilai indeks 164. Namun, angka tersebut juga masih berada di
kategori tidak sehat, dengan rentang 151-200. 2 Polusi udara mengancam kesehatan
manusia. Perkiraan baru pada 2018 mengungkapkan bahwa 9 dari 10 orang di
seluruh dunia menghirup udara yang tidak memenuhi Pedoman Kualitas Udara
WHO. Beban polusi udara di Wilayah ini termasuk yang tertinggi di dunia. Pada
2016, diperkirakan 2,4 juta kematian dini dikaitkan dengan polusi udara. 3
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sumber utama
terjadinya pencemaran udara di kota-kota besar termasuk DKI Jakarta yaitu
penggunaan kendaraan bermotor yang terlalu banyak. Oleh karena itu, masyarakat
Jakarta harus mengubah moda transportasi dengan aktif menggunakan transportasi
massal agar kualitas udara menjadi lebih baik. Selain itu, kebijakan plat nomor
kendaraan ganjil genap juga dapat mengurangi polusi udara di DKI Jakarta. Hal ini
diungkapkan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dimana
semenjak kebijakan tersebut diberlakukan gas CO2 bisa ditekan hingga 28%.
Greenpeace lebih lanjut melakukan pemantauan kualitas udara pada tahun 2017,
pemantauan dilakukan dalam kurun waktu Januari-Juni di 21 lokasi. Data
menunjukkan indikasi bahwa kualitas udara Jakarta telah masuk level tidak sehat.
Temuan ini didukung oleh temuan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang
mempunyai temuan kurang lebih sama. Di sejumlah lokasi, angka PM 2.5 harian
melebihi level standar WHO yaitu 25µg/m3 dan juga melebihi Baku Mutu Udara
Ambien Nasional, yaitu 65µg/m3.4
Selanjutnya, pada tahun 2018. Greenpeace melakukan pemantauan kualitas udara
dengan alat pemantau di 19 titik di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Hasil dari
pemantauan selama kurun waktu Februari-Maret menunjukkan bahwa udara di
Jabodetabek sangat tercemar. Seperti halnya di wilayah perumahan Cibubur, selama
dua bulan pemantauan tingkat PM 2.5 rata-rata mencapai 103.2 µg/m3. Hal ini

2
Mela Arnani , “Kualitas Udara Jakarta yang Buruk Jadi Sorotan, Ini 8 Faktanya”, Kompascom, 28 Juni 2019, diakses
pada 30 September 2020. https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/28/10100011/kualitas-udara-jakarta-
yang-buruk-jadi-sorotan-ini-8-faktanya-?page=all.
3
World Health Organization, “ Air Polution”, https://www.who.int/southeastasia/health-topics/air-pollution
4
Greenpeace, diakses pada 30 September 2020, http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Po lusi-
Udara-Ancam-Kesehatan-Masyarakat/.
terjadi pula di kawasan perumahan Kebagusan yang mencapai angka 65.9 µg/m3 dan
Gandul-Depok mencapai angka 71.5 µg/m3. Hasil pemantauan tersebut mempertegas
bahwa kualitas udara di wilayah-wilayah tersebut sudah sangat tidak baik untuk
kesehatan karena telah melampaui batasan dari WHO yakni 25 µg/m3, dan juga
melampaui standar minimum Baku Mutu Udara Ambien Nasional yakni 65 µg/m3.5
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup yang diambil dari data.jakarta.go.id,
sepanjang tahun 2017 kualitas udara di wilayah DKI Jakarta cukup baik dengan rata-
rata 225 hari dalam kategori sedang dan rata-rata 97 hari dalam kategori baik.
Meskipun begitu, tidak sedikit kualitas udara Jakarta dalam kategori tidak sehat.
Jumlah hari terbanyak dengan kulitas udara tidak sehat ada di wilayah DKI3 yaitu
selama 64 hari dalam satu tahun. Sepanjang tahun 2018 (Januari-November), kualitas
udara di wilayah DKI Jakarta cukup mengkhawatirkan karena jumlah hari dengan
kualitas udara tidak sehat bertambah di beberapa wilayah bahkan ada hari dengan
kategori sangat tidak sehat. Di DKI2 dan DKI3, jumlah hari dengan kualitas udara
tidak sehat bertambah dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 106 dan 78 hari.
Sementara DKI5 memiliki jumlah hari terbanyak dengan kualitas udara tidak sehat
yaitu selama 164 hari. Selain itu, DKI5 juga memiliki hari terbanyak dengan kualitas
udara sangat tidak sehat yaitu selama 19 hari.6
kualitas udara di Jakarta dengan indikator PM 2.5 pada tahun 2018 adalah 45,3
mikrogram per meter kubik udara. Adapun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
telah menetapkan pedoman kualitas udara rata-rata harian 25 mikrogram per meter
kubik udara. "Rata-rata harian kualitas udara di Jakarta lebih buruk 4,5 kali lipat dari
batas aman dan batas sehat yang ditetapkan oleh WHO. Angka itu juga meningkat
dibanding tahun 2017 dimana rata-rata harian kualitas udara di Jakarta adalah 29,7.7

5
Greenpeace, diakses pada 05 Oktober 2020, http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Ku
alitas-Udara-Jabodetabek-Buruk/.

6
Khoirun Nisa, Portal statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta, diakses pada tanggal 30 September 2020,
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/28/10100011/kualitas-udara-jakarta-yang-buruk-jadi-sorotan-ini-8-
faktanya-?page=all.
7
Kompas.com, “Penyebab Tingginya Polusi Udara di Jakarta Menurut Greenpeace Indonesia”, Jakarta 08 Maret
2019, diakses pada tanggal 30 September 2020,
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/08/05170511/penyebab-tingginya-polusi-udara-di-jakarta-
menurut-greenpeace-indonesia
Permasalahan polusi udara serta dampak dari bahayanya polusi udara, Tidak
hanya pemerintah saja yang menjadi aktor dalam menagani isu tersebut, akan tetapi
permasalahn ini dapat juga melibatkan actor non pemerintah baik secara nasional
maupun internasional dalam menangani polusi udara yang bertujuan menjaga
kelangsungan hidup makhluk gidup. Salah satu actor non pemerintah yang ikut serta
dalam penaganan isu ini adalah INGO lingkungan seperti Greenpeace. Greenpeace
sendiri merupakan International non-Goverment Organization (INGO) yang
merupakan organisasi yang memiliki peran cukup signifikan dalam upaya
menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup. disinilah letak kekuatan utama
Greenpeace adalah perilaku manusia yang tidak merusak ekosistem untuk mencegah
ketidakadilan lebih lanjut terhadap masalah lingkungan. INGO ini berkantor pusat di
Amsterdam dengan cabang di lebih dari 40 negara, dengan salah satu cabang berada
di Indonesia. Greenpeace hadir di Indonesia pada tahun 2005 dengan fokus pada
beberapa isu yaitu kehutanan, energi, air dan kelautan 8 Selain itu, Greenpeace juga
berfokus pada isu polusi udara yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Hal
ini dikarenakan semakin memburuknya keadaan
Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu kita kaji lebih jauh mengenai peran
INGO Greenpeace dalam menagani isu permasalahan polusi udara. Permasalahan
polusi udara saat ini menjadi emerging issues dibelahan dunia. Walaupun dampak
yang dihasilkan dari polusi udara ini belum terlalu terlihat namu dikarenakan
jumlahnya yang terus menerus bertambah akan berpotensi mengancam ekosistem
9
serta kesehatan manusia. penulis memilih kota Jakarta sebagai objek penelitian
karena Jakarta sebagai daerah dengan jumlah populasi terbesar di Indonesia dan kota
ini merupakan salah satu kota besar dengan tingkat polusi udara mengkhawatirkan.
Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi membahayakan kesehatan warga, dan
pemerintah maupun memberikan solusi dari permasalahan tersebut. serta belum
memberikan dampak yang signifikan oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk

8
Greenpeace, https://www.greenpeace.org/indonesia/sejarah-greenpeace/ diakses pada tanggal 30 September 2020
pukul 10.27 WIB
9
Thasah Shyela Rachma,2019,Peran Greenpeace Dalam Upaya Membantu Pengurangan Pengunaan Sampah
Plastic Di Jakarat, Universitan Muhammadiyah Malang, Hal 3.
meneliti lebih lanjut tentang Strategi Greenpeace dalam mengatasi polusi udara di
Jakarta tahun 2017-2019.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan seluruh pemaparan yang ada di Latar Belakang, penulis mengambil
rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana peran Greenpeace sebagai INGO
dalam menagani polusi udara di Jakarta tahun 2017-2019?”
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : untuk
mengetahui peran apa saja yang dilakukan Greenpeace (INGO) dalam menagani
polusi udara di Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, peneliti berharap besar dapat memberikan kontribusi baik
dalam bidang akademis maupun praktis.
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat akademisi sehinga
dapat menambah pemahaman mahasiswa Hubungan Internasional mengenai
peran INGO khususnya, INGO dalam bidang lingkungan hidup seperti
Greenpeace.
2. Manfaat Paraktis
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan pemerintah,
organisasi non pemerintah maupun individu dalam menjaga lingkungan hidup
yang ada di Negara ini salah satunya dengan melakukan pengurangan pengunaan
sampah. serta mampu mengantarkan peneliti untuk menyelesaikan program
Strata 1 pada program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.
E. Definisi Konseptual
Skripsi ini berjudul “Strategi Greenpeace Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta”
Dalam memahami judul ini maka penulis akan menjelaskan secara singkat mengenai
definisi konseptual judul tersebut.
1. Greenpeace
Greenpeace adalah organisasi internasional Non Government (INGO)
yang berkampanye untuk perlindungan lingkungan secara global yang berkantor
pusat di Amsterdam, Belanda. Greenpeace mempunyai 2,8 juta pendukung di
seluruh dunia dan memiliki kantor regional di 41 negara. 10
Greenpeace merupakan organisasi kampanye global yang bergerak pada
isu lingkungan hidup dengan menggunakan cara-cara tanpa kekerasan
(nonviolence) untuk menjaga kelestarian alam. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan resmi misi Greenpeace yang menjelaskan tentang organisasinya dan
tujuannya yaitu: Greenpeaceis an independent, campaigning organization that
uses non-violent, creative confrontation to expose global environmental
problems, and to force solutions for a green and peaceful future. Greenpeaces
goal is to ensure the ability of the Earth to nurture life in all its diversity.11
Untuk mencapai tujuannya, Greenpeace melakukan riset penelitian, lobi
(termasuk dengan para politisi) serta diplomasi. Selain itu, Greenpeace juga
menggunakan metode yang sering dilakukan juga oleh organisasi lingkungan
hidup lainnya, seperti menghadiri konferensi internasional. Greenpeace
mengikuti KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro, Brazil, pada bulan Juni
1992. Selain itu, Greenpeace merupakan organisasi lingkungan hidup
internasional pertama yang hadir pada pertemuan khusus Majelis Umum PBB
pada tahun 1997. Beberapa prinsip yang mendasari seluruh 79 aktivitas
Greenpeace yaitu tanpa kekerasan (non-violence), memiliki kemandirian politik
dan finansial (financial and political independence), dan internasionalisme.
Greenpeacemelakukan aksi langsung untuk menarik perhatian sasaran kampanye.
Hal ini dilakukan agar sasaran kampanye mengetahui isu-isu lingkungan hidup
yang sedang terjadi. Maka, Greenpeace berperan sebagai aktor independen
sehingga dapat bertindak tanpa mendapatkan pengaruh atau tekanan dari pihak
lain. 12
2. Polusi Udara
10
Greenpeace, https://www.greenpeace.org/indonesia/sejarah-greenpeace/ diakses pada tanggal 25 Agustus 2020
pukul 12.57 WIB
11
Greenpeace, http://www.greenpeace.org/international/about/our-mission, diakses pada tanggal 30 Agustus 2020
pukul 14.59 WIB
12
Greenpeace, http://classes.maxwell.syr.edu, diakses pada tanggal 30 Agustus 2020 pukul 00.56 WIB
Pencemaran udara adalah kondisi dimana keberadaan satu atau lebih
substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang ada.
Berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika
dan kenyamanan, atau merusak properti. Polusi udara merupakan salah satu jenis
dari pencemaran lingkungan hidup selain pencemaran tanah, pencemaran udara,
dan pencemaran suara. Pencemaran udara adalah perusakan terhadap kualitas
udara. Kerusakan kualitas ini disebabkan oleh berbagal sumber, balk sumber
biologis maupun non biologis. Polusi udara dapat bersumber dari berbagal
macam antara lain: kendaraan bermotor, asap pabrik. limbah industri, limbah
rumah tangga dan lain-lain, Beberapa sumber ini juga menjadi sumber
13
pencemaran tanah.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1407
tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, yang
dimaksud dengan pencemaran udara ialah penurunan mutu udara sampai pada
tingkat tertentu sehingga menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsi akibat masuknya atau dimasikkannya zat, energi, dari komponen lain ke
dalam udara ambien oleh kegiatan manusia.
Di Indonesia, pencemaran udara lebih dari 70% berasal dari emisi
kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor akan menghasilkan gas pembuangan
yang kemudian terkumpul di udara. Pencemaran udara yang satu ini jika terjadi
dalam skala besar, akan menyebabkan gangguan lingkungan dan membawa
dampak yang cukup mengkhawatirkan. Diantaranya muncul zat-zat kimia
berbahaya seperti timbal (Pb), oksida fotokimia (Ox), oksigen nitrogen (NOx),
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan masih banyak lagi. Kendaraan
bermotor menyumbang hampir keseluruhan timbal dan karbon monoksida, 71-
89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan 13-44% suspended particulate matter.
Selain itu, debu yang terbang di udara juga dapat menjadi salah satu bagian
penyebab polusi udara. Misalnya debu dari hasil pembakaran sampah rumah
tangga yang merupakan penyebab dari sulfur dioksida. Saat ini polusi udara
menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data WHO, sekitar 98%
13
Lingkungan Hidup, 29 September 2020 (20.56 WIB), https://lingkunganhidup.co/pencemaran-udara-pengertian-
penyebab-dampak-solusi/
kota dengan jumlah penduduk di atas 100.000 orang di negara berpenghasilan
rendah hingga menengah ternyata tidak memenuhi standar kualitas udara yang
baik. Tentu masalah ini menjadi masalah bersama yang perlu untuk diatasi
dengan baik, agar kualitas udara menjadi sehat dan aman.14
F. Dalam menyusun dan menyelesikan penelitian ini, penulis menggunakn beberapa
penelitian penelitian terdahulu yang menjadi dasar dan acuan bagi penulis dalam
upaya menggali lebih dalam terkait isu yang diteliti:
Penelitian pertama yakni skripsi yang ditulis oleh Ismal berjudul Strategi
Penolakan Greenpeace Terhadap Perusakan Hutan Di Taman Nasional Tesso
15
Nilo Riau (2018). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Penulis menggunakan teori NGO (National Non Government
Organization) dan transnational advocacy network sebagai alat analisa dalam
penelitian. Jaringan Advokasi Transnasional, Keamanan Lingkungan, dan kebijakan
pemerintah di percepatan perekonomian Indonesia, salah satunya ekspansi kelapa
sawit perkebunan. Penelitian ini menjelaskan bagaimana Greenpeace adalah aktor
Jaringan transnational advocacy network terhadap penolakan ekspansi perkebunan
kelapa sawit di Indonesia, khususnya Riau, dengan terdiri dari 4 (empat) strategi
yaitu strategi information politics, symbolic politics dan laverage politics yang terdiri
dari 2 (dua) tahap. Pada fase I (konsolidasi) Greenpeace membentuk jaringan
internasional dan lokal untuk menolak ekspansi perkebunan kelapa sawit. Tahap II
(penolakan) merupakan salah satu bentuk tindakan penolakan Greenpeace terhadap
perluasan perkebunan kelapa sawit melalui kampanye langsung dan kampanye tidak
langsung. Di sebuah kampanye langsung Greenpeace menggelar aksi damai dan
teatrikal galeri seni di berbagai lokasi seputar perluasan perkebunan kelapa sawit,
sedangkan kampanye tidak langsungnya adalah Greenpeace aksi dengan
menyuarakan isu perluasan perkebunan sawit melalui gambar, video, iklan, jurnal
ilmiah, observasi tersebar melalui media.
Terdapat persamaan dan perbedaan anatara penelitian Ismal dengan peneliti yang
akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah isu yang diangkat
14
Rimbakita.com, https://rimbakita.com/polusi-udara/, diakses pada 29 September 2020 pukul 21.11 WIB.
15
Ismail, Strategi Penolakan Greenpeace Terhadap Perusak Hutan Di Taman Nasional Tesso Nilo Riau, Skripsi,
Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.
(Malang,2018).
adalah isu lingkungan, metode yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif dan
Greenpeace sebagai objek penelitian serta pemakain konsep peran NGO sebagai alat
analisis. Perbedaan dari jurnal dan penelitian yang akan diteliti adalah isu yang
diangkat. Dari Ismal menganalisis Bagaimanakah strategi penolakan Greenpeace
terhadap Ekspansi lahan kelapa sawit yang menyebabkan terjadinya Deforestasi dan
Kerusakan Habitat Satwa di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau sedangkan penulis
akan menganalisis bagaimana Strategi Greenpeace Dalam Mengatasi Polusi Udara di
Jakarta.
Penelitian kedua yakni skripsi yang ditulis oleh Novita Nur Alifia berjudul Peran
Greenpeace Dalam Mitigasi Dan Adaptasi Lingkungan Pasca Kebakaran Hutan
Dan Lahan Di Indonesia Tahun 2015.16 Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode penelitian diskriptif kualitatif. Penulis menggunakan Konsep Global Civil
Society (GCS) dalam bentuk reformis dan Non-Governmental Organization (NGO)
yang terbagi atas operasional dan advokasi. Peristiwa ini membuat Greenpeace
sebagai NGO yang bergerak dalam penyelamatan lingkungan mengambil peran
dalam mitigasi dan adaptasi lingkungan pasca kebakaran hutan dan lahan dengan
meluncurkan beberapa program terkait penyelamatan hutan. Hasil dari penelitan ini
adalah Greenpeace sebagai bagian dari GCS dan NGO berperan dalam mitigasi
lingkungan pasca kebakaran hutan dan lahan dengan meluncurkan program yaitu
Peta Interaktif Kepo Hutan, Tiger Challenge dan mengeluarkan toolkit Pendekatan
High Stock Carbon (HSC). Sedangkan peran Greenpeace dalam adaptasi lingkungan
dengan membentuk Tim Cegah Api dan melakukan consumer power melalui petisi.
Terdapat persamaan dan perbedaan anatara penelitian Novita Nur Alifia dengan
peneliti yang akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah isu
yang diangkat adalah isu lingkungan, metode yang di gunakan adalah deskriptif
kualitatif dan Greenpeace sebagai objek penelitian serta pemakain konsep peran
NGO sebagai alat analisis. Perbedaanya antara penelitian Novita Nur Alifia dengan
penelitian yang akan penulis teliti adalah ruang lingkup dan konsep isu yang dikaji
berbeda. Novita Nur Alifia menganalisi bagaimana peran Greenpeace Dalam

16
Novita Nur Alifia, Peran Greenpeace dalam mitigasu dan adaptasi pasca kebakaran hutan dan lahan di
Indonesia tahun 2015, skripsi, Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Muhammadiyah Malang. (Malang, 2017).
Mitigasi Dan Adaptasi Lingkungan Pasca Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Indonesia
Tahun 2015. Sedangkan, penulis akan menganalisis bagaimana Strategi Greenpeace
Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta tahun 2017-2019.
Penelitian ketiga yakni skripsi yang ditulis oleh Dwi Apriliani berjudul Pengaruh
Perkembangan Media Baru Terhadap Perubahan Strategi Kampanye
Greenpeace (Studi Kasus Kampanye Anti Penggunaan Bahan Berbahaya Dan
17
Beracun (B3) Pada Industri Tekstil Di China). Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif. Penulis menggunakan Konsep
Global Civil Society (GCS) dan Teori Technological determinism yang akan
mendasari dan menjadi acuan dalam menganalisis permasalahan yang akan dibahas.
Terdapat 4 (empat) strategi yang telah dilakukan oleh Greenpeace dalam
melakukan aksi kampanye #Detox Campaignon Fashion diantaranya adalah
audibility dengan melakukan kampanye menggunakan teknologi berbasis audio
seperti 105 microphone dengan melakukan turun aksi kejalan, visibility dengan
melakukan penyebaran pamflet,poster, laporan Dirty Laundry 1 dan 2 melalui media
sosial, membangun jaringan networking bersama para organisasi lingkungan China
dan melakukan lobbying dengan melibatkan para perusahaan fashion merek terkenal.
Dalam rangkaian pelaksanaan advokasi yang digagasnya, Greenpeace tetap tidak
meninggalkan media konvensional sebagai bagian dari strategi advokasinya. Media
konvensional tetap dijadikan sebagai alat untuk menyalurkan informasi secara
langsung untuk melakukan lobbying dan penyebaran informasi secara langsung
kepada masyarakat.
Terdapat persamaan dan perbedaan anatara penelitian Dwi Apriliani dengan
peneliti yang akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah
metode yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif dan Greenpeace sebagai objek
penelitian serta pemakain konsep peran NGO sebagai alat analisa. Perbedaan
Perbedaanya antara penelitian Dwi Apriliani dengan penelitian yang akan penulis
teliti adalah isu yang dikaji berbeda. Dwi Apriliana menganalisi Bagaimana
pengaruh perkembangan media baru terhadap perubahan strategi kampanye

17
Dwi Apriliani, Pengaruh Perkembangan Media Baru Terhadap Perubahan Strategi Kampanye Greenpeace (Studi
Kasus Kampanye Anti Penggunaan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Pada Industri Tekstil Di China). Skripsi,
Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan politik, Universitas Muhammadiyah Malang. (Malang,2019).
Greenpeace (studi kasus kampanye anti penggunaan B3 (bahan berbahaya dan
beracun) pada industri tekstil di China. Sedangkan peneliti menanalisa bagaimana
Strategi Greenpeace Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta tahun 2017-2019.
Penelitian keempat yakni skripsi yang ditulis oleh Andre berjudul Upaya
Greenpeace Mendorong Majelis Umum Pbb Untuk Membentuk UN Ocean
18
Biodiversity Agreement Periode 2006 – 2015. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif. Penulis menggunakan Konsep
Green Political Theory beserta konsep desentralisasi dan peran non-governement
organization, activist group, dan global environment movements. Skripsi ini
menganalisis upaya Greenpeace mendorong Majelis Umum PBB untuk membentuk
UN Ocean Biodiversity Agreement. UN Ocean Biodiversity Agreement atau yang
dikenal dengan perjanjian pelaksanaan di bawah UNCLOS, dinegosiasikan di dalam
UN Ad Hoc Open-ended Informal Working Group Biodiversity on Beyond National
Jurisdiction (BBNJ) pada periode 2006 - 2015. Di awal pertemuan Kelompok Kerja
BBNJ, terdapat penolakan dari beberapa negara, seperti AS, Rusia, Kanada, Jepang,
Korea Selatan, Islandia, dan Norwegia, terkait gagasan pembentukan perjanjian
pelaksanaan di bawah UNCLOS tersebut. Namun, di dalam pertemuan Kelompok
Kerja BBNJ terakhir serta sidang Majelis Umum PBB ke-69 pada tahun 2015,
Majelis Umum PBB, melalui konsensus, berhasil mengadopsi Resolusi Majelis
Umum PBB 69/292 Tahun 2015 (A/RES/69/292) yang menindaklanjuti negosiasi
perjanjian pelaksanaan di bawah UNCLOS ke proses selanjutnya, yaitu Preparatory
Committee (PrepCom).
Skripsi ini menemukan bahwa upaya Greenpeace, antara lain: Penelitian dan
Analisis (Research and Analysis), Pengawasan dan Respon Cepat (Watch-Dogging
and Rapid Response), Mempertunjukkan Fungsi Operasional (Performing
Operational Functions), Pengembangan Kebijakan dan Pengaturan Agenda (Policy
Development and Agenda Setting), Melaporkan Proses Negosiasi (Negotiations
Reporting), dan Menyebarkan Sinyal Domestik (Enhancing Domestic Signaling)

18
Andre, Upaya Greenpeace Mendorong Majelis Umum Pbb Untuk Membentuk Un Ocean Biodiversity Agreement
Periode 2006 – 2015, Skripsi, Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politi, Universitas Islam Syarif
Hidayatullah, (Jakarta,2017).
Terdapat persamaan dan perbedaan anatara penelitian Andre dengan peneliti yang
akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah metode yang di
gunakan adalah deskriptif kualitatif dan Greenpeace sebagai objek penelitian serta
pemakain konsep peran NGO sebagai alat analisa. Perbedaan Perbedaanya antara
penelitian Andre dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah isu yang dikaji
berbeda. Andre menganalisi Bagaimana upaya Greenpeace dalam mendorong
Majelis Umum PBB untuk membentuk UN Ocean Biodiversity Agreement periode
2006 - 2015?, Sedangkan peneliti menanalisa bagaimana Strategi Greenpeace Dalam
Mengatasi Polusi Udara di Jakarta tahun 2017-2019.
Penelitian kelima yakni skripsi yang ditulis oleh Wulan Maghfirah berjudul
Tantangan Greenpeace Dalam Menangani Kasus Perburuan Paus Oleh Jepang
Di Laut Antartika.19 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
diskriptif kualitatif. Penulis menggunakan Konsep Hukum Internasional dan peran
International Non government Organization (INGO). Keberadaan hukum
internasional laut bebas ini menjadi salah satu alasan untuk melindungi kelestarian
spesies yang terancam punah Yang mana di Laut Antartika, sebagai tempat
perburuan paus oleh Jepang. merupakan laut bebas, di mana dalam hukum
internasional telah diatur bahwasanya laut lepas bukan merupakan wilayah Negara
manapun sehingga setiap Negara di dunia memiliki kebebasan dalam melakukan
berbagai aktivitas disana, termasuk kebebasan dalam menangkap ikan.
Menurut UNESCAP ada enam peran organisasi lingkungan internasional non
pemerintahan yang ada dalam penyelematan lingkungan : Awareness-Raising,
Campaigning and Advocacy, Enviromental Monitoring and Reporting, Education,
Training and Capacity Building, Government and INGO Partnerships, Regional and
International Cooperation and Networking, Management of Resources and
Environmental: Community Based Project.
Terdapat persamaan dan perbedaan anatara penelitian Wulan Maghfirah dengan
peneliti yang akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah
metode yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif dan Greenpeace sebagai objek

19
Wulan Maghfiro, Tantangan Greenpeace Dalam Menangani Kasus Perburuan Paus Oleh Jepang Di Laut
Antartika, Skripsi, Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan politik, Universitas Muhammadiyah Malang,
(Malang,2018)
penelitian serta pemakain konsep peran NGO sebagai alat analisa. Perbedaan
Perbedaanya antara penelitian Wulan Maghfira dengan penelitian yang akan penulis
teliti adalah isu yang dikaji berbeda. Wulan Maghfirah menganalisi bagaimana
tantangan Greenpeace Dalam Menangani Kasus Perburuan Paus Oleh Jepang Di
Laut Antartika, Sedangkan peneliti menanalisa bagaimana Strategi Greenpeace
Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta tahun 2017-2019.
Penelitian keenam yakni skripsi yang ditulis oleh Ardiani Hanifa Audwina
berjudul Kampanye Greenpeace Tahun 2011-2018 Untuk Mengurangi
Pencemaran Lingkungan Akibat Perusahaan Busana Internasional Dengan
20
Membentuk Norma Internasional Baru. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif. Penulis menggunakan Konsep
norm life cycle, transnational advocacy coalition. ndustri busana menghasilkan 20
persen air limbah global dan 10 persen emisi karbon sehingga merupakan salah satu
industri yang menghasilkan polusi terbanyak di dunia. Negara sebagai pembuat dan
penegak peraturan gagal dalam penegakan peraturan dan menyebabkan polusi
semakin meluas. karena itu, dibutuhkan sebuah norma internasional baru yang dapat
diimplementasikan dengan pengawasan dari masyarakat internasional, bukan hanya
negara. oleh karena itu greenpeace berupaya untuk membuah sebuah norma
internasional baru yaitu emisi bahan kimiah berbahaya dalam proses produksi
busana.
hasil penelitian menunjukan bahwa dalam kampanyenya greenpeace telah
menggunakan teknik information politics dengan menerbitkan berbagai laporan yang
menjadi dasar informasi dalam melakukan kampanyr, sybolic politic dengan
melakukan berbagai aksi simbolik selama kampanye yang merupakan upaya untuk
framing isu lebih lanjut, leverge politics dengan H&M dan inditex dan
accountability politics dengan menutut perusahaan yang sudah berkomitmen untuk
melaksanakan komitmennya. selain itu, ditemukan perubahan perilaku dari
perusahaan-perusahaan busana internasional yang menjadi lebih transparan dan

20
Ardiani Hanifa Audwina, Kampanye Greenpeace Tahun 2011-2018 Untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan
Akibat Perusahaan Busana Internasional Dengan Membentuk Norma Internasional Baru, Skripsi, Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Katolik Parahyangan, (Bandung,2020).
berkomitmen untuk mengeliminasi bahan kimiah berbahaya dalam proses produksi
mereka.
Terdapat persamaan dan perbedaan anatara penelitian Ardiani Hanifa Audwina
dengan peneliti yang akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini
adalah metode yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif dan Greenpeace sebagai
objek penelitian . Perbedaan Perbedaanya antara penelitian Ardiani Hanifa Audwina
dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah teori dan isu yang dikaji berbeda.
Ardiani Hanifa Audwina menganalisi bagaimana upaya Greenpeace dalam upaya
kampanye Detox my fashion di tahun 2011-2018 untuk membentuk norma
internasional baru, Sedangkan peneliti menanalisa bagaimana Strategi Greenpeace
Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta tahun 2017-2019.
Penelitian ketujuh yakni skripsi yang ditulis oleh Thasya Shayela Rachma berjudul
Peran Greenpeace Dalam Upaya Membantu Pengurangan Penggunaan Plastik
Di Jakarta.21 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian diskriptif
kualitatif. Penulis menggunakan Konsep peran International Non government
Organization (INGO) dalam bidang lingkungan. Besarnya volume sampah plastik
dengan pengolahan sampah yang masih belum baik membuat banyaknya sampah
yang mengalir di sepanjang aliran air dan berakhir menjadi sampah laut.
permasalahan sampah ini di alami di berbagai daerah termasuk Jakarta. masalah ini
menjadi serius karena Jakarta sebagai ibu kota negara dan merupakan pusat politik,
ekonomi dan bisnis. Greenpeace sebagai NGO lingkungan melihat hal ini sebagai
masalah serius dan hatus di tangani,
Hasil penelitian menunjukan bahwa greenpeac telah menjalankan peranya sebagai
NGO lingkungan yaitu sebagai basis informasi,melaksanakan fungsi operasional,
dan memberi masukan terhadap kebijakan. untuk mencapai tujuannya greenpeace
menggunakan berbagai macam metode, membutuhkan bantuan dari aktor aktor
lainnya.
Terdapat persamaan antara penelitian Thasya Shayela Rachma dengan peneliti
yang akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah metode yang

21
Thasya Shayela Rachma, Peran Greenpeace dalam upaya membantu pengurangan penggunaan plastik di
Jakarta,Skripsi, Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Malang,
(Malang:2019).
di gunakan adalah deskriptif kualitatif dan Greenpeace sebagai objek penelitian.
Menggunakan peran greenpeace sebagai peran NGO, sama isu lingkungan. Thasya
Shayela Rachma meneliti bagaimana Peran Greenpeace Dalam Upaya Membantu
Pengurangan Penggunaan Plastik Di Jakarta, sedangkan peneliti meneliti bagaimana
Strategi Greenpeace Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta tahun 2017-2019.
Penelitian kedelapan yakni skripsi yang ditulis oleh Ega Tiara berjudul Peran
Greenpeace Dalam Mengatasi Polusi Udara Di Cina Tahun 2012-2017. 22 Metode
penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Sedangkan pada teknik analisis data menggunakan secondary analysis. Polusi udara
PM2.5 merupakan salah satu polusi yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat Cina.
Dampak yang diakibatkan oleh adanya polusi PM2.5 di Cina ini tidak hanya
menyebabkan penyakit yang mematikan namun juga membuat perekonomian Cina
menjadi terganggu dikarenakan banyak pekerja yang kehilangan hari efektivitas
kerjanya. Melihat kondisi tersebut Greenpeace sebagai organisasi internasional yang
bergerak aktif dalam mengurangi polusi udara turut turun tangan dalam menangani
kasus pencemaran lingkungan ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk untuk
menjelaskan peran yang dilakukan oleh Greenpeace dalam mengatasi polusi udara di
Cina khususnya PM2.5 pada tahun 2012-2017. Jenis data yang digunakan yaitu data
sekunder dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka.
Hasil dari penelitian ini yaitu peran yang dilakukan oleh Greenpeace dalam
mengatasi polusi udara berdasarkan lima indikator yaitu monitoring, investigation,
researching, reporting dan lobby dapat dikatakan berhasil dalam menangani polusi
PM2.5 di Cina. Peran yang dilakukan oleh Greenpeace ini dapat dikatakan berhasil
meskipun terdapat peningkatan sedikit pada akhir tahun 2017 yang diakibatkan oleh
rebound industri Cina. peran yang dilakukan oleh Greenpeace juga telah menekan
pemerintah Cina agar mengeluarkan kebijakan tentang polusi PM2.5 yaitu The
Airborne Pollution Prevention and Control Action Plan (2013-2017).
Terdapat persamaan dan perbedaan anatara penelitian Ega Tiara dengan peneliti
yang akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah metode yang
di gunakan adalah deskriptif kualitatif dan Greenpeace sebagai objek penelitian.
22
Ega Tiara, peran greenpeace dalam mengatasi polusi udara di cina tahun 2012-2017, Skripsi, Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Lampung, (Lampung,2019).
Perbedaanya antara penelitian Ega Tiara dengan penelitian yang akan penulis teliti
adalah teori yang dikaji berbeda. Ega Tiara menganalisi Bagaimana peran
Greenpeace dalam mengatasi polusi udara particulate matter 2,5 (PM2.5) di Cina
tahun 2012- 2017, Sedangkan peneliti menanalisa bagaimana Strategi Greenpeace
Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta.
Penelitian kesembilan yakni skripsi yang ditulis oleh Pignar Ozdemir yang
berjudul “Social Media as a Tool for Online Advocacy Campaigns Turkey.”
23
Dalam tulisan ini diulas bagaimana kampanye Anti Genetically Engineered Food
Campaign di Turki dalam waktu yang cukup singkat. Kampanye yang dilakukan
menggunakan kampanye advokasi secara online. Kampanye online menjadi
metode yang paling efektif, mudah dalam menyebarkan informasi dan biaya
yang dikeluarkan sangat terjangkau. Özdemir berpendapat bahwa keberhasilan
Greenpeace dalam berkampanye di Turki ditunjang karena Greenpeace mampu
up-to-date dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, dimana jejaring
internet telah menjadi suatu kekuatan baru sebagai media untuk menyebarkan ide
dan menjalin jaringan, yang kemudian penggunaan media sosial secara efektif
bisa menjadi kunci keberhasilan Greenpeace dalam berkampanye. Penulis juga
menyatakan bahwa kehadiran Greenpeace yang notabene adalah sebuah NGO
ternyata dirasa berpengaruh dan dapat membantu upaya advokasi sebuah isu
lingkungan.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian Pignar Ozdemir dengan
peneliti yang akan penulis kaji saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah
metode yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif dan Greenpeace sebagai objek
penelitian. Perbedaanya antara penelitian Pignar Ozdemir dengan penelitian yang
akan penulis teliti adalah isu yang berbeda dan Pignar Ozdemir menganalisi
bagaimana peran Greenpeace Social Media as a Tool for Online Advocacy
Campaigns Turkey sedangkan peneliti akan meneliti bagaimana peran Greenpeace
dalam mengatasi polusi udara di Jakarta tahun 2017-2019.

23
Ozdemir, B. Pinar. (2012). “Social Media as a Tool for Online Advocacy Campaigns: Greenpeace
Mediterranean’s Anti Genetically Engineered Food Campaign in Turkey”, Global Media Journal, Vol 5
Issue 2, pp. 23-29.
Menganalisi bagaimana Greenpeace Mediterranean’s Anti Genetically Engineered Food
Campaign in keberhasilan Greenpeace m
G. Landasan Teori
Dalam mengkaji dan meneliti permasalahan yang akan diteliti dengan judul
penelitian yakni “Strategi Greenpeace Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta
Tahun 2017-2019”, menerapkan pendekatan Organisasi Internasional. Konsep
tersebut dianggap relevan untuk menjelaskan penelitian ini secara keseluruhan
karena penulis ingin menganalisa suatu permasalahan melalui pendekatan dari sudut
pandang negara Indonesia. International Non Government Organitation (INGO)
merupakan sebuah teori yang bergelut di berbagai bidang salah satunya adalah
Lingkungan hidup Pendidikan konsumsi energi dan air, pelestarian gunung dan
hutan24 yang di harapkan dapat membantu mengatasi polusi udara di Jakarta yang
berjalan sesuai dengan visi misi dari INGO tersebut.
H. Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah harus
menggunakan metode penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang
valid dan mempermudah penulis dalam penelitian ini. Adapun data yang diperoleh
dalam penelitian dengan cara:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, Jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya. Berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa
interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti
sendiri. Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk
25
memahami obyek yang diteliti secara mendalam. Penulis menjelaskan melalui
data dan fakta dengan focus peryataan bagaimana peran Strategi Greenpeace
Dalam Mengatasi Polusi Udara di Jakarta
2. Lokasi dan waktu
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan studi
pustaka yang dilakukan di beberapa tempat yaitu :
24
Asken Sinaga, 2008, Non Govermental Organization. https://askensinaga.wordpress.com/2008/06/02/ngo-
defenisi-sejarah-peranan-pengelompokan-dan-karir/. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2020 pukul 07.42 WIB.
25
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang:2015), Skripsi : Universitas Negeri Malang, hal 2
a. Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya
b. Perpustakaan Daerah Surabaya
c. Sekretariatan Greenpeace
d. Badan Statistika Indonesia
e. Tempat tempat lain yang dapat membantu peneliti menemukan jawaban
atas rumusan masalah

Jangka waktu yang digunakan oleh penulis dimulai ketika proposal dan judul ini
diterima hingga selesainya penulisan skripsi.

3. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan untuk penelitian ini sebagai berikut:
a. Data primer
Data ini merupakan hasil penulis saat terjun ke lapangan, yang berupa
keterangan yang berasal dari pihak-pihak yang terkait dengan masalah ini.
Maka disini penulis perlu membatasi permasalahan yang akan dibahas
dengan fokus permasalahan pokok saja. Mengingat segala informasi yang
akan diperoleh dari lapangan. Diantaranya subyek yang diteliti adalah kota
Jakarta. Dalam mendapatkan informasi tentunya diperlukan wawancara
kepada pihak yang terkait, seperti narasumber dari Greenpeace. Hal ini perlu
agar tidak melebar dari pembahasan serta dapat mendeskripsikan suatu
fenomena yang terjadi sekarang ini.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh ini bersumber dari data yang sifatnya sebagai pendukung
data primer. Bentuk data sekunder ini juga bisa seperti dokumen penelitian
yang sebelumnya. Pengumpulan data ini merupakan proses pengumpulan
dokumen (bahan-bahan tertulis) sebagai dasar penelitian.
4. Metode pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat peneliti melakukan penelitian studi pustaka
“library research” dimana data berasal dari sumber-sumber pustaka, buku, jurnal,
media online, artikel dan beberapa penelitian terdahulu untuk membantu
mengumpulkan data dan refrensi yang relevan.
I. Argumentasi Utama
Peneliti berargumentasi bahwa peran Greenpeace dalam membangun tercapainya
penggurangan polusi udara di Jakarta tahun 2017-2019 terdiri dari empat poin.
pertama, Greenpeace sebagai basis informasi , mengumpulakan, menyebarluaskan,
dan menganalisa informasi. Pedoman tersebut memiliki beberapa poin yang berisikan
visi dan misi dari Greenpeace. Kedua, mejelaskan fungsi oprasional Greenpeace
sebagai organisasi internasional di bidang lingkungan hidup dengan melakukan
kampanye-kampanye lingkungan yang berterkaitan dengan isu polusi udara. Ketiga,
sebagai pengawas kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terutama terkaitan dengan
kebijakan energy rama lingkungan, keempat, melakukan advokasi terhadap keadilan
dengan bentuk petisi.
J. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan ini, penulis membagi sistematika pembahasan menjadi empat
bagian. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman dalam penjelasan, yaitu:
Bab pertama merupakan pendahuluan, yang mana pada bab ini mengawali seluruh
bagian dari rangkaian pembahasan yang terdiri dari sub-sub bab, yang meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
konseptual, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metodologi penelitian,
argumentasi utama, dan sistemtika pembahasan.
Bab kedua merupakan pembahasan tentang landasan teori dari penelitian ini, yang
didalamnya menguraikan secara teoritis mengenai strategi Greenpeace dalam
mengatasi polusi udara di Jakarta tahun 2017-2019.
Bab ketiga merupakan pembahasan tentang Gambaran Umum pelaksanaan
permasalahan polusi udara, dampak polusi udara, dan upaya pemerintah dalam
menaggulangi polusi udara. Selain itu penulis juga menjelaskan mengenai
Greenpeace.
Bab keempat merupakan pembahasan tentang analisa data yang berisikan hasil
perolehan data, penulis membahas mengenai peran Greenpeace sebagai basis
informasi dan mengeluarkan report mengenai polusi udara. Selanjutnya penulis
membahas mengenai peran Greenpeace dalam melaksanakan fungsi oprasionalnya.
Bab Kelima merupakan akhir dari bab penelitian ini. Pada bab ini membahas
tentang penutup yang terdiri dari serangkaian pembahasan sebelum-sebelumnya
beirisi kesimpulan dan saran.
K. Daftar Pustaka
Fauzi, Abror. Indonesia Darurat Sampah Plastik. Diakses pada tanggal 24 Agustus
2020 pukul 16.33 WIB.
http://www.indonesiabaik.id/infografis/indonesia-darurat-sampah-plastik.

Wanda,”Upaya Indonesia dalam menagulangi sampah plastic dari Belanda.”


Jurnal Hubungan Internasional, (2019). doi: 23406-45410-1.
file:///C:/Users/Hamba%20Notebook/Downloads/23406-45410-1-SM.pdf

Badan Pusat Statistik/BPS statistik Indonesia. Statistik Ligkungan Hidup Indonesia


Jakarta:Badan Pusat Statistik, 2018. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2020.
file:///C:/Users/Hamba%20Notebook/Downloads/Statistik%20Lingkungan
%20Hidup%20Indonesia%202018.pdf.

Rachma, Shyela, Thasah. “Peran Greenpeace Dalam Upaya MembantuPengurangan


Pengunaan Sampah Plastic Di Jakarta.” Universitas Muhammadiyah Malang,
(2019): 3.

Greenpeace, https://www.greenpeace.org/indonesia/sejarah-greenpeace/.
Diakses pada tanggal 25 Agustus 2020 pukul 12.57 WIB.

Agustin, Mahardika. “Masalah Sampah Plastik Bagi Dunia.” Kompas Siana, (2019).
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2020 pukul 01:19 WIB.

Ismail.” Strategi Penolakan Greenpeace Terhadap Perusak Hutan Di Taman


Nasional Tesso Nilo Riau.” Skripsi, Jurusan Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. (2018).

Sinaga, Asken. Non Govermental Organization.( 2008). Diakses pada tanggal 29


Agustus 2020 pukul 07.42 WIB.

https://askensinaga.wordpress.com/2008/06/02/ngo-defenisi-sejarah-peranan
pengelompokan-dan-karir/.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif, Skripsi : Universitas Negeri Malang,


(Malang:2015).

Anda mungkin juga menyukai