Anda di halaman 1dari 35

PERENCANAAN KAMPANYE

“LESS POLUTION, MORE HEALTHY”


BIODIVERSITY WARRIOR

STUDIO 4 DESIGNING MEDIA CAMPAIGN


Dosen Pengampu :
Dr. Agus Budi Setyawan, S.Ds., M. Sn.,
Dwi Ramayanti, M. Sn.

Disusun oleh :
Wahyu Indra Saputra (42321110011)
Talia Febiana Hayon (42321110009)
Malvin Tanjuwidjaya (42321110015)
Rahmat Taufik (42320120002)

UNIVERSITAS MERCU BUANA


FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
2023/2024
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan proposal kampanye kami yang bertema “LESS POLUTION, MORE
HEALTHY”
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampun kami Bapak Dr. Agus Budi
Setyawan, S.Ds., M. Sn., Dan Ibu Dwi Ramayanti, M. Sn. Serta berterimakasih kepada rekan-
rekan dari Biodiversity Warrior yang memberikan waktunya untuk kami wawancarai.
Tujuan kami membuat proposal untuk kampanye anti polusi adalah memberikan wadah kepada
masyarakat untuk meningkatkan pentingnya mendapatkan udara yang bersih atau bebas polusi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan Tugas ini masih belum sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan dan penyempurnaannya.

Demikian proposal kampanye ini kami persembahkan, dan besar harapan kami semoga Tugas
ini dapat memberikan nilai dan manfaat bagi pembaca
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 4

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………....4


1.2 Kekurangan Dari Kampanye Sebelumnya ………………………………………. 5
1.3 Tujuan Kampanye…………………………………………………………………6

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………………………..7

2.1 Tinjauan Pustaka ………………………………………………………………….7


2.2 Landasan Teori…………………………………………………………………….9

BAB III PERENCANAAN KAMPANYE…………………………………………………12

3.1 Pesan Kampanye ………………………………………………………………...12


3.2 Strategi dan Taktik Kampanye …………………………………………………..23
3.3 Waktu Pelaksanaan ……………………………………………………………...26
3.4 Sumber Daya………………………………………………………………..........27
3.5 Anggaran Kampanye ………………………………………………………….....28

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….30

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………31
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini kita sering mendengar dan membaca cerita tentang kuliatas udara ataupun
polusi udara di kota Jakarta.

Dilansir dari https://news.republika.co.id/berita/s1j0om463/hari-ini-kualitas-udara-jakarta-


terburuk-keenam-di-dunia menyatakan “Kualitas udara di Jakarta menduduki posisi keenam
sebagai kota dengan udara terburuk di dunia pada Senin (25/9/2023). Berdasarkan data situs
pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.53 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta
berada di angka 129 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan
nilai konsentrasi 47 mikrogram per meter kubik. “

Hal ini menjadi peringatan keras terhadap kita sebagai warga di Kota Jakarta bahkan di
Indonesia. Polusi udara tidak bisa di anggap masalah sepele dan dapat diselesaikan dengan
mudah. Polusi yang buruk sangat berpengaruh dengan kesehatan masyarakat, karena polusi
udara menimbulkan zat-zat yang berbahaya, penyakit yang ditimbulkan dari polusi udara
adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA, dilansir dari
https://news.republika.co.id/berita/s0nx7j409/kemenkes-kasus-ispa-meningkat-seiring-
naiknya-kadar-polusi-udara mengutip “kasus ISPA non-pneumonia (menyerang saluran
pernafasan dari tenggorokan hingga ke atas. Misalnya, batuk) tercatat paling banyak terjadi
di Jakarta Timur, mencapai 3.115 kasus pada Selasa (5/9/2023), melonjak dibandingkan
Rabu (30/8/2023) yakni 2.419 kasus. “ tidak hanya ISPA tetapi masih banyak penyakit yang
ditimbulkan karena polusi udara seperti kanker kulit, gangguan pada mata dan sebagainya.

Dengan data-data yang ada, polusi udara menjadi topik penting yang perlu di bahas secara
terus-menerus di masyarakat khususnya masyarakat di Kota Jakarta. Dilansir pada artikel
pertama bahwa gubernur telah menerbitkan Keputusan Gubernur Nomer 593 tentang Satuan
Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan
polusi udara. Pemerintah berupaya dalam prosesnya untuk menciptakan berbagai solusi untuk
menangani masalah ini dengan menciptakan lebih banyak ruang terbuka, menerapkan wajib
uji emisi kendaraan bermotor yang ada pada akhir-akhir ini.

Tetapi lebih dari itu usaha pemerintah harus di tanggapi baik oleh masyarakat, kesadaran
masyarakat akan polusi ini harus di tingkatkan. Aksi-aksi nyata pada masyarakat harus selalu
di terapkan setiap harinya. Salah satu aksin nyata adalah dengan menanam seribu pohon,
menggunakan bahan bakar ramah lingkungan serta menggunakan produk ramah lingkungan
dan yang paling terpenting adalah kesadaran masyarakat yang harus tetap diubah dan
kebiasaan masyarakat yang harus konsistem dalam mengurangi polusi udara khususnya di
kota Jakarta saat ini.

1.2 Kekurangan dari Kampanye Sebelumnya

Kampanye yang di lakukan oleh WALHI tentang polusi udara di Kota Jakarta. Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) merupakan sebuah organisasi gerakan
lingkungan hidup terbesar di Indonesia, dengan jumlah anggota sebanyak 487
organisasi dari unsur organisasi non pemerintah dan organisasi pencinta alam, serta
203 anggota individu yang tersebar di 28 propinsi di Indonesia. Banyaknya Kampanye
yang dilalukan oleh rekan-rekan WALHI yang menurut kami sudah tepat tetapi perlu
dikembangkan. Akan kami jelaskan sebagai berikut :

Kampanye yang di lakukan adalah dengan “GO(W)ES


TO PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT “.
Kampanye yang di lakukan WALHI sudah sangat baik
mengingat tepat 1 tahun tentang tuntutan masyarakat
terhadap Polusi Udara di Jakarta, tetapi kekurangannya
pada kampanye kali ini adalah kurang tepat dilakukan
pada tanggal 6 Juli 2020 dimana pada tanggal tersebut
merupakan hari kerja, sangat disayangkan kampanye ini
di lakukan pada hari kerja yaitu hari Senin hal ini tentu
membuat sebagian besar masyarakat tidak bisa
mengikuti kampanye dan bepartisipasi di dalamnya,
keberhasilan kampanye tersebut jika dilakukan pada hari libur akan banyak menarik
partisipan serta mengurangi polusi udara di Kota Jakarta yang bertambah banyak di hari
libur.

1.3 Tujuan Kampanye

Kampanye adalah suatu usaha yang dilakukan individu, kelompok atau golongan tertentu
untuk memperjuangkan suatu tujuan tertentu kepada khalayak umum. Istilah kampanye
diatas merujuk pada kata “Memperjuangkan”.

Kampanye kami yang bertema “Less Polution More Healthy” kami mengajak masyarakat
khusus di Kota Jakarta untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya polusi udara pada saat
ini serta memberikan rangkaian aksi nyata yang bisa dilakukan oleh setiap masyarakat di
rumah atau di kehidupan sehari-hari. Tujuan terpenting dalam kampanye ini bukan hanya
menjelaskan sejelas-jelasnya tentang polusi tetapi meningkatkan kesadaran masyarakat
luas akan bahaya yang terjadi di kemudian hari.

Kampanye kami bertujuan untuk mengumpulkan masyarakat yang mampu bekerjasama


dengan pemerintah dalam hal menemukan solusi yang tepat, cepat untuk menangani
masalah solusi ini. Karena kami memperjuangkan hak kami sebagai masyarakat untuk
mendapatkan udara yang bersih khususnya di Kota Jakarta sebagaimana yang sudah di atur
dalam UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Walau telah dicantumkan dalam undang-undang, sepatutnya seluruh warga negara turut
berpartisipasi dalam merealisasikannya.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Menyangkut proposal kampanye mengenai efek emisi karbon terhadap perubahan iklim, maka
kita akan merangkum lima buku dan lima jurnal yang memiliki bahasan serupa.

• Judul : Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca


Penulis : Arief Yuwono
Penerbit : Kementrian Lingkungan Hidup
Tahun : 2012
Ditinjau : 1 November 2023
Dalam konteks inventarisasi GRK yang dimaksud dengan pembakaran bahan
bakar adalah oksidasi bahan bakar secara sengaja dalam suatu alat dengan tujuan
menyediakan panas atau kerja mekanik kepada suatu proses. Penggunaan bahan bakar di
industri yang bukan untuk keperluan energi namun sebagai bahan baku proses (misal
penggunaan gas bumi pada proses produksi pupuk atau pada proses produksi besi baja)
atau sebagai produk (misal penggunaan hidrokarbon sebagai pelarut) tidak termasuk
dalam kategori aktivitas energi.

• Judul : Pencemaran Udara dan Emisi Gas Rumah Kaca


Penulis : Saidal Siburian, M.M., M.Mar.
Penerbit : Penerbit Kreasi Cendekia Pustaka (KCP)
Tahun : 2020
ISBN : 978-623-94840-5-7
Ditinjau : 1 November 2023
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini khususnya dalam industri dan
teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan moda transportasi yang menggunakan
bahan bakar fosil/minyak menyebabkan udara yang kita hirup di sektiar kita menjadi
tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Pencemaran udara ini umumnya
diakibatkan oleh faktor manusia, seperti asap industri, asap dari alat transportasi, bahan
zat radioaktif, pertambangan dan penggalian, pembakaran dan pembusukan sampah.
• Judul : Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dari Waduk dan Rawa Gambut
Penulis : Drs. Tontowi, M. Sc, Dra. Armaita Sutriati, Yayu Sofia, S. Si.
Penerbit : Puslitbang Sumber Daya Air
Tahun : 2014
Ditinjau : 1 November 2023
Pemanasan global merupakan masalah yang sangat penting yang harus
ditangani karena telah berdampak negatif terhadap kehidupan manusia, seperti terjadinya
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi, terganggunya hutan dan ekosistem, serta
kenaikan permukaan air laut. Pemanasan global terjadi terutama disebabkan karena
bertambahnya kadar gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. GRK terdiri dari berbagai
macam jenis gas, antara lain: metana (CH4), karbon dioksida (C02), nitrogen oksida
(N20), dan gas-gas industri yang mengandung fluor hydrofluorocarbons (HFC),
perfluorocarbons (PFC) dan sulfur hexafluoride (SF6). Dari berbagai jenis GRK tersebut,
gas metana perlu mendapat perhatian yang serius karena gas ini mempunyai nilai Global
Warming Potensial (GWP) 21, artinya setiap satuan berat gas metana berpotensi
memanaskan bumi 21 kali lebih besar dari satuan berat gas karbon dioksida (IPCC, 2006).
Selain menimbulkan efek pemanasan yang lebih besar, gas metana juga tidak dapat
terserap oleh klorofil tumbuh-tumbuhan sehingga lebih stabil di atmosfer dibanding gas
karbon dioksida yang dapat terserap oleh tumbuhan melalui proses fotosintesa.

• Judul : Iventarisasi Gas Rumah Kaca dan Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian
Penulis : Hermanto
Penerbit : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Kementrian Pertanian)
ISBN : 978-602-9462-05-0
Tahun : 2019
Ditinjau : 1 November 2023
Perubahan iklim terjadi karena proses alam dan/ atau akibat kegiatan manusia
secara terus-menerus yang mengubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan yang
menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global disebabkan oleh peningkatan emisi
gas rumah kaca yang berlangsung dalam jangka waktu lama. GRK adalah gas yang
terkandung dalam atmosfer, baik alami maupun antropogenik, yang menyerap dan
memancarkan kembali radiasi inframerah. GRK utama dari pertanian adalah CO2
(karbondioksida), CH4 (metana), dan N2 O (dinitrogen oksida), CFCs
(chlorofluorocarbon), dll. Inventory atau Inventarisasi GRK adalah kegiatan untuk
memperoleh data dan informasi mengenai tingkat, status, dan kecenderungan perubahan
emisi GRK secara berkala dari berbagai sumber emisi (source) dan penyerapnya (sink),
termasuk simpanan karbon (carbon stock). Emisi GRK adalah lepasnya gas rumah kaca
ke atmosfer pada area tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data Aktivitas adalah besaran
kuantitatif kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat melepaskan dan/atau menyerap
GRK. Faktor Emisi adalah besaran emisi GRK yang dilepaskan ke atmosfer per satuan
aktivitas tertentu.

• Judul : Emisi Gas Rumah Kaca Kota Samarinda


Penulis : Karyati
Penerbit : Mulawarman University
ISBN : 978-623-7480-32-7
Tahun : 2020
Ditinjau : 1 November 2023
Perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global warming)
merupakan masalah lingkungan, ekonomi, dan sosial yang paling menantang di seluruh
dunia dewasa ini. Perubahan iklim merupakan perubahan distribusi pola iklim dunia yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu yang relatif panjang dimana keadaan awal yang stabil
tidak akan kembali lagi ke keadaan semula. Sehubungan dengan kebijakan lingkungan,
perubahan iklim merujuk pada perubahan iklim modern. Suhu global telah meningkat
sebesar 0,3-0,6°C selama 100 tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat 1,0-3,5°C
lebih lanjut pada tahun 2100, disertai dengan perubahan curah hujan, pola badai, serta
frekuensi dan intensitas kekeringan (Santer et al., 1996; Kattenberg et al., 1996).
Pemanasan global, yang erat kaitannya dengan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca
di atmosfer, diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif pada ekosistem bernilai
tinggi, peningkatan intensitas dan frekuensi gelombang panas, dan bencana yang terkait
dengan iklim lainnya termasuk kegagalan panen dan kelangkaan air tawar.
• Jurnal pertama, berjudul “Efek Rumah Kaca Pemicu Pemanasan Global dan Upaya
Penanggulangannya”, ditulis oleh Cut Dhea Ulhaq Mardhatillah, Febi Permata Jingga,
Nita Ramadhani, Reftriasih Vrika, dan Resti Fevria pada tahun 2023, dipublikasikan
dalam website
https://semnas.biologi.fmipa.unp.ac.id/index.php/prosiding/article/view/450,
menunjukkan bahwa “penyebab terjadinya pemanasan global adalah efek rumah kaca
yang merupakan hasil dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui mekanisme efek rumah kaca yang diakibatkan oleh kendaraan
bermotor. Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah efek rumah kaca yang
merupakan hasil dari emisi gas buang kendaraan bermotor penggunaan Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang tidak efisien dan peniadaan atau pengurangan vegetasi termasuk
pembabatan hutan. Efek rumah kaca dapat berdampak kepada rusaknya ekosistem yang
akhirnya akan memutus rantai makanan dan berpengaruh kepada seluruh kehidupan
dimuka bumi. Penghematan penggunaan BBM dan pengelolaan sumber daya hutan
merupakan salah satu tindakan penanggulangan pemanasan global”.

• Pada jurnal kedua, berjudul “Efek Rumah Kaca Terhadap Bumi”, ditulis oleh Riza
Pratama, Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara pada Januari
2019, menjelaskan bahwa “meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan
adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya untuk
menyerap karbondioksida di atmosfir. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya
gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara yang
berupa kepulauan akan mendapat pengaruh yang sangat besar”.

• Selanjutnya jurnal ketiga, berjudul “Analisis Pengaruh Konsentrasi Gas Rumah Kaca
Terhadap Kenaikan Suhu Udara di Kota Pekanbaru dan Kota Padang”, ditulis oleh Aristya
Ardhitama, Yusni Ikhwan Siregar, dan Nofrizal, dipublikasi di
https://jil.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/article/download/4474/4274 pada tahun 2017,
mengatakan bahwa “Aktifitas manusia telah menimbulkan dampak terhadap pemanasan
global dan perubahan iklim di bumi. Perubahan iklim global diakibatkan efek emisi gas-
gas seperti CO2, CH4, N2O, CF4, C2F6. Gas ini yang menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu udara di atmosfer yang kemudian dikenal sebagai Gas Rumah Kaca
(GRK). GRK ini telah menyebabkan bumi kian menjadi panas karena tersekap oleh
kondisi yang dimunculkan oleh emisi gas yang diproduksi oleh bermacam macam
kegiatan seperti kegiatan industri, transportasi dan aktivitas manusia yang lainnya yang
mempergunakan sumber energi fosil (batubara, minyak bumi, gas) serta berkurangnya
kemampuan hutan dalam menyerap CO2 akibat deforestasi. Akibatnya terjadi
peningkatan suhu udara permukaan yang cukup signifikan”.

• Lalu pada jurnal keempat yang berjudul “Potensi Ancaman Gas Rumah Kaca (Grk)
Dalam Transformasi Ekonomi Sektor Pertanian di Kalimantan Timur”, yang ditulis oleh
Priyagus di
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/download/9465/1231, pada
tahun 2021, menjelaskan bahwa “Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan bentuk
pencemaran yang disebabkan oleh adanya bebera jenis gas di atmosfer yang memilki
kemampuan menyerap dan menahan radiasi matahari sehingga menyebabkan suhu di
permukaan bumi meningkat. Menurut konvensi PBB (UNFCCC) ada 6 jenis gas yang
digolongkan sebagai gas rumah kaca yaitu : (CO2), (CH4), (N2O) (HFCs) (PFCs) dan
(SF6) (BPS.2016). Perubahan suhu dan iklim yang kurang terkendali berdampak kurang
menguntungkan terhadap berbagai aktivitas ekonomi dan sosial, seperti : menurunkan
produksi pertanian, melambatnya distrubsi barang dan jasa, bencana alam, epidemi dan
pandemi penyakit merupakan akibat dari adanya emisi GRK. Indonesia menempati urutan
ke 6 dunia dalam kontribusinya terhadap pemanasan globat akibat emisi yang
ditimbulkan, sedangkan Kalimantan Timur menempati urutan ke 6 secara nasional
terhadap emisi GRK di Indonesia setelah provinsi Riau, Kalteng dan Papua serta Kalbar”.

• Selanjutnya pada jurnal kelima, berjudul “Efek Rumah Kaca Dalam Perspektif Global”,
yang ditulis oleh Surtani, yang merupakan Dosen Geografi Universitas Negeri Padang, di
website http://geografi.ppj.unp.ac.id/index.php/geo/article/download/689/310/,
menjelaskan bahwa “Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Efek pemanasan global
yang lain adalah terpengaruhnya pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan. Serta, Asosiasi Energi New Mexico, Amerika Serikat menjelaskankan
bahwa pemanasan global adalah peningkatan suhu atau temperatur rata-rata di permukaan
bumi akibat efek rumah kaca, efek rumah kaca adalah perangkap panas dalam aktivitas
bumi karena obstruksi gas emisi seperti karbon dioksida di atmosfer akibat emisi
kendaraan bermotor, polusi udara dari pabrik atau kebakaran hutan”.

2.2 LANDASAN TEORI

A. Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca merupakan fenomena alami dimana gas-gas tertentu di atmosfer bumi
menyerap serta memancarkan kembali sebagian dari radiasi panas yang telah dipancarkan oleh
permukaan bumi. Gas-gas tersebut bermacam-macam jenis, seperti karbon dioksida (CO2),
metana (CH4), dan uap air (H20), yang bertindak seperti “kaca” yang ada di rumah,
membiarkan cahaya matahari masuk kedalam atmosfer kita dan menghangatkan permukaan
bumi. Akan tetapi, gas-gas ini juga membatasi jumlah panas yang dapat keluar dari atmosfer,
sehingga menyebabkan meningkatnya suhu global.

B. Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Proses terjadinya efek rumah kaca berkaitan dengan daur aliran panas matahari. Jumlah radiasi
matahari kurang lebih mencapai 30% ke atas tanah dan dipantulkan kembali ke angkasa.
Setelah kembali ke angkasa radiasi tersebut akan diserap oleh uap, gas karbon dioksida,
nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer. Di sisi lain, 70% radiasi matahari lainnya
diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam hari, tanah dan badan air relatif lebih hangat
dibandingkan dengan udara di atasnya. Energi yang diserap selanjutnya diradiasikan kembali
ke atmosfer sebagai radiasi inframerah gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian
besar radiasi inframerah ini akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Kendati
demikian, terdapat pula radiasi inframerah yang akan lepas ke luar angkasa. Kedua peristiwa
ini mengakibatkan permukaan bumi berubah menjadi hangat karena adanya molekul uap air,
karbon dioksida, dan semacamnya. Sehingga, efek dari penghangatan ini dikenal sebagai efek
rumah kaca.
C. Dampak Efek Rumah Kaca dan Penyebab Terjadinya Fenomena Tersebut

Berikut merupakan dampak efek rumah kaca dan pemanasan global :

1. Peningkatan Suhu Global : meningkatnya temperatur rata-rata di bumi secara bertahadap


dan menyebabkan perubahan pola cuaca yang ekstrem dan mencairnya es di kutub dan gletser.

2. Kenaikan Permukaan Laut : adanya pemanasan global menyebabkan ekspansi air laut dan
mencairnya es yang bisa menyebabkan ancaman bagi wilayah pesisir.

3. Gangguan Ekosistem : perubahan iklim bisa menyebabkan gangguan bagi ekosistem,


termasuk migrasi hewan, perubahan musim, dan pemusnahan habitat.

4. Gangguan pada Pertanian : berubahnya pola cuaca serta kekeringan ataupun banjir yang
ekstrem dapat mempengaruhi hasil pertanian dan keamanan pangan.

5. Kehilangan Keanekaragaman Hayati : pemanasan global juga dapat menyebabkan


kepunahan spesies yang tidak bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Efek rumah kaca juga memiliki berbagai penyebab terjadinya fenomena tersebut, berikut
adalah berbagai penyebab terjadinya fenomena efek rumah kaca :

1. Pembakaran Bahan Bakar Fosil : Penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak
bumi, dan gas alam untuk keperluan transportasi dan kegiatan industri menghasilkan emisi gas
rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2). Aktivitas ini menyumbang secara signifikan
terhadap peningkatan efek rumah kaca.

2. Deforestasi : Penggundulan hutan secara masif dapat menyebabkan pengurangan dalam


penyerapan karbon dioksida (CO2) oleh tumbuhan. Saat hutan ditebang, emisi karbon yang
sebelumnya tersimpan dalam pohon dan tanah, dilepaskan kembali ke atmosfer sebagai CO2.

3. Pertanian dan Peternakan : Produksi pertanian dan peternakan menyumbang emisi gas rumah
kaca seperti metana (CH4) dari hewan ternak seperti sapi, serta limbah organik, dan nitrogen
oksida (N20) dari penggunaan pupuk.

4. Industri : Kegiatan industri seperti produksi semen, baja, dan bahan kimia dapat
menghasilkan emisi CO2 dan gas-gas rumah kaca lainnya.
5. Penggunaan Freon dan CFC : Penggunaan bahan kimia seperti freon dan klorofluorokarbon
(CFC) dalan pendingin, AC, dan aerosol dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca yang kuat,
seperti hidrofluorokarbon (HFC) dan perfluorokarbon (PFC)

6. Pengelolaan Limbah : Pembuangan limbah padat dan cair yang tidak sesuai standar yang
telah diatur ataupun diolah secara sembarangan dapat menghasilkan gas rumah kaca seperti
metana dari tempat pembuangan sampah.

D. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca

Dalam hal mengurangi efek rumah kaca, kita juga dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan
sehari-hari kita. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang
dapat menyebabkan pemanasan global.

1. Menghemat penggunaan listrik di rumah seperti mematikan alat-alat listrik yang tidak
terpakai.

2. Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.

3. Menggunakan alat transportasi umum.

4. Mengganti tas plastik saat belanja, dengan tas kain/tas daur ulang.

5. Mengurangi penggunaan kertas karena kertas berasal dari pohon yang ditebang.

6. Penanaman pohon.

7. Pengelolaan sampah.

8. Penggunaan tenaga listrik untuk alat transportasi.


BAB 3

PERENCANAAN KAMPANYE

3.1 Pesan Kampanye :


➢ Tagline: Masyarakat Anti Polusi
➢ Slogan: Less Polution More Healthy!
➢ Tema: Anti Polusi
1. Postingan Pertama

Berisi sebuah desain grafik di slide pertama yang menampilkan sebuah ilustrsi dan caption
tahukah kamu tentang polusi udara. Dan di slide ke dua yaitu penjelasan tentang polusi
udara.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu pertama, hari Sabtu, pukul 12:30.

Tentang polusi udara !


Polusi udara adalah terkontaminasinya udara oleh zat yang berbahaya, dan dapat
menyebabkan masalah kesehatan baik bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Bahaya
polusi udara di antaranya dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung, bahkan
meningkatkan risiko gangguan kehamilan pada ibu hamil.
Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang banyak kita temukan di era
modern seperti saat ini. Polusi udara kini tidak hanya mengancam kualitas udara yang kita
hirup, namun juga memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan kita.

2. Postingan Ke Dua
Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background hijau
dengan caption 1O Fakta tentang polusi udara di slide pertama, dan di slide selanjutnya
berisi caption tentang penjelasan dari 10 Fakta tentang polusi udara.
Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu pertama, hari minggu, pukul 12:30.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu pertama, hari Minggu, pukul 12:30.
Tak ada yang bisa lolos dari polusi udara, demikian peringatan PBB pada Hari
Lingkungan Sedunia, dimana sembilan dari 10 orang di planet ini saat ini menghirup
udara yang telah tercemar.
Berikut ini beberapa fakta terhadap dampak polusi udara pada manusia akibat polusi udara
dan kaitannya dengan perubahan iklim:
1. Polusi udara merenggut 800 jiwa setiap jam atau 13 jiwa setiap menit, dimana angka ini
tiga kali lebih besar dibandingkan jumlah orang yang menjadi korban penyakit malaria, TBC,
dan AIDS secara bersama-sama setiap tahun.

2. Beberapa pencemar udara bekontribusi baik terhadap perubahan iklim maupun polusi udara
di tingkat lokal termasuk karbon hitam – yang dihasilkan oleh sistem pembakaran yang tidak
efisien dari sumber-sumber seperti kompor dan mesin diesel – serta methane.
3. Lima sumber utama dari polusi udara adalah
• pembakaran bahan baka fossil di dalam ruang, industri, termasuk penghasil tenaga
listrik seperti pembangkit listrik tenaga batubara dan generator diesel
• alat transportasi, khususnya kendaraan dengan mesin diesel
• pertanian, termasuk peternakan, yang memproduksi methane dan ammonia
• pembakaran limbah terbuka dan limbah organik di tempat-tempat pembuangan
sampah.

4. Polusi udara dalam rumah tangga menyebabkan terjadinya sekitar 3,8 juta kematian dini
setiap tahun, sebagian besar dari tingkat kematian tersebut terjadi di negara-negara
berkembang, dan sekitar 60% dari kematian itu terjadi di kalangan wanita dan anak-anak.

5. 93% anak-anak di seluruh dunia hidup di daerah-daerah dimana polusi udara melebihi
pedoman WHO, dengan 600.000 anak di bawah usia 15 tahun menghadapi kematian akibat
infeksi saluran pernafasan di tahun 2016.

6. Polusi udara bertanggung jawab atas 26% kematian yang dipicu penyakit jantung iskemik,
24% kematian akibat stroke, dan 43% akibat penyakit paru-paru obstruktif kronik, dan 29%
akibat penyakit kanker paru-paru.

7. 97% dari kota-kota dengan penghasilan rendah hingga menengah dengan populasi lebih
dari 100.000 orang tidak memenuhi tingkatan kualitas udara minimum yang dipersyaratkan
oleh
WHO, dan di negara-negara dengan penghasilan tinggi, 29% kota tidak memenuhi pedoman
kualitas WHO.

8. Sekitar 25% dari polusi udara lingkungan perkotaan disebabkan oleh debu-debu halus
akibat lalu-lintas, 20% oleh pembakaran dalam rumah tangga dan 15% oleh aktivitas industri
termasuk aktivitas pembangkit listrik.

9. Menjaga temperatur pemanasan global “jauh di bawah” 2 derajat Celsius

10. Di 15 negara yang paling banyak menhgasilkan gas penyebab pemanasan global, biaya
dari polusi udara terhadap kesehatan umum diperkirakan lebih dari 4% PDB

3. Postingan Ke Tiga

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background jingga
dengan caption berasal darimanakah polusi udara? Di slide 1 dan di slida 2 berisi tentang
penjelasan dari mana polusi udara dengan background berwarna cream dengan elemen
berwarna jingga dan juga sebuah ilustrasi yang menyambung hingga slide 4.
Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke Dua, hari Sabtu, pukul 12:30.

• Industri dan Produksi Energi


Produksi Energi dari pembangkit listrik bertanggung jawab atas emisi sekitar 65% dari total
emisi nasional oksida sulfur, 45% dari total emisi nitrogen oksida nasional, dan 38% dari total
emisi.

• Kendaraan
Transportasi adalah sumber utama polusi udara di pusat kota dan pusat populasi. Polutan
utama yang dipancarkan dari kendaraan dan dari pompa bensin selama pengisian adalah
partikulat, nitrogen oksida, hidrokarbon, karbon monoksida dan senyawa organik yang mudah
menguap. Konsentrasi tinggi polutan udara kendaraan ini terkait dengan peningkatan
morbiditas dan mortalitas pada populasi.

• Pengolahan Limbah
Di tengah krisis energi dan semakin banyaknya limbah, maka pembakaran sampah menjadi
opsi pembuangan dalam beberapa dekade terakhir. Walaupun, sudah ada larangan untuk
melakukan pembakaran sampah karena dari sudut pandang risiko kesehatan dan lingkungan
sangat membahayakan. Aktivitas membakar sampah menjadi lebih berisiko saat musim
kemarau, dapat menginisiasi terjadinya kebakaran.
• Debu
Partikel debu, sering disebut sebagai partikel (PM), di atmosfer muncul dari berbagai sumber.
Baik ukuran dan komposisi kimia bervariasi dengan sifat sumber partikel. Partikel kasar dapat
dianggap sebagai partikel dengan diameter lebih besar dari 2,5 μm (mis. PM10 – 10 μm), dan
partikel halus kurang dari 2,5 μm (PM2.5). Dalam kondisi lembab banyak partikel menarik
uap air dan tumbuh membentuk tetesan kecil. Istilah ‘aerosol‘ sering digunakan untuk partikel
padat dan tetesan yang tersuspensi di udara

4. Postingan Ke Empat

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background berwarna
hijau muda dengan caption FIGHTER CHALLENGE BERHADIAH yukk ikut
berpartisipasi dalam kampanye kita kali ini, di slide 1, sedangkan di slide 2 berisin konten
persyaratan untuk mengikutinya. Tujuan konten kali ini sebagai strategi kami untuk
memperluas audience dengan mengajak audience untuk berpartisipasi dengan menyuruh
audience untuk mengshare.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke dua, hari minggu, pukul 12:30.

Halo sobat sehat, kali ini kami akan mengajak kalian semua untuk ikut berpartisipasi dalam
kampanye kali ini. Caranya gampang banget

• Like dan share akun postingan ini


• Komen postingan ini tentang keluhan atau masukan kamu terhadap polusi udara saat
ini
• Jangan lupa tag juga 2 teman kalian
• Dan yang terakhir jangan lupa untuk gunakan hastag #Fighterchallenge
#PolutionFighter
• 2 orang terpilih masing – masing akan mendapatkan pulsa 25 ribu rupiah

5. Postingan Ke Lima

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background berwarna
hijau beserta ilustrasi dengan caption Standar Kualitas Udara di Indonesia di slide pertama.
Dan di slide ke 2 sampai ke 4 berisi sebuah penjelasan 5 kategori indeks udara di Indonesia
Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke tiga, hari Sabtu, pukul 12:30.
Untuk mengetahui indeks kualitas udara di Indonesia mengacu pada Indeks Standar Pencemar
Udara (ISPU) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Informasi ini memuat
hasil pemantauan mutu udara dari stasiun pemantauan otomatis kontinu.
Menurut KLHK, Indeks Standar Pencemar Udara atau ISPU adalah angka yang tidak
mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu, yang
didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya.

• Kategori Baik (1-50)


Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dengan kategori Baik memiliki rentang nilai 1
sampai 50. Kategori Baik dengan rentang 1-50 artinya tingkat mutu udara yang sangat
baik. Tidak memberikan efek negatif terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan.
Kategori Sedang (51-100)

• Kategori Sedang (51-100)


Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dengan kategori Sedang memiliki rentang nilai
51 sampai 100. Kategori Sedang dengan rentang 51-100 artinya tingkat mutu udara masih
dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan.

• Kategori Tidak Sehat (101-200)


Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dengan kategori Tidak Sehat memiliki rentang
nilai 1 sampai 50. Kategori Baik dengan rentang 101-200 artinya tingkat mutu udara yang
bersifat merugikan pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

• Kategori Sangat Tidak Sehat (201-300)


Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dengan kategori Sangat Tidak Sehat memiliki
rentang nilai 201 sampai 300. Kategori Baik dengan rentang 201-300 artinya tingkat mutu
udara yang dapat meningkatkan risiko kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang
terpapar.

• Kategori Berbahaya (>300)


Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dengan kategori Berbahaya memiliki rentang
nilai lebih dari 300. Kategori Baik dengan rentang >300 artinya tingkat mutu udara yang
dapat merugikan kesehatan serius pada populasi dan perlu penanganan cepat.
6. Postingan Ke Enam

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background berwarna
hijau beserta ilustrasi dengan caption Apakah kamu tahu dampak buruk polusi bagi
tubuh? Di slide pertama, sedangkan di slide ke dua dan ke tiga terdapat infografis dengan
ilustrasi yang menjelaskan tentang dampak buruk polusi bagi tubuh.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke tiga, hari Minggu, pukul 12:30.

Menurut Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan, pada penyakit paru polusi
udara menyumbang 15-30% sehingga penting bagi kita untuk mengetahui berbagai ancaman yang dapat
ditimbulkan akibat polusi udara. Berikut ini merupakan beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari
polusi udara terhadap kesehatan manusia, diantaranya adalah:

• Menimbulkan flek dan memicu serangan asma akibat paparan HC & SOx (Hidrocarbon dan
Sulfur oksida)
• Memicu iritasi dan peradangan pada mata
• Iritasi pada saluran napas akibat banyaknya paparan debu-debu kotor
• Menyebabkan kulit menjadi gatal dan bersisik

7. Postingan Ke Tujuh

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background berwarna
Cream beserta ilustrasi dengan caption Tahukah kamu ? plastic jadi salah satu penyebab
polusi udara di dunia, di slide ke 1. Dan dislide ke dua dan ketiga berisi penjelasan dan fakta
tentang plastic menjadi salah satu polusi udara.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke Empat, hari Sabtu, pukul 12:30.
Darurat polusi plastik: Dampaknya setara perubahan iklim - ‘Udara yang kita hirup
telah mengandung mikroplastik’
Laporan dari Badan Investigasi Lingkungan (EIA) menunjukkan bahwa polusi plastik telah
mencapai tahap darurat global, sehingga dibutuhkan perjanjian PBB yang mengikat untuk
mengatasinya.
EIA berpendapat ancaman polusi plastik hampir setara dengan perubahan
iklim.
Proses pembakaran sampah plastic yang dilakukan secara terbuka akan menyebabkan polusi
udara. Hal tersebut akibat adanya partikel microplastic. Logam brrat misalnya kadium dan timbal
serta bifenil polikrolinasi yang terlepas dan mencemari udara.

8. Postingan Ke Delapan

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background berwarna
hijau muda beserta ilustrasi dengan caption tingkat pertumbuhan plastic di indonesia, di
slide ke 1. Dan dislide ke dua hingga ke empat berisi tentang infografis dengan penjelasan
dan fakta tentang pertumbuhan plastic di Indonesia.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke Empat, hari Minggu, pukul 12:30.

9. Postingan Ke Sembilan

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background berwarna
Cream beserta ilustrasi dengan caption Cara mengatasi polusi udara di dlide ke 1. Lalu di
slide ke 2 sampai ke 4 terdapat infografis berisi ilustrasidan tentang penjelasan cara
mengatasi polusi udara. Dengan konten yang saling menyambung.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke Lima, hari Sabtu, pukul 12:30.
• Menggunakan Kendaraan Ramah Lingkungan
Asap knalpot kendaraan bermotor adalah salah satu penyebab terbesar polusi udara. Apalagi di kota-
kota besar yang dipadati kendaraan setiap hari. Maka dari itu, dianjurkan untuk memilih kendaran yang
ramah lingkungan dengan bahan bakar listrik atau tenaga surya. Bila perlu, Anda bisa menggunakan
sepeda.

• Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor


Kendaraan ramah lingkungan memang masih sulit didapatkan. Sebagai gantinya, kurangi penggunaan
kendaraan bermotor pribadi dan biasakan memakai kendaraan umum. Tidak hanya mengurangi polusi
udara, namun juga mengurangi kemacetan. Jika jarak yang ditempuh lumayan dekat, tidak ada salahnya
berjalan kaki.

• Kurangi Merokok
Meskipun tidak sebesar asap knalpot, asap rokok juga merupakan faktor penyebab pencemaran udara.
Mengurangi rokok sangat penting untuk menjaga kesehatan kita dan orang sekitar kita.

• Jangan membakar sampah


Pembakaran sampah secara terbuka sebenarnya sudah diatur dalam UU no.18 tahun 2008 yang
ditegaskan bahwa masyarakat harus mengelola sampah dengan sistem kumpul-pilah-olah.

• Menanam Pohon
Daripada membakar hutan, lebih baik kita perbanyak menanam pohon. Pepohonan dapat meningkatkan
kualitas udara secara langsung dan tidak langsung.

10. Postingan Ke Sepuluh

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background berwarna
Hijau beserta ilustrasi dengan caption Sadarkah kamu?? Ternyata kebiasaan kita menjadi
penyumbang polusi udara di indonesia lohh di slide ke 1. Lalu di slide ke 2 dan ke 3
terdapat penjelasan berisi ilustrasi dan tentang apa saja kebiasaan kita yang menjadi
penyumbang polusi udara.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke Lima, hari Minggu, pukul 12:30.
• Asap rokok merupakan suatu gas yang menjadi salah satu factor penyebab
pencemaran udara. Asap rokok setidaknya mengandung 85% gas dan 15 % partikel
yang terhirup oleh manusia.
• Menggunkan Kendaraan pribadi, penyebab polusi saat ini yaitu karena 25%
menggunakan kendaraan umum, sedangkan 75% menggunakan kendaraan pribadi.

11. Postingan Ke Sebelas

Berisi sebuah desain grafik yang menampilkan sebuah ilustrasi dengan background berwarna
Hijau muda beserta ilustrasi dengan caption Lakukan kebiasaan ini di rumah untuk dapat
mengurangi polusi udara. di slide ke 1. Lalu di slide ke 2 hingga ke 4 terdapat penjelasan
berisi ilustrasi dan tentang apa saja kebiasaan yang harus kita lakukan di rumah agar
mengurangi polusi udara.

Untuk postingan ini akan kami upload pada minggu Ke enam, hari Sabtu, pukul 12:30.
Lakukan kebiasaan ini dirumah untuk dapat mengurangi polusi udara

• Kurangi menggunakan kendaraan bermotor,


jika tidak terlalu perlu atau ingin berpergian ketempat yang tidak terlalu jauh di
usahakan untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor, walaupun terdengan mudah
mungkin Sebagian dari kalian masih sangat sulit untuk melakukan ini. Tetapi dampak
nya sangat besar loh untuk polusi udara.

• Kurangi merokok
Mungkin untuk kaum laki – laki merokok sudah menjadi hal yang lumrah, bahkan
dengan segala resiko Kesehatan yang di timbulkan, tidak membuat seseorang berhenti
merokok. Tapi satu hal yang harus kalian tahu bahwa rokok juga jadi salah satu
penyumbang dampak polusi udara loh. Jadi mulai sekarang sebisa mungkin untuk
kurangi atau lebih baik tidak merokok yaa teman – teman !!

• Gunakan paper bag atau kantung yang tidak terbuat dari plastic
Mungkin di jaman sekarang sudah mulai berkurang mini market atau supermarket
yang menyediakan kantung plastic untuk belanjaan, namun tetap saja masih ada yang
menyediakan kantung plastik. Karena kita smua sudah tahu kantung plastic juga jadi
salah satu penyumbang dampak polusi udara, jadi muali sekarang dari kesadaran kita
masing – masing untuk mulai membiasakan tidak menggunakan kantung plastic
sebagai tempat belanjaan.

• Menanam tumbuhan dihalaman rumah


Mungkin Sebagian besar banyak yang belum tahu kalo seandainya tumbuhan yang kita
tanam bisa untuk mengurangi polusi udara. Alesanya karena tumbuhan mampu
menyerap partikel-partikel polutan udara seperti debu dan gas-gas berbahaya serta
membantu membersihkan udara di sekitarnya. Melalui proses fotosintesis, pohon
menghasilkan oksigen yang bersih, memperbaiki kualitas udara dan memelihara
keseimbangan oksigen di lingkungan sekitarnya. Jadi jangan malas lagi ya teman –
teman untuk menanam tumbuhan di rumah.

12. Postingan ke 12
- Konsep Visual

Warna : Warna yang digunakan adalah warna terang, yaitu warna biru muda, hijau muda,
jingga, dan. Warna biru muda melambangkan ketenangan, langit yang bersih, air yang tidak
tercemar. Hijau muda melambangkan kesuburan, dan kesehatan. Warna jingga melambangkan
kehangatan dan semangat

Tipografi : Tipografi pada logo memakai fontype Neue Montreal yang memiliki kesan kreatif
dan mengedukasi
Layout : Layout yang digunakan menggunakan konsep flaticon, yang memiliki kesan
minimalis dan design shape yang unik dan mudah diaplikasikan dalam kampanye. Objek logo
bumi dan tangan memiliki arti persuasif yang mengajak kita semua untuk merawat dan
menyayangi bumi kita demi masa depan bumi dan manusia.

Komposisi : Komposisi yang digunakan adalah objek flaticon bumi dan tangan, serta
tipografi “LESS POLUTION MORE HEALTHY”
Konsep visual konten di social media

WARNA

TYPOGRAPHY

Peace sans digunakan untuk headline atau judul sedangkan neue montreal digunakan untuk
paragraph konten

LAYOUT
KOMPOSISI

Komposisi simetri yaitu meletakan titik fokusnya di bagian tengah seperti visual ilustrasi dan juga isi
konten
MOODBOARD
Pertanyaan Untuk Ditanyakan pada Awal dan Akhir Kampanye
- Bagaimana pendapat kamu tentang aksi mengurangi polusi?
- Apakah polusi terbesar terjadi karena kendaraan?
- Dampak terbesar apa yang terjadi akibat polusi yang tinggi?
- Menurutmu dalam beberapa tahun kedepan , apakah udara Indonesia terutama Jakarta
akan terus membaik atau akan semakin memburuk?
- Apa trobosan yang di harapkan dari pemerintah untuk menanggulangi masalah polusi
di Jakarta?

3.2 Strategi dan Taktik Kampanye

- Konsep AISAS
• Attention:
Pada media attention kami memberikan informasi lewat media facebook dan media
secara langsung yang bisa menarik perhatian para target kampanye kami. Media yang
kami pilih berupa postingan sosial media banner.

• Interest:
Setelah mendapatkan perhatian dari target kampanye , kita ada membagikan brosur
infografis kepada peserta kampanye dan juga memberikan kuisioner yang akan di jawab
peserta kampanye. Infografis ini berisikan penjagaan Kesehatan serta pengurangan
terhadap maraknya polusi yang sedang terjadi.

• Search:
Jika target kampanye ingin mengetahui kami lebih dalam, kita akan meng-share sosial
media yang akan kita gunakan yaitu twitter dan juga Instagram.

• Action:
Aksi kampanye ini di lakukan secara webinar yang akan di akan kita bagikan di media
sosial, dan di kampanye tersebut ada menyampaikan cara kita mengurangi polusi ,
pencegahan polusi serta menjaga kesehatan ditengah tengah marak nya polusi.

• Share:
Ketika Webinar berlangsung, kita akan menshare melalui instatory dan juga meminta
para audience melakukan instastory denga menggunakan kata katanya, kata kata terbaik
dan terpilih akan kita berikan reward sebesar 50 ribu rupiah dalam bentu OVO/GOPAY

- Media Masa yang Dipilih


3.3 Waktu Pelaksanaan
A. Timeline Waktu kampanye:
Keterangan Minggu
Pra Kampanye 6 Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Analisis (Wawancara, Referensi Media, Review
Jurnal, Tujuan, Segmentasi Pasar)
Pesan Kampanye, Strategi serta Taktik, dan Waktu
Perancangan Media

Kampanye (4 Minggu)

Pengumpulan data tentang Tema Kampanye


Unggahan dalam seminggu 2 kali di media online
yang terdiri dari Website, Instagram, Youtube, dan
Twitter (X), konten mengandung edukasi terhadap
isu yang dibahas
Pasca Kampanye (2 minggu)
Pengumpulan data tentang tema kampanye
Evaluasi kampanye

B. Rundown Acara:
Waktu Kegiatan Tempat

09.00 – 09.30 Pembukaan dari ketua Via G-MEET


pelaksana
09.30 – 10.00 Sambutan dari narasumber

10.00 – 10.10 Pengisian kuisioner oleh


perserta kampanye
10.10 – 10.50 Pemberian materi dari
(Inti acara) narasumber
10.50 – 11.00 Pengisian kuisioner ke 2

11.00 – 11.15 Sesi tanya jawab

11.15 – 11.30 Penutup

3.4 Sumber Daya:


A. Pelaksana Kampanye :

• Wahyu Indra Saputra (42321110011) – Ketua Pelaksana


• Rahmat Taufik (42320120002) – Anggota
• Malvin Tanuwidjaya (42321110015) – Anggota
• Talia Febiana Hayon (42321110009) – Anggota

B. Narasumber :

C. Target Audience

1. Demografis :

Kampanye yang kami selenggarakan bertujuan kepada semua usia terlbih usia muda atau
remaja seperti di umur 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun, karena merupakan
ketagori pemuda yang ponting dalam pertumbuhan dan perkembangan.

2. Geografis :

Kampanye yang kami selenggrakan untuk semua penduduk di wilayah indonesia supaya
meningkatkan kesadaran masyarakat akan polusi udara di kota masing-masing khususnya
Jakarta.

3. Psikografis :

Pada segmentasi psikografis target audiens kami yaitu semua mayarakat di indonesia yang
memperhatikan terhadap perkembangan polusi udara di Jakarta, sehingga masyarakat makin
sadar akan pentingnya kualitas udara bagis kesehatan dan lainnya.
4. Behaviour :

Pada segmentasi behaviour target audiens kami lebih spesifik yaitu berdasarkan perilaku dalam
penggunaan seperti, saat ini kampanye lebih gampang menjangkau seluruh masyarakat
Indonesia lewat website, media sosial seperti Instagram dan sebagainya. Sehingga kampanye
kami bisa terjangkau unttuk semua usia, semua jenis kelamin semua masyarakat yang peduli
akan bahaya polusi dengan hanya mengakses internet untuk ikut turut serta dalam kampanye
kami.

3.5 Anggaran Kampanye :

No Nama Barang Harga Jumlah Total


1 Honor Narasumber Rp. 250.000 1 Rp. 250.000
2 Biaya Tidak Terduga Rp. 50.000 1 Rp. 50.000
3 Reward Audience Rp. 50.000 3 Rp. 150.000

Total Rp. 450.000

DAFTAR PUSTAKA

http://geografi.ppj.unp.ac.id/index.php/geo/article/download/689/310/

https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/download/9465/1231

https://jil.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/article/download/4474/4274

https://semnas.biologi.fmipa.unp.ac.id/index.php/prosiding/article/view/450
https://news.republika.co.id/berita/s1j0om463/hari-ini-kualitas-udara-jakarta-terburuk-
keenam-di-dunia

https://news.republika.co.id/berita/s0nx7j409/kemenkes-kasus-ispa-meningkat-seiring-
naiknya-kadar-polusi-udara

https://glints.com/id/lowongan/behavioral-segmentation-marketing/

https://asana.com/id/resources/swot-analysis

https://onlinelearning.binus.ac.id/2023/04/14/8-strategi-pengembangan-bisnis/

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230920173550-199-1001597/sempat-membaik-
9-hari-udara-jakarta-kembali-memburuk

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai