Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS ISI MANAJEMEN KRISIS PT.

PERTAMINA TERHADAP
KENAIKAN HARGA BBM DAN PENGGUNAAN APLIKASI MY
PERTAMINA

Dosen Pengampu:
Erlisa Saraswaty, S.KPM.,M.SC

Oleh:
KELOMPOK 8
(INDRALAYA)

Tri Arum Navisa (07031182025004)


D.N. Citra Pradnya Gayatri (07031282025076)
Rendy Pangestu (07031282025058)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan pembuatan proposal penelitian dengan judul “Analisis Isi
Manajemen Krisis PT. Pertamina Terhadap Kenaikan Harga BBM dan Penggunaan
Aplikasi My Pertamina” tepat waktu.

Tujuan penulisan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Riset Public Relation. Selain itu, proposal ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
pembaca dan kami sendiri selaku peneliti, mengenai bagaimana tanggapan masyarakat
terhadap isu kenaikan BBM dan penggunaan aplikasi My Pertamina serta mengetahui fungsi
media dalam menyebarkan informasi tersebut.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Ibu Erlisa
Saraswaty, S.KPM.,M.SC selaku pembimbing mata kuliah Riset Penelitian yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai
bidang yang kami geluti. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penulisan proposal penelitian ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proposal penelitian ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
proposal ini.

Indralaya, September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1...................................................................................................................................................1
Pendahuluan..........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................8
2.1 Landasan Teori..........................................................................................................................8
2.1.1 Hubungan Masyarakat (Public Relations)........................................................................8
2.1.2 Peran Humas.....................................................................................................................10
2.1.3 Manajemen Krisis.............................................................................................................11
2.2 Teori yang Digunakan.............................................................................................................11
2.2.1 Peranan Humas dalam Mengatasi Krisis........................................................................11
2.3 Kerangka Teori........................................................................................................................14
2.4 Kerangka Pemikiran...............................................................................................................15
2.5 Penelitian Terdahulu...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

ii
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan informasi dan komunikasi di era saat ini tidak kalah pentingnya
dengan kebutuhan pangan dan sandang manusia. Informasi menjadi semakin cepat
tersalurkan dengan adanya teknologi internet. Melalui pemberitaan online dan isu-isu
yang menyebar sangat cepat di media sosial membuat masyarakat semakin mudah
mengakses informasi terkini yang diinginkan. Media sosial saat ini merupakan jenis
komunikasi massa yang paling banyak digunakan yang berbasis internet. Kapasitas media
sosial untuk berinteraksi semakin meningkat, terutama karena kemudahan
penggunaannya untuk menyebarkan informasi. Selain itu, fakta bahwa informasi dapat
diakses oleh masyarakat umum di outlet media sosial yang cepat dan aktif membuat
sebagian besar penduduk Indonesia emosional dan bingung tentang masalah yang masih
perlu diselesaikan. Individu dalam populasi massa dapat dengan mudah menyampaikan
berbagai topik, termasuk kegiatan pribadi, kegiatan kelompok, kegiatan bisnis, kegiatan
politik, dan bahkan skandal media sosial saat ini.
Komunikasi massa sendiri didefinisikan secara lebih rinci oleh Gerbner. Menurut
Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based
production and distribution of the most broadly shared continuous flow of the message in
industrial societies”. (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yag kontinyu serta paling luas dimiliki orang
dalam masyarakat industri. Definisi Gerbner menunjukkan bahwa komunikasi massa
menghasilkan produk tertentu yang berbentuk komunikasi pesan-pesan. Produk yang
dimaksud dirilis dan didistribusikan ke khalayak luas secara terus menerus selama jangka
waktu tertentu, seperti sehari, seminggu, atau sebulan. Karena proses pembuatan pesan
tidak dapat dilakukan oleh individu, maka diperlukan juga keterlibatan suatu organisasi
dan teknologi tertentu, yang artinya masyarakat industri akan sering terlibat dalam
komunikasi massa (Ardianto, 2007:3).
PT Pertamina (Persero) Jakarta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
tidak melakukan perdagangan efek di pasar efek sehingga kurangnya informasi harga

1
efek, jumlah efek yang beredar, kapitalisasi pasar, harga tertinggi dan terendah untuk
efek, dan volume surat berharga yang diperdagangkan. Pemerintah Republik Indonesia
memiliki 100% saham PT Pertamina (Persero), dan saham perseroan tidak
diperdagangkan. Sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pertamina
berupaya mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah terkait urusan pertambangan,
minyak dan gas di Indonesia.
Upaya pemerintah untuk memberikan subsidi yang merata kepada masyarakat
khususnya masyarakat menengah ke bawah telah menjadi program yang dicanangkan
sejak dahulu. Upaya tersebut dapat kita lihat misalnya dilakukan pembatasan konsumsi
BBM jenis premium untuk kendaraan roda empat pribadi pada wilayah Jawa-Bali sejak 1
April 2012, hingga kebijakan BBM satu harga yang dilatarbelakangi oleh mahalnya BBM
di beberapa daerah terutama di Indonesia Bagian Timur. Program pemerintah untuk
meratakan subsidi bahan bakar minyak di Indonesia pun terus dilakukan, yang terbaru
saat ini ialah dengan menghadirkan aplikasi My Pertamina dan menaikkan harga BBM.
Langkah PT Pertamina Patra Niagra yang bekerja sama dengan Link aja untuk
menerapkan penggunaan aplikasi My Pertamina sebagai syarat pembelian Bahan Bakar
Minyak bersubsidi menjadi pembahasan yang cukup ramai di tengah masyarakat selama
satu bulan terakhir ini. Aplikasi My Pertamina mulai diberlakukan sejak 1 Juli 2022 bagi
pengendara kendaraan bermotor unuk mengisi BBM dengan jenis Solar dan Pertalite.
Seperti dikutip dari pikiran-rakyat.com aplikasi ini dibuat dengan tujuan supaya
penyaluran BBM yang disubsidi pemerintah menjadi tepat sasaran. Hanya kendaraan
jenis tertentu yang diizinkan membeli BBM jenis Pertaite dan Solar yang bersubsidi,
sedangkan untuk pembeli BBM jenis Pertamax, Pertamax Plus/ Pertamax Turbo, dan
Dexlite mereka tidak perlu menggunakan aplikasi ini.

Tujuan dibuatnya aplikasi My pertamina memanglah baik, aplikasi ini juga bahkan
menawarkan berbagai reward serta point tetapi tetap saja aplikasi ini kurang mendapat
sambutan baik dari masyarakat. Hal ini tampak dari berbagai komentar negative
masyarakat di media sosial, juga hujaman rating dan ulasan negative di aplikasinya
sendiri. Masyarakat mengeluhkan berbagai hal terkait penggunaan aplikasi ini, mulai dari
bahaya menggunakan ponsel di SPBU, tidak semua masyarakat menengah kebawah
mampu mengakses My Pertamina dengan smartphone dan internet, serta mereka
mengeluhkan adanya aplikasi ini justru memperlambat proses pengisian BBM.

2
Meski sudah berjalan lebih dari satu bulan sejak pertama diberlakukannya langkah
digitalisasi penyaluran BBM bersubsidi dari PT Pertamina Patra Niagra, sayangnya
Pemerintah hingga saat ini masih belum merampungkan revisi Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual
Eceran Bahan Bakar Minyak yang seharusnya menjadi payung hukum pembatasan
penjualan BBM subsidi. Ketidakjelasan hukum yang mengatur ini juga semakin
memperpanas respon negative dari masyarakat. Menurut Survei Litbang Kompas yang
dikutip dataindonesia.id sebanyak 82,6 % responden tidak setuju jika pembelian BBM
subsidi harus mendaftar lewat My Pertamina. Hanya 16,1% yang menyatakan setuju dan
1,3% lainnya menjawab tidak tahu. Mayoritas responden (18,1 %) menyatakan mereka
tidak yakin bahwa kebijakan ini akan menjamin BBM bersubsidi menjadi tepat sasaran.

Kemudian pada Sabtu 3 September 2022 Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi),
Pertalite, Solar, dan Pertamax akan menaikkan inflasi sekitar 1,8% berdasarkan
perhitungan harga BBM pemerintah. Jokowi sadar bahwa inflasi merupakan masalah
besar di setiap negara. Karena itu, Jokowi meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah
tidak akan mundur dan berjanji untuk terus melakukan intervensi baik secara lokal
maupun nasional untuk memerangi Inflasi. Jokowi menyatakan, jumlah anggaran subsidi
dan kompensasi untuk tahun 2022 sudah meningkat tiga kali lipat.

Membengkaknya anggaran subsidi dan kompensasi ini, sayangnya tidak dibersamai


dengan sasaran subsidi yang tepat. Karena lebih dari 70 persen subsidi BBM justru
dinikmati oleh kalangan masyarakat mampu yang memiliki mobil sehingga pemerintah
merasa subsidi yang diberikan tidak tepat sasaran. Padahal, uang negara harus
diprioritaskan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu,
namun saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit yaitu
mengalihkan subsidi BBM.

Belum selesai dengan satu isu, masyarakat dibuat kembali mempertanyakan alasan
kenaikan BBM bersubsidi ditengah harga minyak mentah yang sedang turun. Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi persnya (3/9/22) dikutip
dari Kompas.com menjelaskan, meskipun harga minyak mentah mengalami penurunan,
rata-rata harga acuan minyak mentah nasional atau ICP relative masih tinggi. Bahkan,
jika harga ICP turun hingga ke level 90 dollar AS per barrel, rata-rata harga tahunan ICP
masih berada pada kisaran 98,8 dollar AS per barrel. “Atau kalaupun harga minyak turun

3
sampai di bawah 90 dollar AS (per barrel), maka keseluruhan tahun rata-rata ICP masih
di 97 dollar AS per barrel,” ujarnya. Pada intinya adalah kenaikan BBM bersubsidi ini
adalah untuk menekan subsidi energi pemerintah yang saat ini membengkak hingga Rp
650 triliun dari yang ditetapkan dalam APBN tahun ini mencapai 502,4 triliun.

Akhirnya dengan segala pertimbangan, pemerintah memutuskan untuk menaikkan


harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, solar subsidi dari
Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi
Rp14.500 per liter yang berlaku pada Sabtu 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Adapun alasan lain dari kenaikan BBM dapat dilihat dari 3 hal, yaitu:

1. Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia Cenderung Tinggi


Pertamina telah menaikkan harga BBM komersial, yaitu Pertamax Turbo (RON
98), Dexlite, dan Pertamina Dex. Merujuk pernyataan Corporate Secretary Pertamina,
Patra Niaga Irto Ginting, kenaikan harga ini disebabkan oleh harga rata-rata minyak
mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) yang masih tinggi. Berdasarkan
catatan Pertamina, harga rata-rata ICP per Juli 2022 berada di kisaran $ 106,73 per
barel atau lebih tinggi 24 persen daripada bulan Januari 2022. 
2. Tensi Global dan Negara Produsen
Sekitar setengah dari pasokan minyak dunia terletak di Timur Tengah dan
tersebar di antara 5 negara, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, Kuwait, dan
Qatar. Ketegangan geopolitik di negara-negara ini terus tinggi, menyebabkan pelaku
pasar memprediksi bahwa suplai minyak berkurang dan harga minyak akan naik
secara global.
3. Bengkaknya Anggaran Subsidi
Kenaikan harga BBM juga dipengaruhi oleh faktor internal, dimana pemerintah
harus membayarkan hingga Rp 502 triliun untuk memberikan subsidi BBM dan
kompensasi energi bagi masyarakat. Padahal, jumlah utang ini dapat diminimalkan
dan dioptimalkan untuk proyek-proyek di bidang lain, seperti pendidikan, perawatan
kesehatan, dan infrastruktur.

Dampak dari kenaikan BBM tersebut, yaitu:

1. Inflasi yang akan meningkat pada akhir tahun ini. Bahkan, peningkatan inflasi tidak
akan berhenti sampai setidaknya paruh pertama tahun 2023.

4
2. Inflasi umum dan inflasi inti akan melampaui batas atas perkiraan Bank Indonesia
(BI). Sehingga ini akan mendorong BI untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar
maksimal 100 basis poin (bps) ke 4,75% pada sisa tahun 2022.
3. Kenaikan BBM juga akan berdampak pada kenaikan harga berbagai bahan pangan
dan kebutuhan masyarakat lainnya.
4.  Kenaikan tarif angkutan darat yang dapat naik bervariasi antara 5% sampai 15%
tergantung dengan jenis angkutannya.

Kenaikan BBM tersebut tentunya bukan hanya berimbas kepada pengguna


kendaraan bermotor, supir dan pengguna angkutan umum, namun kepada hampir seluruh
masyarakat Indonesia terutama masyarakat dari kalangan menengah kebawah karena
kenaikan BBM tersebut dapat menyebabkan inflasi serta naiknya harga pangan dan
kebutuhan lainnya.

Oleh karena itu, respon dari masyarakat tentunya tidaklah baik. Sebagian besar
masyarakat justru menolak dan melakukan aksi demonstrasi untuk menolak kenaikan
BBM tersebut. Aksi demonstrasi tersebut dilakukan oleh buruh, pedagang, Organisasi
Angkutan Darat (Organda), Asosiasi Ojek Online, hingga mahasiswa di berbagai daerah.

Adapun tuntutan dari para demonstran tersebut, antara lain:

1. Tolak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak.


2. Tolak Undang-Undang 11/2020 tentang Cipta Kerja.
3. Upah Minimum Kabupaten/Kota/UMK 2023 dinaikkan 10-13%.

Manajemen krisis dapat diartikan sebagai manajemen pengelolaan, penanggulangan


atau pengendalian krisis hingga pemulihan citra perusahaan. Fearn banks mendefinisikan
krisis sebagai suatu kejadian penting dengan hasil akhir cenderung negatif yang berdampak
baik terhadapsebuah organisasi, perusahaan atau industri, maupun terhadap publik, produk,
servis atau reputasinya. Secara umum, krisis mengganggu transaksi bisnis reguler dan
kadang-kadang mengekspos ketidakstabilan pribadi atau organisasi. Jika setiap departemen
dalam organisasi sudah terlibat dalam penanganan krisis, maka krisis akan lebih mudah
dicegah, dikendalikan dan dikelola.

Tingkat kepercayaan masyarakat cukup penting karena hal ini akan menyangkut
masalah citra dari pemerintah itu sendiri, apabila citra pemerintah buruk, maka masyarakat
akan kurang percaya terhadap semua janji ataupun program yang akan diberikan oleh

5
pemerintah kepada masyarakat. Namun jika citra pemerintah baik maka masyarakat akan
percaya dengan semua program yang akan dilakukan oleh pemerintah terkait kenaikan harga
BBM dan penggunaan aplikasi My Pertamina.

Secara umum, peran humas adalah sebagai komunikator atau penghubung antara
organisasi atau lembaga yang telah diwakilkan oleh publiknya. Membangun hubungan
memerlukan komitmen untuk menciptakan ikatan yang kuat dan menguntungkan dengan
sektor publik. Back Up Management, juga dikenal sebagai pendukung dalam fungsi
organisasi atau manajemen bisnis. Public relations memiliki peran dalam meningkatkan citra
perusahaan perusahaan secara konsisten seperti mempromosikan brand-nya kepada organisasi
atau perusahaan secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakan manajemen krisis yang dilakukan oleh Public Relations PT Pertamina
terhadap kenaikan harga BBM dan penggunaan aplikasi My Pertamina?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen krisis yang dilakukan
oleh Public Relations PT Pertamina terhadap kenaikan harga BBM dan penggunaan aplikasi
My Pertamina

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini secara teori dapat memperkaya wawasan terkait manajamen
krisis dan pemeliharaan citra organisasi
b. Memberikan sumbangan pemikiran untuk instansi yang ingin mengetahui
permasalahan tentang peranan humas
c. Sebagai kebijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai peranan humas.
b. Bagi sarjana dan calon sarjana ilmu komunikasi
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara humas
dalam menghadapi suatu krisis.
c. Bagi masyarakat

6
Mendapatkan sumber informasi yang jelas terkait informasi kenaikan harga BBM
dan penggunaan aplikasi My Pertamina

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Hubungan Masyarakat (Public Relations)


Aktivitas sehari-hari Hubungan Masyarkat atau Public Relations adalah
menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan
atau suatu lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk saling menciptakan pengertian
dan dukungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik itu dalam hal kebijakan, kegiatan
produksi, barang atau pelayanan jasa dan lain sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau
citra positif bagi lembaga bersangkutan.

Berdasarkan (British) Institude of Public Relations (IPR) terdapat Sembilan konsep dan
pengertian humas: “Humas adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan
saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya” (Jefkins Daniel Yadin
2002 : 9) J. C. Seidel menyatakan humas adalah proses yang kontinue dari usaha-usaha
manajeman untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggan, pegawainya dan
publik umumnya ke dalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap
diri sendiri, ke luar dengan menyampaikan pernyataan-pernyataan. Selain itu humas juga
berfungsi untuk menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu
perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi.
Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan Good Will (kemauan baik)
publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (alat untuk menciptakan kerja
sama berdasarkan hubungan baik dengan publik).

(Cutlip, Center dan Broom, 2009:4) menyatakan bahwa, Public Relations adalah fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara
seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu
program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik. “The Statement of Mexico”
mendefinisikan Public Relations sebagai seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk
menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensi, menasihati para

8
pemimpin organisasi, dan melaksanakan program-program yang berencana mengenai
kegiatan-kegiatan yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.
Menurut Kasali (1994:7), Public Relations adalah fungsi manajemen yang melakukan
evaluasi terhadap sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
seseorang/sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan
programprogram komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik.
Menurut Denny Griswold yang dikutip oleh Nova (2009:33), Hubungan Masyarakat adalah
fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mempelajari kebijakan dan prosedur
individual atau organisasi sesuai dengan kepentingan publik, dan menjalankan program untuk
mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.

Fungsi Humas

Menurut Onong Uchjana Effendy (Rosady Ruslan, 2002: 9), ada empat fungsi dari media
relations yaitu:

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam menciptakan tujaun dari organisasi.


public relations memiliki tangguung jawab untuk kegiatan organiasi demi mencapai
tujuan yang diinginkan dari suatu perusahaan/oganisasi.
b. Membina suatu hubungan yang harmonis antara suatu organiasi dengan public baik
public ekternal maupun internal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik dengan
menyebarluaskan suatu informasi dari organisasi kepada public.
d. Melayani pubik dan menasehati pimpinan organisasi untuk kepetingan umum.

Tujuan Humas

Menurut Rosady Ruslan (2002 : 246) Dalam menjalankan perannya, seorang Humas
memiliki tujuan, yaitu:

1. Menumbuh kembangkan sebuah citra dari perusaha yang positif untuk publik
eksternal atau masyarakat dan konsumen
2. Mendorong terciptanya sikap saling pengertian antara public sasaran dengan
perusahaan.
3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations.
4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.

9
5. Mendukung bauran pemasaran.

Dari sumber internal atau eksternal, dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat
adalah proses menumbuhkan kepercayaan antara publik dan perusahaan, mengembangkan
citra positif baik kepada pihak ekternal ataupun internal, menciptakan merek dan
menumbuhkan retorika terkait pemasaran.

2.1.2 Peran Humas


Ada beberapa peran dari seorang public relations menurut Rosady Ruslan (2002:10)
yaitu

1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili
dengan publiknya.public relations berperan dalam perwakilan perusahan dalam
melakukan komunikasi dengan publik baik internal maupun eksternal.
2. Membina relationship, yaitu berupaya untuk menjalin dan membina hubungan yang
posited dan saling menguntungkan denagn pihak publiknya. Bukan anya itu public
relations juga berperan dalam melakuakn pendekatan yang baik kepada publik.
3. Peranaan back up management, yaitu dijadikan sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau sautu perusahaan. Dalam pendukung suatu organsiasi harus
selalu sigap dalam menjalankan tugas dari atasannya.
4. Membentik corporate image, yaitu public relations berupaya menciptakan citra yang
baik abgi organisasi atau lembaganya.

Dalam hal ini seorang public relations juga memiliki peran pentingutnuk menjaga,
mempertahankan dan menciptakan citra yang positif bagi perusahaannya dimata publik.
Menurut Danandjaja (2011: 65) peran public relations dalam suatu organisasi yaitu:

1. Mempersiapkan temu pers


public relations memiliki tugas untuk mengatur dan mempersiapkan ajdwal pertemuan
dengan awak media.
2. Menerbitkan laporan tahunan.
Public Relations memiliki tugas untuk menerbitkan sebuah laporan tahunan anggaran
yang telah terpakai.
3. Mempersiapkan wawancara pers.

10
public relations bertugas mempersiapkan segala sesautu yang akan diperlukan dalam
wawancara pers.
4. Menyusun dan merancang naskah pidato utnuk pemimpin.
public relations memiliki tugas untuk membuat sebuah naskah pidato sesuai dengan
tema acara yang akan dipidatokan oleh atasan/pimpinan.
5. Mempersiapkan presentasi bagi pimpinan puncak.
public relations memiliki tugas untuk mempersiapkan segala keperluan presentasu
seperti slide power point dan turut menyusun dengan baik kata-kata didalam slide.
6. Menerbitkan brosur atau company profile.
public relations memiliki tugas untuk membagikan brosur kepada sales dan house
keeping untuk kemudian dibagaikan ke kamar tamu.
7. Memperispkan jamuan makan malam (charity dinner)
public relations memiliki tugas untuk pemilihan menu yang akan disediakan dalam
jamuan makan malam.

2.1.3 Manajemen Krisis


Manajemen krisis (crisis management) dapat juga dikatakan sebagai upaya organisasi
untuk mengatasi krisis. Devlin (2007:1) mengatakan “crisis management is special
measures taken to solve problems caused by a crisis.” Istilah ‘solve’ pada definisi di atas
dapat diartikan bahwa upaya mengatasi krisis pada dasarnya merupakan proses (step by step)
dan melalui rangkaian aktivitas. Pada tahap awal, organisasi mesti membatasi persoalan atau
area krisis untuk meminimalkan efek kerusakan bagi organisasi. Tujuan dari manajemen
krisis adalah untuk menghentikan dampak negatif dari suatu peristiwa melalui upaya
persiapan dan penerapan beberapa strategi dan taktik. Di sinilah peran Public relations.
Menurut Gary Kreps (1990), manajemen krisis merupakan sebuah proses yang
menggunakan aktivitas Public relations untuk mengatasi akibat negatif, misalnya kerusakan
– kerusakan yang dialami organisasi. Burnett (1998) dan Shelley Wigley & Weiwu Zhang
(2011) dalam risetnya menyimpulkan bahwa manajemen krisis, termasuk komunikasi dalam
situasi krisis, kebanyakan sering menjadi tanggung jawab Public relations. Coombs (2007)
menyebut Public relations sebagai manajer krisis. Dapat disimpulkan bahwa seharusnya
Public relations diberikan posisi yang memungkinkan berperan dalam proses merumuskan
dan mengimplementasikan strategi mengatasi krisis.

11
2.2 Teori yang Digunakan
Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan diatas, peneliti memutuskan untuk
menggunakan salah satu teori yaitu :

2.2.1 Peranan Humas dalam Mengatasi Krisis

Untuk mengatasi krisis ada yang disebut preventive public relations yakni usaha untuk
mengantisipasinya, melakukan perencanaan menangani krisis dengan membuat rencana aksi
yang dapat dilakukan dalam waktu cepat dan efektif. Dalam hal ini jika terjadi krisis ada dua
hal yang harus dilakukan yaitu: (1) menghubungi pejabat pemerintah yang bersangkutan
karena mereka dapat membantu; (2) menghubungi wartawan atau media karena mereka
mampu menyiarkannya pada publik.

Menurut Steven Fink (Kasali, 1994), Tahapan krisis atau dikenal dengan anatomi krisis
yang dibagi atas empat tahap. Tahap-tahap tersebut saling berhubungan dan membentuk
siklus. Lamanya masing-masing tahap tersebut tergantung pada sejumlah variabel, seperti
bahaya, usia perusahaan, kondisi perusahaan, ketrampilan para manajer dan komunikasi di
dalam perusahaan itu sendiri.

Menurut Philip Lesly dalam bukunya “Everything You Wanted To Know About Public
Relations”, sumber krisis antara lain: bencana alam, kondisi darurat, rumor yang jelek tentang
institusi atau produk perusahaan serta kasus khusus seperti boikot dari aktivis atau penculikan
eksekutif perusahaan. Krisis dapat digolongkan antara lain: (1) kecelakaan kerja, (2) masalah
lingkungan, (3) masalah tenaga kerja, (4) masalah produk, (5) masalah dengan investor, (6)
desas-desus, (7) peraturan pemerintah, serta (8) terorisme. Biasanya krisis timbul apabila
kesejahteraan terganggu atau telah terjadi pergeseran kecenderungan perhatian masyakarat
dari masalah politik ke arah ekonomi dan perbaikan kualitas hidup. Masalah yang
mengganggu kesejahteraan akan menjadi masalah sangat sensitif yang akhirnya timbul ke
permukaan menjadi krisis.

Mereka yang harus duduk dalam tim krisis adalah orang yang dapat mewakili
kepentingannya, diantaranya: (1) hukum, ia harus diwakili karena akan sangat banyak
melibatkan kepentingan hukum; (2) pimpinan tertinggi, mereka harus mengambil keputusan
dengan cepat; (3) pejabat humas, karena humas harus mampu menggalang dan mengawasi
liputan semasa dan sesudah krisis untuk mengembalikan citra institusi; (4) personal industrial
relations, mereka diperlukan karena setiap krisis akan melibatkan tenaga kerja.

12
Selain keempat poin di atas, berikutnya adalah: (5) employee communications,
seringkali dalam krisis tindakan yang diambil hanya pengamanan siaran pada
masyarakat,siaran pada karyawan jangan dilupakan karena dapat menjadi bumerang; (6)
petugas keamanan, merekalah yang berhubungan dengan aparat keamanan untuk menjaga
kepentingan penyelesaian krisis; (7) kegiatan teknis, diperlukan bila menyangkut adanya
benda-benda beracun dan berbahaya; (8) kesehatan, diperlukan untuk menolong korban yang
ada; (9) juru potret, diperlukan untuk mengambil gambar baik untuk pelajaran menghadapi
krisis maupun untuk kepentingan hukum dan pembelaan; (10) kontak dengan media, perlu
ditunjuk seorang juru bicara agar seluruh keterangan yang ada datang dari satu sumber untuk
mencegah kesimpangsiuran.

Mengingat hal tersebut, dapat dikatakan bahwa humas berfungsi sebagai fungsi
manajemen strategis karena memiliki keunggulan kritis dalam mengelola krisis saat ini, yang
berpotensi merusak institusi. Hubungan pers (press relations), hubungan pemerintah
(government relations), hubungan pemimpin opini (opinion leader relations), dan hubungan
dagang (trade leaders) merupakan empat bidang strategis yang perlu dikembangkan dalam
rangka melancarkan peran tersebut di atas. Semua hal berikut harus dilakukan untuk
menghadapi krisis: menemukan dan mengumpulkan data; menyusun informasi yang relevan;
pilih yang handal; memberikan informasi yang menyeluruh dan akurat dalam keterangan;
mendokumentasikan peristiwa-peristiwa penting; memperbarui data saat mereka berubah;
dan memenuhi permintaan kehadiran konferensi pers.

Dalam mengatasi krisis, hal yang dianjurkan untuk tidak dilakukan adalah: (1) jangan
berkata “no comment” kepada pers karena hal itu akan memancing spekulasi atau praduga;
(2) jangan membesar-besarkan keadaan; (3) jangan menyatakan “off the record”; (4) jangan
menyimpang dari kebijakan institusi.

Krisis dalam kacamata humas tidak selalu disamakan dengan ancaman. Krisis, baik
yang disebabkan oleh faktor internal seperti konflik karyawan, konflik manajerial, perubahan
kebijakan pemerintah, atau konflik politik elit, seringkali memberikan kesempatan untuk
membangun citra lebih cepat. Tentu saja, itu hanya tergantung pada bagaimana krisis yang
dimaksud ditangani, serta pada bagaimana hal itu mungkin telah diprediksi sejak awal.

Sebagai hasil dari hubungan antara krisis dan sistem manajemen krisis, manusia harus
waspada dalam pendekatan mereka untuk mengelola krisis. Sebagai hasil dari fakta bahwa
satu-satunya pekerjaan yang sedang dilakukan adalah memberikan informasi kepada media

13
umum, ini adalah sistem yang sering terjadi secara tidak efisien. Sebaliknya, tokoh-tokoh
kunci yang terletak di tingkat atas manajemen, terutama di posisi prima, sering menggunakan
sumber daya mereka untuk mengatasi masalah internal sebelum menerima dukungan dari
staf. Tokoh-tokoh kunci yang berada pada tingkat manajemen, terutama direksi utama, sering
kali memilih untuk menyelesaikan masalah internal tetapi kemudian menutup diri dari para
wartawan.

Padahal pada kenyataanya, saat krisis satu-satunya informasi yang tersedia dari
wartawan adalah berita terkini dan akurat, mereka membutuhkan pernyataan jarak jauh dari
pihak berwenang, dan humas hanya ditunjuk sebagai penghubung. Tampaknya tidak mungkin
untuk melihat seorang humas melakukan hal seperti itu dan menggunakan informasi yang
dihasilkan oleh manajemen secara mentah. Koordinasi krisis yang lemah dari humas dan
manajerial, seperti yang ditunjukkan di atas, biasanya yang menyebabkan masyarakat umum
mencari informasi dari organisasi lain. Citra menjadi kian merosot sementara informasi
kendali menjadi ada di pihak lain.

2.3 Kerangka Teori


Mengingat bahwa krisis dapat berdampak negatif pada suatu perusahaan, hubungan
masyarakat berpotensi menjadi alat penting dalam mengelola krisis, yang menunjukkan
bahwa fungsinya sebagai manajemen strategis. Posisi dalam divisi atau cabang humas harus
dijalankan secara baik, posisi divisi/bidang humas harus berada langsung dibawah pimpinan
puncak agar fungsi strategis dapat dijalankan dengan sukses. Alhasil, divisi humas memiliki
tanggung jawab besar yang memungkinkan fungsi tersebut dapat dijalankan dengan sukses
dan efektif.

Untuk meluncurkan peranan ini, praktisi humas harus membuat rencana strategis jangka
panjang yang meliputi Hubungan Pers (Press relations), Hubungan Pemerintah (Government
relations), Hubungan dengan pemuka pendapat (Opinion leader relations), dan Hubungan
Dagang (Trade leaders).

Adapun hal-hal yang dilakukan public relations dalam menangani krisis adalah :

Langkah seorang humas dalam menangani suatu krisis salah satunya dengan
meramalkan terlebih dahulu apa yang biasanya akan terjadi. Menurut Steven Fink, ada 4
tahap yang dilakukan humas dalam meramalkan suatu krisis :

14
1. Tahap Prodromal, pada tahap ini krisis sudah mulai muncul. Tahap ini sering disebut
sebagai warning stage, karena ia memberi tanda bahaya mengenai masalah yang harus
segera diatasi.
2. Tahap akut, merupakan tahap dimana persoalan mulai muncul ke permukaan. Tahap ini
biasanya terjadi akibat kelengahan manajemen untuk menanggapi tahap prodromal.
3. Tahap Kronik, tahap ini disebut sebagai tahap recovery atau self analisis, karena pada
tahap ini merupakaan saat untuk pemulihan citra. Pada tahap ini krisis telah berlalu dan
yang tersisa hanyalah puing-puing masalah akibat krisis.
4. Tahap Resolusi, merupakan tahap terakhir dimana krisis sudah berlalu. Di tahap ini
manajemen harus memulihkan kekuatan agar seperti sediakala hingga mampu melanjutkan
aktivitas sebelumnya dengan normal Kembali.

2.4 Kerangka Pemikiran

Public relations

Manajemen Krisis

Langkah mengelola krisis

Meramalkan tahapan krisis

15
Tahap
Prodromal Tahap Akut Tahap Kronik Tahap Resolusi

Upaya Upaya
pencegahan Antisipasi/Pencegahan
krisis lebih Upaya pengendalian krisis
lanjut
a. Identifikasi penyebab krisis
b. Resolusi krisis
c. Strategi pemulihan

2.5 Penelitian Terdahulu


No. Identitas Keterangan
Nama Ita Suryani dan Asriyani Sagiyanto
Peneliti
Judul Strategi Manajemen Krisis Public Relations PT Blue Bird
Penelitian Group
Asal Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
Universitas
Identitas Jurnal Communication Vol. 9 No.1
Jurnal
Tahun 2018
Penelitian
Metode Kualitatif
1. Penelitian
Hasil Dalam mengatasi krisis yang terjadi pada PT Blue Bird Group,
Penelitian strategi yang dilakukan oleh Public Relations yaitu dengan
membuat program kampanye “reimagining Blue Bird” dengan
tema “Berbenah Untuk Berubah” yang disuarakan melalui
YouTube. Program Kampanye “Berbenah untuk Berubah” PT
Blue Bird Group Tbk, yang diunggah melalui YouTube, dapat
dikatakan berhasil karena telah membuat persepsi atau opini
yang positif pada publik bahwa taksi Blue Bird mengakui
mereka lamban menerima perkembangan zaman dan ingin
melakukan perubahan dengan cara berbenah diri dalam
mengikuti perkembangan zaman, sehingga menimbulkan suatu
sikap dan citra yang positif di benak publik.
2. Nama Amarilia Shinta dan K. Y. S. Putri
Peneliti
Judul Manajemen Krisis Public Relationspt Hero Supermarket Pada

16
Penelitian Penutupan Gerai Giant Indonesia
Asal Universitas Teuku Umar
Universitas
Identitas Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.8 No.1
Jurnal
Tahun 2022
Penelitian
Metode Kualitatif
Penelitian
Hasil Penelitian ini menggambarkan bahwa perusahaan HERO Group
Penelitian mengalami kerugian yang cukup signifikan dan mau tidak mau
perusahaan harus menutup seluruh gerai Giant dan serta
mengambil kebijakan untuk memPHK karyawan Giant.
Tutupnya Giant diungkap oleh Indah Anggoro Putri selaku
Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Kemnaker yakni disebabkan oleh persaingan
bisnis yang ketat, pandemi Covid-19 yang membatasi gerak
masyarakat, dan potensi pertumbuhan lebih banyak ke merek
lain. Dalam menulis penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan didalamnya, baik dari segi teori maupun teknik
pengumpulan data.
Nama Pebri Yanti Pratiwi dan Ayu Rahma Haninda
Peneliti
Judul Strategi Manajemen Krisis Public Relations Dalam
Penelitian Mengembalikan Kepercayaan Karyawan
Asal STIKOM InterStudi Jakarta
Universitas
Identitas Inter Script: Journal of Creative Communication Vol. 23, No. 1.
Jurnal
3.
Tahun 2021
Penelitian
Metode Kualitatif
Penelitian
Hasil Penelitian ini menggambarkan bahwa perusahaan HERO Group
Penelitian mengalami kerugian yang cukup signifikan dan mau tidak mau
perusahaan harus menutup seluruh gerai Giant dan serta
mengambil kebijakan untuk memPHK karyawan Giant.
4. Nama Muhammad Harun Ar Rasyid dan Wulan Tri Gartanti
Peneliti
Judul Manajemen Krisis Humas Saung Angklung Udjo
Penelitian
Asal Universitas Islam Bandung
Universitas
Identitas Bandung Conference Series: Public Relations
Jurnal
Tahun 2022
Penelitian
Metode Kualitatif
Penelitian

17
Hasil Manajemen krisis di Saung Angklung Udjo ini melihat secara
Penelitian kondisi objektif keseluruhan dengan keadaan dalam atau luar
perusahaan seperti apa, maka kehidupan perusahaan akan harus
dan terus jalan, yang pasti dengan segudang pembelajaran akan
hal yang sudah pernah terjadi sebelumnya, dan pembaruan yang
terus mengalami kemajuan secara signifikan bagi perusahaan.
Nama Sarah Tazkiyatun Nufus Adha dan Muhammad Al Assad
Peneliti Rohimakumullah
Judul Peran Humas dalam Menangani Krisis Citra Sistem OSS di
Penelitian Kementerian Investasi Indonesia
Asal Universitas Telkom Bandung
Universitas
Identitas Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial
Jurnal Humaniora Vol. 5 No.1
Tahun 2022
Penelitian
Metode Kualitatif
Penelitian
5. Hasil Pada upaya strategi humas dalam menangani krisis citra OSS di
Penelitian Kementerian Investasi khusus nya media sosial Instagram
@bkpm_id , tim humas Kementerian Investasi/BKPM memiliki
strategi dan tujuan yang ditujukan untuk menjaga citra baik
instansi. Pemantauan yang dilakukan tim humas khususnya pada
Instagram @bkpm_id memiliki strategi yang terbilang cukup
umum dilakukan oleh kebanyakan humas lainnya. Dalam
Instagram @bkpm_id dilakukan banyak sesi tanya jawab
melalui kolom komentar dan juga tim humas mengarahkan para
pengguna untuk menghubungi customer service untuk sesi tanya
jawab lebih lanjut. Customer service ini juga merupakan bagian
dari tim humas yang berfungsi menangani berbagai keluhan dan
pertanyaan dari pengguna.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adha, S. T., & Rohimakumullah, M. A. (2022). Peran Humas dalam menangani krisis citra sistem OSS
di Kementrian Investasi Indonesia. Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial
Humaniora, Vol.5 No.1.

Ardianto, E. (2010). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.

Danandjaja. (2011). Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Iriantara, Y. (2004). Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jefkins, F. (2018). Public Relations (Vol. Edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kriyantono, R. (2015). Public Relations, Issue & Crisis Management: Pendekatan Critical Pubic
Relations, Etnografi Kritis & Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Pratiwi, P. Y., & Haninda, A. R. (2021). Strategi manajemen krisis public relations dalam
mengembangkan kepercayaan karyawan. Inter Script: Journal of Creative Communication,
Vol.23 No.1.

Rasyid, M. H., & Gartanti, W. T. (2022). Manajemen krisis humas saung angklung udjo. Bandung
Conference Series: Public Relations.

19
Shinta, A., & Putri, K. (2022). Manajemen krisis public relations hero supermarket pada penutupan
gerai giant indonesia. Jurnal ilmu komunikasi, Vol.8 No.1.

Suryani, I., & Sagiyanto, A. (2018). Strategi manajemen krisis public relations PT Blue Bird Group.
Jurnal communication, Vol.9 No.1.

20

Anda mungkin juga menyukai