Anda di halaman 1dari 12

STUDI KASUS IMPLEMENTASI KONSEP DIGITAL MEDIA DAN

JURNALIS DIGITAL DI NET.


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Multimedia
Dosen Pengampu : Anna Fitria, ST., MMSI.

Oleh :
Kesya Lani Sabila
(10822515)

Fakultas Ilmu Komunikasi


Universitas Gunadarma
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Metode
Penelitian Studi Kasus”.

Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, 08 Oktober 2023

Kesya Lani Sabila


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep
2.2 Karakteristik
2.3 Fungsi
2.4 Dampak
2.5 Fungsi
2.6 Guna Alat dan Analitik
2.7 Peneran Metode Penelitian
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah lanskap
media dan jurnalisme secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Penerapan konsep
digital media dan peran jurnalis digital dalam platform online menjadi fenomena yang
mendalam dan relevan dalam industri media. Saat ini, kita menyaksikan pergeseran besar dari
media konvensional ke media digital, dengan internet sebagai saluran utama penyebaran
berita dan informasi.

Kemunculan internet dan platform online telah memungkinkan akses yang lebih luas
terhadap berita dan informasi. Hal ini memicu perubahan dalam cara masyarakat
mengonsumsi dan berpartisipasi dalam proses berita. Jurnalis digital, dengan kemampuan
mereka untuk menciptakan, mengedit, dan membagikan konten secara instan, telah menjadi
pemain kunci dalam proses ini. Mereka juga dihadapkan pada tantangan baru, seperti masalah
kepercayaan, etika, dan kecepatan dalam menyampaikan berita.

Dalam konteks ini, studi kasus implementasi konsep digital media dan peran jurnalis
digital di platform internet menjadi relevan. Dalam makalah ini, kita akan menggali lebih
dalam tentang bagaimana digital media telah membentuk dan memengaruhi cara berita
disajikan, dikonsumsi, dan berinteraksi dengan audiens. Kita juga akan melihat peran jurnalis
digital dalam proses ini, serta perubahan dalam etika dan praktik jurnalistik yang muncul
seiring dengan perkembangan teknologi.

Melalui studi kasus, kita akan mencoba memahami dampak perubahan ini pada media
tradisional, perilaku konsumen berita, dan perkembangan lanjutan dalam industri jurnalisme.
Dengan memahami lebih baik implementasi konsep digital media dan peran jurnalis digital di
platform internet, kita dapat menggali peluang dan tantangan yang dihadapi dalam era media
digital yang terus berkembang.
1.2 Rumusan Masalah

2. Apa konsep, karakteristik, serta fungsi media digital dan jurnalisme digital
dalam NET, sebuah media televisi di Indonesia?
3. Apa dampak penggunaan media sosial sebagai sumber informasi dan
bagaimana batas antara pencipta konten dan konsumen menjadi kabur?
4. Bagaimana penggunaan alat dan analitik digital dapat membantu tim
digital di NET berinteraksi dengan audiens secara efektif?

1.3 Tujuan Masalah


2. Memahami implementasi serta karakteristik konsep media digital dan
jurnalisme digital dalam NET
3. Menyoroti penggunaan media sosial sebagai sumber informasi dan
kaburnya batas antara pencipta konten dan konsumen
4. Memahami bagaimana penggunaan alat dan analitik digital dapat
membantu tim digital di NET berinteraksi dengan audiens secara efektif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep
Konsep media digital dalam NET, sebuah media televisi di Indonesia, melibatkan
penggunaan platform digital seperti situs web dan media sosial untuk menyebarkan informasi
dan konten kepada audiens. NET memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan konten
yang interaktif, dapat diperbaharui, dan dapat diakses secara global. Mereka juga
menggunakan alat dan analitik digital untuk memahami preferensi dan perilaku audiens
mereka. Konsep jurnalisme digital dalam NET melibatkan penggunaan teknologi digital
untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan berita kepada audiens. Tim jurnalis digital
di NET menggunakan perangkat digital seperti telepon genggam dan kamera profesional
untuk menghasilkan konten berita yang berkualitas. Mereka juga memanfaatkan media sosial
dan platform digital lainnya untuk berinteraksi dengan audiens, mendapatkan informasi, dan
mempromosikan konten mereka.

Perkembangan media sosial berpengaruh pada pola konsumsi informasi masyarakat.


Data menunjukkan secara global mau pun di Indonesia bahwa angka pengakses informasi
melalui media sosial terus meningkat. Sehingga sejumlah media dalam beberapa tahun ini
mulai memanfaatkan platform digital seperti website, media sosial dan aplikasi. Dan juga
yang turut menjadi perhatian media saat ini adalah medium yang digunakan. Masyarkat mulai
tertarik menggunakan perangkat gawainya untuk mengakses internet. Menggunakan metode
studi kasus, teknik pengambilan data berupa wawancara dan observasi penelitian ini
bertujuan untuk melihat bagaimana ciri tim digital NET. Perkembangan ini membuat
sejumlah media di dunia beralih atau melebarkan medium yang digunakan dengan platform
digital. Tidak terkecuali di Indonesia dan salah satunya adalah media televisi NET. dalam
penelitian ini ingin melihat bagaimana media digital dan digital journalismnya diterapkan.
Terutama penelitian ini ingin melihat bagaimana televisi beriringan dengan perkembangan
digital baik dari medianya mau pun dari sisi jurnalisnya.

2.2 Karakteristik

Karakteristik tim digital di NET adalah memiliki kemampuan digital yang baik dan
mampu menghasilkan produk digital yang berkualitas. Mereka juga memiliki kemampuan
untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi digital yang terus berkembang.
Tim digital di NET juga memiliki pemahaman yang baik tentang konsep media digital dan
jurnalisme digital. Tim digital di NET memanfaatkan platform digital seperti situs web dan
media sosial untuk menyebarkan konten dan berinteraksi dengan audiens. Mereka
menggunakan situs web sebagai platform untuk menyajikan berita dan konten lainnya secara
online. Media sosial digunakan untuk mempromosikan konten, berinteraksi dengan audiens,
dan mendapatkan informasi dari audiens.

Karakteristik platform digital yang mudah berubah terutama media sosial. Membuat
NET. harus terus belajar secara mandiri atau mengikuti pelatihan yang kebanyakan
merupakan undangan. Seperti Google yang banyak berbagi informasi mengenai fasilitas
mereka yang bisa dimanfaatkan. Meski tim daerah belum secara keselurihan mendapatkan
pelatihan pelatihan ini namun inisatif mandiri terus didorong agar menjadi kreatif. Misalnya
mempelajari aplikasi yang memudahkan kerja tim ditambah harga gratis. Contohnya
mengubah konten menjadi bentuk gift. Selain itu, digital juga harus mampu mempelajari
analitik, seperti google analytic, social media analytic. Untuk melihat respon yang diberikan
masyarakat pada produk yang disebarluaskan.

Mereka juga menggunakan alat dan analitik digital untuk memahami preferensi dan
perilaku audiens mereka. Dengan menggunakan alat analitik seperti Google Analytics dan
analitik media sosial, tim digital di NET dapat melacak dan menganalisis data mengenai
interaksi audiens dengan konten mereka. Hal ini membantu mereka dalam mengambil
keputusan yang lebih baik dalam mengembangkan strategi konten dan berinteraksi dengan
audiens secara efektif. Tim yang memiliki karakteristik hamper mirip dengan penonton
digitalnya yaitu kaum milenial sehingga mampu menghasilkan produk digital yang baik. Tim
yang mudah untuk beradaptasi dengan sesuatu yang baru terutama perubahan teknologi
digital yang sangat cair atau cepat berubah. Pemahaman mengenai digital ini sudah merata
hingga kebagian biro daerah. Kekuatan tim ini juga dianggap menjadi penting bagi biro
dalam mengelola konten digital agar tidak melanggar aturan contohnya kode etik jurnalistik.

2.3 Fungsi
Ciri media digital dan jurnalisme digital dalam NET, sebuah media televisi di
Indonesia, memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Fungsi Public Relations (Kehumasan): Tim digital di NET berperan dalam


membangun hubungan yang baik dengan audiens melalui media sosial dan platform
digital lainnya. Mereka merespons pertanyaan, umpan balik, dan tanggapan dari
audiens, serta menjaga citra positif NET di mata publik .

2. Fungsi Marketing: Tim digital di NET menggunakan platform digital seperti situs web
dan media sosial untuk mempromosikan konten dan acara mereka. Mereka
menggunakan strategi pemasaran digital untuk menarik audiens dan meningkatkan
kesadaran merek NET .

3. Fungsi Promosi: Melalui platform digital, NET dapat mempromosikan acara televisi,
konten eksklusif, dan berbagai produk atau layanan yang mereka tawarkan. Mereka
menggunakan media sosial dan situs web untuk menginformasikan audiens tentang
4. acara yang akan datang, mengadakan kontes atau giveaway, dan memberikan
informasi tambahan kepada audiens .

5. Fungsi Siaran: NET menggunakan platform digital untuk menyebarkan konten berita
dan informasi kepada audiens. Mereka menyajikan berita dan laporan yang mendalam
melalui situs web mereka, serta menggunakan media sosial untuk membagikan berita
terkini dan mengadakan siaran langsung .

Dengan fungsi-fungsi ini, NET dapat memanfaatkan media digital dan jurnalisme digital
untuk memperluas jangkauan dan interaksi dengan audiens mereka.

2.4 Dampak
Implementasi digital media memiliki dampak signifikan terhadap praktik
jurnalisme tradisional di platform NET. Dampak tersebut antara lain:

1. Perubahan dalam cara pengumpulan dan penyebaran berita: Dengan adanya digital
media, jurnalis dapat mengumpulkan berita secara real-time melalui internet dan
media sosial. Mereka juga dapat menyebarkan berita dengan cepat melalui situs web
dan media sosial, mengurangi ketergantungan pada media cetak atau siaran televisi .

2. Konvergensi media: Implementasi digital media memungkinkan konvergensi antara


media cetak, televisi, dan online. Jurnalis di NET dapat menghasilkan konten yang
dapat diakses melalui berbagai platform, seperti situs web, aplikasi, dan saluran
televisi. Hal ini memungkinkan audiens untuk mengakses berita dari berbagai sumber
dan platform.

3. Interaksi dengan audiens: Digital media memungkinkan jurnalis di NET untuk


berinteraksi langsung dengan audiens melalui media sosial dan komentar online.
Mereka dapat menerima umpan balik, tanggapan, dan saran dari audiens, yang dapat
membantu meningkatkan kualitas dan relevansi konten yang disajikan.

4. Penggunaan teknologi digital: Implementasi digital media memungkinkan jurnalis di


NET untuk menggunakan teknologi digital seperti telepon genggam, kamera, dan
perangkat lunak editing untuk menghasilkan konten yang lebih kreatif dan menarik.
Mereka juga dapat menggunakan alat analitik digital untuk memahami preferensi dan
perilaku audiens, sehingga dapat mengembangkan strategi konten yang lebih efektif .

Dengan demikian, implementasi digital media telah mengubah praktik jurnalisme


tradisional di platform NET, memungkinkan jurnalis untuk menghasilkan konten yang lebih
dinamis, interaktif, dan dapat diakses oleh audiens secara global.
2.5 Guna Alat dan Analitik
Penggunaan alat dan analitik digital dapat membantu tim digital di NET berinteraksi
dengan audiens secara efektif dengan beberapa cara, antara lain:

1. Memahami preferensi dan perilaku audiens: Dengan menggunakan alat analitik digital
seperti Google Analytics dan social media analytics, tim digital dapat melacak dan
menganalisis data mengenai preferensi dan perilaku audiens. Mereka dapat melihat
jenis konten yang paling diminati, waktu terbaik untuk memposting konten, dan
platform digital yang paling sering digunakan oleh audiens. Informasi ini membantu
tim digital dalam menghasilkan konten yang lebih relevan dan menarik bagi audiens .

2. Mengukur kinerja konten: Alat analitik digital memungkinkan tim digital untuk
melihat seberapa baik konten mereka performa. Mereka dapat melihat jumlah
tayangan, interaksi, dan berbagi konten, serta melacak konversi dan tingkat retensi
audiens. Dengan informasi ini, tim digital dapat mengevaluasi dan memperbaiki
strategi konten mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik .

3. Membangun hubungan dengan audiens: Alat digital seperti media sosial


memungkinkan tim digital untuk berinteraksi langsung dengan audiens. Mereka dapat
merespons komentar, pertanyaan, dan umpan balik dari audiens, serta membangun
hubungan yang lebih dekat dengan mereka. Dengan berinteraksi secara aktif, tim
digital dapat memperoleh wawasan berharga tentang kebutuhan dan keinginan
audiens, serta memperkuat loyalitas dan keterlibatan mereka .

Dengan menggunakan alat dan analitik digital, tim digital di NET dapat mengoptimalkan
interaksi dengan audiens, menghasilkan konten yang lebih relevan, dan membangun
hubungan yang lebih kuat dengan audiens mereka.

2.6 Penerapan Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari tahun 2017-2018 dengan menggunakan metode studi
kasus milik Robert E. Stake. Pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara dan
obeservasi. Wawancara dilakukan dengan dua cara, wawancara tatap muka dengan Yuvita
Dhita (Supervisor Social Media Specialist NET.) dan wawancara melalui telepon dengan Ali
Wahyoedi ( Head of NET Bali). Selalin itu proses observasi dilakukan di kantor NET.
Jakarta, khususnya di ruang tim media sosial dan juga obervasi pada media digital milik NET.
Metode studi kasus digunakan untuk melihat bagaimana tim digital di NET menerapkan
konsep media digital dan jurnalisme digital, untuk memperoleh informasi tentang ciri-ciri tim
digital di NET. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi ciri-ciri
media digital dan jurnalisme digital yang ada dalam NET .
Metode studi kasus ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana tim digital di NET beroperasi dan menerapkan konsep media
digital dan jurnalisme digital. Dengan menggunakan wawancara dan observasi, peneliti dapat
melihat secara langsung praktik dan strategi yang digunakan oleh tim digital di NET dalam
memanfaatkan media digital untuk berinteraksi dengan audiens mereka

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa tim digital di NET telah berhasil
menerapkan konsep media digital dan jurnalisme digital dalam operasional mereka. Mereka
menggunakan platform digital seperti situs web dan media sosial untuk berinteraksi dengan
audiens secara efektif. Tim digital di NET juga memanfaatkan alat dan analitik digital untuk
memahami preferensi dan perilaku audiens, mengukur kinerja konten, dan membangun
hubungan yang lebih kuat dengan audiens mereka. Dengan demikian, NET dapat
memanfaatkan media digital dan jurnalisme digital untuk memperluas jangkauan dan
interaksi dengan audiens mereka

3.2 SARAN
Tim digital di NET perlu terus memperhatikan dan memanfaatkan perkembangan
teknologi digital dan platform digital yang ada. Mereka dapat terus meningkatkan
pemahaman mereka tentang preferensi dan perilaku audiens dengan menggunakan alat dan
analitik digital yang tersedia. Selain itu, tim digital juga perlu terus berinteraksi secara aktif
dengan audiens melalui media sosial dan platform digital lainnya. Dengan melakukan hal ini,
mereka dapat memperkuat hubungan dengan audiens dan meningkatkan efektivitas interaksi
mereka.

DAFTAR PUSAKA
APJII. (2017). Infografis Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet. (2017). Infografis Penetrasi & Perilaku
Pengguna Internet Indonesia 2016.
Bradshaw, Paul. (2018). THE ONLINE SOCIAL MEDIA JOURNALISM. A
Practical Guide. SAGE Publications.
Burgess, Jean, et al. (2018). The SAGE Handbook of Social Media. SAGE
Publication.
Burum, Ivo and Quinn, Stephen. (2016). Mojo: The Mobile Journalism
Handbook. How to Make Broadcast Videos with an iPhone or iPad. Focal Press
Burlington.
Clark, Lynn Schofield and Marchi, Regina. (2017). Young People and The
Future of News. Social Media and the Rise of Connective Journalism. Cambridge
University Press.
Flew, Terry. (2014). New Media 4th edition. Oxford University Press.
Franklin, Bob and Eldridge II, Scott A. (2017). The Routledge Companion to
Digital Journalism Studies. Routledge.
Mayangsari, K., Krisdinanto, N., and Purnama, F. Y. (2014). Implementasi
Share dan Rating Sebagai Dasar Kebijakan Pemrograman Yuk Keep Smile (YKS)
Trans TV. Jurnal Komunikatif, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,
Vol.3/No.2.
Newman, Nic. (2018). Digital News Project 2018. Journalism, Media, and
Technology Trends and Predictions 2018. Reuters Institute.
Thurman, Neil and Walters, Anna. (2012). Digital Journalism. Routledge.
Veronika. (2018). Studi Kasus Implementasi Konsep Digital Media dan
Jurnalisme Digital di NET. Jurnal KOMUNIKATIF, 7(1).

Anda mungkin juga menyukai