Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Cyber Jurnalistik, politik, dan Industri kreatif media

Dosen Pengampu : Hendra Kurnia Pulungan, S.Sos., M.I.Kom.

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Cyber Jurnalistik)

Oleh kelompok 3 :

1. Jeremia Anugrah Ginto Sitohang (2213210029)


2. Lisa Anggraini (2213210010)
3. Olivia Andrea Br Bukit (2213210024)
4. Rumintan G.Simbolon (2213210007)
5. Selviyana Sari (2212510006)

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

KELAS SASINDO B

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Cyber
Jurnalistik, politik dan Industri kreatif media” ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Cyber Jurnalistik. Selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan yang baik bagi para
pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hendra Kurnia


Pulungan, S.Sos., M.I.Kom. selaku dosen mata kuliah Cyber Jurnalistik yang
telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh anggota kelompok


yang telah membantu dalam penyusunan makalah dan memberikan pengetahuan
serta kontribusinya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini ke
depannya.

Medan, 18 Maret 2024

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian cyber jurnalistik, politik, dan industri kreatif media................4

2.2 Peran cyber jurnalistik dalam politik .........................................................8

2.3 Tantangan yang dihadapi oleh praktisi cyber jurnalistik dalam industri
kreatif media.......................................................................................................10

2.4 Dampak cyber jurnalistik terhadap opini publik.....................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan..................................................................................................14

3.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cyber jurnalistik merupakan cabang dari jurnalisme yang berkaitan dengan


produksi, distribusi, dan konsumsi berita dan informasi melalui media digital dan
internet. Istilah "cyber" mengacu pada lingkungan daring atau digital, sedangkan
"jurnalistik" menekankan praktik-praktik dan nilai-nilai yang terkait dengan
profesion jurnalis.

Cyber jurnalistik merujuk pada praktik jurnalisme yang terjadi secara daring
atau melalui platform digital. Ini meliputi liputan berita, investigasi, dan opini
yang disebarkan melalui internet. Di era digital ini, siber jurnalistik memiliki
peran penting dalam menyebarkan informasi dan memengaruhi opini publik.
Dalam konteks politik, siber jurnalistik dapat digunakan untuk memantau kegiatan
pemerintah, mengungkap skandal, dan memberikan platform untuk berbagai sudut
pandang politik. Namun, juga ada risiko seperti penyebaran informasi palsu atau
propaganda.

Industri kreatif media mencakup berbagai bidang seperti desain grafis,


produksi video, animasi, dan pembuatan konten digital lainnya. Di era digital,
industri ini terus berkembang pesat dengan adopsi teknologi baru dan platform
media sosial sebagai saluran distribusi utama. Dalam konteks siber jurnalistik,
industri kreatif media juga berperan dalam menciptakan konten yang menarik dan
berdaya saing tinggi, seperti grafis informatif, video eksplanatori, dan animasi
data untuk mendukung narasi jurnalistik.

Cyber jurnalistik memainkan peran penting dalam politik dan industri kreatif
media. Ini memberdayakan publik, mengawasi kekuasaan, dan memfasilitasi
pertukaran ide dan informasi. Namun, tantangan seperti disinformasi dan privasi
data memerlukan pendekatan yang hati-hati. Dengan menggabungkan inovasi

1
teknologi dengan prinsip jurnalisme yang kuat, cyber jurnalistik dapat terus
menjadi kekuatan yang memajukan demokrasi dan kreativitas media.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian cyber jurnalistik, politik, dan industri kreatif media?

2. Apa saja peran cyber jurnalistik dalam politik?

3. Apa tantangan yang dihadapi oleh praktisi cyber jurnalistik dalam industri
kreatif media?

4. Bagaimana dampak cyber jurnalistik terhadap opini publik?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui Pengertian cyber jurnalistik, politik, dan industri kreatif


media
b. Untuk Mengetahui Apa saja peran cyber jurnalistik dalam politik
c. Untuk mengetahui Apa tantangan yang dihadapi oleh praktisi cyber jurnalistik
dalam industri kreatif media
d. Untuk mengetahui Bagaimana dampak cyber jurnalistik terhadap opini publik

1.4 Manfaat Penulisan

a. Bagi mahasiswa/i makalah ini diharapkan dapat memunculkan sikap semangat


dalam mempelajari Cyber Jurnalistik. Disini para mahasiswa akan dituntut
untuk teliti dalam membaca dan melatih untuk berpikir kritis.
b. Bagi pengajar, makalah ini akan memberikan inovasi pembelajaran terutama
dalam mempelajari Cyber Jurnalistik, politik dan Industri kreatif media
c. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan akan menjadi bahan bacaan yang baik
dan bisa membuat pembaca menanamkan sikap rajin membaca, disamping itu
diharapkan apa yang dibaca dapat dipahami dengan baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cyber Jurnalistik, Politik, dan Industri kreatif media

A. Cyber Jurnalistik

Cyber jurnalistik memainkan peran penting dalam politik dan industri kreatif
media. Ini memberdayakan publik, mengawasi kekuasaan, dan memfasilitasi
pertukaran ide dan informasi. Namun, tantangan seperti disinformasi dan privasi
data memerlukan pendekatan yang hati-hati. Dengan menggabungkan inovasi
teknologi dengan prinsip jurnalisme yang kuat, cyber jurnalistik dapat terus
menjadi kekuatan yang memajukan demokrasi dan kreativitas media.

Cyber jurnalistik merupakan cabang dari jurnalisme yang berkaitan dengan


produksi, distribusi, dan konsumsi berita dan informasi melalui media digital dan
internet. Istilah "cyber" mengacu pada lingkungan daring atau digital, sedangkan
"jurnalistik" menekankan praktik-praktik dan nilai-nilai yang terkait dengan
profesion jurnalis.

Pengertian cyber jurnalistik meliputi beberapa aspek penting :

a. Produksi Berita : Ini mencakup kegiatan penelitian, penulisan,


penyuntingan, dan pengeditan konten berita untuk disajikan dalam
format digital. Jurnalis cyber menggunakan teknologi dan alat-alat
digital untuk menyampaikan berita kepada publik.
b. Distribusi Berita : Cyber jurnalistik mencakup distribusi berita melalui
berbagai platform online seperti situs web berita, blog, media sosial,
aplikasi berita, dan berbagai kanal digital lainnya. Distribusi berita
secara digital memungkinkan akses yang cepat dan luas bagi pembaca
di seluruh dunia.

3
c. Konsumsi Berita : Ini merujuk pada bagaimana pembaca dan
pengguna internet memperoleh dan mengonsumsi berita secara digital.
Konsumen berita dapat mengakses berita melalui berbagai perangkat
seperti komputer, smartphone, atau tablet, dan mereka dapat memilih
dari berbagai sumber dan format.
d. Partisipasi Publik : Cyber jurnalistik juga mencakup partisipasi aktif
pembaca dan pengguna internet dalam pembuatan, penyebaran, dan
diskusi berita. Melalui komentar, berbagi, dan interaksi sosial, publik
dapat berkontribusi pada narasi berita dan mempengaruhi perdebatan
publik.
e. Etika dan Standar : Seperti dalam jurnalisme konvensional, cyber
jurnalistik juga tunduk pada prinsip-prinsip etika dan standar profesi
jurnalis. Ini mencakup kejujuran, akurasi, keseimbangan, dan tanggung
jawab dalam penyajian berita serta perlindungan terhadap privasi dan
keamanan informasi.

B. Politik

Dalam konteks cyber jurnalistik, politik merujuk pada liputan, analisis, dan
interaksi yang berkaitan dengan kegiatan politik, pemerintahan, dan isu-isu politik
yang relevan. Berikut adalah beberapa aspek pengertian politik dalam cyber
jurnalistik:

- Liputan Politik : Ini mencakup pelaporan tentang peristiwa politik seperti


pemilihan umum, kebijakan publik, keputusan politik, dan aktivitas para
politisi. Cyber jurnalis melaporkan perkembangan politik terbaru secara
daring melalui berbagai platform digital.

- Analisis Politik : Selain sekadar memberikan berita, cyber jurnalis juga


melakukan analisis mendalam tentang isu-isu politik yang kompleks. Mereka
menggunakan data, fakta, dan opini untuk memberikan wawasan yang lebih
dalam kepada pembaca tentang implikasi dan dampak keputusan politik.

4
- Interaksi Sosial dan Politik : Media sosial dan platform online lainnya menjadi
wadah penting untuk interaksi politik. Cyber jurnalistik mencakup liputan
tentang bagaimana politisi, partai politik, dan pemilih berinteraksi secara
daring, termasuk debat politik, kampanye online, dan reaksi publik terhadap
kejadian politik.

- Transparansi dan Pengawasan : Cyber jurnalistik memainkan peran penting


dalam memastikan transparansi dalam pemerintahan dan politik. Jurnalis
online sering kali mengawasi kegiatan pemerintah, memeriksa keabsahan
klaim politik, dan mengungkap skandal atau korupsi.

- Partisipasi Publik : Cyber jurnalistik juga memfasilitasi partisipasi publik


dalam proses politik. Melalui platform daring, warga dapat menyampaikan
pendapat mereka, membangun koalisi politik, dan mengorganisir gerakan
politik untuk mengadvokasi perubahan.

Pengertian politik dalam cyber jurnalistik menyoroti bagaimana media digital


tidak hanya melaporkan peristiwa politik, tetapi juga memengaruhi dinamika
politik dengan memfasilitasi partisipasi publik, meningkatkan transparansi, dan
menyediakan platform untuk diskusi dan debat politik yang luas.

C. Industri kreatif media

Industri kreatif media merujuk pada beragam entitas, termasuk perusahaan


media, produsen konten, kreator independen, dan platform distribusi, yang
berkontribusi dalam menciptakan, menghasilkan, dan mendistribusikan konten
media yang inovatif dan kreatif. Dalam konteks jurnalistik, industri kreatif media
mencakup semua elemen yang terlibat dalam produksi dan distribusi berita dan
informasi melalui berbagai platform digital dan internet.

5
Ini termasuk outlet berita daring, portal berita, blog, situs web independen,
saluran media sosial, dan aplikasi berita, serta perusahaan teknologi media yang
menyediakan infrastruktur dan alat untuk pembuatan konten. Industri kreatif
media dalam jurnalistik juga mencakup kreator konten dan jurnalis independen
yang menghasilkan berbagai bentuk konten media, termasuk artikel, video,
podcast, dan infografis.

Selain itu, industri kreatif media dalam jurnalistik juga mencakup aspek
bisnis, termasuk model pendapatan seperti iklan online, langganan, dan donasi.
Pengembangan dan penerapan teknologi baru juga merupakan bagian integral dari
industri kreatif media, yang memungkinkan inovasi dalam penyampaian berita
dan pengalaman pengguna.

Dengan demikian, industri kreatif media dalam jurnalistik mencakup seluruh


ekosistem yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan monetisasi konten media
secara kreatif dan inovatif dalam era digital.

2.2 Peran cyber jurnalistik dalam politik

Cyber jurnalistik memiliki peran penting dalam politik, karena ia menjadi


sarana untuk mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi tentang kegiatan
politik. Cyber jurnalistik menggunakan platform media sosial seperti YouTube,
Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok untuk mengdistribusikan informasi
dengan kecepatan yang cepat dan mencakup berbagai jenis informasi, termasuk
foto, video, infografis, dan lainnya.

Peran cyber jurnalistik dalam politik antara lain sebagai sumber informasi,
pengawas pemerintah, pengumpul informasi tentang kegiatan politik, dan
pengumpul informasi tentang kegiatan pemerintah. Berikut penjelasannya:

a. Sebagai sumber informasi, cyber jurnalistik membantu masyarakat untuk


mengetahui dan menilai kinerja pemerintah. Selain itu, ia juga berperan
dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, yang akan

6
memunculkan kesadaran politik dan mendorong masyarakat untuk ikut
aktif dalam kegiatan politik.
b. Cyber jurnalistik juga berperan sebagai pengawas pemerintah, yang
mengawasi setiap tindakan pemerintah, terutama yang di luar batas
kewajaran dan sewenang-wenang, dan menginformasikannya kepada
masyarakat. Dengan adanya fungsi pengawasan dari cyber jurnalistik,
pemerintah akan lebih berhati-hati dan bekerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Cyber jurnalistik juga memiliki peran dalam mengumpulkan informasi
tentang kegiatan politik dan pemerintah, yang kemudian dapat digunakan
untuk meningkatkan minat pemilih saat masa pemilu dan mengajukan
petisi. Cyber jurnalistik memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
informasi mengenai dunia politik dan juga ikut berpartisipasi dalam hal-
hal seperti mengajukan petisi, berdiskusi tentang isu politik, dan
meningkatkan minat pemilih saat masa pemilu.

Dalam era post-truth, cyber jurnalistik juga berperan dalam mengawasi dan
mengawasi berita hoax yang menyebar di internet, yang dapat mempengaruhi
partisipasi politik. Dengan teori normatif media, cyber jurnalistik mengawasi
berita hoax dan menjamin kebenaran informasi yang disampaikan, yang akan
memudahkan masyarakat untuk menilai kinerja pemerintah dan mengikuti
kegiatan politik.

2.3 Tantangan yang dihadapi oleh praktisi cyber jurnalistik dalam industri
kreatif media

Praktisi cyber jurnalistik dalam industri kreatif media menghadapi berbagai


tantangan yang unik, termasuk :

a. Disinformasi dan Hoaks: Proliferasi informasi palsu dan hoaks merupakan


tantangan utama bagi praktisi cyber jurnalistik. Dengan banyaknya sumber
informasi yang tidak diverifikasi di internet, jurnalis harus bekerja ekstra

7
keras untuk memverifikasi kebenaran berita sebelum
mempublikasikannya.

b. Kekuatan Algoritma: Algoritma platform media sosial dan mesin pencari


dapat memengaruhi tampilan konten berita, memperkuat filter bubble, dan
memperbesar polarisasi opini. Hal ini menantang jurnalis untuk tetap
relevan dan terdengar di tengah kebisingan informasi yang terus
berkembang.

c. Ketidakstabilan Model Bisnis: Industri media digital sering kali


menghadapi ketidakpastian dalam model bisnisnya, dengan pendapatan
iklan yang berfluktuasi dan tantangan monetisasi konten. Praktisi cyber
jurnalistik harus berinovasi dalam menciptakan model bisnis yang
berkelanjutan.

d. Kekhawatiran Privasi dan Keamanan Data: Dalam melaporkan berita,


jurnalis sering mengumpulkan dan menggunakan data pribadi. Tantangan
dalam menjaga privasi dan keamanan data menjadi lebih penting, terutama
dengan regulasi yang semakin ketat seperti GDPR di Uni Eropa.

e. Serangan terhadap Kebebasan Pers: Beberapa negara mengalami


peningkatan dalam serangan terhadap kebebasan pers dan serangan
terhadap jurnalis. Praktisi cyber jurnalistik sering kali berhadapan dengan
ancaman fisik, sensor, atau tindakan hukum yang bertujuan untuk
menekan kebebasan berekspresi.

f. Kecaman dan Intimidasi Online: Jurnalis sering kali menjadi sasaran


kecaman, pelecehan, dan ancaman di media sosial dan platform online
lainnya. Hal ini dapat mengintimidasi dan menghambat kebebasan
berbicara dan menyampaikan informasi dengan bebas.

g. Pergeseran Paradigma Konsumsi Berita: Konsumen berita cenderung


beralih ke model pembacaan berita yang cepat dan singkat, seperti

8
headline dan ringkasan, daripada membaca artikel secara menyeluruh. Ini
menantang praktisi cyber jurnalistik untuk menyesuaikan gaya penulisan
dan format konten mereka.

h. Ketergantungan pada Teknologi: Sementara teknologi memungkinkan


praktisi cyber jurnalistik untuk mencapai khalayak yang lebih luas, mereka
juga harus menghadapi tantangan teknis, termasuk gangguan server,
serangan siber, dan masalah teknis lainnya yang dapat mengganggu
produksi dan distribusi berita.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan upaya kolaboratif antara


praktisi cyber jurnalistik, platform media, pemerintah, dan masyarakat secara
keseluruhan untuk mempertahankan integritas, kebebasan, dan keberlanjutan
industri kreatif media dalam era digital.

2.4 Dampak cyber jurnalistik terhadap opini publik

Cara cyber jurnalistik mempengaruhi opini publik adalah melalui berbagai


faktor yang terkait dengan penggunaan informasi dan komunikasi di era digital.
Berikut adalah beberapa cara tersebut :

a. Penggunaan media-media baru: Cyber jurnalistik menggunakan media-


media baru seperti internet, social media, dan berita siber untuk
mengumpulkan, mengedit, dan mengirim informasi kepada publik. Ini
memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini dan
terlengkap tentang berbagai isu dan peristiwa, yang kemudian
mempengaruhi pendekatan dan pemikiran mereka.

b. Pengaruh informasi politik : Cyber jurnalistik memiliki dampak yang lebih


luas di konteks informasi politik. Opini publik yang dibentuk dalam
cyberspace dan publicsphere akan mempengaruhi politik, baik dalam
maupun luar negeri. Cyberspace dan publicsphere memiliki kemampuan
untuk membentuk informational politic, yang dapat berpengaruh dalam

9
politik yang terbatas posisi politik, serta politik yang terbentuk dan
terbentuk oleh informasi dan teknologi media.

c. Pengaruh pendidikan politik : Cyber jurnalistik memiliki peran dalam


pendidikan politik, yang dapat mempengaruhi pendekatan dan pemikiran
masyarakat terhadap berbagai isu politik. Pendidikan politik melalui
media-media baru dapat mengubah cara masyarakat menganggap dan
mengingat isu-isu politik, yang kemudian mempengaruhi opini publik.

d. Pengaruh penggunaan informasi : Cyber jurnalistik memiliki dampak yang


lebih kompleks karena berbagai faktor yang mempengaruhi pendekatan
dan penggunaan informasi di era digital. Dampak positif yang diterangkan
dalam kasus studi kasus penerapan kode etik jurnalistik pada berita siber
adalah pengaruhnya terhadap opini publik. Tetapi, dampak negatif seperti
kejahatan dalam teknologi informasi dan berita hoax yang dilakukan oleh
kalangan yang tidak bertanggung jawab dapat memiliki dampak serius
terhadap psikologis masyarakat.

e. Pengaruh penggunaan media sosial : Media sosial juga memiliki peran


dalam membentuk opini publik. Individu dapat mempengaruhi opini
publik dengan berbagai cara, baik itu dengan membagikan informasi,
menyuarakan pendapat, atau menginteraksi dengan komunitas online. Ini
memungkinkan masyarakat untuk mendiskusi dan mendapatkan berbagai
sudut pandang tentang berbagai isu dan peristiwa.

f. Pengaruh agenda kebijakan : Media massa juga memiliki peran dalam


membentuk agenda kebijakan publik. Sebagai sumber informasi utama,
media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pandangan dan
sikap publik terhadap berbagai isu dan peristiwa. Media massa dapat
memilih untuk memberikan liputan yang luas terhadap suatu isu tertentu,
sehingga mempengaruhi perhatian dan perbincangan publik.

10
Di sisi lain, dampak negatif dari cyber jurnalistik terhadap opini publik adalah
munculnya kejahatan dalam teknologi informasi, seperti cyber crime, yang
menggunakan internet sebagai media untuk melakukan tindak kejahatan. Jenis dan
pelanggaran cyber crime sangat beragam, dan berita hoax yang dilakukan oleh
kalangan yang tidak bertanggung jawab dapat memiliki dampak serius terhadap
psikologis masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cyber jurnalistik memainkan peran penting dalam politik dan industri kreatif
media. Ini memberdayakan publik, mengawasi kekuasaan, dan memfasilitasi
pertukaran ide dan informasi. Namun, tantangan seperti disinformasi dan privasi
data memerlukan pendekatan yang hati-hati. Dengan menggabungkan inovasi
teknologi dengan prinsip jurnalisme yang kuat, cyber jurnalistik dapat terus
menjadi kekuatan yang memajukan demokrasi dan kreativitas media.

Cyber jurnalistik merujuk pada praktik jurnalisme yang terjadi secara daring
atau melalui platform digital. Ini meliputi liputan berita, investigasi, dan opini
yang disebarkan melalui internet. Di era digital ini, siber jurnalistik memiliki
peran penting dalam menyebarkan informasi dan memengaruhi opini publik.
Dalam konteks politik, siber jurnalistik dapat digunakan untuk memantau kegiatan

11
pemerintah, mengungkap skandal, dan memberikan platform untuk berbagai sudut
pandang politik. Namun, juga ada risiko seperti penyebaran informasi palsu atau
propaganda.

Cyber jurnalistik juga berperan dalam mengawasi dan mengawasi berita hoax
yang menyebar di internet, yang dapat mempengaruhi partisipasi politik. Dengan
teori normatif media, cyber jurnalistik mengawasi berita hoax dan menjamin
kebenaran informasi yang disampaikan, yang akan memudahkan masyarakat
untuk menilai kinerja pemerintah dan mengikuti kegiatan politik.

Dengan demikian, latar belakang industri kreatif media dalam jurnalistik


mencerminkan adaptasi industri media terhadap perubahan teknologi dan perilaku
konsumen dalam era digital. Secara keseluruhan, latar belakang ketiga konsep
tersebut mencerminkan transformasi yang signifikan dalam cara informasi
disampaikan, diterima, dan diproses dalam era digital, serta interaksi yang
kompleks antara media, politik, dan masyarakat dalam konteks tersebut.

3.2 Saran

Berdasarkan pemaparan dari makalah dan untuk menyempurnakan makalah ini


perlu kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki yang kurang
di dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, dan ide-ide yang di berikan
sangat membantu penulis dalam penyempurnaan makalah ini

12
DAFTAR PUSTAKA

Badri, Muhammad. 2013. Jurnalisme Siber. Pekanbaru: Riau Creative


Multimedia

Kriyantono, Rachmat. 2014. Teknis Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh


Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi dan
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Kusumaningrat, Hikmat, and Purnama Kusumaningrat. 2012. Jurnalistik: Teori


dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta:
Kencana.

Mudjiyanto, Bambang. 2016. "Metode Penelitian Komunikasi Berbasis Internet."


Jurnal Studi Komunikasi dan Media 259-267.

Arke, Edward T, and Brian A Primack. 2009. "Quantifying Media Literacy:


Development, Reliabity and Validity of A New Measure." EMI Educ Media Int 53-
65

iii

Anda mungkin juga menyukai