Dosen Pengampu
Musfiah Saidah S. Sos, M, Si.
Oleh : Kelompok 10
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan izin dan ridha-Nya
segalaurusan dapat diselesaikan. Atas rahmat dan kasih sayang-Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Berikut ini, penulis akan persembahkan makalah yang berjudul
Teknik Publikasi sebagai sebuah tantangan dan peluang.
Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan
hinggazaman terang benderang seperti sekarang ini.
Terima kasih pula kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pedagogik ibu
Musfiah Saidah dan juga teman-teman yang telah berkontribusi dalam memberikan
ide-idenya sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik dan rapi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk
penyusunan maupun secara keseluruhan. Apabila terdapat salah penulisan dalam
makalah ini, maka penulis meminta maaf dan masukan berupa kritik konstruktif
untuk menyempurnakan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapatbermanfaat
bagi kita semua, khususnya menambah keilmuan kita dalam bidang konglomerasi
media.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Penggunaan Aplikasi/ Media Digital Dalam Industri . Error! Bookmark not defined.
B. PR dan jurnlisme dalam teknologi baru ....................... Error! Bookmark not defined.
D. Etika Publikasi Konvensional Dan Digital. .................. Error! Bookmark not defined.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku konsumen dalam mengakses informasi telah berubah drastis.
Pembaca cenderung beralih dari sumber berita tradisional ke platform online dan
media sosial. Hal ini menimbulkan tantangan bagi industri publikasi untuk
menyesuaikan model bisnis mereka dengan cara baru konsumen mengonsumsi
informasi.
Tuntutan akan konten yang cepat dan berkelanjutan menciptakan tekanan pada
industri publikasi. Hal ini bisa mengurangi kualitas informasi yang disajikan karena
kurangnya waktu untuk penelitian, verifikasi, dan penyuntingan yang memadai.
Isu terkait dengan kebenaran, integritas, dan keberlanjutan etis konten online
muncul secara signifikan. Tantangan terkait dengan transparansi, kode etik, dan
penyebaran informasi yang akurat menjadi perhatian utama di tengah keragaman
sumber informasi.
Industri publikasi harus terus berinovasi untuk tetap relevan dan menarik bagi
pembaca. Penyesuaian dengan teknologi baru, menciptakan konten yang menarik, dan
menemukan model bisnis yang berkelanjutan adalah tantangan besar.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan aplikasi dan media digital dalam industri?
2. Bagaimana peran teknologi memengaruhi strategi PR dan jurnalis?
3. Apa tantangan dan peluang utama yang dihadapi industri publikasi terhadap
perkembangan AI?
4. Bagaimana kode etik antara media cetak dan media online dalam menyajikan
informasi?
5. Apa contoh isu-isu kontemporer yang ada di Industri publikasi?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui penggunaan aplikasi dan media digital dalam industri
2. Mengetahui peran teknologi memengaruhi strategi PR dan jurnalis
3. Mengetahui tantangan dan peluang utama yang dihadapi industri publikasi terhadap
perkembangan AI
4. Mengetahui kode etik antara media cetak dan media online dalam menyajikan
informasi?
5. Mengetahui contoh isu-isu kontemporer yang ada di Industri publikasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pemanfaatan aplikasi dan media digital dalam industri mengalami perubahan besar
dalam operasional dan komunikasi perusahaan. Ini mencakup penggunaan media sosial,
situs web, dan aplikasi mobile untuk memperluas pemasaran dan interaksi dengan
pelanggan. Aplikasi dan media digital juga diterapkan dalam manajemen reputasi dan
penanganan krisis melalui pemantauan media sosial.
Selain itu, aplikasi dan media digital mendukung pengalaman pelanggan yang lebih
baik melalui layanan online, respons cepat terhadap pertanyaan, dan personalisasi konten.
Aspek keamanan digital juga diperhatikan melalui solusi siber untuk melindungi data
perusahaan. Inovasi produk dan layanan seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan
buatan (AI) menjadi integral dalam perkembangan teknologi digital.
Public relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan memelihara
hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang relevan. PR
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan publik terhadap organisasi, serta
3
untuk meminimalkan potensi konflik. Public relations (PR) adalah fungsi manajemen yang
membangun dan memelihara hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi
dengan publik yang relevan. PR bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan
publik terhadap organisasi, serta untuk meminimalkan potensi konflik.1
Kehadiran internet memberikan pengaruh yang besar terhadap cara-cara baru dalam
mengelola PR. Keberhasilan PR sangat ditentukan oleh pemanfaatan teknologi internet
sebagai media komuniasi baru.Internet merupakan jalan raya informasi (information
superhighway) yang bebas hambatan, yang dapat digunakan oleh users di seluruh dunia
tanpa di batasi oleh sekat-sekat geografi, budaya, politik, ekonomi. Internet dapat
digunakan oleh praktisi PR sebagai media komunikasi dan informasi dengan publik
1
Marsefio S. Luhukay, "Pengertian Public Relations dalam Perspektif Manajemen", Jurnal Scriptura, Vol. 1,
No. 1, 2008, pp. 19-26.
2
McQuail: ”Jurnalisme:Sebuah Pengantar”. 1994
3
Nurudin: “Jurnalisme: Teori dan Praktik”. 2003
4
internal maupun eksternal, untuk membangun citra, kerjasama, dan membentuk opini
positif organisasi.
Internet juga telah memengaruhi konsep dan kinerja bagian PR pada setiap organisasi.
Lahirnya istilah E-PR, Online-PR atau cyber-PR menunjukkan pentingnya internet untuk
menunjang tugas dan kegiatan PR. Beberapa fasilitas internet yang telah digunakan dalam
E-PR adalah:
a. Situs website
b. Email
c. Mailing List
d. Media Sosial
Semua teknologi-teknologi baru harus dapat dimanfaatkan secara baik oleh PR agar
kerja seorang PR atau e-PR menjadi lebih efektif dan efisien.4
Hal ini tentu juga berpengaruh kepada seorang jurnalis, teknologi baru atau new
teknologi membuat seorang jurnalis harus beradaptaasi menggunakannya agar
pekerjaannya bisa selesai dengan mudah, cepat, dan tepat. Beberapa contoh akibat adanya
teknologi baru dalam jurnalisme adalah:
4
Muhammad Anshar “Electronic Public Relation(E-PR): Strategi Mengelola Organisasi di Era Digital”.
Universitas Isalm Negeri Alaudin Makassar
5
Kartika Dewi Meilitasari. “Keterampilan yang harus dimiliki jurnalisme”. Universitas Indonesia
5
C. Tantangan publikasi di tengah perkembangan AI
Berikut ini merupakan beberapa tantangan dalam publikasi di tengah perkembangan AI,
yaitu:
1. Kualitas Informasi
Kualitas informasi dan akurasi sebuah informasi menjadi tantangan tersendiri. Dengan
semakin kompleksnya model AI dan dataset yang digunakan, penting untuk memastikan
bahwa informasi yang dipublikasikan adalah akurat dan dapat dipercaya6.
2. Bias Algoritma
Didalam algoritma ini, tantangannya adalah mengatasi bias yang dapat muncul dalam
algoritma AI. Algoritma machine learning cenderung mencerminkan bias yang ada dalam
data pelatihan. Tantangan ini memerlukan upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi
bias yang mungkin muncul dalam hasil penelitian.
3. Etika Penggunaan AI
Penggunaan AI dalam penelitian dapat menimbulkan pertanyaan etika terkait privasi,
keamanan, dan dampak sosial. Peneliti perlu mempertimbangkan implikasi moral dari
pekerjaan mereka.7
4. Transparansi Algoritma
Algoritma AI seringkali kompleks dan sulit dimengerti oleh orang non-teknis. Menyajikan
informasi dengan cara yang dapat dipahami oleh pemangku kepentingan yang beragam
adalah tantangan. Dengan menjelaskan secara transparan bagaimana algoritma AI
mengambil sebuah keputusan.
5. Keamanan Data
Data yang digunakan untuk melatih model AI sering kali sensitif. Tantangan melibatkan
keamanan yang kuat untuk melindungi data ini dari akses yang tidak sah. Hal ini dapat
menimbulkan kebocoran data dan penyalahgunaan data tersebut.8
6. Ketergantungan Pada Dataset
6
Bostrom, N., & Yudkowsky, E. (2014). "The Ethics of Artificial Intelligence." Cambridge University
Press.2014
7
Floridi, L., & Cowls, J. (2019). "A Unified Framework of Five Principles for AI in Society." Harvard Data
Science Review. 2019
8
Hamna, Dian Muhtadiah. “Eksistensi Jurnalisme Di Era Media Sosial.” Jurnalisa Vol 03 Nomor 1/ Mei: 111
2017
6
Kualitas hasil penelitian dapat dipengaruhi oleh kualitas dataset yang digunakan.
Tantangan ini mencakup pemilihan dataset yang memadai dan mewakili populasi yang
relevan.9
7. Keterbacaan dan Aksesbilitas
Kompleksitas bahasa dan konsep dalam penelitian AI dapat menjadi hambatan bagi
pemahaman. Tantangan ini melibatkan upaya untuk membuat informasi lebih mudah
diakses dan dipahami oleh berbagai pihak.
D. Etika Publikasi Konvesional dan digital
Demokratisasi media di era teknologi seperti sekarang ini, memungkinkan warga untuk
terlibat dalam jurnalisme dan publikasi berbagai jenis. Sehingga seringkali mengaburkan
identitas jurnalis dan gagasan tentang apa yang merupakan jurnalisme. Media digital
menawarkan tantangan baru, dimana menggunakan gadget atau ponsel pintar bisa
mempraktikkan jurnalisme dengan sedikit pengawasan atau pemeriksaan profesional ala
media mainstream. 10Dalam jurnalisme digital, teknologi dan manusia dipandang sebagai
kolaborator yang membuat ekosistem ini berjalan. Perkembangan jurnalisme digital
memiliki fungsi dan implikasi terhadap manusia yang memiliki nilai dan norma. Media
digital sebagai manifestasi dalam teknologi pada ekosistem jurnalisme memengaruhi
bagaimana jurnalis dan ruang lingkup jurnalis bekerja.
Etika publikasi konvensional mencakup seperangkat prinsip dan norma yang mengatur
perilaku dan tindakan dalam konteks penerbitan tradisional, seperti jurnal ilmiah, buku,
dan media cetak lainnya. Berikut adalah beberapa aspek utama dari etika publikasi
konvensional:
9
Bender, E. M., Gebru, T., McMillan-Major, A., & Shmitchell, S. (2021). "Data Statements for Natural
Language Processing: Toward Mitigating System Bias and Enabling Better Science." Transactions of the
Association for Computational Linguistics.
10
Hamna, Dian Muhtadiah. “Eksistensi Jurnalisme Di Era Media Sosial.” Jurnalisa Vol 03 Nomor 1 2017, h.111.
7
• Melibatkan proses peer review oleh para ahli sejawat untuk mengevaluasi kualitas,
keabsahan, dan relevansi karya.
• Peer review bertujuan untuk memastikan bahwa karya yang diterbitkan telah melalui
evaluasi ketat oleh komunitas ilmiah.
3. Kebebasan Editorial
• Menjaga kebebasan redaksi dari tekanan eksternal atau kepentingan tertentu yang dapat
mempengaruhi keputusan penerbitan.
• Redaksi harus dapat membuat keputusan editorial berdasarkan kualitas dan signifikansi
intelektual karya.
4. Integritas Ilmiah
8
• Menanggapi pelanggaran etika dengan tindakan yang sesuai, termasuk penarikan karya
jika ditemukan pelanggaran serius.
Mematuhi etika publikasi konvensional adalah kunci untuk mempertahankan integritas dan
kepercayaan dalam masyarakat ilmiah serta memastikan bahwa penelitian yang diterbitkan
memberikan kontribusi yang berharga kepada pengetahuan dan masyarakat secara umum. Di
era digital seperti saat ini, proses penyebaran informasi oleh media konvensional tidak lagi
terpaku pada satu saluran utama. Sebagai salah satu upaya konvergensi, media konvensional
juga memiliki akun media sosial sebagai tempat mereka menyebarkan informasi dan
berinteraksi dengan khalayak.
Media sosial memiliki kemampuan interaktif dan menghibur sehingga banyak digunakan
masyarakat untuk mengakses informasi. Etika publikasi digital merujuk pada seperangkat
prinsip dan norma yang mengatur perilaku dan tindakan dalam konteks penerbitan digital,
seperti jurnal online, platform blogging, situs web berita, dan berbagai bentuk konten digital
lainnya. Berikut adalah beberapa aspek utama dari etika publikasi digital:11
Santoso, Didik Haryadi & Lestari, Rani Dwi.“Penerapan Etika Jurnalistik dalam Pemberitaan Politik di Media
11
Online (Studi Kasus Pemilihan Gubernur DKI Jakarta).” Jurnal Pekommas Vol. 3 No. 2: 204. 2018
9
• Memastikan keamanan informasi pribadi dan data penelitian.
4. Interaktivitas dan Responsivitas:
• Memanfaatkan fitur interaktif untuk meningkatkan keterlibatan pembaca.
• Merespons dengan cepat terhadap umpan balik dan masukan dari pembaca serta
komunitas online.
5. Kebijakan Privasi:
• Menjaga privasi pengguna dengan menerapkan kebijakan privasi yang ketat.
• Memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana data pengguna akan digunakan
dan dilindungi.
6. Transparansi dan Keterbukaan:
• Menyediakan informasi yang jelas tentang proses penerbitan, struktur biaya, dan
sumber pendanaan.
• Memastikan transparansi dalam hubungan finansial dan kepentingan dengan pihak
ketiga.
7. Pengelolaan Isu Plagiarisme:
• Mencegah dan mendeteksi plagiarisme dalam konten digital.
• Mengimplementasikan prosedur dan alat untuk memastikan orisinalitas dan keaslian
konten.
8. Etika Penulis dan Kontributor:
• Menuntut kejujuran dan kejujuran dalam representasi penelitian dan pandangan.
• Mencantumkan kontribusi masing-masing penulis dan kontributor secara jelas.
9. Pemantauan dan Penanggapan Cepat:
• Memantau konten dan platform secara teratur untuk memastikan kepatuhan terhadap
standar etika.
• Merespons dengan cepat terhadap pelanggaran etika atau masalah lainnya yang
mungkin muncul.
10. Kebijakan Hak Cipta:
• Menghormati hak cipta dan memberikan izin dengan jelas untuk penggunaan dan
distribusi konten.12
• Melindungi karya dan hak pengguna sesuai dengan hukum hak cipta yang berlaku.
11. Keberlanjutan Digital:
12
Muliawanti, Lintang. “Jurnalisme Era Digital: Digitalisasi Jurnalisme dan Profesionalitas Jurnalisme Online.”
Jurnal Lentera Volume II Nomor 1 2018.
10
• Menjaga keberlanjutan konten digital untuk memastikan aksesibilitas jangka panjang.
• Mengelola risiko terkait dengan perubahan teknologi dan peraturan.
12. Tanggung Jawab Sosial
• Mempertimbangkan dampak sosial dan etika konten digital terhadap masyarakat.
• Bertanggung jawab atas konsekuensi etis dari informasi yang disampaikan.
• Mematuhi etika publikasi digital penting untuk membangun kepercayaan,
meningkatkan kredibilitas, dan memastikan dampak positif dari informasi yang
disampaikan dalam era digital yang terus berkembang.
E. Contoh isu-isu kontemporer privasi,hoax dll
Kontemporer privasi adalah konsep yang mengacu pada penggunaan data
pribadi dengan baik yang mencakup informasi seperti nama, alamat, no. ponsel, dan
lainnya untuk dapat disertakan atau diperoleh oleh pihak ketiga tanpa tujuan yang
legitim. Dalam konteks jurnalisme dan komunikasi, penggunaan data pribadi yang
bertentangan dengan hak asasi manusia dan aturan perlindungan data pribadi dapat
mengancam kualitas jurnalisme dan menyebabkan kekhawatiran hak asasi pada
masyarakat.
Dalam Indonesia, perlindungan privasi data pribadi terkait dengan beberapa
Undang-Undang, seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik, yang menyatakan bahwa perlindungan data pribadi
merupakan salah satu bagian dari hak pribadi (privacy rights). Namun, pelanggaran
privasi masih terjadi masalah yang serius di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh
media dalam menyampaikan informasi yang bertentangan dengan hak asasi manusia.
Dalam jurnalisme, etika keterbukaan dan perlindungan privasi di media sosial menjadi
penting. Jurnalis harus mematuhi etika universal seperti kejujuran dan tanggung jawab,
serta menghormati hak orang dan melindungi hajat hidup masyarakat.13
Contoh pelanggaran kontemporer privasi adalah
1. Pembukaan data pribadi tanpa izin
2. Penggunaan data pribadi untuk tujuan yang tidak sah
3. Pemantauan aktivitas pribadi
Faridah,M.Yusuf,Nur Setiawan. “Etika Keterbukaan dan Perlindungan Privacy di Media Sosial”. Jurnal An-
13
11
Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk
mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita
tersebut adalah palsu. Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat
menyebabkan seseorang cenderung mudah percaya pada hoax. Orang lebih cenderung
percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati,
2017).
Contohnya jika seseorang penganut paham bumi datar memperoleh artikel yang
membahas tentang berbagai teori konspirasi mengenai foto satelit maka secara naluri
orang tersebut akan mudah percaya karena mendukung teori bumi datar yang
diyakininya. Secara alami perasaan positif akan timbul dalam diri seseorang jika opini
atau keyakinannya mendapat afirmasi sehingga cenderung tidak akan mempedulikan
apakah informasi yang diterimanya benar dan bahkan mudah saja bagi mereka untuk
menyebarkan kembali informasi tersebut. Hal ini dapat diperparah jika si penyebar
hoax memiliki pengetahuan yang kurang dalam memanfaatkan internet guna mencari
informasi lebih dalam atau sekadar untuk cek dan ricek fakta.14
14
Abner dan Khadir. “Penyalahgunaan Informasi/Berita Hoax di Media Sosial”. Binus University. 2017
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan aplikasi dan media digital dalam industri mencerminkan
transformasi besar dalam operasional dan komunikasi perusahaan. Hal ini melibatkan
pemanfaatan media sosial, situs web, aplikasi mobile, serta inovasi teknologi untuk
meningkatkan pengalaman pelanggan, manajemen reputasi, dan efisiensi operasional.
Etika publikasi konvensional dan digital memiliki prinsip yang berbeda. Pada
publikasi konvensional, fokus pada ketepatan, peer review, integritas ilmiah, dan hak
cipta. Sementara di publikasi digital, akses terbuka, keragaman, keberlanjutan digital,
dan tanggung jawab sosial menjadi sorotan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bostrom, N., & Yudkowsky, E. (2014). "The Ethics of Artificial Intelligence." Cambridge
University Press.2014
Floridi, L., & Cowls, J. (2019). "A Unified Framework of Five Principles for AI in Society."
Harvard Data Science Review. 2019
Hamna, Dian Muhtadiah. “Eksistensi Jurnalisme Di Era Media Sosial.” Jurnalisa Vol 03
Nomor 1/ Mei: 111 2017
Bender, E. M., Gebru, T., McMillan-Major, A., & Shmitchell, S. (2021). "Data Statements for
Natural Language Processing: Toward Mitigating System Bias and Enabling Better
Science." Transactions of the Association for Computational Linguistics.
Santoso, Didik Haryadi & Lestari, Rani Dwi. 2018. “Penerapan Etika Jurnalistik dalam
Pemberitaan Politik di Media Online (Studi Kasus Pemilihan Gubernur DKI Jakarta).”
Jurnal Pekommas Vol. 3 No. 2: 204.
14
15