Anda di halaman 1dari 12

EVOLUSI JURNALISME DALAM ERA DIGITAL DAN PENGARUH

MEDIA SOSIAL

Dika Ananta – 214110102140

1. Evolusi Jurnalisme Dalam Era Digital.


Jurnalisme adalah suatu kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan
melaporkan peristiwa. Secara bahasa jurnalisme berasal dari kata journal atau diurnalis,
yang berasal dari istilah basa latin yang meiliki arti catatan harian mengenai kejadian
sehari hari. Sedangkan menurut KBBI jurnalisme adalah pekerjaan mengumpulkan,
menulis, mengedit, dan menerbitkan berita dalam surat kabar. Namun dari segi kata,
jurnalisme berasal dari kata “jurnal” yaitu laporan dan “isme” yaitu paham atau ajaran.
Jurnalisme di era digital mengalami banyak tantangan dan transformasi yang
signifikan. Berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi pada jurnalisme di era
digital :
• Pengaruh teknologi: Era digital telah memengaruhi praktik jurnalisme dalam
berbagai hal, termasuk dalam pengumpulan, pengolahan, dan distribusi berita.
Jurnalisme konvensional bertransformasi di era digital dengan melibatkan
teknologi berbasis internet. Internet membuat informasi dapat disebarkan secara
cepat, meluas dan dapat di akses oleh publik dalam hitungan detik. Adanya
berbagai platform online dan sumber berita digital memungkinkan publik
mendapatkan berita dari berbagai sudut pandang. Media sosial memberikan
platform bagi warga biasa untuk menjadi jurnalis amatir dan menyebarkan
berita. Media sosial juga memiliki dampak yang sangat signifikan dengan
adanya berita viral maupun hoax dapat mempengaruhi narasi dan mempercepat
perubahan opini publik.
• Kecepatan: Dalam era jurnalisme online, para jurnalis dituntut untuk mengikuti
kondisi pembaca di dunia maya, dimana informasi dituntut untuk serba cepat.
Jurnalisme tradisional memerlukan waktu lebih untuk menyusun, mengedit, dan
mempublikasikan berita. Namun, dengan adanya teknologi modern
memungkinkan laporan real-time dari tempat kejadian melalui smartphone,
kamera digital, dan media sosial. Salah satu contohnya adalah live streaming,
dengan adanya live streaming memungkinkan audiens mengikuti laporan
peristiwa secara langsung.
• Konvergensi: Konsep konvergensi mengacu pada penggabungan media cetak,
radio, dan televisi konvensional dengan media digital. Konvergensi mendorong
integrasi teknologi digital dalam semua aspek berita. Konvergensi media sosial
dengan jurnalisme telah menciptakan model distribusi berita baru yaitu melalui
Facebook, Twitter atau X, dan Instagram. Dengan adanya konvergensi, redaksi
tradisional harus beradap tasi dengan lingkungan digital dan memanfaatkan
keunggulan teknologi untuk tetap relevan. Konvergensi juga memberikan ruang
untuk berita yang lebih interaktif. Pembaca dapat terlibat melalui komentar,
jejak pendapat, dan berbagai bentuk pertisipasi online lainya.
• Jurnalisme online: Jurnalisme online adalah fenomena baru dalam dunia
jurnalistik, di mana penyajian berita melalui media online adalah pesan atau
informasi yang disampaikan menggunakan media internet. Jurnalisme online
memungkinkan berita untuk dapat diakses secara global dengan cepat. Berita
dapat disiarkan dan diakses oleh pembaca di seluruh dunia dalam hitungan detik
setelah terjadi. Berkat internet, jurnalis dapat melaporkan dan mempublikasikan
berita secara real-time. Live blogging, pembaruan langsung, dan liputan
langsung melalui media sosial memungkinkan informasi untuk diterima secara
instan oleh publik. Jurnalisme online memungkinkan penggunaan berbagai
format media, termasuk teks, gambar, audio, dan video. Ini menciptakan
pengalaman yang lebih kaya dan menarik terhadap audiens.
• Peran normatif: Salah satu peran normatif jurnalisme adalah sebagai watchdog,
yaitu mengawasi kebijakan pemerintah dan institusi publik. Norma jurnalisme
memandang jurnalis sebagai penjaga kebenaran dan penjaga kepentingan
publik. Wartawan diharapkan untuk bertindak sebagai pilar demokrasi dan
mengungkap kebijakan dan tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan
masyarakat. Standar etika jurnalistik mencakup perlindungan terhadap sumber
daya dan privasi individu yang terlibat dalam berita. Ini merupakan peran dalam
pembentukan kebijakan terkait dengan pengungkapan informasi pribadi dan
penggunaan sumber anonim. Norma jurnalistik juga memberikan dorongan
untuk pemberdayaan wartawan, mengutamakan integritas dan kemandirian
profesi jurnalistik.
• Perubahan sosial: Jurnalisme memiliki peran dalam menggerakkan perubahan
sosial dan mengatur agenda publik. Perubahan sosial, seperti peningkatan
kesadaran akan keberagaman dan inklusivitas, juga memengaruhi cara berita
disusun dan dipresentasikan. Media dihadapkan pada tuntutan untuk
mencerminkan keberagaman masyarakat dan menyajikan berita dengan cara
yang memperhatikan perspektif yang beragam. Peningkatan kesadaran terhadap
isu-isu lingkungan telah mendorong media untuk memberikan perhatian khusus
pada liputan berita yang berkaitan dengan perubahan iklim, pelestarian
lingkungan, dan isu-isu keberlanjutan. Perubahan sosial, terutama dalam hal
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga, telah menciptakan
tantangan untuk menjaga kepercayaan publik dalam era informasi yang
kompleks. Desinformasi dan fake news menjadi masalah yang semakin
mendalam. Perubahan dalam perilaku konsumen dan preferensi pembaca juga
memengaruhi model bisnis media. Perubahan ini memicu evolusi menuju model
berlangganan digital, donasi online, dan strategi pendanaan baru.
• Kode etik: Jurnalisme dalam era digital harus tetap berlandaskan pada prinsip
jurnalisme yang baku dan universal, diantaranya rumus berita 5 W 1 H, serta
kode etik jurnalistik yang telah disahkan oleh Dewan Pers. Kode etik membantu
menjaga integritas profesional wartawan. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti
kejujuran, akurasi, dan keberimbangan yang menjadi dasar etika jurnalistik.
Pemeliharaan integritas ini menjadi kunci dalam mempertahankan kepercayaan
masyarakat. Kode etik jurnalistik harus terus beradaptasi dengan perubahan
teknologi dan lingkungan media baru. Misalnya, terkait dengan penggunaan
drone, media sosial, atau algoritma dalam produksi berita. Prinsip-prinsip etika
harus tetap relevan dalam konteks digital. Kode etik juga menciptakan landasan
bagi wartawan untuk melindungi diri dari tekanan eksternal yang dapat
memengaruhi independensi. Ini dapat mencakup upaya untuk menghalangi
intervensi politik atau tekanan dari pemilik media.
• Tantangan: Jurnalisme di era digital juga menghadapi tantangan, seperti
kecenderungan sensationalisme, kebenaran dalam pembuatan berita, dan peran
AI dalam jurnalisme. Perubahan model bisnis tradisional media, terutama media
cetak, mengalami penurunan pendapatan karena perubahan preferensi
konsumen dan migrasi ke platform digital. Tantangan finansial ini memaksa
organisasi berita untuk mencari model bisnis yang lebih berkelanjutan.
Penyebaran berita palsu, desinformasi, dan hoaks melalui media sosial menjadi
tantangan serius. Ini dapat merusak kepercayaan publik dan menyulitkan
pembaca dalam membedakan antara berita yang sah dan yang palsu. Sehingga
wartawan dan organisasi berita harus terus mengevaluasi dan memperbarui
pandangan etika mereka. Perubahan dalam perilaku konsumen, termasuk
keinginan untuk konten yang lebih ringan, singkat, dan lebih interaktif,
memaksa media untuk beradaptasi dan menciptakan format berita yang sesuai
dengan preferensi.
Dalam menghadapi tantangan dan perubahan tersebut, jurnalisme di era digital
harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip jurnalisme yang baku dan universal serta
memanfaatkan teknologi secara bijak untuk menghasilkan berita yang berkualitas dan
dapat dipercaya.
Media baru, terutama media digital, telah memberikan dampak yang signifikan
pada kebebasan pers dan etika jurnalisme. Berikut adalah beberapa dampak yang
terlihat:
Dampak pada kebebasan pers:
• Akses informasi yang lebih luas: Media baru, seperti media sosial dan situs
berita online, memberikan akses informasi yang lebih luas bagi masyarakat. Hal
ini memungkinkan masyarakat untuk memperoleh informasi dari berbagai
sumber dan sudut pandang.
• Citizen journalism: Media baru juga memungkinkan masyarakat untuk menjadi
jurnalis dan menyampaikan informasi secara langsung. Hal ini dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses jurnalistik dan memberikan
suara pada kelompok-kelompok yang sebelumnya tidak terwakili.
• Tantangan regulasi: Media baru juga memberikan tantangan pada regulasi dan
hukum yang mengatur kebebasan pers. Regulasi dan hukum yang ada belum
sepenuhnya mampu mengakomodasi perkembangan media baru, sehingga
memunculkan perdebatan tentang batas-batas kebebasan pers.
Dampak pada etika jurnalisme:
• Kode etik: Media baru memunculkan tantangan pada kode etik jurnalistik. Kode
etik jurnalistik yang ada belum sepenuhnya mampu mengakomodasi
perkembangan media baru, sehingga memunculkan perdebatan tentang kode
etik yang harus diterapkan pada media baru.
• Kualitas berita: Media baru memungkinkan munculnya berita yang tidak akurat
dan hoaks. Hal ini memunculkan tantangan pada jurnalis untuk memastikan
bahwa berita yang disajikan akurat, berkualitas, dan kredibel.
• Tantangan etika: Media baru juga memunculkan tantangan etika, seperti
kecenderungan sensationalisme dan clickbait. Hal ini memunculkan tantangan
pada jurnalis untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip etika jurnalistik dan
memastikan bahwa berita yang disajikan tidak hanya menarik perhatian, tetapi
juga akurat dan berkualitas.
Dalam menghadapi dampak media baru pada kebebasan pers dan etika
jurnalisme, jurnalis harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip jurnalisme yang baku
dan universal serta memanfaatkan teknologi secara bijak untuk menghasilkan berita
yang berkualitas dan dapat dipercaya. Selain itu, regulasi dan kode etik jurnalistik harus
diperbarui agar dapat mengakomodasi perkembangan media baru dan memastikan
bahwa kebebasan pers tetap terjaga dengan baik.

2. Pengaruh Media Sosial Dalam Perubahan Sosial.


Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain meghapus
batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan
media sosial ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun
mereka bereda dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan ttidak peduli
siang atau pun malam.
Media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan
memahami isu-isu sosial dalam masyarakat kontemporer. Berikut adalah beberapa
dampak dari media sosial pada interaksi, komunikasi, dan pemahaman isu-isu sosial
dalam masyarakat kontemporer:
• Intensifikasi interaksi: Media sosial memungkinkan interaksi yang berupa
dialog antara dunia nyata dan maya semakin intensif dikarenakan kondisi digital
informasi yang turut menggeser pemaknaan bahasa.
Dampak positif:
- Meningkatkan konektivitas dan interaksi antar individu dari berbagai
belahan dunia dan memungkinkan orang untuk tetap terhubung dengan
teman, keluarga, dan rekan-rekan secara real-time.
- Memfasilitasi pertukaran informasi dengan cepat, mudah dan membantu
dalam menyebarkan berita, pengetahuan, dan ide dengan lebih efisien.
- Memberikan platform bagi individu untuk menyuarakan pendapat mereka
dan mendorong partisipasi aktif dalam diskusi dan kampanye sosial.
- Membuka peluang baru untuk pemasaran, promosi bisnis dan membantu
dalam membangun merek dan menjangkau audiens yang lebih luas.
- Menyediakan sumber daya pembelajaran yang luas dan memfasilitasi
pertukaran pengetahuan dan pengalaman di berbagai bidang.
Dampak negatif:
- Meningkatkan ketergantungan pada media sosial, yang dapat mengganggu
produktivitas dan kesehatan mental.
- Meskipun secara online terhubung, intensifikasi interaksi di media sosial
dapat berkontribusi pada isolasi sosial di dunia nyata.
- Memungkinkan penyebaran berita palsu dan informasi yang tidak akurat
dengan cepat.
- Meningkatkan risiko pelecehan online, intimidasi dan memberikan platform
anonimitas yang dapat digunakan untuk perilaku tidak etis.
- Potensial menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan,
depresi, dan perbandingan sosial.
- Menimbulkan masalah privasi, terutama jika informasi pribadi digunakan
secara tidak etis atau jatuh ke tangan yang salah.
- Memperkuat filter bubble dan polarisasi opini dengan membatasi paparan
pada pandangan yang sejalan.
- Menguras waktu dan perhatian, mengakibatkan waktu yang lebih sedikit
untuk aktivitas di dunia nyata.
• Pengurangan interaksi secara langsung: Media sosial dapat mengurangi
interaksi secara langsung antarindividu karena banyak orang lebih memilih
berkomunikasi melalui media sosial daripada bertemu langsung.
Dampak positif:
- Media sosial dapat memudahkan dan mempercepat pertukaran informasi,
membuat komunikasi lebih efisien dalam beberapa kasus.
- Tetap memungkinkan akses cepat ke berita dan informasi dari seluruh
dunia, membantu pengguna untuk tetap terkini.
- Membantu kolaborasi jarak jauh dan kerja tim di tingkat global.
Dampak negatif:
- Mengurangi interaksi langsung dapat menyebabkan isolasi sosial dan
memengaruhi kesehatan mental.
- Hubungan di dunia maya mungkin tidak sekuat dan sesukses hubungan di
dunia nyata karena kekurangan kontak fisik dan ekspresi non-verbal.
- Interaksi online seringkali kurang dalam ekspresi emosi dan non-verbal,
yang dapat menyulitkan pengembangan empati.
- Terlalu banyak waktu yang dihabiskan online bisa memengaruhi
perkembangan keterampilan sosial di dunia nyata.
- Penggunaan berlebihan media sosial dapat meningkatkan risiko kegiatan
daring yang berisiko, seperti perjudian online atau perilaku berbahaya
lainnya.
- Penggunaan berlebihan media sosial dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan antara kehidupan online dan offline, dengan potensi
dampak negatif pada produktivitas dan kesejahteraan umum.
- Terlalu banyak waktu dihabiskan di media sosial dapat meningkatkan
kemungkinan polarisasi opini dan pengaruh dari filter bubble.
- Penurunan aktivitas fisik karena lebih banyak waktu dihabiskan di depan
layar dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik.
• Pengaruh budaya asing: Media sosial memungkinkan pengaruh budaya asing
masuk ke dalam masyarakat, terutama melalui konten yang diunggah oleh
pengguna media sosial
Dampak positif:
- Mendorong pertukaran budaya dan pemahaman antar masyarakat dari
berbagai negara dan memungkinkan orang untuk belajar lebih banyak
tentang keberagaman budaya di seluruh dunia.
- Membuka pintu untuk koneksi global, pertemanan lintas batas dan membuat
orang merasa lebih terhubung dengan dunia luar.
- Membantu dalam pengembangan kesadaran multikultural dan toleransi
terhadap perbedaan budaya.
- Memotivasi inovasi dan kreativitas dengan memperkenalkan ide-ide baru
dan gaya hidup yang berbeda.
- Memberikan akses kepada orang untuk memahami berbagai bahasa, tradisi,
dan praktik budaya.
Dampak negatif:
- Potensial untuk menyebabkan pembaratan budaya di mana budaya lokal
dapat terancam oleh dominasi budaya asing.
- Mempengaruhi gaya hidup lokal dan tradisional, kadang-kadang dengan
dampak negatif pada keberlanjutan budaya.
- Membawa elemen-elemen homogenisasi di mana elemen-elemen budaya
yang seragam dapat mendominasi variasi budaya lokal dan mendorong
inovasi dengan menyuntikkan ide dan konsep baru.
- Mungkin mengubah norma sosial lokal dengan memperkenalkan nilai-nilai
dan norma-norma yang berbeda.
- Dapat menciptakan kesenjangan budaya di mana budaya tertentu lebih
mendominasi daripada yang lain.
- Menjadikan masyarakat tergantung pada teknologi asing, terutama jika
platform media sosial utama berasal dari luar negeri.
- Potensial meningkatkan kesenjangan digital antara mereka yang dapat
mengakses dan menggunakan media sosial dan mereka yang tidak dapat.
• Transformasi literasi media digital: Media sosial telah mengubah cara orang
membaca, menulis, dan memahami informasi. Orang sekarang lebih cenderung
membaca informasi yang singkat dan mudah dicerna, serta lebih banyak
menulis dan membagikan informasi daripada membaca informasi yang lebih
panjang.
Dampak positif:
- Transformasi literasi media digital dapat meningkatkan kemampuan
individu untuk mencari, memahami, dan mengevaluasi informasi secara
efektif.
- Mendorong pengembangan keterampilan analisis kritis dan pemahaman
yang lebih baik terhadap konten media sosial.
- Meningkatkan kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam dialog online,
seperti memberikan tanggapan yang informasional dan konstruktif.
- Meningkatkan kesadaran tentang risiko dan tantangan di lingkungan digital,
termasuk kesadaran akan berita palsu dan keamanan online.
- Memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kreatif
dalam menghasilkan dan berbagi konten di platform media sosial.
Dampak negatif:
- Meskipun ada peningkatan literasi media, masih ada risiko penyebaran
informasi palsu atau hoaks yang dapat membingungkan dan merugikan.
- Keterampilan memproses dan menilai informasi yang tepat dapat tertantang
oleh overload informasi di media sosial.
- Ada risiko kesenjangan literasi digital di mana beberapa orang mungkin
lebih mahir dalam memahami dan mengelola informasi online dibandingkan
yang lain.
- Perbandingan sosial dan tekanan untuk mencapai standar yang ditetapkan
oleh media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental.
- Meskipun ada peningkatan kesadaran keamanan, pengguna mungkin masih
rentan terhadap ancaman keamanan digital seperti phishing dan penipuan
online.
- Transformasi literasi media digital dapat menciptakan "eko kamu" di mana
pengguna terpapar terus-menerus pada pandangan dan informasi yang
sejalan dengan keyakinan mereka sendiri, meningkatkan polarisasi opini.
- Peningkatan literasi media digital menciptakan harapan tinggi pada
kemampuan individu untuk menyaring informasi, yang mungkin terlalu
berat bagi beberapa pengguna.
• Peningkatan kesadaran sosial: Media sosial memungkinkan orang untuk lebih
mudah memahami isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat, seperti isu
lingkungan, hak asasi manusia, dan sebagainya. Orang dapat membagikan
informasi dan pandangan mereka tentang isu-isu sosial ini dengan mudah
melalui media sosial.
- Kesadaran sosial dapat memberdayakan masyarakat untuk mengatasi isu-
isu sosial dan keadilan.
- Media sosial memberikan platform untuk mengangkat kesadaran terhadap
berbagai isu sosial seperti hak asasi manusia, lingkungan, kemiskinan dan
memungkinkan orang untuk berbagi cerita dan pengalaman mereka terkait
isu-isu tersebut.
- Mempercepat pergerakan sosial dengan menyatukan orang-orang yang
memiliki kepedulian yang sama.
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, terutama ketika masyarakat
bersatu untuk menyoroti ketidakadilan dan kecurangan.
- Media sosial memberikan akses cepat dan mudah terhadap informasi dan
pengetahuan terkait isu-isu sosial.
- Mendorong diskusi terbuka dan inklusif mengenai isu-isu penting,
memungkinkan berbagai pandangan untuk didengar.
- Memengaruhi perubahan norma sosial dengan mendukung nilai-nilai positif
dan menghukum perilaku yang tidak etis.
- Media sosial seringkali menjadi alat utama dalam kampanye amal dan
penggalangan dana untuk membantu mereka yang membutuhkan.
- Perusahaan yang berpartisipasi dalam inisiatif sosial dapat mendapatkan
pengakuan positif dan dukungan dari konsumen di media sosial.
• Polarisasi opini: Media sosial juga dapat memperkuat polarisasi opini dalam
masyarakat, karena orang cenderung mengikuti dan berinteraksi dengan orang-
orang yang memiliki pandangan yang sama dengan mereka. Hal ini dapat
memperkuat kelompok-kelompok yang sudah ada dan memperkuat perbedaan
antarkelompok.
- Polarisasi opini dapat menyebabkan pemecahan masyarakat menjadi
kelompok-kelompok yang memiliki pandangan yang sangat berbeda dan
kadang-kadang saling bertentangan.
- Pengguna media sosial cenderung terjebak dalam filter bubble, yaitu hanya
terpapar pada opini dan pandangan yang sejalan dengan keyakinan mereka
sendiri.
- Polarisasi dapat meningkatkan tingkat konflik dan hostilitas antara
kelompok-kelompok yang berbeda.
- Diskusi lebih berfokus pada pembelaan posisi daripada pemahaman dan
pembukaan diri terhadap pandangan lain.
- Polarisasi membuat masyarakat lebih rentan terhadap upaya manipulasi
opini.
- Dalam atmosfer polarisasi, penyebaran informasi palsu atau hoaks dapat
lebih mudah diterima jika sesuai dengan naratif yang sudah ada.
- Dalam sistem demokrasi, polarisasi dapat mempengaruhi proses keputusan
politik dan menghambat kemampuan untuk mencapai konsensus.
- Masyarakat yang terpolarisasi mungkin mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah bersama karena kurangnya kolaborasi antar
kelompok.
- Terlibat dalam lingkungan yang terpolarisasi secara terus-menerus dapat
memberikan tekanan pada kesejahteraan mental individu.
Dengan demikian, media sosial telah membawa dampak yang signifikan pada
cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan memahami isu-isu sosial dalam masyarakat
kontemporer.

3. Pengaruh TikTok Dalam Budaya Populer.


Tik Tok adalah sebuah aplikasi jejaring sosial dan platform video music dimana
pengguna bisa membuat, mengedit, dan berbagi klip video pendek lengkap dengan filter
dan disertai musik sebagai pendukung. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat
membuat video pendek yang unik dengan cepat dan juga mudah untuk dibagikan
dengan teman dan ke seluruh dunia.
Tentu, TikTok memiliki peran yang cukup besar dalam membentuk tren budaya
populer, terutama di kalangan generasi muda. Ini bisa dilihat dari beberapa aspek:
• Platform Video Pendek: TikTok secara khusus dirancang untuk membuat dan
membagikan video pendek, yang membuatnya sangat sesuai dengan gaya
konsumsi konten generasi muda yang lebih suka sesuatu yang singkat dan
langsung.
• Kreasi Konten yang Mudah: Alat kreatif di TikTok memudahkan siapa pun
untuk membuat konten yang kreatif dan menghibur tanpa perlu keterampilan
pengeditan video yang kompleks. Ini memberikan kesempatan bagi lebih
banyak orang untuk menjadi pembuat konten.
• Tren dan Challenge: TikTok seringkali menjadi tempat lahirnya tren dan
challenge viral. Ketika suatu konsep atau lagu tertentu menjadi populer di
TikTok, itu dapat dengan cepat menyebar ke seluruh platform dan bahkan ke
media sosial lainnya.
• Keterlibatan Pengguna: TikTok aktif mempromosikan interaksi pengguna
melalui fitur komentar, duet, dan berbagi. Hal ini menciptakan komunitas yang
erat dan terlibat, yang memperkuat pengaruh platform dalam membentuk
budaya.
• Musik dan Lagu: Banyak lagu yang menjadi populer di TikTok karena
digunakan dalam berbagai video dan challenge. Ini menciptakan efek langsung
pada industri musik, di mana lagu-lagu tertentu bisa meledak popularitasnya
berkat TikTok.
• Diversitas Konten: TikTok menampung berbagai jenis konten, mulai dari tarian,
komedi, pendidikan, hingga advokasi sosial. Ini menciptakan keragaman dalam
tren dan memungkinkan berbagai kelompok untuk mendapatkan eksposur.
• Pengaruh Selebriti dan Kolektif: Banyak selebriti dan kelompok influencer
memanfaatkan TikTok untuk terhubung dengan penggemar mereka. Aktivitas
mereka di platform ini dapat dengan cepat menciptakan tren dan memengaruhi
opini publik.
• Perubahan Perilaku Konsumsi Media: TikTok memperkenalkan model
konsumsi konten yang lebih dinamis dan interaktif, yang berbeda dari platform
media sosial lainnya. Ini telah membentuk cara generasi muda mengonsumsi
dan berinteraksi dengan konten digital.

Daftar Pustaka
Fatimah, N. S., Suyanto, A. P., & Kusumadinata, A. A. (2022). Dampak Era Digital Terhadap Kegiatan
Komunikasi Kontemporer Pada Masyarakat Kota Bogor. Karimah Tauhid (Vol. 1).

Pratopo, W. M. (n.d.). PANDANGAN TOKOH PERS TERHADAP ETIKA MEDIA BARU.

Shapiro, I., Brin, C., Bédard-Brûlé, I., & Mychajlowycz, K. (2013). Verification as a strategic ritual how
journalists retrospectively describe processes for ensuring accuracy. Journalism Practice, 7(6),
657–673. doi:10.1080/17512786.2013.765638

Utungga Pasopati Jurusan Filsafat, R., & Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, S. (2015). INTERAKSI
BAHASA IDENTITAS DIGITAL DAN NASIONALISME DI ERA KONTEMPORER. Arsitektur &Teknik
Sipil), 6.

Waluyo, D. (n.d.). MAKNA JURNALISME DALAM ERA DIGITAL: SUATU PELUANG DAN TRANSFORMASI
MEANING OF JURNALISM IN THE DIGITAL ERA: AN OPPORTUNITY AND TRANSFORMATION.

Anda mungkin juga menyukai