Anda di halaman 1dari 10

JURNALIS ONLINE

Jurnalistik atau journalism dari berdasarkan istilah journal, adalah catatan harian atau catatan
tentang insiden sehari-hari, atau pula mampu berarti surat kabar (Hikmat Kusumaningrat &
Purnama Kusumaningrat, 2009). Journal dari berdasarkan bahasa Latin "diurnalis", adalah
harian atau tiap hari. Dari istilah itulah lahir istilah jurnalis, yaitu orang yang melakukan
pekerjaan jurnalistik.

Jurnalistik online dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian informasi melalui media
internet. utamanya website. Kamus bebas Wikipedia mendefinisikan jurnalisme online
sebagai "pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet" (reporting of facts
produced and distributed via the Internet). Karena merupakan perkembangan baru dalan
dunia media, website pun dikenal juga dengan sebutan media baru (new media) dari media
konvensional seperti majalah, radio, dan televisi.

Jurnalis adalah profesi terhormat di masyarakat karena ia mewakili aspirasi dan kebutuhan
masyarakat luas dalam hal informasi. Jurnalis bukan pengemis informasi, apalagi penadah
yang mengancam responden, sampai-sampai busana yang dikenakan saat meliput itu lusuh
atau tampil seperti preman. Ituluh sebabnya jurnalis harus tampil bersih, artinya busana yang
dikenakan layak digunakan dalam peliputan. Misalnya mengenakan t-shirt jika liputan yang
berkaitan dengan olahraga di lapangan, mengenakan kemeja saat liputan di kantor
pemerintah, atau bahkan mengenakan jas saal nelipul kunjungan kenegaraan presiden atau
pejabat yang setara dengannya.

Wartawan atau jurnalis adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.
Tidal ada kesepakatan tentang bagaimana profil yang pasti dan ideal untuk seorang jurnalis.
Kecuali selama ini berdasarkan penilaian narasunber dan juga para pimpinan di lingkungan
kerja jurnalistik. Namun demikian, ada beberapa kriteria umum yang acap kali menjadi kunci
keberhasilan sebagai calon jurnalis dan juga jurnalis profesional dalam memperoleh
pekerjaan dan karir yang sukses, yaitu memiliki modal pergaulan yang luas.

Penampilan jurnalis yang utama bukanlah fisik, tetapi kesesuaian pada situasi dan kondisi
peliputan. Misalnya, jurnalis dapat membedakan ketika ia berhadapan dengan pejabat dan
rakyat biasa, herada di kantor atau di rumah. Selain itu, kesiapan peralatan teknis rekaman
dan alat tulis juga merupakan faktor penentu, namun yang terpenting dalam diri jurnalis
adalah komitmen untuk bekerja penuh waktu (full time) dan tepat waktu (on time). Artinya,
ia siap menjalani lenggal waklu (deadline) 24 jam untuk meliputi setiap peristiwa dan
melaporkannya kepada khalayak.

Dalam bidang jurnalistik, internet sudah membentuk cyber journalism & menyajikan liputan
baru pada online media. Foust sudah mengidentifikasi kemampuan apa pun buat online
journalism menjadi asal liputan primer bagi khalayak secara general. Pertama, khalayak
cenderung lebih teliti waktu mencari liputan (mengendalikan audiens). Selain itu, setiap
liputan yg disebarluaskan mempunyai kemampuan buat mengatur dirinya sendiri (non-linier),
& setiap liputan yg disebarluaskan mempunyai kemampuan buat mengatur dirinya sendiri
(non-linier). Pesan ketiga disimpan & diakses secara gampang (save and retrieve). Keempat,
jumlah liputan yg akan dikirim unlimited (penyimpanan tidak terbatas). Kelima, data akan
ditransmisikan secara kondusif ke & eksklusif ke publik (eksklusif). Editor bisa memakai
teks, audio, gambar-gambar, animasi, foto, video, & komponen lainnya buat menciptakan
sebuah cerita. Ini ditulis secara formal (fitur multimedia). Terakhir, memungkinkan
terjadinya interaksi (interaktivitas). liputan penyajian

Dengan istilah lain, jurnalisme online ini masih sebagai teka-teki ditimbulkan sang eksistensi
tidak sinkron menggunakan adanya kualifikasi & peraturan yg terdapat, sebagai akibatnya
terdapat majemuk kasus yg ditimbulkan. Lasica menyatakan, etika online journalism bisa
diklasifikasikan 3 macam. Untuk memulai, rekapan fakta: wartawan menghadapi situasi &
kondisi membutuhkan pertimbangan etis yg berkaitan menggunakan online media, mulai
menurut wartawan yg membarui identitasnya pada ruang dialog buat me-record postingan
menurut papan bulletin. Pelaporan fakta kedua: Internet kekuatan membentuk persaingan
buat sebagai yg pertama, tetapi hal tadi permanen berkembang & belum terdapat berita
krusial buat diketahui. Penyajian fakta ketiga: disparitas kepentingan editor & media usaha
merupakan ambigu, dikarenakan diharapkan buat kelangsungan hayati & kebutuhan
bisnisnya. Editor cyber menghadapi tantangan advertisement & usaha yg membuat buat
menaikkan & redaksi mandiri.

Tekanan jurnalism oleh para online journalist tidak sekedar berlatih dan memperoleh
pengalaman dan ilmu, tetapi juga kiat meraih standar yang diperlukan yang sama seperti apa
yang telah diberikan Jurnalis diharapkan memberikan tidak hanya fakta, tetapi juga ketepatan
waktu, akurasi, dan kreativitas, yang harus diterapkan pada berbagai platform. Istilah
profesional memiliki tiga makna dalam pemahaman persepsi diri jurnalis itu seperti "ahli"
adalah lawan dari amatir, kedua, yaitu sifat profesi jurnalis menurut pelatihan khusus, dan
yang terakhir, adalah norma-norma yang mengatur perilakunya untuk kepentingan
pembacanya yang tak bisa dipisahkan dari komponen etika online journalism.

Public interest diasakan sang wartawan biasanya mencakup tahapan-tahapan crucial dalam
langkah pengolahan keterangan pada para audiens. Dari aneka macam aspek tadi masih ada
aspek liputan, aspek pemberitaan, & aspek penyampaian kabar. Di zaman terkini sekarang,
rekapan kabar, konsep kabar online yg mengutamakan kecepatan menggunakan konsep-
konsep jurnalisme yg lain. Salah satu pergeseran yg relatif fundamental merupakan
menciptakan batas tipisnya antara profesional & media umum. Jurnalisme memakai media
umum nir hanya menjadi asal keterangan, namun pula menjadi asal pencari keterangan.
Wartawan bisa berinovasi kabar tergantung perkembangan teknologi, sang karenanya praktik
misalnya ini dipercaya menjadi keliru satu bentuk penemuan paling generik pada bidang
jurnalisme. Wartawan cari memahami bisa berinovasi tergantung perkembangan teknologi,
lantaran mereka nir hanya terlatih pada seni pengumpulan keterangan jeda jauh, namun
mereka pula bisa berinovasi. jurnalisme online ciri yg memuaskan buat menjalankan
pekerjaan yg turut dan ditunjang menggunakan hadirnya teknologi internet yg mendukung
data, menuntut kecepatan pencarian pada pencarian pekerjaan yg didukung menggunakan
adanya internet yg menyediakan batas data tanpa batas.Terlepas menggunakan kemudahan
pada mengumpulkan bahan kabar atau data, mempermudah pada mempublikasikan hasilnya
ke publik atau memperbarui kabar atau artikel yg telah ditulis. Keberadaan teknologi digital
pada konteks jurnalisme pula sebagai kesempatan & dipakai sang beberapa orang yg nir
bertanggung jawab, sebagai akibatnya menambah problem pada global jurnalisme online.
Dengan kemudahan teknologi internet & pengaksesasan kemudahan jaringan data,
membuahkan global jurnalisme online sebagai sasaran ‘empuk’ pada plagiasi. Realitanya,
poly jurnalis yg secara sengaja juga nir sengaja mempunyai norma menyalin.

Adanya fenomena jurnalisme online ini menuntut penyedia konten berita konvensional
merubah dirinya menjadi multiplatform. Para jurnalis online dituntut untuk menguasai
pembuatan berita dengan multiplatform, yaitu selain memiliki ketrampilan menulis juga
dituntut untuk dapat menguasai multi media, digital narative, Adobe Flash, Video
Editing,dan lain sebagainya yang diaplikasikan kedalam berbagai platform berita, baik
pada portal induk maupun media sosial. Jurnalisme multiplatform dapat menunjukan
kreativitas para jurnalis untuk mengoptimalkan jurnalisme yang sesungguhnya, yaitu
dituntut untuk lebih terampil dalam penyediaan konten baik visual, maupun penulisan, juga
dituntut untuk lebih cepat dan kreatif dalam berinovasi penampilan berita dan informasi.

Jurnalisme online merupakan hasil dari konvergensi media, yaitu pengawinan media
konvensional (cetak) menggunakan perkembangan teknologi komunikasi & berita (Erlita,
2012, p. 558). Meski tujuan jurnalistik permanen sama, perubahan platform membarui baku
kerja jurnalistik.Lantaran medium yg dipakai pada publikasi berita tidak sinkron
menggunakan media konvensional, Foust (2005, dikutip pada Haristya, dkk., 2012, p. 6)
membicarakan keunggulan jurnalisme onlineberdasarkan karakteristiknya, yaitu menjadi
berikut.
1) Audience control, khalayak mempunyai kebebasan pada menentukan fakta.
2) Nonlinearity, tiap fakta mampu berdiri sendiri & tak harus dibaca secara linear atau
berurutan.
3) Storage and retrieval. Berita terarsip & bisa diakses balik menggunakan mudah.
4) Unlimited space. Platform sanggup mengakomodir jumlah fakta yg nir terbatas &
memungkinkan lebih lengkap dibandingkan media lainnya.
5) Immediacy. Berita sanggup tersaji lebih cepat & aktual.
6) Multimedia capability. Berbeda menggunakan media cetak, media online mampu
menggabungkan teks, suara, gambar, video, & komponen lainnya pada satu tampilan fakta
7) Interactivity. Media sanggup membangun partisipasi menggunakan pembaca pada banyak
sekali bentuk, misalnya melalui kolom komentar.

Sebuah penelitian yang dilakukan Hartley (2013) berjudul The Online Journalist Between
Ideals and Audiences menguatkan sebagian pandangan Bre. Jurnalis online menilai bahwa
kualitas jurnalisme seharusnya dilihat pada aspek produksi, tidak hanya distribusi. Mereka
menilai bahwa pada aspek produksi, jurnalis cetak mempunyai banyak sekali kelebihan,
seperti spesialisasi, riset yang mendalam sehingga sanggup menghasilkan berita investigatif,
& jaringan narasumber yang kuat. Sementara itu, jurnalis online justru dinilai mempunyai
kelebihan pada aspek distribusi, di mana mereka sanggup melihatkan pembaca sebagai
partisipan aktif, produsi berita yang cepat, mempunyai naluri berita yang baik, mempunyai
pengetahuan yang luas & kemampuan teknis multimedia.

Penelitian tentang keyakinan jurnalis mengenai peran mereka dalam pengumpulan berita
dimulai dengan karya Johnstone, Slawski, dan Bowman (1976), yang menemukan bahwa
sebagian besar jurnalis memiliki pandangan yang pluralistik. Beberapa jurnalis melihat diri
mereka menduduki peran “netral”; para jurnalis ini merasa mereka harus mematuhi norma-
norma objektivitas dan melaporkan informasi yang akurat, faktual, dan dapat diverifikasi.
Wartawan netral berpikir bahwa yang paling penting adalah menjauhi berita yang
informasinya tidak dapat diverifikasi, mendapatkan informasi kepada publik secepat
mungkin, melaporkan berita yang menarik bagi khalayak luas, dan memberikan hiburan serta
relaksasi. Namun, yang lain percaya bahwa itu adalah tanggung jawab mereka untuk
memainkan peran yang lebih partisipatif dan secara aktif menggali cerita 'nyata'. Para jurnalis
ini merasa berkewajiban untuk menyelidiki klaim dan pernyataan yang dibuat oleh
pemerintah, memberikan analisis dan interpretasi terhadap masalah yang kompleks,
mendiskusikan kebijakan nasional, dan membantu mengembangkan kepentingan intelektual
dan budaya publik.

Weaver dan Wilhoit (1986) melanjutkan penelitian ini dan mengulangi banyak pertanyaan
yang diajukan oleh Johnstone dan rekan-rekannya. Mereka menemukan bahwa jurnalis
terbagi dalam tiga konsepsi peran profesional: (1) interpretatif; (2) penyebar; dan (3)
permusuhan. Hampir 60% dinilai tinggi dalam peran interpretatif, sementara hampir
setengahnya melakukannya dalam peran penyebar. Konsepsi peran permusuhan kurang
penting, dengan hanya 17% jurnalis yang mendapat nilai tinggi. Secara keseluruhan, sebagian
besar jurnalis memandang peran pro-fesional mereka sebagai kombinasi antara penerjemah
dan penyebar.

Sepuluh tahun kemudian, Weaver dan Wilhoit (1996) menemukan hasil yang serupa. Analisis
mereka kali ini mengungkapkan empat konsepsi peran: (1) interpretatif/investigasi; (2)
penyebar; (3) permusuhan; dan (4) penggerak populis. Mereka yang mendapat skor tinggi
dalam konsepsi peran interpretif/investigasi merasa penting untuk menyelidiki klaim
pemerintah, menganalisis dan menafsirkan masalah yang kompleks, dan mendiskusikan
kebijakan publik pada waktu yang tepat. Konsepsi peran penyebar memiliki dua dimensi:
menyampaikan informasi secara cepat kepada publik dan menghindari berita dengan
informasi yang tidak dapat diverifikasi. Konsepsi peran permusuhan terdiri dari sikap skeptis
yang terus-menerus terhadap kepentingan pemerintah dan bisnis. Konsepsi peran penggerak
populis menyatukan empat dimensi: mengembangkan kepentingan budaya publik,
menyediakan hiburan, menetapkan agenda politik, dan memungkinkan orang awam untuk
mengekspresikan pandangan mereka.

The Online News Association (2002) Melaporkan bahwa 69% jurnalis percaya bahwa situs
fakta online tidak memenuhi baku yang sama menggunakan asal yang lebih tradisional.
Jurnalis pula cenderung menilai situs fakta online lebih rendah kredibilitasnya daripada
publik (Lasica, 2002). Kecemasan yang tidak sporadis diungkapkan terkait memakai
kecepatan tinggi yang dengannya cerita mampu diposting secara online. Persaingan untuk
menjadi yang pertama melaporkan berita terkini, menurut Lasica (2002), diperparah oleh
Internet dan membuat kesalahan lebih sering terjadi. Mayoritas jurnalis yang disurvei dalam
studi PewResearch Center (2004) mengatakan bahwa Internet telah meningkatkan jumlah
informasi yang salah dalam berita baru. Demikian pula, Arant dan Anderson (2001)
menemukan bahwa hampir setengah dari editor online melaporkan bahwa lebih sedikit waktu
yang dihabiskan untuk memverifikasi informasi sebelum sebuah cerita diposting.

Menurut definisi, media online (online media)-dianggap pula cyber media (media siber),
internet media (media internet), & new media (media baru)—bisa diartikan menjadi media
yang disajikan secara online pada situs web (website) internet. Media online adalah produk
jurnalistik online atau cyber journalism yg didefinisikan menjadi "pelaporan berita atau
insiden yang diproduksi & didistribusikan melalui internet" (wikipedia). Media online bisa
dikatakan menjadi media "generasi ketiga" sesudah media cetak (printed media)—koran,
tabloid, majalah, kitab & media elektronik (electronic media)—radio, televisi, & film/video.
Secara teknis atau "fisik", media online merupakan media berbasis telekomunikasi &
multimedia (personal komputer & internet). Termasuk kategori media online merupakan
portal, website (situs web, termasuk blog & media umum misalnya Facebook & Twitter),
radio online, TV online, & email.
New media merupakan penyederhanaan istilah (simplifikasi) terhadap bentuk media di luar
lima media massa konvensional—televisi, radio, majalah, koran, dan film. Sifat new media
dalah cair (fluids). konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk rnembagi peran kontrol
dan kebebasan (Chun. 2006).
New media merujuk pada perkembangan teknologi digital, dan new media sendiri tidak serta
merta berarti media digital. Video, teks, gambar, grafik yang diubah menjadi data-data digital
berbentuk byte, hanya merujuk pada sisi teknologi multimedia, salah satu dari tiga unsur
dalam new media, selain ciri interaktif dan intertekstual.

Hal baru dalam "new media" antara lain informasi yang tersaji bisa diakses atau dibaca kapan
saja dan di mana pun, di semua komponen—teks (transkrip), video, audio, juga foto dan
semua tampil berbarengan. Tidak hanya itu, tak seperti televisi dan radio yang mengharuskan
bahkan "memaksa" pemirsa memasang mata dan telinga supaya tak ada informasi yang
terlewatkan. audiens media online bisa memperoleh semua informasi tanpa merasa tersiksa
karena harus berkonsentrasi. Mereka bahkan bisa mengomentari subyek berita "semaunya".
Pembaca bisa ikut mengoreksi, memuji, dan mengecam wartawan pembuat berita, para
kolumnis, dan sesama pengakses berita online

Media online berupa situs informasi mampu kita klasifikasikan sebagai 5 kategori:
1. Situs informasi berupa "edisi online" menurut media cetak surat keterangan & majalah,
misalnya republika online, kompas cybermedia, media-indonesia.com, seputar-
indonesia.com, pikiran-rakyat.com, & tribunjabar.co.id.
2. Situs informasi berupa "edisi online" media penyiaran radio, misalnya Radio Australia
(radioaustralia.net.au) & Radio Nederland (rnw.nl).
3. Situs informasi berupa "edisi online" media penyiaran televisi, misalnya CNN.com,
metronews.com & liputan6.com
4. Situs informasi online "murni" yang takterkait menggunakan media cetak atau elektronik,
misalnya antaranews.com, detik.com, & VIVA News
5. Situs "indeks informasi" yang hanya memuat link-link informasi menurut situs informasi
lain, scperti Yahoo! News, Plasa.msn.com, NewsNow, & Google News—Layanan kompilasi
informasi yang secara otomatis menampilkan informasi menurut banyak sekali media online.

Dari sisi pemilik atau publisher, jenis-jenis website bisa digolongkan sebagai enam jenis:
1. News Organization Website: situs forum pers atau penyiaran, contohnya edisi online
surat keterangan, televisi, agen informasi, & radio.
2. Commercial Organization Website: situs forum usaha atau perusahaan, misalnya
manufaktur, retailer, & jasa keuangan, termasuk toko-toko online (online store) &
usaha online.
3. Website Pemerintah: pada Indonesia ditandai menggunakan domain [dot] go.id
misalnya indonesia.go.id (Portal Nasional Indonesia), setneg go.id, & dpr.go.id
4. Website Kelompok Kepentingan (Interest Group). termasuk website ormas, parpol,
dan LSM.
5. Website Organisasi Non-Profit : seperti lembaga amal atau grup komunitas
6. Personal Website (Blog).

Karakteristik sekaligus keunggulan media online dibandingkan "media konvensional"


(cetak/elektronik) identik menggunakan ciri jurnalistik online, antara lain:
• Multimedia: bisa memuat atau menyajikan liputan/ keterangan pada berntuk teks, audio,
video, grafis, & gambar sccara bersamaan.
• Aktualitas: berisi berita aktual lantaran kemudahan & kecepatan penyajian.
• Cepat: begitu diposting atau diupload, pribadi sanggup diakses seluruh orang
• Update: permbaruan (updating) keterangan bisa dilakukan menggunakan cepat baik
berdasarkan sisi konten juga redaksional, contohnya kesalahan ketik/ejaan. Kita belum
menemukan istilah "ralat" pada media online sebagaimana acapkalikali ada pada media cetak.
Informasi pun disampaikan secara terus-menerus.
• Kapasitas luas: laman web sanggup menampung naskah sangat panjang
• Fleksibilitas: pemuatan & editing naskah sanggup kapan saja & pada mana saja. jua jadwal
terbit (update) sanggup kapan saja, setiap waktu.
• Luas: menjangkau semua global yang mempunyai akses internet • Interaktif: menggunakan
adanya fasilitas kolom komentar & chat room.
• Terdokumentasi: keterangan tersimpan pada "bank data" (arsip) & dapar ditemukan melalui
"link", "artikel terkait", & fasilitas "cari" (search).
• Hyperlinked: terhubung menggunakan asal lain (links) yang berkaitan menggunakan
keterangan tersaji.

Ada juga karakter media online yang sebagai kekurangan atau kelemahannya, pada
antaranya:
• Ketergantungan terhadap perangkat personal komputer & koneksi internet. apabila tidak
terdapat genre listrik, batere habis, & tidak terdapat koneksi internet, juga tidak terdapat
browser, maka media online tidak sanggup diakses.
• Bisa dimiliki & dioperasikan oleh "sembarang orang". Mereka yang tidak mempunyai
keterampilan menulis sekalipun bisa sebagai pemilik media online menggunakan isi berupa
"copy-paste" berdasarkan keterangan situs lain.
• Adanya kesamaan mata "gampang lelah" waktu membaca keterangan media online,
khususnya naskah yang panjang
• Akurasi acapkalikali terabaikan. Lantaran mengutamakan kecepatan, liputan yang dimuat
pada media online umumnya tidak seakurat media cetak, utamanya pada hal penulisan kata
(keliru tulis).

Dari isi (konten) atau liputan yang tersaji online media secara generik sama menggunakan
media cetak misalnya koran atau majalah, terdiri dari keterangan (news). artikel opini
(views), feature, foto, & iklan yang dikelompokkan pada kategori (media cetak: rubrik)
tertentu, contohnya kategori keterangan nasional, ekonomi. keterangan olahraga, & politik.

Mengenai dapat dipercaya berita online, penelitian biasanya menemukan taraf percaya publik
terhadap warta online sama menggunakan media lainnya. Johnson & Kaye (1998) mensurvei
pengguna internet secara politik, apakah mereka memandang media online sangat andal
misalnya media tradisional.

Penulis buku The Elements of journalism, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001, dalam
Luwi Iswara, 2007) menyebutkan, tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan
informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat agar dengan informasi tersebut
mereka dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas. Hal ini mencakup tugas
yang banyak sekali, misalnya membantu memperbaiki kehidupan masyarakat, menciptakan
bahasa dan pengetahuan umum, mengidentifikasikan apa yang dicita-citakan masyarakat,
merumuskan siapa yang pantas disebut pahlawan atau penjahat, dan mendorong orang-orang
untuk lebih dari sekedar berpuas diri.

Dalam menghadapi pekerjaan wartawan atau jurnalis harus mempunyai etika [Masduki,
2001) antara lain:
● Menggali berita dengan cara etis
Cara yang etis harus ditempuh dalam memperoleh berita. Misalnya, ada kesepakatan
terlebih dahulu antara reporter dan narasumber. Bagian mana yang layak dimuat, bagian
mana yang dihilangkan. Jurnalis juga menghormati hak narasumber jika yang bersangkutan
menyebut off the record. Jurnalis juga harus menyebutkan identitas sumber media lain secara
tepat apabila melakukan kutipan berita.

● Tidak menerima sogokan


Perilaku buruk yang unelanda jurualis adalah "wartawan amplop". Hal seperti ilu harus
dihilangkan sebab selain berpengaruh negatif pada objektivitas berita, citra jurnalis juga
tercemar karena bisa dibeli dengan uang. Kegemaran menerima "amplop" bisa menimbulkan
ketagihan yang menjebak jurnalis menjadi preman bersenjata pers.

● Konsisten pada prinsip keberimbangan dan objektifitas

Dalam jurnalisme, penyampaian fakta sepihak atau pernyataan secara sepotong menurut
kehendaknya sendiri bisa dijerat hukum. Apalagi jika bertujuan untuk menguntungkan salah
satu pihak. Definisi objektifitas adalah menampilkan fakta apa adanya, tanpa ditambah atau
dikurangi.

Sebagai seorang jurnalis, Anda telah memilih untuk bergabung dengan salah satu profesi
yang paling menarik dari semua profesi. Yang terbaik, jurnalisme memberi Anda akses ke
orang dan tempat paling menarik, peluang perjalanan, dan menjadi bagian dari sejarah.
Anda akan melihat wartawan yang meliput di zona perang mengenakan jaket antipeluru dan
helm; dan Anda akan melihat jurnalis mewawancarai musisi, penulis, aktor, dan pemimpin
bisnis.

Untuk menjadi jurnalis yang hebat perlu memiliki rasa ingin tahu, ulet, kemampuan untuk
storytelling dan kepribadian sangat membantu jika orang menyukai Anda. Anda telah
bergabung pada saat masa depan berita tidak jelas. Perusahaan media lama, yang pernah
meraup untung besar dengan mendistribusikan jurnalisme di atas kertas, beralih menjadi
operasi digital multimedia yang menampilkan jurnalisme mereka melalui rangkaian
perangkat smartphone, tablet, dan snmart TV yang benar-benar baru. Ke
Beberapa di industri berita, kecepatan perubahan ini sangat mengerikan. Mengingat
kesempatannya, kami yakin bahwa beberapa editor ingin beralih dari internet dan kembali ke
'masa lalu yang indah' dari angka sirkulasi tinggi untuk media cetak dan pendapatan iklan
besar yang mendominasi tahun 1980-an dan awal 1990-an.
Kami percaya bahwa media sedang melalui beberapa periode paling menarik dalam
sejarahnya dan ini adalah waktu yang luar biasa untuk mempelajari jurnalisme. Meskipun
tidak mungkin untuk memprediksi secara tepat bagaimana jurnalisme akan berubah di masa
depan

Dunia jurnalisme baru didominasi oleh perangkat lunak dan perangkat baru, tetapi
berbicaralah dengan jurnalis mana pun dan jelas bahwa editor dan profesional berita percaya
bahwa mempelajari cara menulis cerita dengan baik masih merupakan inti dari jurnalisme
yang baik. Yang meyakinkan, fakta, cerita, dan wawancara tetap menjadi fondasi di mana
semua keterampilan teknologi yang akan Anda pelajari bertumpu. Di atas segalanya, ini
tentang orang-orang dan cerita mereka
Apakah Anda seorang jurnalis pelatihan sarjana atau pasca sarjana, buku ini akan
memberikan dasar dasar dalam multimedia dan jurnalisme online. Kami mendorong Anda
untuk mengkhususkan dan mengembangkan kontak secara par-
bidang subjek tertentu misalnya urusan saat ini, olahraga atau bisnis. Anda juga perlu
memiliki pengetahuan spesialis yang mendalam tentang setidaknya satu bidang. Seorang
jurnalis membutuhkan daerah pedalaman, tempat di mana mereka memiliki hasrat dan minat,
dan yang mempengaruhi jurnalisme mereka. Ini adalah tanah dimana jurnalisme mereka akan
tumbuh. Di sinilah mereka akan mendapatkan cerita yang akan membuat reputasi mereka.
Singkatnya, kembangkan pengetahuan tentang area tertentu dan pelajari semua nama dan
perusahaan penting dalam arca itu, tetapi bersikaplah netral platform, Anda harus dapat
membuat teks, gambar, konten audio dan video untuk berbagai macam konten lama dan baru
perangkat.

Tentu saja, untuk memahami para jurnalis baru di zaman yang berubah ini membutuhkan
lebih dari sekadar panduan praktis langsung yang hanya mencantumkan aturan klasik
jurnalisme. Dalam buku ini, kami menggabungkan instruksi praktis dalam kerangka teori
jurnalisme, wawancara dengan pakar industri dan contoh modern. Kami mempraktekkan apa
yang kami khotbahkan. Bersamaan dengan buku yang dicetak. Anda memiliki situs web yang
diperbarui secara berkala. Ini akan memberikan contoh praktis dan tautan terkini. Sebuah
buku teks tidak dapat berharap untuk mencakup semua keterampilan yang diperlukan untuk
menjadi jurnalis multimedia atau online, jadi, seperti situs berita baik lainnya, jika sesuai,
kami telah menautkan ke materi sumber kami yang menyediakan materi tambahan yang
mendalam.
Anda akan melihat bahwa kami tidak menyebut Anda seorang pelajar bagi kami, Anda adalah
jurnalis karir awal. Seharusnya tidak ada batasan di mana Anda berhenti menjadi mahasiswa
dan menjadi jurnalis; siswa harus bubar saat Anda menjadi profesional yang percaya diri. Sart
memproduksi jurnalisme sesegera mungkin. Belajarlah untuk menemukan cerita Anda
sendiri. Pengusaha mencari orang-orang yang memulai sendiri, yang telah menerbitkan
jurnalisme online berkualitas tinggi dan telah membangun pemirsa setia di YouTube, Twitter,
dan situs media sosial lainnya.
Sama halnya, tidak seorang pun dari kita harus berhenti belajar ketika kita mendapatkan
pekerjaan. Kita semua masih belajar tentang jurnalisme tetapi lebih banyak lagi selain itu.
Jurnalisme adalah universitas dunia.
Semuanya ada di udara. Akankah surat kabar bertahan? Siapa yang akan membayar
jurnalisme yang baik? Apakah jurnalisme investigasi sedang sekarat? Bagaimana berita akan
bekerja secara online? Kami belum mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini,
tetapi kami dapat melihat apa yang perlu kami lakukan untuk mempersiapkan Anda. Satu hal
yang pasti adalah bahwa industri berita akan bertahan dalam beberapa bentuk modifikasi dan
pergolakan saat ini akan menguntungkan Anda jika Anda imajinatif dan kreatif. Semakin
banyak jurnalis lepas dan kami berbicara tentang bertahan dan berkembang sebagai pekerja
lepas. Sementara kontrak media arus utama, kemungkinan untuk mengembangkan situs web
online yang menyediakan berita tumbuh. Jadi, kami mencurahkan satu bab untuk mendorong
Anda berpikir secara wirausaha termasuk cara mendirikan bisnis Anda sendiri daripada
bergantung pada orang lain.

Dengan informasi yang semakin digital, potensi untuk memanipulasi informasi tersebut juga
meningkat. Ketika organisasi atau individu membuat profil palsu dan memposting komentar
atau ulasan untuk mendorong agenda tertentu, ini diberi nama sendiri: 'sockpuppetry'.
Contohnya berkisar dari posting yang menguntungkan ulasan buku Anda sendiri, untuk
menyerang saingan komersial, mencoba untuk merusak laporan ilmiah kritis atau
menyebarkan dakwah.

Keamanan informasi ('infosec') adalah milik setiap jurnalis, apapun bidangnya. Tidak hanya
komunikasi dan pergerakan data sekarang disimpan secara rutin dan dapat diakses oleh badan
publik, tetapi komunikasi dan pergerakan di tempat kerja juga semakin terpantau. Siapapun
dengan audiens yang besar bisa menjadi target. Di bawah ini adalah beberapa langkah awal
sederhana yang harus diambil untuk melindungi kolega Anda, sumber Anda, dan cerita Anda
secara online.

Keamanan Sumber dan Berita Online

1. Buat model ancaman


Langkah pertama untuk menangani keamanan Anda secara online adalah mengidentifikasi
mengapa Anda perlu memikirkan keamanan online. Jika Anda seorang reporter hiburan atau
Anda hanya mengedit materi reporter lain, mudah untuk berasumsi bahwa Anda tidak
berisiko. Tapi itu belum tentu demikian.
Model ancaman mengevaluasi risiko keamanan dalam pekerjaan Anda. Ini melibatkan
menjawab empat pertanyaan sederhana:
1. Informasi apa yang Anda tidak ingin orang lain ketahui? (Ini bisa apa saja mulai dari kata
sandi hingga detail kontak, data, dan dokumen, tetapi bisa juga sertakan detail rekan kerja
atau detail kata sandi organisasi Anda)
2. Mengapa seseorang menginginkan informasi itu?
3. Apa yang bisa mereka lakukan untuk mendapatkannya?
4. Apa yang mungkin terjadi jika mereka melakukannya?

Dua kunci atau informasi penting yang mungkin menarik bagi orang lain adalah kata sandi
akun media sosial Anda dan kata sandi publikasi atau program Anda; dan informasi yang
dipegang oleh rekan kerja dalam peran lain. Serangan 'Phishing', misalnya, sering kali
berhasil dengan menyusup ke akun karyawan di bawah umur terlebih dahulu, dan kemudian
menggunakannya untuk mengirim email ke target "benar".
Jadi meskipun informasi Anda tidak penting, Anda mungkin masih menjadi target. Jika Anda
sedang mengerjakan cerita sensitif-apa pun yang melibatkan pemrotes atau aktivis, tetapi juga
bidang seperti kesehatan, kejahatan dan keuangan maka Anda perlu mempertimbangkan
kemungkinan ancaman terhadap keamanan Anda, dan langkah apa yang mungkin perlu Anda
ambil untuk melindunginya.

2. Gunakan banyak kata sandi, buat kata sandi yang kuat dan gunakan otentikasi dua faktor
sedapat mungkin.
Salah satu praktik keamanan yang sangat mendasar adalah memastikan bahwa Anda
menggunakan kata sandi yang kuat, dan tidak menggunakan kata sandi yang sama untuk akun
yang berbeda (perusahaan termasuk LinkedIn, Tumblr, dan Twitter semuanya memiliki
komputer mereka diretas dan detail pelanggan bocor).

Banyak layanan, termasuk Gmail, Twitter, dan WordPress, kini juga menawarkan otentikasi
dua faktor. Ini berarti bahwa bukti identitas kedua biasanya diperlukan sebagai
serta kata sandi Anda (biasanya ini berarti kode juga dikirim ke ponsel Anda). Cari tahu cara
mengaktifkan autentikasi dua faktor pada platform apa pun yang menawarkannya.
3. Memiliki tempat di situs Anda yang menjelaskan bagaimana sumber dapat menghubungi
Anda dengan aman
Organisasi berita sekarang semakin menawarkan informasi di halaman 'hubungi kami' yang
menjelaskan cara berbagi dokumen atau hubungi wartawan dengan aman. Platform aman
open source SecureDrop, misalnya, dikelola oleh organisasi nirlaba Yayasan Kebebasan Pers
untuk
membantu sumber menghindari pelacakan dan telah digunakan oleh berbagai berita.
Biasanya platform SecureDrop setiap organisasi di-host di server terpisah ke situs utama
mereka, artinya tidak menggunakan cookie atau menyimpan log aktivitas.

4. Pertimbangkan untuk mengenkripsi komunikasi dan informasi


Enkripsi adalah proses 'encoding' sesuatu sehingga orang tidak dapat membacanya kecuali
mereka memiliki kunci' untuk memecahkan kode itu. Anda dapat mengenkripsi email, pesan,
atau dokumen, sehingga jika disadap tetap tidak dapat didekodekan dan dibaca.

Sebagian besar enkripsi yang digunakan oleh jurnalis melibatkan PGP (Pretty Good Privacy)
dapat diatur pada perangkat lunak email seperti: Thunderbird, dan melibatkan berbagi kunci
publik' yang dapat digunakan orang lain untuk mengirimi Anda pesan. Setelah seseorang
mengirimi Anda pesan yang dienkripsi dengan kunci publik Anda, hanya Anda yang dapat
mendekode (mendekripsi) pesan tersebut. Demikian juga, jika Anda ingin mengirim pesan
terenkripsi kepada orang lain, Anda dapat menggunakan kunci publik mereka untuk
mengenkripsi untuk mata mereka saja. Ada sejumlah kelemahan yang perlu dipertimbangkan
sehubungan dengan enkripsi: yang pertama adalah bahwa hanya isi pesan yang dikodekan:
masih mungkin untuk lihat siapa yang menghubungi siapa, kapan dan (dalam email) dengan
baris subjek apa, tanpa memiliki kunci dekripsi. Kedua, jika seseorang telah meretas
perangkat Anda, mereka masih dapat memantau Anda saat menulis atau menerima pesan.
Terakhir, perlu dicatat bahwa meskipun platform seperti WhatsApp dienkripsi, kuncinya
masih disimpan dengan aman dan mungkin diakses oleh lembaga pemerintah.

5. Pahami informasi apa yang dikumpulkan tentang Anda dan sumber Anda

Salah satu mitos paling abadi di jurnalisme adalah gagasan 'pertemuan rahasia'. Beberapa
wartawan hanya ketika Anda menjelajahi berapa banyak yang direkam tentang kegiatan
sehari-hari Anda dapat menilai secara realistis kemungkinan pertemuan menjadi 'rahasia'.
Ponsel kita adalah aspek yang paling jelas dari ini: selama Anda atau sumber Anda membawa
ponsel (bahkan ketika dimatikan), pergerakan ponsel itu dan pemiliknya direkam. Upaya
untuk mencegah perekaman informasi bisa sama pentingnya: jika dua orang menghapus
baterai ponsel mereka sekitar waktu yang sama, maka itu juga merupakan indikasi dari
semacam pertemuan atau hubungan antara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai