Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Arfah

NIM : 50500119014

Jurusan : Jurnalistik A

1. Jelaskan pengertian brainware, contoh profesi brainware dan bagaimana


pentingnya brainware dalam teknologi komunikasi dan informasi

brainware adalah seorang manusia yang mampu menggunakan dan menjalankan perangkat lunak
atau keras pada sebuah komputer.

Seperti contoh dari brainware yaitu programmer, netter (sebutan untuk orang yang sedang
melakukan surfing di internet), serta orang yang sedang menggunakan perangkat komputer.
Hardware komputer tidak akan dapat bekerja tanpa adanya software, sedangkan software dan
hardware tidak akan bekerja tanpa adanya brainware, tanpa adanya brainware ini mustahil
hardware dan software yang canggih sekalipun dapat dimanfaatkan secara maksimal.

2. Jelaskan kedudukan jurnalistik dalam sistem dan perkembangan media

Jurnalistik yang merupakan salah satu bidang ilmu komunikasi tidak terlepas dari kajian semua
aspek media massa. Media massa bukan hanya tentang surat kabar, majalah, poster yang biasa kita
kenal dengan media massa konvensional berbasis kertas melainkan media elektronik (tv, radio,
telepon), bahkan sekarang ini termasuk media daring yang sudah merambah ke seluruh pelosok
kehidupan kita. Hal ini dikarenakan semua jenis media massa hadir untuk melakukan kegiatan
jurnalistik untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan khalayak untuk memperoleh informasi.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, jurnalistik kini tidak hanya
identik dengan pengelolaan informasi melalui media massa konvensional, tetapi juga pengelolaan
informasi di media elektronik. Bahkan, belakangan ini merambah ke media daring yang juga
menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat

3. Jelaskan pengertian jurnalistik, sejarah jurnalistik dan proses kerja media


Jurnalistik adalah pemberitaan tentang peristiwa sehari-hari yang saat ini kita kenal dengan berita
(news). Berita itu sendiri adalah laporan peristiwa aktual, faktual, penting, dan menarik yang
dipublikasikan (dimuat) di media massa.

Sejarah Jurnalistik

Perkembangan jurnalistik di Indonesia berawal dari Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan


Indonesia juga menggunakan jurnalistik sebagai alat perjuangan. Pada era itu antara lain Bintang
Timoer, Java Bode, Bintang Barat, Medan Prijaji Terbit.

Pada masa pendudukan Jepang, mereka mengambil alih kekuasaan yang dilarang oleh semua
orang, namun pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit, antara lain Sinar Baru,
Asia Raja, Suara Asia, Tjahaja, dan Sinar Matahari.

Setelah Indonesia merdeka, yang membawa manfaat bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia
memanfaatkan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi.

Menghadapi penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak
tahun 1962, Televisi Republik Indonesia hadir dengan teknologi layar hitam putih.

Di era Presiden Soeharto, media massa lebih dibatasi. Seperti dalam kasus Majalah Tempo dan
Harian Indonesia Raya, adalah dua contoh bukti penyensoran di era Suharto.

Kontrol dipegang oleh PWI (Kementerian Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia). Saat
itu, muncul Aliansi Jurnalis Independen yang melakukan deklarasi di Wisma Sirna Galih, Jawa
Barat. Beberapa aktivitasnya berada di sel tahanan.

Sejarah kemerdekaan pers/wartawan adalah ketika Suharto digantikan oleh BJ Habibie. Saat itu
banyak bermunculan media massa dan PWI bukanlah satu-satunya organisasi profesi.

Kegiatan jurnalistik diatur dalam UU Pers no. 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan oleh Dewan Pers
dan UU Penyiaran no. 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Dari daftar definisi jurnalistik di atas, proses kerja jurnalistik dapat digambarkan sebagai berikut:
 Pengumpulan berita (news gathering)

Yang dimaksud dengan pengumpulan berita adalah kumpulan bahan berita berupa peliputan,
wawancara, dan penelitian data. Ketiganya dikenal sebagai teknik reportase.

Tahap ini biasanya diawali dengan rapat redaksi untuk menentukan tema yang akan ditulis atau
diliput. Rapat ini juga membahas pembagian tugas pelaporan.

 Penulisan berita (news writing)

Setelah meliput, jurnalis melakukan proses jurnalistik selanjutnya yaitu menulis berita. Bagi
jurnalis radio dan televisi, tahap ini bisa dilewati jika siaran langsung.

Namun, siaran langsung juga memerlukan sebuah contekan berupa poin-poin penting untuk
dilaporkan, jadi kamu tetap harus menulis.

 Penyuntingan naskah (news editing)

Penyuntingan adalah penyempurnaan naskah dari sisi editorial (tata bahasa) dan substansial (isi).

 Publikasi

Tahap terakhir adalah publikasi. Untuk media cetak, melalui proses layout terlebih dahulu. Untuk
media online langsung dipublikasikan.

4. Jelaskan analisis isi dan resepsi khalayak dakwah online di Youtube

Pemanfaatan di media sosial YouTube sebagai sarana dakwah untuk berinteraksi dengan halayak
karena kita melihat potensi YouTube ini sebenarnya besar sekali ini menghubungkan kurang lebih
2,3 9000000000 manusia ya tidak ada satu medium sekarang ya bisa menghubungkan begitu
banyak orang secara online secara bersamaan kecuali menggunakan sosial media jadi ini penting
sekali sehingga eh dakwah YouTube ini sebenarnya merupakan satu potensi satu tantangan satu
peluangnya sangat besar bagi para Dai bagaimana kita mengisi ruang-ruang media sosial ini
dengan pesan-pesan positif dengan pesan-pesan dakwah karena kita melihat sebenarnya meja ini
tersedia Bagi siapapun dan bukan cuma untuk dakwah saja banyak juga disini pesan-pesan yang
semuanya tidak mendukung tuh satu pertumbuhan bisanya penyebaran penyebaran Hok bahkan
banyak juga video yang sebenarnya mendukung perkembangan Islam itu seperti adanya film fitnah
yang justru menyerang Islam oleh karena itu bagaimana para Dai Farida ini masuk ke ruang ini
menjadi pemain seperti ini sepakbola sepakbola digital maka pemain-pemain ini para dai-dai
digital ini itu harus masuk menjadi pemain karena ini ruangnya semakin besar dan ini semakin
banyak konten sehingga ini harus didominasi konten-konten positif nah eh kita juga memahami
bahwa sebenarnya selain pemain yang beragam ini penontonnya juga ini berharga sehingga ketika
kita memberikan pesan-pesan di dunia digital atau di media online itu harus juga memperhatikan
keragaman itu kita melihat bahwa hampir semua da'i-da'i yang sudah punya banyak masa itu
menggunakan media YouTube sebagai media dakwah Ya seperti agim Ustadz Abdul Somad
sebagi Hidayat Buya Yahya ya ananataki dan sebagainya dan saya memandang bahwa dakwah
online merupakan sebuah gerakan sosial ya semoga rekan sosial keagamaan dimana Dai sebagai
eh pernyataannya dan netizen itu sebagai pertahanannya bagian baris belakangnya atau ini ada
Sinergi antara Dai dan netizen kesuburan ini akan terbangun suatu uang sosial-keagamaannya.

Sangat positif dakwah di YouTube ini juga bisa kita sebut sebagai sebuah inovasi jadi edit disebut
dakwah bil-hikmah dakwah bil Hikmah itu bukan hanya eh berkaitan bagaimana kita
memperhatikan konten tulisannya juga bagaimana kita mampu memperhatikan media karakteristik
media dan karakteristik hal ayat yo yah jadi ada tiga hal di sini yang terkait dengan dakwah online
yang pertama karakteristik pesan yang kita sampaikan yang kedua karakteristik media yang kita
gunakan dan yang ketiga karakteristik halayak yang kita tuju ya ini ini satu kesatuan sehingga
penelitian ini meneliti tiga hal ini karena ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan oleh seorang
komunikator dakwah.

Anda mungkin juga menyukai