Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi selalu berkembang dari masa ke masa

hingga saat ini. Setiap orang dapat dengan mudahnya mengakses berbagai

macam informasi dengan mudah dan cepat berkat kemajuan teknologi dalam

bidang komunikasi dan informasi. Begitu cepatnya perubahan dan

perkembangan teknologi turut mempengaruhi media massa yang bertugas

memberikan informasi tersebut kepada khalayak umum. Transformasi yang

terjadi beralih dari media konvensional menuju era media digital. Hal tersebut

dapat terlihat dari tuntutan zaman saat ini tentang peralihan media cetak

menuju media berbasis online dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut ketua dewan pers Indonesia Yosep Adi Prasetyo,

jumlah media massa di Indonesia mencapai 47.000 yang terdiri dari 2000

media cetak, 674 radio, 523 televisi termasuk lokal dan sisanya adalah media

online atau media daring. Dapat dibayangkan bahwa jumlah media massa

berbasis online begitu mendominasi di Indonesia serta menyebabkan jumlah

media cetak terus menyusut disebabkan kehadiran media online/portal berita

(Rentjaka, 2016). Meskipun jumlah media online sangat banyak, namun yang

sesuai dengan kaidah jurnalistik dan mempunyai kelayakan sebagai

perusahaan hanya sekitar 211 media (Ramadani, 2016). Beberapa situs berita

yang populer di Indonesia adalah Detik.com, Kompas.com, Liputan6.com,

Tribun-news.co, Suara.com, Merdeka.com, Viva.co.id, Kapanlagi.com,

Okezone.com, Jpnn.com, Republika.co.id, Tempo.co, dan Metrotvnews.com.

1
Detik.com adalah salah satu portal berita Online di indonesia

karena menyajikan berita-berita terbaru (Breaking news) dengan bertumpu

pada vivid description sehingga melesat sebagai situs informasi digital

terpopuler di kalangan users internet. Selain itu wartawan Detik.com meraih

penghargaan juara ke 3 dalam lomba karya jurnalistik tingkat nasional yang

digelar Kementrian Pertahanan RI dalam rangka hari bela negara (DetikNews,

Senin, 23 Des 2019 ). Detik.com meraih penghargaan dalam Universitas

Indonesia Awarding Night sebagai media yang berperan dalam bidang

pendidikan penelitian dan pengabdian masyarakatnya (detikNews, Jum’at 01

Nov 2019). Hal tersebutlah yang mendasari peneliti untuk memilih portal

berita detik.com sebagai rujukan media online yang digunakan untuk

penelitian.

Selain itu, berita mengenai kebijakan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, Nadiem Makarim tentang Konsep Merdeka Belajar dan

penghapusan Ujian Nasional turut meramaikan suasana pemberitaan yang ada

di negeri ini, tak terkecuali di media sosial dan portal berita online. Detik.com

turut gencar memposting berita ini sehingga menarik perhatian peneliti untuk

menganalisisnya. Berita mengenai kebijakan Menteri Nadiem cukup menyita

perhatian masyarakat secara luas, terutama di kalangan dunia pendidikan

antara tanggal 25 november sampai dengan tanggal 19 desember 2019.

2
B. Identifikasi Masalah

Melalui penelitian ini peneliti berharap mendapatkan hasil atau

hipotesis dari masalah yang sedang diteliti. Fakta yang didapatkan oleh

peneliti dikemukakan bahwa Identifikasi masalah terbagi kedalam dua bagian,

diantaranya :

1. Sejauh mana keberimbangan isi berita tentang kebijakan Mendikbud

pada portal berita detik.com?

2. Sejauh mana netralitas isi berita tentang kebijakan Mendikbud pada

portal berita detik.com?

C. Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

“Sejauh mana imparsialitas isi berita tentang kebijakan Mendikbud

pada portal berita detik.com?”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana keberimbangan isi berita tentang

kebijakan Mendikbud pada portal berita detik.com

2. Untuk mengetahui sejauh mana netralitas isi berita tentang kebijakan

Mendikbud pada portal berita detik.com

3
E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Akademis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai rujukan

bagi peneliti lain atau siapapun yang ingin melanjutkan penelitian

sejenis yang berhubungan dengan tokoh pemberitaan dan media online

yang terkait.

2. Praktis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan atau

informasi mengenai berita tentang kebijakan Mendikbud kepada

khalayak umum dan masyarakat dapat cermat serta selektif dalam

mencerna berbagai macam informasi atau berita yang beredar.

4
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah

berasal dari JURNAL PIKOM ( Penelitian Komunikasi dan

Pembangunan ) Vol. 18 No. 1 juni 2017 tentang “Sentimen dan

Imparsialitas isi Berita Tentang Ahok di Portal Berita Online”. Jurnal

penelitian ini disusun oleh Christiany Judhita, seorang peneliti pada

Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi Komunikasi Publik

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Pada pembahasan

mengenai kajian teori ini peneliti akan menjelaskan konsep-konsep

yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Konsep-konsep itu

meliputi dimensi imparsialitas berita yaitu keberimbangan & netralitas.

Pemerhati pers, Hermawan P, mengatakan saat ini media bisa

memberitakan apa saja dengan bebas. Tidak seperti pada masa Orde

Baru, di mana pers masih dikontrol (Ramadani, 2016). Hal tersebut

memungkinkan para pelaku pers pada portal berita online untuk

memberikan informasi hanya berlandaskan kecepatan dalam

menyajikan berita namun tidak akurat dan mendalam. Demi mengejar

aktualitas berita, sejumlah media mengesampingkan kewajiban

verifikasi atas nama memberikan kontribusi terhadap upaya

memerangi korupsi sehingga sering mengabaikan asas praduga tidak

bersalah (Jurnal Dewan Pers, 2012).

5
B. Kajian Pustaka

Prinsip keberimbangan, keakurasian, dan kehati-hatian sering

diabaikan dalam praktik jurnalisme online belakangan ini. Demi

mengejar aktualitas berita, sejumlah media mengesampingkan

kewajiban verifikasi atas nama memberikan kontribusi terhadap upaya

memerangi korupsi sehingga sering mengabaikan asas praduga tidak

bersalah (Jurnal Dewan Pers, 2012). Hal ini tentu sangat

membahayakan bagi masyarakat luas yang ikut merasakan dampak

dari terpaan informasi yang disampaikan oleh media tersebut. Akibat

dari portal-portal berita yang sering mengabaikan prinsip tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa berita yang tersaji tidak akurat dan

berimbang.

Juditha (2013) juga menyebutkan bahwa jurnalisme online

selalu menjadi sorotan karena sering tidak mengedepankan objektivitas

( akurasi, fairness, kelengkapan, dan imparsialitas ) berita hanya untuk

mengejar kecepatan. Hal inilah yang kerap menjadi masalah. Di satu

sisi, media online sangat memungkinkan penyebaran informasi jauh

lebih cepat daripada media konvensional, namun disisi lain kecepatan

ini mengorbankan prinsip-prinsip dasar jurnalisme. Dimensi

Imparsialitas adalah salah satu bagian penting dari objektivitas berita.

Imparsialitas bertujuan untuk melihat apakah seorang reporter berpihak

dalam menulis sebuah fakta atau tidak, yang biasanya menyangkut

beberapa kepentingan.

6
Salah satu bagian penting dari objektivitas berita adalah

impartiality (imparsialitas). Imparsialitas bertujuan untuk melihat

apakah seorang reporter berpihak dalam menulis sebuah fakta atau

tidak. Seorang jurnalis yang baik harus dapat melihat fakta secara utuh

dan tidak melihat dari satu sudut pandang saja. Dimensi imparsialitas

terbagi menjadi dua variabel yaitu keberimbangan dan netralitas.

1. Variabel Keberimbangan

Prinsip keberimbangan merujuk pada seleksi atau penghilangan

fakta yang dapat berat sebelah, sebab keseimbangan menuntut adanya

perhatian yang sama terhadap semua aktor dalam suatu peristiwa.

Terdapat dua hal yang dapat menentukan keseimbangan sebuah berita,

yaitu adanya equal or proportional access ( pemberian akses yang sama

dan proporsional untuk semua aktor yang terlibat ) dan evenhanded

evaluation ( penilaian yang berimbang kepada masing-masing aktor

yang terlibat ).

Variabel keberimbangan mempunyai indikator proporsional

yang berarti berita yang disajikan memuat dua sisi yang berlawanan

secara bersamaan dan seimbang. Jika berita yang disajikan memuat

satu sisi atau bahkan memuat multisisi dengan tambahan pihak netral

yang diikut sertakan maka berita tersebut dinilai tidak berimbang.

2. Variabel Netralitas

Prinsip netralitas mengandung arti bahwa sebuah berita harus

netral, dan tidak berpihak pada salah satu aktor, sebab berita bukan

7
merupakan opini yang mengizinkan reporter untuk berpihak. Neutral

presentation berkaitan dengan penyajian yang non-evaluatif dan non-

sensasional (McQuail, 1992). Variabel netralitas memiliki indikator

bahwa berita tidak berpihak dan tidak menunjukan dukungan (pro)

atau kontra terhadap tokoh yang diberitakan. Kemudian berita bersifat

non-evaluatif, artinya berita yang disajikan tidak menilai salah satu

sisi. Selanjutnya indikator yang terakhir bersifat non-sensasional,

artinya berita yang diinformasikan tidak menggunakan bahasa yang

berlebihan atau sensasional.

Jurnalis yang meliput suatu berita memang sudah selayaknya

untuk mengedepankan aspek atau variabel netralitas ini demi menjaga

kualitas dari isi berita itu sendiri. Tantangan yang muncul adalah pada

saat pemberitaan tersebut berkaitan dengan salah satu tokoh tertentu.

Para jurnalis dihadapkan pada profesionalisme yang berkaitan dengan

kode etik pers atau jurnalisme agar tidak timbul sentimen pribadi yang

muncul saat pemberitaan berlangsung. Objektivitas dan netralitas telah

menjadi standar baku bagi jurnalistik yang menuntun kinerja mereka,

sekaligus sebagai suatu ‘penanda’ bagi tingkat profesionalitas kinerja

media (McQuail, 1992).

Cohen mengungkapkan dua peran reporter dalam netralitas.

Pertama, konsep “reporter netral” dimana pers sebagai pemberi berita,

penafsir dan alat pemerintah ( pers sebagai saluran atau cermin ).

Kedua, peran pemeran-serta, yang dikenal dengan the traditional fourth

estate dimana pers sebagai wakil publik, pengkritik pemerintah,

pendukung kebijakan, dan pembuat kebijakan. Peran netral merupakan

8
peran yang searah dengan objektivitas sebagai nilai utama dan unsur

penting profesionalisme baru (McQuail, 1992). Konsep pertama yang

menjelaskan bahwa pers harus mengedepankan netralitas merupakan

‘kewajiban’ yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kemudian konsep

kedua menjelaskan bahwa pers harus dapat menempatkan diri sebagai

suatu “lembaga” yang bersifat independen karena ia tidak berpihak

kepada siapapun.

Berbicara masalah yang dibahas oleh peneliti tentang kebijakan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim tentang isu

penghapusan Ujian Nasional dan konsep merdeka belajar cukup

menyita perhatian masyarakat, terutama di kalangan dunia pendidikan.

Peneliti melihat fenomena berita tersebut juga menarik untuk dianalisis

dari sudut pandang imparsialitas beritanya.

Portal berita online Indonesia seringkali dinilai tidak akurat

karena lebih mendahulukan kecepatan daripada keakuratan

( Dharmasaputra, 2011). Sekali lagi ini menjadi tantangan yang tidak

mudah bagi kalangan pers untuk menyajikan berita seakurat mungkin,

berimbang dan bersifat netral. Peneliti memilih portal berita detik.com

karena disamping detik.com juga cukup gencar memberitakan

informasi tentang kebijakan mendikbud, detik.com adalah salah satu

portal berita yang cukup popular di Indonesia selain kompas.com,

kumparan, liputan6.com dan lainnya.

9
C. Hipotesis Penelitian

Penelitian ini mempunyai hipotesis yang menjelaskan bahwa

berita tentang kebijakan mendikbud nadiem yang disajikan oleh portal

berita detik.com sudah memuat dimensi imparsialitas, yaitu

keberimbangan dan netralitas berita.

BAB III
10
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif untuk

mendapatkan gambaran imparsialitas isi berita tentang kebijakan

Mendikbud pada portal berita detikCom secara apa adanya. Teknik

analisis dari penelitian ini adalah secara deskriptif. Sudjana (2004)

mengemukakan bahwa penelitian deskriptif dengan pendekatan secara

kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat

sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna. Paradigma

penelitian yang digunakan adalah paradigma positivistik.

B. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

salah satu dimensi dari objektivitas berita yaitu dimensi imparsialitas.

Dimensi imparsialitas mempunyai dua variabel yaitu keberimbangan

dan netralitas.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh berasal dari data primer, yaitu 78

berita tentang kebijakan Mendikbud yang dianalisis langsung dari

portal berita detikCom. Tehnik pengumpulan data penelitian analisis

isi ini menggunakan codingsheet yang disusun berdasarkan variabel

penelitian yang terkait.

D. Populasi dan Sampel

11
Populasi

Populasi dalam berita ini adalah seluruh berita tentang

kebijakan Mendikbud yang dipaparkan portal berita detikCom

Sampel

Unit sampel yang diteliti adalah berita dari tanggal 24

November-19 Desember 2019. jumlah sampel yang diteliti adalah 78

berita.

E. Validitas dan Reliabilitas

Lembar koding harus melalui tahap pengujian reliabilitas

sehingga menghasilkan kesimpulan yang sama dan tidak menimbulkan

penafsiran subyektif yang berbeda-beda diantara koder-koder yang

terlibat selain peneliti. Uji reliabilitas menggunakan rumus ‘Formula

Holsti’ yaitu menghitung presentasi persamaan antar koder (Eriyanto,

2011:290). Kriyantono (2006) mengungkapkan nilai minimal untuk

hasil uji reliabilitas adalah 0.75.

F. Teknik Analisa Data

Reliabilitas Antar-Coder = 2M

N1 + N2

catatan:

M : Jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing coder)

N1 : Jumlah coding yang dibuat oleh coder 1

12
N2 : Jumlah coding yang dibuat oleh coder 2

Selanjutnya mencari index of reliability dengan rumus Scott,

yaitu:

Pi = % persetujuan yang nyata – % persetujuan yang diharapkan

1 - % persetujuan yang diharapkan

Kemudian data hasil penelitian ini diolah secara kuantitatif dengan

cara mencatat frekuensi kemunculan unit analisis yang telah ditetapkan

melalui lembar koding, kemudian digambarkan dalam grafik.

G. Kuesioner Penelitian

Tabel 1.1 Angket Kuesioner

No Pernyataan SS S TS STS

4 3 2 1

1. Berita memuat dua sisi (cover both

sides)

2. Berita memuat satu sisi saja

3. Berita memuat multi sisi ( cover both

sides plus pihak yang netral )

4. Berita bersifat netral atau tidak

memihak serta menonjolkan sisi positif

dan negatif terhadap tokoh yang

diberitakan

5 Berita bersifat positif atau pro terhadap

13
pihak yang diberitakan

6 Berita bersifat negatif atau kontra

terhadap pihak yang diberitakan

7 Berita yang disajikan berisi opini

tentang penilaian benar atau salah

terhadap pihak yang diberitakan

8 Fakta yang disajikan menggunakan

bahasa yang berlebihan atau

sensasional

DAFTAR PUSTAKA

14
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis : Riset Komunikasi, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2006
Flournoy, Don Michael, Analisis Isi Surat Kabar-Surat Kabar Indonesia,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1989.
Juditha, Christiany, Sentimen dan Imparsialitas Isi Berita Tentang Ahok di
Portal Berita Online, Jurnal PIKOM, Penelitian Komunikasi dan
Pembangunan, Vol. 18 No. 1 Juni 2017
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6 Buku 1.
Jakarta: Salemba Humanika.
https://www.google.com/search?
q=Selain+itu+wartawan+Detik.com+meraih+penghargaan+juara+ke+3+dalam+lomb
a+karya+jurnalistik+tingkat+nasional+yang+digelar+Kementrian+Pertahanan+RI+dal
am+rangka+hari+bela+negara+(DetikNews%2C+Senin%2C+23+Des+2019+).

15

Anda mungkin juga menyukai