Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KELANGKAAN MINYAK GORENG DI

CNN INDONESIA DAN DETIK.COM

Disusun oleh:

Ibnu Azhar Baihaqi

1964190080
Latar Belakang
◦ Cable News Network Indonesia (disingkat CNN Indonesia) adalah sebuah stasiun televisi dan situs berita
milik Trans Media bekerjasama dengan Turner International. Seiring berjalannya waktu CNN Indonesia
memiliki penonton setianya, berkat acara-acara yang disajikan oleh CNN Indonesia sangat berbobot dan
mudah di mengerti oleh masyarakat Indonesia. Detikcom adalah salah satu portal berita yang fokus kepada
pembaca dari masyarakat Indonesia. Detikcom memiliki beberapa channel atau kanal seperti berita umum,
ekonomi, sepakbola, olahraga, dan ragam kanal Setiap kanal dalam media Detikcom memiliki tim redaksinya
masing-masing.

◦ Berdasarkan aspek-aspek tersebut penulis mencoba untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi
yang berjudul: “Analisis farming pemberitaan kelangkaan minyak goreng di CNN Indonesia.com dan
Detik.com.”
◦ Rumusan Masalah
Bagaimana pembingkaian pemberitaan kelangkaan minyak goreng yang dilakukan pada media online
Detik.com dan CNN Indonesia dan Detik.com dengan menggunakan analisis model Robert N. Entman.

◦ Batasan Masalah
Penelitian ini tidak meneliti seputar saluran, penerima dan efek daripemberitaan tersebut. Penelitian ini
juga memfokuskan masalah hanyapada pemberitaaan mengenai kelangkaan minya gorengdi Detik.com dan
CNN Indonesia dan Detik.com Online.
◦ Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan pembingkaian yang dibuat oleh Detik.com dan CNN Indonesia dan Detik.com Online
terkait pemberitaan kelangkaan minyak goreng.

◦ Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan masukan untuk para peneliti dalam melakukan penelitian
terkait teori konstruksi sosial atas realitas terhadap suatu media dengan menggunakan teknik analisis framing,
khususnya model Robert N. Entman.

a) Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi khalayak tentang bagaimana suatu
media dalam mengemas suatu pemberitaan. Bahwa pengemasan suatu berita itu dilakukan tidak hanya berdasarkan
isu yang berkembang tetapi juga sudah melalui tahapan konstruksi yang dilakukan oleh suatu media.
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Berdasarkan pengamatan dari peneliti sebelumnya, mengenai skripsi yang membahas Analisis Framing. Peneliti meninjau skripsi- skripsi yang sudah ada yang
berkaitan dengan judul yang dianalisis peneliti,seperti:

(Nurhayati et al., 2021) dalam skripsinya menemukan terjadinya keberpihakan kepemilikan media dan adanya kepentingan-kepentingan politik dalam bingkai
yang dilakukan viva.co.id dan metrotvnews.com mengenai pemberitaan mengenai kisruh kepengurusan partai Golkar .13 Kesamaan dengan peneliti penulis ialah pada
Metedologi dan Paradigma yang dipilih dengan peneliti. Disini peneliti menggunakan Metedologi Pendekatan Kualitatif dengan menggunakan paradigma Konstruktivisme.
Perbedaan dengan skripsi penulis adalah dari objek penelitiannya dan model teori Framing yang dipakai. Penulis fokus pada framing pemberitaan pondok pesantren radikal
dengan model framing Robert N Entman.

Konstruksi Realitas Media Massa

Konstruksi adalah sebuah realitas yang dilakukan oleh media yang digunakan oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi pembuatan berita
politik antara lain, pasar dan kenyataan politik. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi pembuatan tentang peliputan politik adalah idealisme dan ideologi yang dianut,
baik oleh media secara keseluruhan maupun individu dan wartawannya (Hamad, 2004). Masing-masing media dibentuk oleh konstruksi realitas, karena konstruksi realitas berita
tergantung dari kebijakan redaksional yang sudah ditentukan oleh politik media itu sendiri. Menganalisis media yang sudah dibentuk oleh media, maka analisis framing
merupakan jalan untuk memahami dan membuat sebuah realitas
Definisi Framing
Analisis framing merupakan model analisis alternatif yang dapat mengungkap rahasia di balik semua perbedaan media dalam mengungkap fakta.
Melalui analisis framing akan diketahui siapa yang menguasai siapa, siapa lawannya, siapa kawan, lawan, patron, dan klien, siapa yang diuntungkan
dan siapa yang kalah, siapa yang menindas dan siapa yang tertindas dan seterusnya. Kesimpulan seperti ini sangat dimungkinkan karena analisis
framing merupakan seni kreativitas yang memiliki kebebasan untuk menafsirkan realitas dengan menggunakan metode teoritis-metodologis dan
menganalisis berbagai kasus yang telah diterbitkan oleh surat kabar dan majalah di tanah air (Sucipta & Kurniawan, 2021).

Model Analisis Framing Robert N. Entman


Analisis framing ini berangkat dari teori konstruksi sosial yang pertama kali diperkenalkan oleh Peter L Berger bersama Thomas Luckman. Dalam
teorinya disebutkan bahwa realitas tidak terbentuk secara ilmiah, juga bukan sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tapi itu adalah bentuk dan
dibangun. Hal ini membuat realitas menjadi makna ganda. Artinya setiap orang memiliki konstruksi realitas yang berbeda-beda.

Pemberitaan

Menurut Williard C. Bleyer dalam buku Newspapper Writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang terkini (baru) dipilih wartawan
untuk dimuat disurat kabar karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca-
pembaca media cetak tersebut. Sedangkan Romli mendefinisikan berita merupakan laporan peristiwa yang memiliki nilai berita (news values) –
aktual, faktual, penting dan menarik (Emeraldien et al., 2019). Berdasarkan berbagai definisi, meskipun berbeda, terdapat persamaan yang mengikat
pada berita, meliputi; menarik perhatian, luar biasa dan termasa (baru). Karena itu, bisa disimpulkan bahwa berita adalah informasi atau laporan
yang menarik perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian atau ide (pendapat) yang disusun sedemikian rupa dan disebarkan
media massa dalam waktu secepatnya (Luis & Moncayo, 2019).
Kerangka Teori

Konstruksi adalah sebuah realitas yang dilakukan oleh media yang digunakan oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal yang mempengaruhi pembuatan berita politik antara lain, pasar dan kenyataan politik. Sedangkan faktor internal yang
mempengaruhi pembuatan tentang peliputan politik adalah idealisme dan ideologi yang dianut, baik oleh media secara keseluruhan
maupun individu dan wartawannya.

Analisis framing merupakan model analisis alternatif yang dapat mengungkap rahasia di balik semua perbedaan media dalam
mengungkap fakta. Melalui analisis framing akan diketahui siapa yang menguasai siapa, siapa lawannya, siapa kawan, lawan, patron,
dan klien, siapa yang diuntungkan dan siapa yang kalah, siapa yang menindas dan siapa yang tertindas dan seterusnya.

Berdasarkan berbagai definisi di atas, meskipun berbeda, terdapat persamaan yang mengikat pada berita, meliputi; menarik perhatian,
luar biasa dan termasa (baru). Karena itu, bisa disimpulkan bahwa berita adalah informasi atau laporan yang menarik perhatian
masyarakat konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian atau ide (pendapat) yang disusun sedemikian rupa dan disebarkan media
massa dalam waktu secepatnya
KerangkaPemikiran
Untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, media selalu menyajikan berita-berita yang beraneka ragam. maka penting tidaknya
suatu informasi tergantung bagamana media membingkai suatu berita. sedangkan media satu sama lain juga mempunyai pandangan
yang berbeda dalam menyajikan setiap berita.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis framing kualitatif. Bahwa metode kualitatif
sebagai prosedur studi menciptakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan tidak tertulis
dari manusia dan perilaku yang dapat diamati. Analisis framing kualitatif bertujuan untuk
mengkaji isi media online dengan menggunakan pendekatan teoritis.
Penelitian ini menggunakan paradigma Post-Positivistik, dimana paradigma Post-Positivistik
menurut Creswell yang dikutip oleh Elvinaro Ardianto dalam buku “Metodologi Penelitian
Public Relations” menyatakan bahwa: Metode Deskriptif-Kualitatif termasuk paradigma Post-
Positivistik, asumsi dasar yang menjadi Inti Paradigma Penelitian Post Positivistik adalah:
Pengetahuan bersifat konjektural dan tidak berlandaskan apapun. Karenanya kita tidak akan
pernah mendapatkan kebernaran yang hakiki. Bukti yang dibangun dalam penelitian seringkali
lemah dan tidak sempurna (Prasetya et al., 2019).
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

a) Telaah Teks, isu-isu yang menekankan, seleksi, penyajian, dan elaborasi mengenai konsep langsung dengan
memproduksi berita frame wacana memberikan wartawan untuk mengelola berita dengan baik secara berkelanjutan
dan mengemas berita untuk disiarkan secara efisien kepada publik dengan kalimat tematik untuk memperkuat dan
tekankan fakta atau nilai yang dibagikan di CNN Indonesia.com dan Detik.com

b) Wawancara yaitu perbedaan sudut pandang antara framing melalui media dan framing dengan media Framing

melalui media mendominasi dampak terhadap sponsorship yang memiliki kepentingan tertentu; sementara

membingkai dengan media bertujuan untuk mempengaruhi pihak-pihak non-jurnalis.

c) Dokumentasi merupakan mengkonstruksi suatu peristiwa/pernyataan, isu, dan opini dalam suatu susunan berita

untuk kemudian akan diamati isi beritanya untuk lead, headline, dan kutipannya digunakan untuk kepentingan berita.
TRINGULASI

Metode untuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu dapat menghasilkan salah satu dari
tiga hasil berikut: (1) hasil dapat menyatu dan mengarah pada kesimpulan yang sama; (2)
hasil mungkin berhubungan dengan objek atau fenomena yang berbeda tetapi mungkin saling
melengkapi dan digunakan untuk melengkapi hasil individu dan (3) hasil mungkin berbeda
atau bertentangan. Hasil konvergen bertujuan untuk meningkatkan validitas melalui
verifikasi; hasil pelengkap menyoroti aspek yang berbeda dari fenomena atau
menggambarkan fenomena yang berbeda dan temuan yang berbeda dapat mengarah pada
penjelasan baru dan lebih baik untuk fenomena yang sedang diselidiki.

Anda mungkin juga menyukai