Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS TEKS MEDIA ONLINE METRO KALIMANTAN TERHADAP

PENERAPAN UU ITE PASAL 28 AYAT 1

Disusun oleh:
RICARD OSEAN
NIM. 1902056125

Program Studi Ilmu Komunikasi


Universitas Mulawarman
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arus lalu lintas media informasi kini sulit untuk dibendung. Berbagai media
bermunculan, seiring dibukanya keran kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di muka
umum. Kemajuan teknologi informatika seakan makin meramaikan kebebasan masyarakat
dalam menyampaikan informasi dan berita apapun. Sarana media sosial di dunia maya
memang tak bisa dipungkiri ikut mendorong munculnya berbagai media pemberitaan.
Masyarakat pun kini dituntut untuk bisa memilih dan memilah mana media yang bisa
dijadikan referensi sahih untuk diambil dan dicerna sebagai sebuah informasi penting dan
mengedukasi.
Metrokalimantan.com menjadi referensi utama informasi seputar Kalimantan.
Karenanya, mereka memprioritaskan pemberitaan tentang semua aktivitas di regional
Kalimantan, baik hukum, politik, sosial, seni, budaya, ekonomi, olahraga, pemerintahan, dan
berbagai berita dari aspek lainnya. Media yang baru berdiri pada tahun 2017 ini ini
berkomitmen untuk menambah kepercayaan masyarakat Kalimantan dengan menyuguhkan
informasi yang akurat, kaya angle, lengkap, berimbang, jangkauan luas, tuntas dan
bermakna.
Setiap media memiliki cara sendiri untuk mengemas berita yang akan mereka sajikan.
Semua realitas yang ada tidak begitu saja disajikan apa adanya Melainkan semua ini harus
melalui mekanisme yang berlaku, termasuk konsep framing yang selalu digunakan media
dalam penulisan beritanya. Inilah yang penulis ingin ketahui pada media online
Metrokalimantan.com bagaimana wartawan dalam mengemas suatu berita. Bagan berita yang
terlalu menonjol, berlebihan dalam pemilihan kata, idiom, grafik dan gambar yang
mendukung tulisan dalam menekankan arti tertentu kepada khalayak adalah hal yang sering
kita jumpai. Peran Metrokalimantan.com yang begitu besar dalam mengkonstruksi realitas
pada berita, membuat sebuah peristiwa dapat dimunculkan faktanya sesuai dengan frame
yang dibawa oleh media ini. Ia juga dapat menuliskan sebuah berita sesuai dengan ideologi
atau nilai-nilai yang dianutnya.
Pengaturan hubungan yang dilakukan melalui jaringan informasi antar komputer, pada
tahun 2008 pemerintah telah mengeluarkan aturan dalam bentuk undang-undang. Pada
dasarnya undang-undang tersebut mengatur tentang transaksi elektronik. Dalam UU ITE
Pasal Pasal 28 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen
dalam transaksi elektronik, merupakan perbuatan yang dilarang. Itulah yang melatar
belakangi penulis mengambil judul analisis teks berita media online terhadap penerapan UU
ITE, karena banyaknya kasus penyebaran berita yang sengaja didesain untuk
meningkatkan keuntungan media itu sendiri.
Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literature ilmu komunikasi untuk
menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan aspek aspek khusus sebuah realita oleh
media. Dalam ranah studi komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang
mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena
atau aktivitas komunikasi. Analisis ini mencermati strategi seleksi penonjolan dan tautan
fakta kedalam berita lebih bermakna, menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk
menggring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya (Sobur, 2001:162). Model analisis
framing menurut pan dan Kosicki. Dalam tulisan mereka Framing Analysis: An Approach to
news to News Discourse, Pan dan Kosicki mengoperasionalisasikan empat dimensi
strutur teks berita sebagai perangkat framing yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan
retoris.
Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi
sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan ide yang dihubungkan dengan elemen yang
berbeda dalam teks berita, kutipan sumber, latar informasi pemakaian kata atau kalimat
tertentu, kedalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana
seseorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan
dalam teks.
1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

permasalahan, yaitu bagaimana bentuk framing informasi yang dikeluarkan oleh media

online metrokalimantan.com?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Pemikiran

Untuk membantu menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka dibutuhkan alat

analisis untuk dapat menjelaskan, memahami dan mengungkap permasalahan yang ada

dalam sebuah penelitian. Maka penggunaan kerangka teoritis menjadi penting dalam

menelaah sebuah fenomena yang berkaitan dengan studi kasus yang diangkat. Dalam

penelitian ini akhirnya akan memberikan sedikit arahan yang berbeda dalam melihat

pengaruh tvOne terhadap politik Indonesia. Penelitian ini akan menggunakan konsep yang

berkaitan dengan pers dan media massa, kemudian konsep komunikasi politik digunakan

untuk menjawab akar permasalahan utama dalam penelitian ini.

2.1.1 Pers dan Media Massa

Istilah media massa dan pers adalah dua hal yang selalu berdampingan, sampai

kebanyakan orang mengartikannya sebagai dua istilah yang sama. Keduanya memang saling

terkait secara teoritis dan praktis. Namun, Asep Syamsul Romli dalam Jurnalistik Terapan

mendefinisikan keduanya secara terpisah. Media massa mengarah pada benda atau “produk

aktivitas” tersebut tempat dituangkan atau disiarkannya aktivitas kewartawanan dan

kepenulisan. Sedangkan pers lebih mengandung pengertian lembaga atau perusahaan yang

bergerak di bidang penyiaran hasil kerja wartawan atau penulis.


Pers

Menurut Leksikon komunikasi, pers berarti: (1) usaha percetakan atau penerbitan; (2)

usaha pengumpulan dan penyiaran berita; (3) penyiaran berita melalui surat kabar, majalah,

radio, dan televisi; (4) orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita; dan (5) medium

penyiaran berita.

Istilah "pers" yang berasal dari bahasa Inggris, "press", dapat diartikan secara luas

maupun sempit. Pers berfungsi memancarkan/ menyebarkan informasi, berita, gagasan,

pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Sebagai

lembaga, ia mengelola informasi yang terdiri dari fakta dan opini, yang disajikan

kepada masyarakat sebagai salah satu komoditi.

Media Massa

Kemudian, Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan

dalam proses komunkasi massa. Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan

tindakan khalayak. Budaya, sosial, politik dipengaruhi oleh media. Media massa dikatakan

sebagai kebudayaan yang bercerita. Media membentuk opini publik untuk membawanya

pada perubahan yang signifikan.

Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara.

Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan.

Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang

digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain.

Media merupakan lokasi atau forum yang berperan untuk menampilkan peristiwa-

peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Dia

menjadi sumber dominan, bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra
realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media

menyuguhkan nilai-nilaii da penilaian secara normatif, yang dibaurkan dengan berita dan

hiburan.

Media massa sebagai alat atau teknologi dalam menyampaikan pesan pada

proses komunikasi massa memiliki kemampuan dalam mencapai berbaai skala

meliputi skala yang luas maupun yang terbatas. Demikian, Jalaludin Rakhmat

memaparkan bahwa media massa adalah suatu jenis media yag ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym, sehingga pesan yang sama

dapat diterima secara serentak dan sesaat.

2.1.2 Konstruksi Realitas Media

Berita merupakan informasi yang layak disajikan kepada publik, seperti informasi

yang bersifat faktual, aktual, objektif, penting dan menarik perhatian publik (Suryawati,

2011). Sebuah berita yang disajikan kepada publik harus memiliki nilai berita yaitu acuan

yang digunakan jurnalis yakni reporter dan editor untuk memutuskan fakta yang pantas

dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik.

Media massa merupakan agen sosialisasi sekunder yang dampak penyebarannya paling

luas dibanding agen sosialisasi lain. Meskipu dampak yang diberikan media massa tidak

secara langsung terjadi, namun cukup signifikan dalam memengaruhi seseorang, baik dari

segi kognisi, afeksi, maupun konatifnya (Gerbner, 2007). Di samping kepentingan ideologi

antara masyarakat dan negara, dalam suatu institusi media massa juga memiliki kepentingan

tersendiri seperti kepentingan pemilik modal, kepentingan keberlangsungan (sustainability)

lapangan kerja bagi para karyawan dan sebagainya. Kondisi ini membuat berita bukan

lagi berada sebagai pihak yang netral, namun akan bergerak sesuai dengan kepentingan yang

bermain di dalamnya. Sehingga hal inilah yang membuat bias berita di media massa menjadi
sesuatu yang sulit dihindari.

Teori tentang proses konstruksi realitas sosial yang digunakan oleh Peter L. Berger dan

Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul, "The Social Construction of Reality:

A Treatise in The Sociological of Knowledge" tahun 1966 makin tersebar luas. Menurut

mereka, realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan

internalisasi. Konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruangan hampa, namun sarat dengan

kepentingan-kepentingan

Pertama, eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam

dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Ini adalah sifat dasar manusia. Kedua,

objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari

kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas objektif yang bisa

jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu fakta yang berada di luar dan

berlainan dari manusia yang menghasilkannya. Ketiga, internalisasi, proses internalisasi

lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa

sehingga subjek individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Oleh karena itu bagi kaum

konstruktivis, realitas berita hadir dalam keadaan subjektif.


BAB III

METODELOGI PENELETIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian yang

kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan

tidak berupa angkat-angka yang didapatkan dari proses penelitian. Menurut Sukmadinata,

penelitian kualitatif adalah penelitian yang dugunkan untuk mendeskripsikan dan

menganalisa fenomena, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, dan orang secara

individu maupun kelompok. Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode

penelitian yang lebih menekannkan kepada aspek pemahaman secara mendalam terhadap

suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Johny Saldana

mendefinisikan terkait penelitian kualitataif sebagai sebuah payung tentang berbagai

metode penelitian yang ada dalam kehidupan sehari-hari.Data atau informasi yang didapat

dianalisis secara kualitatif.

Kemudian dalam menyusun penelitian ini, penulis mengunakan jenis penelitian yang

sifatnya deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan untuk meneliti suatu fenomena atau

realitas, yang terjadi. Penelitian deskriptif adalah Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang digunakan untuk menggambarkan suatu situasi, subjek, perilaku, atau fenomena.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat

terkait fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang dimiliki.

Pendekatan penelitian kualitatif peneliti pilih karena metode ini bertujuan untuk

mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok
orang dianggap berasal dari masalah sosial dan kemanusiaan. Melalui pendekatan kualitatif

ini peneliti akan mengumpulkan data terkait dengan bentuk framing media online dan

kemudian mendeskripsikan data-data tersebut. Kemudian tahap selanjutnya adalah

operasional kerangkan pemikiran yaitu, Media dan Pers serta Realitas Konstruksi Media

3.2 Teknik Analisa dan Pengumpulan Data

Berkaitan dengan teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian.Teknik pengumpulan data yang hendak

penulis gunakan adalah teknik pengumpulan data sekunder atau penelitian kepustakaan

(library research), yaitu sebagai teknik yang digunakan untuk mencari berbagai informasi,

menggunakan berita analisis dengan menggunakan konsep dari para ahli yang telah dimuat

dalam bentuk sebuah buku, jurnal, artikel, ataupun media massa yang masih memiliki

keterkaitan dengan tema yang penulis hendak bahas di dalam penelitian ini.

Data berasal dari library research akan berbentuk data kualitatif, yakni data-data

yang sifatnya verbal atau kata-kata bukan berupa angka-angka. Data-data yang didapatkan

dalam penulisan peneltian ini berupa data sekunder berdasarkan liberary research.Data

sekunder berupa data yang dapat digunakan sebagai sumber informasi yang didapatkan

dari sumber-sumber seperti jurnal, artikel, literatur, berita, situs-situs di internet yang

memiliki kaitan dengan masalah yang menjadi rumusan penelitian.

Data-data yang penulis peroleh tersebut guna menyusun penelitian ini, penulis

menggunakan teknik analisis dengan miles dan Huberman dengan model analisis berbasis

interactive model. Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan analisis data kualitatif,

yaitu data collection, data reduction, data display, conclusion.


3.3 Sistematika Penulisan

Bab pertama akan memuat latar belakang belakang penulis dalam penelitian ini,

berikut rumusan masalah, pertanyaan penelitian.

Bab kedua dalam penelitian ini akan memuat kerangka pemikiran yang digunakan

baik itu kerangka teoritis maupun kerangka konseptual.

Dalam bab ketiga akan memuat jenis penelitian, pendekatan penelitian, teknik

pengumpulan data, jenis data, ruang lingkup penelitian, teknik analisis data dan sistematika

penulisan.

Pada bab keempat penulis akan membahas mengenai data-data yang menjelaskan

mengenai pembahasan terkait dengan pertanyaan penelirtian

Kemudian terakhir di bab kelima sebagai penutup yang akan memuat kesimpulan

dan saran-saran dari penulis.

Anda mungkin juga menyukai