Oleh :
Nim : 2120501060
Berita mengenai kasus penistaan agama kerap kali menghiasi media massa.
Diungkapkan melalui riset dari Setara Institute menyatakan jika sepanjang tahun
1965-2017 terdapat adanya 97 kasus mengenai penistaan agama. Kemudian kasus
penistaan agama semakin banyak dimulai dari rezim orde baru tumbang. Mereka
menyatakan jika sebelum adanya reformasi hanya terdapat ada sembilan perkara
penistaan agama, akan tetapi setelah terjadinya reformasi jumlah kasus mengenai
penistaan agama meningkat pesat menjadi 88 perkara. Dalam perkembangan
zaman saat ini, teknologi sangat memudahkan kita dalam mengakses suatu
informasi. Media massa adalah salah satu bentuk perkembangan pada bidang
informasi dan komunikasi. Pengguna media masa akan saling terhubung dengan
masyarakat. Yang dikelola oleh seseorang yang profesional dan dimanfaatkan
untuk komersial. Peran media masa memiliki salah satu peran yaitu mempengaruhi
atas sikap dan tindakan seseorang ataupun 3 sekelompok orang. Media massa
memiliki kemampuan dalam mempengaruhi seseorang, dimulai dari proses
kognitif lalu juga mampu mengendalikan perilaku.
Peneliti memilih media detik.com dan kompas.com didorong oleh pada kedua
media online tersebut lebih banyak membahas pemberitaan mengenai kasus
penistaan agama yang dilakukan Panji Gumilang dibandingkan media online yang
lainnya. Selain itu, pada berita mengenai penistaan agama dalam kedua media
tersebut masing-masing membahas bagaimana pembingkaian suatu berita
mengenai kasus penistaan agama.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana Framing Pemberitaan
Penistaan Agama Panji Gumilang ?
2. Batasan Masalah
Dalam membatasi atau mengkaji suatu masalah, setidaknya terdapat 3
komponen diantaranya :
a. Dari segi Spasial (tempat), dalam penelitian ini hanya berfokus pada
media online di detik.com dan kompas.com
b. Dari segi Temporal (waktu), dalam penelitian ini hanya membahas
berita online pada bulan September dan November saja.
c. Dari segi Dimensional (aspek pembahasan), dalam penelitian ini hanya
berfokus membahas berita online dalam isu Penistaan Agama Panji
Gumilang.
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan
menjadi pengetahuan bagi para pembaca agar tidak langsung percaya dengan
berita yang disebarkan oleh media massa, dan melakukan berbagai macam
verifikasi. Sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai
proses suatu framing yang dilakukan oleh media massa
E. Tinjauan Pustaka
Kedua, Jurnal oleh Hasrat Efendy Samosir, Anang Anas Azhar, Fuad
Akba dengan judul “Analisis Framing Berita Vonis Kasus Penistaan Agama
Di Media Online Republika.Co.Id Dan Detik.Com” (2018). Penelitian ini
bertujuan menganalisis bagaimana media online Republika.co.id dan
Detik.com membingkai pemberitaan vonis hakim terhadap Meiliana, terkait
kasus penistaan agama di Kota Tanjung Balai. Hasil dari penelitian ini adalah
untuk menjelaskan konstruksi realitas pemberitaan vonis kasus penistaan
agama di media online Republika.co.id dan Detik.com.
Pada jurnal ini memiliki kesamaan dalam isi penelitian nya yaitu
sama-sama memaparkan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh publik
figur. Namun, terdapat sebuah perbedaan pada teori yang digunakan, Teori
yang digunakan pada jurnal tersebut adalah teori konstruksi sosial Peter L
Berger dan Thomas Luckman.
2. Landasan Teori
1) Analisis Framing
2) Sosial Media
Media sosial adalah media online di mana pengguna dapat
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan membuat konten, termasuk
blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring
sosial, dan wiki. adalah bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia.
Efek positif dari media sosial adalah memudahkan komunikasi
dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu tidak
lagi menjadi masalah, lebih mudah untuk mengekspresikan diri,
informasi dapat menyebar dengan cepat, harga lebih murah. Pada saat
yang sama, efek negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang
yang dicintai
dan sebaliknya komunikasi tatap muka menurun, membuat orang
tergantung pada Internet, menyebabkan konflik, masalah privasi dan
rentan terhadap kejahatan. pengaruh orang lain.
Keberadaan media sosial telah mempengaruhi kehidupan sosial
di masyarakat. Perubahan hubungan sosial atau sebagai perubahan
keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial dan segala macam
perubahan pranata sosial suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai, sikap dan perilaku kelompok sosial.
Perubahan sosial yang positif, seperti kemudahan memperoleh
dan mengkomunikasikan informasi, membawa manfaat sosial dan
ekonomi. Sementara itu, perubahan sosial kebanyakan bersifat negatif,
seperti munculnya kelompok-kelompok sosial yang mengatasnamakan
agama, suku, dan perilaku tertentu yang terkadang menyimpang dari
norma yang ada. Situs jejaring sosial adalah jenis aplikasi online yang
memungkinkan pengguna memposting informasi tentang profil
mereka, termasuk nama, foto, dan materi lain yang dapat dilihat
pengguna lain.
Selain itu, mereka juga dapat berinteraksi satu sama lain
dengan cara yang inovatif (Pempek, Yermolayeva dan Calvert, 2009)
Pengguna bahkan dapat memantau siapa saja yang melihat konten
yang mereka bagikan (Boyd dan Ellison, 2007). Masalah ini
menyebabkan banyak orang, terutama pengguna online sangat tertarik
dengan jejaring sosial..dalam menggunakan situs web untuk berbagi
informasi dan berkomunikasi.Semakin banyak orang yang tertarik
menggunakan jejaring sosial, sehingga popularitas jejaring sosial
semakin meningkat.
Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial.
Proyek Kolaborasi, Website mengijinkan usernya untuk dapat
mengubah, menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di
website ini. Contohnya Wikipedia. Blog dan microblog User lebih
bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat
ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya twitter. Konten
Para user dari pengguna website ini saling membagi konten-konten
media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain-lain. Contohnya
YouTube. Situs jejaring sosial Aplikasi yang mengizinkan user untuk
dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga
dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti
foto-foto. Contohnya facebook.Virtual game world Dunia virtual,
dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa muncul
dalam bentuk avatar–avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan
orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnya game online. Virtual
social world Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di
dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan
yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah
kehidupan, Contohnya second life.
Media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja
namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan
melalui SMS ataupun internet.
2. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu
Gatekeeper
3. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding
media lainnya
4. Penerimaan pesan yang menentukan waktu interaksi
3) Penistaan Agama
Menurut bahasa, kata “menista” berasal dari suku kata “nista”.
Sebagian menggunakan kata celaan. Kata nista dan cela merupakan
sinonim. “nista” yang bermakna hina, rendah, cela, noda (Laden
Marpaung, 2010: 9) Adapun “agama” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau
juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan tersebut (Depdiknas, 2002: 74).
Menurut Koentjaraningrat, agama merupakan suatu sistem
yang terdiri atas empat komponen : Pertama, Emosi keagamaan yang
menyebabkan manusia itu bersikap religius. Kedua, sistem keyakinan
yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang
sifat-sifat Tuhan, wujud alam ghaib, serta segala nilai, norma, dan
ajaran dari religi yang bersangkutan. Ketiga, sistem ritus dan upacara
yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan
Tuhan, dewa-dewa atau makhluk halus yang mendiami alam ghaib.
Keempat, umat atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan
tersebut komponen kedua, dan yang melakukan sistem ritus dan
upacara tersebut komponen ketiga (Koentjaraningrat, 1985: 144-145)
Di dalam KUHP, pengertian penistaan agama sendiri tidak
dijelaskan secara rinci, namun dalam buku yang lain dijelaskan bahwa
definisi penistaan agama ialah penyerangan dengan sengaja atas
kehormatan atau nama baik orang lain atau suatu golongan baik secara
lisan maupun tulisan dengan maksud agar diketahui oleh orang banyak
(J.C.T. Simorangkir,1995: 1).
Dalam KUHP terdapat larangan tentang penistaan agama.
Pasal 156 (a) menyasar setiap orang yang dengan sengaja di muka
umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat
permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama
yang dianut di Indonesia atau dengan maksud supaya orang tidak
menganut agama apapun. Hukuman untuk pelanggaran Pasal 156 (a)
ini, adalah dipidana maksimal lima tahun penjara.
F. Kerangka Teori
Model framing yang digunakan peneliti adalah framing Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki. Dalam teori ini, terdapat dua konsep framing yang saling
berkaitan. Pertama, konsep psikologi framing lebih menekankan bagaimana
seseorang dalam tahapan-tahapan informasi yang ada dalam dirinya. Framing dalam
tahapan ini adalah sebagai penempatan informasi pada suatu konteks yang khusus dan
menempatkan pada suatu elemen tertentu dari suatu isu yang menonjol pada kognisi
seseorang. Elemen-elemen tersebut diseleksi dari suatu peristiwa dan menjadi lebih
penting dalam mempengaruhi pada saat membuat keputusan tentang realitas. Kedua,
konsep sosiologis pada pandangan ini psikologis lebih melihat pada tahapan-tahapan
internal seseorang, sebagaimana seorang individu secara kognitif mengartikan
peristiwa pada cara pandang tertentu, maka pandangan sosiologis lebih berfokus pada
bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Pembingkain disini dapat diartikan sebagai
proses bagaimana seorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan mengartikan
dirinya untuk mengerti dirinya dan peristiwa diluar dirinya. Tak hanya itu
pembingkaian disini berfungsi sebagai pembuat realitas menjadi teridentifikasi, bisa
dipahami dan dapat dimengerti karena telah dilabeli oleh suatu label tertentu.
Pada model analisis framing ini memiliki asumsi bahwa tiap-tiap berita
memiliki frame yang berfungsi sebagai titik pusat dari sebuah organisasi ide. Frame
ini merupakan ide yang dihubungkan dengan elemen-elemen yang berbeda pada teks
berita (kutipan sumber, latar informasi, penggunaan kata atau kalimat tertentu)
kedalam teks secara menyeluruh. Frame memiliki hubungan dengan makna. Yakni
bagaimana seseorang mengartikan sebuah peristiwa yang dapat dilihat dari perangkat
tanda yang dapat memunculkan pada suatu teks. Elemen yang menandakan
pemahaman seseorang memiliki bentuk yang kompleks pada suatu bentuk aturan atau
konveksi penulisan sehingga dapat menjadi sebuah “jendela” dengan melalui makna
yang tersirat dari sebuah berita mejadi terlihat.
1. Sintaksis
2. Skrip
Pada pelaporan berita umumnya disusun sebagai suatu cerita, hal ini
disebabkan oleh dua hal. Pertama, banyaknya pelaporan berita untuk
menonjolkan hubungan, kejadian yang tertulis merupakan lanjutan dari
kejadian sebelumnya. Kedua, biasanya berita memilki orientasi yang
menghubungkan sebuah teks yang ditulis terhadap lingkungan komunal
pembaca. Menulis sebuah berita bisa disamakan dalam taraf tertentu yakni
dengan seorang yang menulis sebuah novel atau cerita fiksi lain.
Perbedaannya terletak pada fakta yang dihadapi sama saja seperti novel,
seorang wartawan berhadapan dengan seseorang, karakter dan kejadian yang
hendak diceritakannya kemudian sama saja seperti novelis, seorang wartawan
jika ingin para pembaca tertarik dengan berita yang ditulis. Oleh karena itu
sebuah kejadian atau peristiwa dibuat dengan mengandung unsur emosi,
menampilkan kronologis tampak sebagai sebuah cerita dengan wal, adegan,
klimaks dan akhir. Bentuk umum dari skrip adalah 5W+1H yang terdiri dari
who,what,when,where,why dan how.
3. Tematik
4. Retoris
G. Metodologi Penelitian
a. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode
penelitan kualitatif. Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif
merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada
sebuah kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrument kunci,
lalu teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan) dalam
penelitian kualitatif analisis data bersifat induktif dan hasil dari penelitian
tersebut lebih menekankan pada makna dibandingkan generalisasi.
Dalam pendekatan kualitatif, peneliti bertindak sebagai alat utama riset
(human instrument), karena melakukan pengumpulan data melalui analisis
dokumentasi dan observasi.47 Pendekatan ini bertujuan untuk mengambil
berbagai fakta melalui suatu pengamatan, lalu dianalisis dan berupaya untuk
merefleksikan hasil dari analisa secara deskriptif. Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif yang bertujuan agar dapat memahami suatu hal yang
diperoleh setelah melakukan analisis terhadap masalah penelitian.
b. Data Sekunder
b. Penyajian Data
c. Kesimpulan Data
1. Latar Belakang
Pada bagian latar belakang akan memaparkan mengenai latar belakang dari
suatu permasalahan yang diangkat sebagai kajian penelitian.
2. Rumusan Masalah
Pada bagian ini menjelaskan perumusan masalah dan batasan masalah yang
akan dibahas pada masalah yang akan diangkat sebagai kajian penelitian.
3. Tujuan Penelitian
Pada bagian ini memaparkan mengenai tujuan dan apa yang akan didapatkan
dari penelitian yang dilakukan.
4. Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini akan membahas mengenai nilai-nilai dan manfaat secara
teoritis dan secara praktis dari penelitian yang dilakukan.
5. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan membahas mengenai penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini. Tak hanya itu, pada tinjauan pustaka juga membahas
landasan teori yang berkaitan dengan judul penelitian yang dikaji.
6. Kerangka Teori
Pada bagian ini akan membahas mengenai teori-teori yang akan digunakan
dan berkaitan dengan penelitian yang dikaji. Bagian ini juga memperlihatkan
bagaimana memahami permasalahan yang akan dibahas.
7. Metodologi Penelitian
Pada bagian ini akan membahas tentang bagaimana data, sumber data, metode
penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian dan teknik analisis data
yang akan digunakan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adnani. “Penodaan Agama : Studi Komparatif Hukum Islam Dan Hukum Pidana
Al-Fauzan, Shalih Bin Fauzan. Kitab Tauhid. Jakarta: Ummul Qura, 2015.
Al-Fauzan, Syaikh Shalih bin Fauzan. Kitab At-Tauhid. Darul Qasim, 2000.
2003.