Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENISTAAN AGAMA PANJI


GUMILANG PADA MEDIA DETIK.COM DAN KOMPAS.COM

Oleh :

Nama : Ahmad Agung Hadly

Nim : 2120501060

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN 1444H / 2023


A. Latar Belakang Masalah

Kasus mengenai penistaan agama seringkali cepat menarik perhatian publik


dan pada akhir-akhir ini seringkali menjadi perbincangan hangat di media online.
Pemberitaan mengenai dugaan peristiwa penistaan agama oleh Panji Gumilang
telah melalui rentetan kasus yang begitu panjang, belum lagi pemberitaan melalui
berbagai saran yang mengangkat kasus tersebut menjadikan subjek pada bagian
dalam berita. Maka dari sini terlihat bagaimana suatu konflik hukum
menyampaikan permintaan oleh media dengan berbagai macam. Namun, hanya
dalam bagian tetap satu polemic saja yang menjadi trending topic, apakah media
tersebut mengandung objektivitas, dan demikian pula sebuah objek menyampaikan
isi berita yang terkandung. Namun bisa juga dipengaruhi oleh tuan media yang
memiliki keterkaitan atau wartawan bagian dalam yang mencari, mengumpulkan
serta menyebarluaskan berita yang terkait dengan ketentuan melalui sudut internal
atau bisa jadi eksternal.

Berita mengenai kasus penistaan agama kerap kali menghiasi media massa.
Diungkapkan melalui riset dari Setara Institute menyatakan jika sepanjang tahun
1965-2017 terdapat adanya 97 kasus mengenai penistaan agama. Kemudian kasus
penistaan agama semakin banyak dimulai dari rezim orde baru tumbang. Mereka
menyatakan jika sebelum adanya reformasi hanya terdapat ada sembilan perkara
penistaan agama, akan tetapi setelah terjadinya reformasi jumlah kasus mengenai
penistaan agama meningkat pesat menjadi 88 perkara. Dalam perkembangan
zaman saat ini, teknologi sangat memudahkan kita dalam mengakses suatu
informasi. Media massa adalah salah satu bentuk perkembangan pada bidang
informasi dan komunikasi. Pengguna media masa akan saling terhubung dengan
masyarakat. Yang dikelola oleh seseorang yang profesional dan dimanfaatkan
untuk komersial. Peran media masa memiliki salah satu peran yaitu mempengaruhi
atas sikap dan tindakan seseorang ataupun 3 sekelompok orang. Media massa
memiliki kemampuan dalam mempengaruhi seseorang, dimulai dari proses
kognitif lalu juga mampu mengendalikan perilaku.

Berdasarkan media online di detik.com mengeluarkan berita pada hari Kamis,


09 November 2023 yang berjudul “Panji Gumilang Diperiksa Bareskrim Kasus
TPPU di Lapas Indramayu”, Kasus tersebut mendapatkan kecaman dari warganet
dan Umat Muslim karena ajaran dari podok pesantren nya yaitu Al-Zayytun yang
dianggap telah melakukan penistaan agama.

Media online kompas.com mengeluarkan berita pada Selasa, 21 September


2023 yang berjudul “Babak Baru Kasus Penistaan Agama Panji Gumilang: 2
Laporan Dicabut, tapi Proses Hukum Tetap Jalan”. Yang mengungkapkan
tanggapan dari Panji Gumilang atas kasus yang menimpa Pondok Pesantren nya
mengenai penistaan agama.

Peneliti memilih media detik.com dan kompas.com didorong oleh pada kedua
media online tersebut lebih banyak membahas pemberitaan mengenai kasus
penistaan agama yang dilakukan Panji Gumilang dibandingkan media online yang
lainnya. Selain itu, pada berita mengenai penistaan agama dalam kedua media
tersebut masing-masing membahas bagaimana pembingkaian suatu berita
mengenai kasus penistaan agama.

Membandingkan kedua media online tersebut jelas sekali menunjukkan


perbedaan antara struktur berita dan peristiwa. Semua media, memiliki keterkaitan
dengan Indologi, sosial, budaya bahkan agama tidak lepas dari sebuah prasangka.
Seorang wartawan media massa lebih cenderung menciptakan asumsi tertentu
yang bertujuan mempengaruhi judul berita, struktur berita dan target tertentu.
Akan tetapi, penargetan tidak selalu terpenuhi

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana Framing Pemberitaan
Penistaan Agama Panji Gumilang ?
2. Batasan Masalah
Dalam membatasi atau mengkaji suatu masalah, setidaknya terdapat 3
komponen diantaranya :
a. Dari segi Spasial (tempat), dalam penelitian ini hanya berfokus pada
media online di detik.com dan kompas.com
b. Dari segi Temporal (waktu), dalam penelitian ini hanya membahas
berita online pada bulan September dan November saja.
c. Dari segi Dimensional (aspek pembahasan), dalam penelitian ini hanya
berfokus membahas berita online dalam isu Penistaan Agama Panji
Gumilang.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengamati dan menganalisis


bagaimana Framing Pemberitaan Penistaan Agama Panji Gumilang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan, sehingga


dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dalam bidang analisis
framing media khususnya terhadap suatu pemberitaan yang dipublikasikan
mengenai dugaan penistaan agama oleh media massa.

2. Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan
menjadi pengetahuan bagi para pembaca agar tidak langsung percaya dengan
berita yang disebarkan oleh media massa, dan melakukan berbagai macam
verifikasi. Sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai
proses suatu framing yang dilakukan oleh media massa

E. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Penelitian Terdahulu


Pertama, Skripsi Fahmi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dengan
judul “Analisis Framing Pemberitaan Media Online Rakyat Merdeka dan
CNN Indonesia Dalam Isu Penetapan 19 Pondok Pesantren Penyebar Paham
Radikalisme Oleh BNPT” (2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan pembingkaian pemberitaan penetapan 19 pesantren yang
terindikasi mengajarkan paham radikalisme.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua media yang digunakan
sama-sama menilai bahwa sikap BNPT dalam menetapkan 19 pondok
pesantren tidak terbuka dalam menjelaskan indikator yang digunakan BNPT.
Pada penelitian ini memiliki kesamaan pada penggunaan metode, yang
dimana sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model
deskriptif. Namun, terdapat sebuah perbedaan pada teori yang digunakan,
dimana skripsi tersebut menggunakan teori model Robert N.Entman
sedangkan peneliti menggunakan teori framing model Zhongdang dan Pan
Kosicki.

Kedua, Jurnal oleh Hasrat Efendy Samosir, Anang Anas Azhar, Fuad
Akba dengan judul “Analisis Framing Berita Vonis Kasus Penistaan Agama
Di Media Online Republika.Co.Id Dan Detik.Com” (2018). Penelitian ini
bertujuan menganalisis bagaimana media online Republika.co.id dan
Detik.com membingkai pemberitaan vonis hakim terhadap Meiliana, terkait
kasus penistaan agama di Kota Tanjung Balai. Hasil dari penelitian ini adalah
untuk menjelaskan konstruksi realitas pemberitaan vonis kasus penistaan
agama di media online Republika.co.id dan Detik.com.

Pada penelitian ini memiliki kesamaan pada penggunaan teori teknik


framing yang sama-sama menggunakan model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Namun, terdapat sebuah perbedaan pada teori yang digunakan,
dimana media yang dianalisis pada jurnal tersebut yaitu Republika.co.id

Ketiga, Jurnal oleh Silvina Mayasari dengan judul Konstruksi Media


Terhadap Berita Kasus Penistaan Agama Oleh Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok): Analisis Framing Pada Surat Kabar Kompas dan Republik (2017).
Penelitian ini menganalisis konstruksi media pada pemberitaan Aksi 4
November 2016 dan 2 Desember 2016 Kasus Dugaan Penistaan Agama oleh
Basuki Thahaja Purnama di dua surat kabar nasional, yaitu Kompas dan
Republika.

Pada jurnal ini memiliki kesamaan dalam isi penelitian nya yaitu
sama-sama memaparkan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh publik
figur. Namun, terdapat sebuah perbedaan pada teori yang digunakan, Teori
yang digunakan pada jurnal tersebut adalah teori konstruksi sosial Peter L
Berger dan Thomas Luckman.

2. Landasan Teori
1) Analisis Framing

Analisis merupakan penguraian suatu pokok terhadap berbagai


bagian, dalam memperoleh suatu pemahaman dalam bagian tersebut
diperlukan penelaahan yang lebih mendalam dalam menghubungkan
antar bagian, dari hal tersebut dapat diperoleh pengertian atau arti
secara keseluruhan yang diinginkan.
Sedangkan Framing adalah suatu pendekatan yang dilakukan
oleh suatu media yang dimana bertujuan melihat bagaimana suatu
realitas dibentuk dan dikonstruksi. Dalam hasil proses pembentukan,
konstruksi realitas menunjukkan bahwasanya terdapat suatu bagian
yang lebih terlihat oleh orang atau lebih mudah dikenal.

Analisis Framing merupakan suatu metode analisis media sama


saja seperti analisis isi dan analisis semitoik. Framing bisa dikatakan
sebagai pembingkaian sebuah kejadian atau peristiwa, framing
biasanya digunakan dalam suatu media untuk mengetahui bagaimana
sudut pandang yang digunakan oleh reporter atau media massa pada
saat memproses suatu isu dan menulis berita. Dalam metode penyajian
realitas framing terdapat suatu kebenaran dalam sebuah kejadian tidak
diingkari secara menyeluruh, namun dapat di belokkan secara halus,
melalui bagian yang ditonjolkan pada bagian tertentu. Penonjoloan
pada bagian-bagian tertentu pada sebuah isu harus berdasarkan suatu
fakta.

Pendekatan framing dipakai untuk mengetahui bagaimana


realitas dibingkai oleh media. Perbedaan framing suatu berita oleh
setiap media, mengungkapkan siapa mengendalikan siapa lawan siapa,
mana kawan mana lawan, mana patron mana klien. Kebijaksanaan
redaksional tersebut menjadi pedoman dan ukuran dalam menentukan
kejadian macam apa yang patut diangkat serta dipilih untuk menjadi
berita maupun bahkan komentar.

Selain kebijakan redaksioanal yang dapat menentukan ciri


pemberitaan suatu media, adanya kepentingan juga menjadi salah satu
faktor yang sangat menentukan bagaimana suatu media membahasa
suatu berita tertentu. Kepentingan tersebut dapat dilihat dengan
menganalisis secara detail berita yang disajikan, apakah membela
kepentingan pemerintaah, kepentingan pemilik modal atau
kepentingan rakyat.

Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang


berarti realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna
tertentu. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna,
lebih diperhatikan, di anggap penting, dan lebih mengena dalam
pikiran khalayak. Dalam praktik, analisis framiang banyak digunakan
untuk melihat frame surat kabar, sehingga dapat dilihat bahwa masing-
masing surat kabar sebenarnya memiliki kebijakan politis tersediri.

Pada saat ini, masyarakat lebih bersifat konsumtif terhadap


berita yang disajikan oleh para media massa baik dalam bentuk online
maupun televisi. Banyak masayarakat akan mempercayai informasi
yang disampaikan oleh media penyampai informasi, maka dari itu citra
yang akan terbentuk dari setiap individu atau kelompok sangat
bergantung pada media.

2) Sosial Media
Media sosial adalah media online di mana pengguna dapat
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan membuat konten, termasuk
blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring
sosial, dan wiki. adalah bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia.
Efek positif dari media sosial adalah memudahkan komunikasi
dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu tidak
lagi menjadi masalah, lebih mudah untuk mengekspresikan diri,
informasi dapat menyebar dengan cepat, harga lebih murah. Pada saat
yang sama, efek negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang
yang dicintai
dan sebaliknya komunikasi tatap muka menurun, membuat orang
tergantung pada Internet, menyebabkan konflik, masalah privasi dan
rentan terhadap kejahatan. pengaruh orang lain.
Keberadaan media sosial telah mempengaruhi kehidupan sosial
di masyarakat. Perubahan hubungan sosial atau sebagai perubahan
keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial dan segala macam
perubahan pranata sosial suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai, sikap dan perilaku kelompok sosial.
Perubahan sosial yang positif, seperti kemudahan memperoleh
dan mengkomunikasikan informasi, membawa manfaat sosial dan
ekonomi. Sementara itu, perubahan sosial kebanyakan bersifat negatif,
seperti munculnya kelompok-kelompok sosial yang mengatasnamakan
agama, suku, dan perilaku tertentu yang terkadang menyimpang dari
norma yang ada. Situs jejaring sosial adalah jenis aplikasi online yang
memungkinkan pengguna memposting informasi tentang profil
mereka, termasuk nama, foto, dan materi lain yang dapat dilihat
pengguna lain.
Selain itu, mereka juga dapat berinteraksi satu sama lain
dengan cara yang inovatif (Pempek, Yermolayeva dan Calvert, 2009)
Pengguna bahkan dapat memantau siapa saja yang melihat konten
yang mereka bagikan (Boyd dan Ellison, 2007). Masalah ini
menyebabkan banyak orang, terutama pengguna online sangat tertarik
dengan jejaring sosial..dalam menggunakan situs web untuk berbagi
informasi dan berkomunikasi.Semakin banyak orang yang tertarik
menggunakan jejaring sosial, sehingga popularitas jejaring sosial
semakin meningkat.
Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial.
Proyek Kolaborasi, Website mengijinkan usernya untuk dapat
mengubah, menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di
website ini. Contohnya Wikipedia. Blog dan microblog User lebih
bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat
ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya twitter. Konten
Para user dari pengguna website ini saling membagi konten-konten
media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain-lain. Contohnya
YouTube. Situs jejaring sosial Aplikasi yang mengizinkan user untuk
dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga
dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti
foto-foto. Contohnya facebook.Virtual game world Dunia virtual,
dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa muncul
dalam bentuk avatar–avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan
orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnya game online. Virtual
social world Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di
dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan
yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah
kehidupan, Contohnya second life.
Media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja
namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan
melalui SMS ataupun internet.
2. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu
Gatekeeper
3. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding
media lainnya
4. Penerimaan pesan yang menentukan waktu interaksi
3) Penistaan Agama
Menurut bahasa, kata “menista” berasal dari suku kata “nista”.
Sebagian menggunakan kata celaan. Kata nista dan cela merupakan
sinonim. “nista” yang bermakna hina, rendah, cela, noda (Laden
Marpaung, 2010: 9) Adapun “agama” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau
juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan tersebut (Depdiknas, 2002: 74).
Menurut Koentjaraningrat, agama merupakan suatu sistem
yang terdiri atas empat komponen : Pertama, Emosi keagamaan yang
menyebabkan manusia itu bersikap religius. Kedua, sistem keyakinan
yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang
sifat-sifat Tuhan, wujud alam ghaib, serta segala nilai, norma, dan
ajaran dari religi yang bersangkutan. Ketiga, sistem ritus dan upacara
yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan
Tuhan, dewa-dewa atau makhluk halus yang mendiami alam ghaib.
Keempat, umat atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan
tersebut komponen kedua, dan yang melakukan sistem ritus dan
upacara tersebut komponen ketiga (Koentjaraningrat, 1985: 144-145)
Di dalam KUHP, pengertian penistaan agama sendiri tidak
dijelaskan secara rinci, namun dalam buku yang lain dijelaskan bahwa
definisi penistaan agama ialah penyerangan dengan sengaja atas
kehormatan atau nama baik orang lain atau suatu golongan baik secara
lisan maupun tulisan dengan maksud agar diketahui oleh orang banyak
(J.C.T. Simorangkir,1995: 1).
Dalam KUHP terdapat larangan tentang penistaan agama.
Pasal 156 (a) menyasar setiap orang yang dengan sengaja di muka
umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat
permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama
yang dianut di Indonesia atau dengan maksud supaya orang tidak
menganut agama apapun. Hukuman untuk pelanggaran Pasal 156 (a)
ini, adalah dipidana maksimal lima tahun penjara.

F. Kerangka Teori

1. Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki

Analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki merupakan


salah satu model analisis yang digunakan untuk memahami realitas dibalik suatu
wacana media dan merupakan sebuah seni yang dapat mencapai suatu kesimpulan
yang berbeda jika analisis yang dilakukan oleh orang yang berbeda, meskipun kasus
yang diteliti memiliki kesamaan. Selain itu, banyak para pakar ahli yang mempunyai
definisi lain tentang teori framing ini, yang pada intinya mempunyai sebuah padangan
yang sama tentang sebuah berita yang dibentuk dan dikontruksi media pada suatu
peristiwa. Dengan demikian akan terdapat sebuah penonjolan realitas yang
menyebabkan lebih mudah dikenali oleh masyarakat.

Model framing yang digunakan peneliti adalah framing Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki. Dalam teori ini, terdapat dua konsep framing yang saling
berkaitan. Pertama, konsep psikologi framing lebih menekankan bagaimana
seseorang dalam tahapan-tahapan informasi yang ada dalam dirinya. Framing dalam
tahapan ini adalah sebagai penempatan informasi pada suatu konteks yang khusus dan
menempatkan pada suatu elemen tertentu dari suatu isu yang menonjol pada kognisi
seseorang. Elemen-elemen tersebut diseleksi dari suatu peristiwa dan menjadi lebih
penting dalam mempengaruhi pada saat membuat keputusan tentang realitas. Kedua,
konsep sosiologis pada pandangan ini psikologis lebih melihat pada tahapan-tahapan
internal seseorang, sebagaimana seorang individu secara kognitif mengartikan
peristiwa pada cara pandang tertentu, maka pandangan sosiologis lebih berfokus pada
bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Pembingkain disini dapat diartikan sebagai
proses bagaimana seorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan mengartikan
dirinya untuk mengerti dirinya dan peristiwa diluar dirinya. Tak hanya itu
pembingkaian disini berfungsi sebagai pembuat realitas menjadi teridentifikasi, bisa
dipahami dan dapat dimengerti karena telah dilabeli oleh suatu label tertentu.

Pada model analisis framing ini memiliki asumsi bahwa tiap-tiap berita
memiliki frame yang berfungsi sebagai titik pusat dari sebuah organisasi ide. Frame
ini merupakan ide yang dihubungkan dengan elemen-elemen yang berbeda pada teks
berita (kutipan sumber, latar informasi, penggunaan kata atau kalimat tertentu)
kedalam teks secara menyeluruh. Frame memiliki hubungan dengan makna. Yakni
bagaimana seseorang mengartikan sebuah peristiwa yang dapat dilihat dari perangkat
tanda yang dapat memunculkan pada suatu teks. Elemen yang menandakan
pemahaman seseorang memiliki bentuk yang kompleks pada suatu bentuk aturan atau
konveksi penulisan sehingga dapat menjadi sebuah “jendela” dengan melalui makna
yang tersirat dari sebuah berita mejadi terlihat.

Dalam pendekatan ini memiliki perangkat framing yang dibagi ke dalam


empat struktur besar, yakni sebagai berikut :

1. Sintaksis

Sintaksis merupakan susunan frase ataupun kalimat. Di dalam wacana


berita, sintaksis menunjukkan pengertian susunan serta bagian berita seperti
headline, lead, latar informasi, sumber, penutup pada suatu kesatuan teks
berita secara utuh. Bagian tersebut tersusun dalam bentuk yang tetap dan
teratur sehingga menciptakan skema yang menjadi sebuah pedoman
sebagaimana fakta yang hendak disusun. Struktur piramida terbalik
merupakan bentuk sintaksis yang paling populer, dimulai dengan judul
headline, lead, episode, latar, dan penutup. Bentuk ini memiliki bagian yang
diatas ditampilkan lebih penting jika dibandingkan point yang dibawahnya.
Pada elemen ini memberikan petunjuk yang berfungsi tentang bagaimana
seorang wartawan memaknai suatu kronologis dan hendak kemana berita
tersebut akan dibawa.

2. Skrip

Pada pelaporan berita umumnya disusun sebagai suatu cerita, hal ini
disebabkan oleh dua hal. Pertama, banyaknya pelaporan berita untuk
menonjolkan hubungan, kejadian yang tertulis merupakan lanjutan dari
kejadian sebelumnya. Kedua, biasanya berita memilki orientasi yang
menghubungkan sebuah teks yang ditulis terhadap lingkungan komunal
pembaca. Menulis sebuah berita bisa disamakan dalam taraf tertentu yakni
dengan seorang yang menulis sebuah novel atau cerita fiksi lain.
Perbedaannya terletak pada fakta yang dihadapi sama saja seperti novel,
seorang wartawan berhadapan dengan seseorang, karakter dan kejadian yang
hendak diceritakannya kemudian sama saja seperti novelis, seorang wartawan
jika ingin para pembaca tertarik dengan berita yang ditulis. Oleh karena itu
sebuah kejadian atau peristiwa dibuat dengan mengandung unsur emosi,
menampilkan kronologis tampak sebagai sebuah cerita dengan wal, adegan,
klimaks dan akhir. Bentuk umum dari skrip adalah 5W+1H yang terdiri dari
who,what,when,where,why dan how.

3. Tematik

Pada struktur tematik bisa diamati melalui peristiwa yang diciptakan


atau dibuat oleh wartawan. Struktur ini berhubungan dengan struktur sintaksis
yakni melalui pernyataan bagaimana sebuah fakta yang diambil oleh
wartawan akan diletakkan pada skema atau bagan berita, maka pada struktur
tematik berhubungan dengan fakta tersebut ditulis. Kemudian sebagaimana
kalimat yang ditulis menempatkan dan menulis sumber kedalam bagian teks
berita secara utuh. Terdapat beberapa elemen yang bisa diamati dari perangkat
tematik ini, yakni diantaranya koherensi : pertalian atau jalinan antarkata atau
kalimat. Terdapat beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-
akibat yaitu kalimat satu dilihat melalui akibat atau sebab dari kalimat yang
lainnya. Kedua, koherensi penjelas yakni kalimat satu dianggap sebagai
penjelas kalimat lainnya. Ketiga, kohereni pembeda yakni kalimat satu
dipandang sebagai kebalikan dari kalimat lainnya.

4. Retoris

Struktur retoris dalam wacana berita menunjukkan pilihan gaya atau


kata yang diambil oleh wartawan dalam menekankan sebuah makna yang
ingin ditampilkan oleh wartawan. Wartawan memakai sebuah perangkat
retoris pada saat membuat citra, menonjolkan sisi tertentu dan meningkatkan
sebuah gambaran yang diinginkan pada suatu berita. Pada struktur ini juga
menonjolkan kecenderungan jika apa yang ingin disampaikan tersebut
merupakan suatu kebenaran. Terdapat beberapa elemen struktur retoris yang
digunakan oleh seorang wartawan. Yakni leksikon, pemilihan dan
penggunaan kata-kata tertentu yang digunakan untuk menentukan atau
menggambarkan suatu peristiwa. Selain itu penggunaan pesan pada suatu
berita juga dapat dilakukan menggunakan unsur grafis. Adapun unsur grafis
tersebut seperti huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf
dengan ukuran lebih besar dan termasuk sebuah tulisan yang dibuat beda
dengan tulisan lainnya

G. Metodologi Penelitian

a. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode
penelitan kualitatif. Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif
merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada
sebuah kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrument kunci,
lalu teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan) dalam
penelitian kualitatif analisis data bersifat induktif dan hasil dari penelitian
tersebut lebih menekankan pada makna dibandingkan generalisasi.
Dalam pendekatan kualitatif, peneliti bertindak sebagai alat utama riset
(human instrument), karena melakukan pengumpulan data melalui analisis
dokumentasi dan observasi.47 Pendekatan ini bertujuan untuk mengambil
berbagai fakta melalui suatu pengamatan, lalu dianalisis dan berupaya untuk
merefleksikan hasil dari analisa secara deskriptif. Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif yang bertujuan agar dapat memahami suatu hal yang
diperoleh setelah melakukan analisis terhadap masalah penelitian.

b. Data dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan merupakan data kualitatif. Serta data
sumber yang didapatkan pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni data
primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data Primer yang didapatkan peneliti ada pada berita dari media
online detik.com dan Tribunnews.com dengan isu Dugaan Penistaan
Agama Selebgram Oklin Fia. Peneliti hanya mengambil masing-masing
satu sampel dari kedua media tersebut.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang didapatkan peneliti dari beberapa sumber seperti


buku-buku pengetahuan, e-book, jurnal-jurnal, hasil penelitian terdahulu
serta informasi yang didapatkan melalui internet.

c. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini
yakni :
a. Observasi
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
observasi, observasi sendiri merupakan salah satu cara khusus dalam
mendapatkan data untuk melengkapi proses penelitian. Menurut Cartwright
observasi adalah sebuah proses mengamati, menggambarkan serta
merekam perilaku secara sistematis dengan tujuan tertentu.
b. Studi Dokumentasi
Pada penelitian ini, salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah studi dokuemntasi, studi dokumentasi sendiri merupakan
metode pengumpulan data atau informasi dengan cara mempelajari
dokumen dalam pengumpulan data dan informasi yang memiliki kaitan
dengan masalah yang sedang diteliti
d. Objek Penelitian
Pada penelian ini, objek penelitian dilakukan pada media online detik.com
dan kompas.com
e. Teknik Analisis Data
Analisis data memiliki tugas untuk mencari atau menata dengan
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya dalam
meningkatkan pemahaman peneliti dalam topik yang sedang diteliti serta
menampilkan sebagai pembaruan dalam ilmu tersebut untuk orang lain.
Proses data analisis kualitatif para prosesnya yaitu data yang dimunculkan
melalui karakter kata-kata, bukan rangkaian kata. Data-data yang
dikumpulkan dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan berbagai cara
seperti observasi, wawancara, inti sari dokumen dan pita rekaman, yang
dimana ketika sedang melakukan proses dahulu sebelum dilakukan. Tetapi
analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang pada umumnya disusun
dalam teks dan diperluas.
Pada teknik analisis data masodel Milles dan Huberman ini terdapat
tiga tahapan kegiatan yang digunakan. Yakni, reduksi data, penyajian data dan
kesimpulan data diantaranya sebagai berikut.
a. Reduksi Data

Pada mereduksi data, peneliti akan meringkas, memilih hal-hal


penting, memfokuskan pada suatu hal yang dimana sesuai dengan tema
serta polanya, dan meninggalkan hal-hal yang tidak diperlukan. Lalu data
yang telah direduksi akan diberikan gambaran yang jelas setelah itu akan
mempermudah peneliti dalam pengumpulan data dan mempermudah
mencari data jika sedang diperlukan.

b. Penyajian Data

Pada penyajian data, biasanya akan dilakukan dalam bentuk uraian,


singkat dan berhubungan antar kategori. Dengan adanya penataan data
akan mempermudah ketika sedang memahami hal yang terjadi dan juga
memudahkan untuk melanjutkan rencana selanjutnya berdasarkan
pemahaman yang telah dipahami. Dalam hal ini beberapa hal yang telah
dilakukan oleh peneliti adalah menyajikan data-data hasil observasi dan
dokumentasi yang telah di reduksi yang telah menjadi data deskriptif yang
akan dibahas saat di bab IV.

c. Kesimpulan Data

Pada bagian ini peneliti menyimpulkan data-data yang sudah


dikumpulkan. Peneliti menginterprestasi dari observasi serta dokumentasi.
Setelah terdapat kesimpulan, peneliti selanjutnya mengecek kembali hasil
penyajian data yang bertujuan untuk memastikan agar kesimpulan yang
diambil sudah sesuai dengan data yang ada.

H. Sistematika Penulisan Laporan

1. Latar Belakang
Pada bagian latar belakang akan memaparkan mengenai latar belakang dari
suatu permasalahan yang diangkat sebagai kajian penelitian.
2. Rumusan Masalah
Pada bagian ini menjelaskan perumusan masalah dan batasan masalah yang
akan dibahas pada masalah yang akan diangkat sebagai kajian penelitian.
3. Tujuan Penelitian
Pada bagian ini memaparkan mengenai tujuan dan apa yang akan didapatkan
dari penelitian yang dilakukan.
4. Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini akan membahas mengenai nilai-nilai dan manfaat secara
teoritis dan secara praktis dari penelitian yang dilakukan.
5. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan membahas mengenai penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini. Tak hanya itu, pada tinjauan pustaka juga membahas
landasan teori yang berkaitan dengan judul penelitian yang dikaji.
6. Kerangka Teori
Pada bagian ini akan membahas mengenai teori-teori yang akan digunakan
dan berkaitan dengan penelitian yang dikaji. Bagian ini juga memperlihatkan
bagaimana memahami permasalahan yang akan dibahas.
7. Metodologi Penelitian
Pada bagian ini akan membahas tentang bagaimana data, sumber data, metode
penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian dan teknik analisis data
yang akan digunakan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Aziz. “Teknik Analisis Data Analisis Data,” 2020, 1–15.

Adnani. “Penodaan Agama : Studi Komparatif Hukum Islam Dan Hukum Pidana

Di Indonesia.” Al-Qadha Vol. 4 No. (2017).

Al-Fauzan, Shalih Bin Fauzan. Kitab Tauhid. Jakarta: Ummul Qura, 2015.

Al-Fauzan, Syaikh Shalih bin Fauzan. Kitab At-Tauhid. Darul Qasim, 2000.

Al-Qardhawi, Yusuf. Bagaimana Berinteraksi Dengan Peninggalan Ulama Salaf.

Edited by Fathurrahman dan Abdul Munim. Jakarta: Pustaka al-Kautsar,

2003.

Artika, Bela, Indrawati, and Anang Walian. “Analisis Framing Pemberitaan

Pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat Di Kompas.Com.”

Tabayyun Volume 4 N (2023).

Anda mungkin juga menyukai