Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UAS REVIEW ARTIKEL

Mata Kuliah : Jurnalisme Cetak dan Online

Dosen Pengampu : Gemuh Surya Wahyudi, S.I.Kom., M.A.

Oleh : Kelompok 6

Anggota :

1. Sri Nuria Anggun Sari 200301005


2. Nur Syahadatul Amania 200301029
3. Rafila Aulia Islami
4. Lalu Muhammad Al Juwaini
5. Khaerul Nisyana

Kelas : KPI 4 A

Judul : Idealisme Jurnalis dan Pertimbangan Moral Pemberitaan

Penulis : Noviawan Rasyid Orhorella & Priska Akwila Birahy

Penerbit : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) LSPR

Tahun Terbit : Februari, 2022

Reviewer : Sri Nuria Anggun Sari, Rafila Aulia Islami, Nur Syahadatul Amania, Lalu
Muhammad Al Juwaini, Khaerul Nisyana.

I. Maksud dan Tujuan Penulis :

Menjabarkan pentingnya idealisme dan moralitas dalam pemberitaan yang menjadi jati diri dari
sebuah karya jurnalistik dengan melihat kondisi psikososial masyarakat yang menerima
informasi, terlebih dalam merilis informasi bad news.
II. Metodologi : Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode
penelitian kualitatif dan metode penelitian deskriptif.
III. Hasil Penelitian : (Analisis data oleh Reviewer)
1. Pemberitaan di media lokal mengedepankan moralitas dan idealisme dibandingkan
dengan aktualitas berita. Dibuktikan dengan penuturan penulis yang merilis berita sedikit
lebih lambat namun justru mendapat rating tertinggi karena berdiskusi terlebih dahulu
terkait kondisi masyarakat saat itu.
2. Media lokal akan menyesuaikan dengan budaya, sifat dan kondisi psikososial tempat
mereka bernaung.
3. Perubahan selera masyarakat menjadi tolak ukur pemberitaan, media online identik
dengan singkat, padat dan jelas namun masyarakat justru membutuhkan data serta
pemaparan yang lebih lengkap sehingga walaupun berita terkesan panjang, namun tetap
dibaca oleh masyarakat karena cenderung lebih akurat.
4. Media lokal sejatinya menjadi filterisasi dari pemberitaan nasional dimana banyaknya
berita yang justru memicu kekhawatiran di masyarakat.
IV. Gagasan Pokok
1. Menjadikan media lokal sebagai ruang bagi masyarakat untuk memperoleh informasi
atau berita yang tidak dib eritakan oleh media nasional.
2. Idealisme jurnalis yang ada di daerah erat kaitannya dengan budaya serta kondisi sosial
masyarakatnya dan media lokal harus tetap berupaya sebaik mungkin agar informasi dan
berita terus tersedia.
3. Filterisasi bad news yang dirilis dari berita nasional harus sampai ke daerah dengan
mempertimbangkan moralitas pemberitaan yang menyesuaikan dengan daerah tersebut.
4. Aktualitas berita pada pemberitaan media online bukanlah hal utama, melainkan adanya
diskusi terlebih dahulu yang berdasarkan dari idealisme dan moralitas berita.
5. Media bergantung pada kondisi sosial masyarakatnya atau tempat media itu sendiri
bernaung dan akan berubah seiring dengan berkembangnya selera masyarakat.
6. Perkembangan media lokal yang beradaptasi dengan media baru mencakup eksistensi dan
entitas lokal yang berkaitan dengan budaya, sifat hingga latar ekonomi masyarakat.
V. Kesimpulan :

Idealisme jurnalis merupakan jati diri yang dimiliki dalam memberitakan dan mengemas
berbagai peristiwa yang ada, namun idelisme jangan sampai menurunkan kualitas pesan
informasi yang akan disampaikan. Idealism di identikkan dengan pelaksanaan fungsi perss yaitu
menyebarluaskan informasi, mendidik, menghibur, mempengaruhi, dan menjalankan fungsi
secara seimbang. (Onong Uchjana, 2000) mengatakan bahwa pengelolaan pers terdiri dari dua
dimensi yaitu dimensi ideal dan dimensi komersial. Dalam hal ini idealism digunakan untuk
kegiatan jurnalistik dan dilain sisi idealism berguna dalam perkembangan lembaga pers
bersangkutan.Jurnalis dituntut untuk dapat berkarya dengan tanggung jawab utamanya yaitu
memberitakan dan menyampaikan informasi secara independensi, kebenaran data, dan dampak
social informasi. Namun jika berbicara terkait dengan industri media aka nada yang dinamakan
orientasi media yang berfokus pada kebutuhan masyarakat serta profit kapitalis.

VI. Kekurangan dan Kelebihan :

Kekurangan :

Banyaknya kesalahan pada penulisan kata (typo) di setiap paragraf. Adanya penggunaan kata
yang tidak baku yang ditulis ‘idealism’ padahal bentuk bakunya adalah ‘idealisme’. Penulis tidak
melampirkan bukti atau data yang mendukung bahwa terasmaluku.com pernah menduduki berita
utama pada saat itu seperti yang di sebutkan pada artikel, sehingga pembaca tidak dapat melihat
langsung dengan media apa saja terasmaluku.com bersaing dalam menyajikan berita.

Kelebihan :

Penggunaan kata serta pemilihan diksi dalam setiap kalimat dan paragraf mudah dimengerti dan
menggunakan beberapa ungkapan-ungkapan yang cukup menggugah pembaca untuk terus
hanyut dalam membaca artikel tersebut.

VII. Kritik :
1. Prioritas aktualitas berita.

Dalam artikel tersebut penulis tidak memfokuskan pada aktualitas berita yang sejatinya
menjadi nilai tinggi dari berita itu sendiri. Perlunya diskusi pertimbangan terkait kondisi
psikososial masyarakat sebelum berita dirilis memang diperlukan namun langkah yang
diambil juga haruslah cepat dan tepat agar tidak kehilangan aktualitas itu sendiri tanpa
mengabaikan moralitas. Namun hal yang menarik terdapat pada penuturan penulis yang
menjelaskan jika artikel yang mereka rilis menempati urutan pertama di platform media
online setempat meskipun di rilis sedikit lebih lambat dibandingkan media online yang lain.
Dalam riset Yuhdi Fahrimal dkk yang dimuat dalam jurnal Studi Komunikasi dan Media
mengonfirmai bahwa karakteristik media online yang mengutamakan kecepatan berita
meskipun harus berhadapan dengan data yang kurang lengkap. Untuk mendatangkan jumlah
pembaca maka tak jarang portal media online menggunakan clickbait yaitu gaya penulisan
headline berita untuk menarik perhatian pembaca guna mendatangkan keuntungan
pendapatan bagi media dihitung dari jumlah klik. Hasil riset ini mengonfirmasi hal tersebut.
Dalam beberapa berita ditemukan adanya informasi berulang dengan sedikit tambahan
informasi. Konsekuensi dari praktik ini adalah tidak ada kebaruan informasi bagi publik
sehingga ruang publik hanya disesaki berita yang seyogyanya dan hanya itu-itu saja.1

2. Good news is still a good news and bad news is a still bad news.

Menurut Littlejhon (2009), media bekerja dalam berbagai cara untuk segmen-segmen
masyarakat yang berbeda, audiens tidak semuanya terpengaruh, tetapi berinteraksi dalam
cara yang khusus dengan media. 2
Sejalan dengan pernyataan tersebut bahwa setiap
masyarakat memiliki cara yang khusus untuk memahami dan menanggapi pemberitaan.
Dalam artikel tersebut penulis menjabarkan pertimbangan sebelum merilis berita pandemi
covid-19 yang sejatinya merupakan bad news. Meskipun tergolong bad news berita pandemi
covid-19 dapat dikemas dengan baik oleh penulis karena dibuktikan dengan berita yang
dirilis menempati urutan pertama di media online saat itu. Namun hal tersebut bukan berarti
bad news is a good news seperti berita-berita yang kita lihat saat ini yang dimana
kebanyakan lebih menonjolkan berita seperti kriminal,pelecehan seksual dan lain sebagainya
demi mengejar rating.

1
Yuhdi Fahrimal dkk, Media dan Pandemi : Frame tentang Pandemi Covid-19 Dalam Media Online di Indonesia,
Jurnal Studi Komunikasi dan Media, hlm 176, Vol.24, No.2, th.2020
2
Littlejhon, Stephen W, dan Foss A Karen, (2009), Teori Komunikasi, Theories of Human Communication, Salemba
Humanika, Jakarta.
3. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi risiko dan krisis.

Meskipun penulis meraih rating tertinggi pada pemberitaan yang dimuat dengan judul
“Ambon Zona Merah, Jubir Covid-19 RI : Yang Bilang Merah Siapa”, media lokal harus
mempertimbangkan kembali akan risiko dan krisis kesehatan yang kemungkinan akan
dihadapi. Artinya, berita yang dirilis harus dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan
masyarakat akan bahaya covid-19. Meskipun media online kebanyakan memberitakan
jumlah korban hingga berbagai dampak dan lain sebagainya namun masyarakat tentunya
akan lebih waspada dan lebih mengulas kembali informasi-informasi yang beredar. Sehingga
masyarakat akan lebih hati-hati dan mematuhi himbauan yang sudah diarahkan oleh
pemerintah.

Saran :

Media lokal merupakan ruang informasi masyarakat yang terdekat karena mencakup
pemberitaan disekitar daerah yang tidak dimuat di nasional. Maka dari itu diperlukannya
kesadaran masyarakat selain membaca portal berita online nasional maka diperlukannya lagi
membaca berita dari media online lokal untuk melihat perkembangan terbaru seputar informasi
di daerah tentunya sebagai pembanding sekaligus filterisasi informasi yang diterima.
DAFTAR PUSTAKA

Fahrimal, Y., Husna, A., Islami, F., & Johan, J. (2020). Media dan pandemi: Frame tentang
pandemi Covid-19 dalam media online di Indonesia (Studi pada portal berita Kompas.
com dan Detik. com). Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 24(2), 169-186.

Littlejhon, Stephen W, dan Foss A Karen, (2009), Teori Komunikasi, Theories of Human
Communication, Salemba Humanika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai