Anda di halaman 1dari 3

UAS DASAR DASAR JURNALISTIK

Nama : Zidniya Nura Qonita

NIM : 153210070

Kelas : IK-B

1. A. Opini dan fakta : pentingnya wartawan membedakan antara opini dan fakta dalam
proses pembuatan berita
Sebelum menjelaskan pentingnya opini dan fakta alangkah baiknya memahami
definisi dari opini dan fakta itu sendiri. Fakta adalah sesuatu yang benar adanya dan
sebenar-benarnya dari sebuah kejadian yang terjadi. Opini adalah pendapat seseorang
mengenai sebuah keadaan yang pernah atau belum terjadi, dan opini dilakukan
dengan pengamatan panca indra dan pemikiran serta keyakinan setiap individu.

Menurut saya, penting bagi seorang wartawan mengetahui perbedaan fakta dan opini
ketika sedang menulis sebuah berita, wartawan tidak diperbolehkan juga untuk
mencampurkan fakta dan opini. Wartawan seharusnya menulis berita berdasarkan
fakta yang ada tanpa dicampuradukkan dengan opini, karena nantinya masyarakat
yang mengonsumsi berita tersebut akan mendapatkan berita yang tidak akurat, aktual
dan faktual. Namun dalam dunia jurnalistik sulit untuk meniadakan opini karena
ketika redaktur menyeleksi hasil reportase sampai proses editing dan ketika jurnalis
memilih informasi yang akan diberitakan untuk dimuat atau membuang sebagian atau
keseluruhan, itu juga dimaksud beropini.

Sebagai wartawan, penting untuk memahami dan tidak menghakimi suatu urusan,
sudah tugasnya adalah melaporkan sebuah fakta bukan menulis opini. Opini tidak
dibuat untuk menjadikan berita, jika ingin beropini buatlah artikel yang tentunya juga
harus sesuai ketentuan pembuatan artikel itu sendiri. opini yang diperbolehkan untuk
disajikan yaitu opini interpretatif karena opini tersebut merupakan pendapat berupa
interprestasi wartawan atas fakta yang ada.Wartawan bukanlah seseorang yang netral
dalam melakukan pekerjaannya, karena pada prinsipnya jurnalisme harus berpihak
kepada publik.

Apa yang terjadi jika wartawan mencampurkan fakta dan opini dalam menulis sebuah
berita?

1. Melanggar kode etik pasal 3 ,Dijelaskan pada pasal tersebut, wartawan indonesia
selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang dan tidak
menvampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga
tidak bersalah.
2. Menimbulkan pemahaman publik yang berbeda-beda, dan berpeluang menjadi
berita palsu (Hoax).
3. Dapat menimbulkan kericuhan, kontroversi, bahkan kerugian dari beberapa pihak
yang bersangkutan dalam pemberitaan.
Bagaimana cara membedakan opini dengan fakta?

Untuk mengidentifikasikan fakta dalam sebuah berita, gunakan 5W+1H , what dengan
menjelaskan apa kejadiannya, where menjelaskan dimana kejadian tersebut, when
menyebutkan kapan terjadinya, who kepada siapa yang terlibat, why menjelaskan
sebab mengapa bisa terjadi, dan how untuk menjelaskan kronologisnya. Setelah
mengidentifikasi sebuah berita berisi fakta yang sebenarnya, sebaiknya melakukan
adanya verifikasi fakta. Verifikasi fakta memiliki 5 konsep yaitu :

1. Jangan menambahkan sebuah fakta atau mengarang berita


2. Jangan menipu dan menyesatkan audience
3. Transparan dan jujur ketika melakukan pemberitaan
4. Penyuntingan dilakukan secara skeptis
5. Jangan berasumsi atau beropini

Cara yang cepat mengidentifikasi berita yang mengandung sebuah opini dengan
mengetahui bahwa opini bersifat subjektif. Biasanya kalimat opini berawal dari kata
menurut saya, sepertinya, tampaknya, dll.

B. Bagaimana cara yang bisa dilakukan oleh wartawan untuk membatasi opini
pribadinya muncul dalam sebuah berita?

Wartawan juga manusia yang berhak untuk berpendapat, namun mereka memiliki
cara dalam membatasi opini pribadinya dengan menggunakan “wadah” lainnya untuk
mengemukakan pendapat, yaitu dengan opini interpretatif.

Apa itu opini interpretatif? Opini ini menjelaskan tentang penegasan atas sebuah
fakta atau rangkaian yang disertakan dengan fakta yang ada dan kuat. Bisa juga
berarti berita yang dikembangkan dengan penilaian seorang wartawan atau
narasumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya sehingga
menggabungkan antara fakta dan interpretasi.Berbeda dengan opini yang menghakimi
karena itu adalah pendapat pribadi wartawan.

2. Jelaskan dampak positif apa yang dapat diperoleh audience dari keberadaan media
online di indonesia? ( 2 hal dan alasan)

1. Adanya media online menjadikan masyarakat indonesia tidak tertinggal dan tidak
mudah dimasuki atau dijajah negara lain dalam bentuk budaya,pemikiran,
makanan, pakaian, dll.
Alasan : seiring berkembangnya era digital yang semakin berkembang pesat,
masyarakat indonesia juga harus mulai memiliki kemampuan dan pemahaman
akan teknologi.
Kemajuan negara-negara yang semakin pesat juga menipiskan jarak ruang dan
waktu, dengan itu muncul berbagai bahaya dalam pemasukan pemikiran,
pemasukan budaya westernisasi, dan lain sebagainya yang patut untuk dijadikan
perhatian, jika kita melek akan media online kita dapat memilah dan memilih apa
yang baik dan buruk terhadap terjadinya gloalisasi, kemajuan teknologi, budaya
baru yang masuk di negara indonesia. Kita menjadi tidak terbelakang dan semakin
dapat bersaing sehat dengan negara lainnya dalam
mengembangkan aspek aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. publik semakin dimudahkan dalam melihat tayangan edukatif ataupun berita dan
isu isu kontemporer.
Alasan : melihat peningkatan konten media online yang beragam, kita menjadi
semakin bisa meningkatkan value diri menjadi pribadi yang kritis, aktif, inovatif
yang dapat selektif dalam memilih kegiatan berbasis online. Dimudahkannya
melihat tayangan edukatif , berita, dan isu-isu hangat di berbagai media, kita bisa
menjadi pribadi yang lebih berwawasan, berkualitas, dan mampu menyebarkan
ilmu kembali kepada generasi penerus yang akan membawa indonesia menjadi
negara yang lebih maju.

3. Dalam melaksanakan profesinya jurnalis harus berpihak kepada siapa?


Profesi jurnalis adalah profesi yang memiliki tingkat keloyalitasan yang tinggi, karena
fungsi dari jurnalis itu sendiri menjadi wadah informasi yang memiliki kredibilitas dan
faktual kepada masyarakat, Jurnalis boleh berpihak, keberpihakan tersebut harus memiliki
nilai kebenaran dan adanya suatu fakta serta mengatasnamakan publik. Jurnalisme
dilakukan secara transparan tanpa berpihak bagi media tertentu maupun pemerintah yang
berurusan dengan publik.

Jurnalis sebagai media pendidikan, entertaiment, dan kontrol sosial, dan yang terpenting
jurnalis menjadi salah satu pilar demokrasi sebuah negara, kebebasan pers dan kepihakan
jurnalis kepada masyarakat menggambarkan negara yang mengayomi rakyatnya dengan
baik, tanpa dikuasai oleh kepentingan kepentingan pemerintah, dan orang orang yang tidak
bertanggungjawab.

Anda mungkin juga menyukai