KOMUNIKASI MASSA
tentang
DOSEN PENGAMPU :
Ibu. Arifah Yenni Gustia, S.S., M.Soc.Sc
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
lafadzkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah mata kuliah Komunikasi Massa dengan judul “Teori Normatif Media”. ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman-teman dari kelompok kami,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis.
III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ I
DAFTAR ISI............................................................................................................................ II
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
A. Teori Pers Otoritarian......................................................................................................... 2
B. Teori Pers Liberal............................................................................................................... 4
C. Teori Pers Totalitarian........................................................................................................ 7
D. Teori Tanggung Jawab Sosial Pers..................................................................................... 9
E. Sistem Pers Indonesia....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Normatif Media adalah teori yang membahas tentang bagaimana media
seharusnya beroperasi dan berperilaku dalam masyarakat. Teori ini menekankan
pentingnya media dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang akurat,
berimbang, dan bermanfaat. Teori Normatif Media memiliki beberapa prinsip dasar, antara
lain etika jurnalistik, tanggung jawab sosial, keterwakilan, dan kemandirian.
Etika jurnalistik menekankan pentingny a media dalam menjaga integritas dan
kepercayaan masyarakat dengan cara memberikan informasi yang akurat, berimbang, dan
tidak memihak. Didalam pembahsan makalah ini kita akan membahas Teori Normatif
Media ini yang juga berkaitan dengan Teori Pers Otoritarian, Teori Pers Liberal, Teori Pers
Totalitarian, Teori Tanggung Jawab Sosial Pers dan Bagaimana Sistem Pers di Indonesia.
B. Rumusan Pembahasan
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHSAN
- Media massa dianggap sebagai alat propaganda yang digunakan oleh pemerintah
untuk mempengaruhi opini publik.
1
Wahid Ulani Yunus, Umaimah. Jurnalisme Profesional dan Literasi Media, Tebet, Jakarta Selatan.
3
- Informasi yang disajikan oleh media massa cenderung tidak objektif dan tidak
kritis terhadap pemerintah.
- Informasi yang disajikan oleh media massa cenderung tidak objektif dan tidak
kritis terhadap pemerintah.
- Media massa diawasi secara ketat oleh pemerintah dan tidak diberikan kebebasan
untuk melaporkan berita yang tidak disetujui oleh pemerintah
- Pemerintah memiliki kendali penuh terhadap kepemilikan media massa dan dapat
menutup media massa yang dianggap tidak patuh terhadap kebijakan pemerintah.
- Media massa harus membentuk opini publik yang sesuai dengan kebijakan
pemerintah dan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.
- Media massa diawasi secara ketat oleh pemerintah dan tidak diberikan kebebasan
untuk melaporkan berita yang tidak disetujui oleh pemerintah.
- Pemerintah memiliki kendali penuh terhadap kepemilikan media massa dan dapat
menutup media massa yang dianggap tidak patuh terhadap kebijakan pemerintah.
Filosofi teori pers liberal didasarkan pada keyakinan bahwa kebebasan pers
adalah salah satu pilar demokrasi yang penting. Teori ini menekankan bahwa pers harus
bebas dari campur tangan pemerintah atau kekuatan politik lainnya dan harus memiliki
kebebasan untuk menyampaikan informasi dan pendapat tanpa takut akan represi atau
hukuman.2
2
E-journal.iainkendari.ac.id.
5
3
Jejak perkembangan sistem pers Indonesia, Al-Munzir Vol.8.No 1, Mei 2015.
8
- Tidak ada pluralisme : Pers dan media massa tidak memberikan suara kepada semua
kelompok dan sudut pandang yang berbeda. Hanya sudut pandang yang sesuai
dengan ideologi pemerintah yang diizinkan.
2. Fungsi dan Kelebihan Teori
Sangat penting untuk dicatat bahwa teori pers totalitarian tidak memiliki
manfaat atau kelebihan bagi kebebasan pers dan demokrasi. Sebaliknya, teori ini
sangat berbahaya bagi kebebasan pers dan demokrasi karena menekankan pada kontrol
pemerintah yang ketat terhadap pers dan media massa, keterbatasan kebebasan pers,
propaganda, censorship, dan tidak adanya hak jawab. Teori pers totalitarian juga tidak
memiliki fungsi yang positif dalam menjaga kebebasan pers dan demokrasi.
Sebagai contoh, kontrol pemerintah yang ketat terhadap pers dan media
massa dapat menyebabkan informasi yang disampaikan oleh pers dan media massa
menjadi tidak objektif dan tidak akurat. Keterbatasan kebebasan pers juga dapat
menghambat kemampuan pers untuk memberikan informasi yang penting bagi
masyarakat. Propaganda dan censorship dapat mempengaruhi opini publik dan
menghalangi masyarakat untuk membuat keputusan yang tepat. Tidak adanya hak
jawab juga dapat menyebabkan pihak yang dirugikan oleh pemberitaan tidak memiliki
kesempatan untuk memberikan sudut pandang mereka.
Dalam konteks ini, sangat penting untuk memperjuangkan kebebasan pers
dan memastikan bahwa pers tetap independen dan bertanggung jawab secara sosial.
Dengan memahami bahaya dari teori pers totalitarian, masyarakat dapat
memperjuangkan kebebasan pers dan memastikan bahwa pers tetap independen dan
bertanggung jawab secara sosial.
3. Kekurangan Teori
- Tidak ada kebebasan pers : Teori pers totalitarian tidak memberikan kebebasan pers
dan media massa untuk menyampaikan informasi dan pendapat yang berbeda
dengan pemerintah. Pers harus mematuhi aturan dan regulasi yang ditetapkan oleh
pemerintah.
- Tidak ada independensi : Pers dan media massa tidak independen dan harus tunduk
pada kehendak pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan informasi yang
disampaikan oleh pers dan media massa menjadi tidak objektif dan tidak akurat.
9
- Tidak ada pluralisme : Pers dan media massa tidak memberikan suara kepada semua
kelompok dan sudut pandang yang berbeda. Hanya sudut pandang yang sesuai
dengan ideologi pemerintah yang diizinkan.
- Propaganda : Pers dan media massa harus berfungsi sebagai alat propaganda untuk
mempromosikan ideologi pemerintah dan mempengaruhi opini publik. Hal ini
dapat menghalangi masyarakat untuk membuat keputusan yang tepat.
- Censorship : Pemerintah harus memiliki kontrol penuh atas informasi yang
disampaikan oleh pers dan media massa. Informasi yang dianggap tidak sesuai
dengan ideologi pemerintah harus disensor atau dihapus.
- Tidak ada hak jawab : Pers dan media massa tidak memberikan hak jawab kepada
pihak yang dirugikan oleh pemberitaan mereka. Hal ini dapat menyebabkan pihak
yang dirugikan tidak memiliki kesempatan untuk memberikan sudut pandang
mereka.
Dalam teori tanggung jawab sosial pers, pers juga harus memberikan hak jawab
kepada pihak yang dirugikan oleh pemberitaan mereka. Pers harus bertanggung jawab
secara sosial dan etis dalam melaporkan berita dan menyampaikan informasi, dan harus
mempertimbangkan dampak dari pemberitaan mereka terhadap masyarakat.4
4
Hidayat, Dedy. N. (2000). Pers Dalam Revolusi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
11
Kelebihan dari sistem pers di Indonesia adalah bahwa pers memiliki kebebasan
untuk melaporkan berita dan menyampaikan informasi tanpa takut akan represi atau
hukuman. Namun, kekurangan dari sistem pers di Indonesia adalah bahwa kebebasan pers
masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti tekanan dari pihak-pihak yang
berkepentingan, intimidasi, dan ancaman kekerasan.
Meskipun demikian, sistem pers di Indonesia terus berkembang dan berusaha
untuk memastikan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi dijaga dan dihormati. Dewan
Pers terus berupaya untuk mengawasi dan mengatur kebebasan pers di Indonesia,
sementara pers di Indonesia terus berjuang untuk melaporkan berita secara objektif dan
bertanggung jawab secara sosial.5
5
Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa. Jakarta: Granit.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori Pers Otoritarian :
Pemerintah yang ketat terhadap pers dan media massa. Pers dan media massa
harus tunduk pada kehendak pemerintah dan harus berfungsi sebagai alat propaganda
untuk mempromosikan ideologi pemerintah.
2. Teori Pers Liberal :
Pers sebagai salah satu pilar demokrasi yang penting. Pers harus bebas dari
campur tangan pemerintah atau kekuatan politik lainnya dan harus memiliki kebebasan
untuk menyampaikan informasi dan pendapat tanpa takut akan represi atau hukuman.
3. Teori Pers Totalitarian :
Pers dan media massa harus dikendalikan oleh pemerintah dan harus
berfungsi sebagai alat propaganda untuk mempromosikan ideologi pemerintah. Hal ini
dapat menghalangi masyarakat untuk membuat keputusan yang tepat dan dapat
mempengaruhi opini publik.
4. Teori Tanggung Jawab Sosial Pers :
Pers memiliki tanggung jawab sosial dan etis dalam melaporkan berita dan
menyampaikan informasi. Pers harus mempertimbangkan dampak dari pemberitaan
mereka terhadap masyarakat dan tidak menyebarluaskan informasi yang salah atau
menyesatkan.
5. Sistem Pers di Indonesia :
Sistem pers di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers dan diawasi oleh Dewan Pers. Pers di Indonesia memiliki kebebasan
untuk melaporkan berita dan menyampaikan informasi tanpa takut akan represi atau
hukuman.
15
Oleh sebab itu kami meminta maaf atas kesalahan kami dan kami juga meminta
kritik serta saran dari pembaca agar kesalahan yang kami perbuat, disengaja maupun tidak
disengaja dapat kami sadari dan kami perbaiki, serta juga untuk menumbuhkan
pengetahuan untuk kedepannya agar lebih baik lagi dan lebih teliti.
16
DAFTAR PUSTAKA