Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KELOMPOK V

KOMUNIKASI MASSA
tentang

TEORI NORMATIF MEDIA

DOSEN PENGAMPU :
Ibu. Arifah Yenni Gustia, S.S., M.Soc.Sc

DISUSUN OLEH :

Nada Astul Husnah : 2212010035


Delvira Safitri : 2212010053
Habib Farisqi : 2212010059
Muhammad Ihsan : 2212010081

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
KEMENTRIAN AGAMA RI
II

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
lafadzkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah mata kuliah Komunikasi Massa dengan judul “Teori Normatif Media”. ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman-teman dari kelompok kami,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Padang, 04 Oktober 2023

Penulis.
III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ I
DAFTAR ISI............................................................................................................................ II
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
A. Teori Pers Otoritarian......................................................................................................... 2
B. Teori Pers Liberal............................................................................................................... 4
C. Teori Pers Totalitarian........................................................................................................ 7
D. Teori Tanggung Jawab Sosial Pers..................................................................................... 9
E. Sistem Pers Indonesia....................................................................................................... 12

BAB III : PENUTUP............................................................................................................ 14


A. Kesimpulan...................................................................................................................... 14
B. Kritik dan Saran............................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 16
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori Normatif Media adalah teori yang membahas tentang bagaimana media
seharusnya beroperasi dan berperilaku dalam masyarakat. Teori ini menekankan
pentingnya media dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang akurat,
berimbang, dan bermanfaat. Teori Normatif Media memiliki beberapa prinsip dasar, antara
lain etika jurnalistik, tanggung jawab sosial, keterwakilan, dan kemandirian.
Etika jurnalistik menekankan pentingny a media dalam menjaga integritas dan
kepercayaan masyarakat dengan cara memberikan informasi yang akurat, berimbang, dan
tidak memihak. Didalam pembahsan makalah ini kita akan membahas Teori Normatif
Media ini yang juga berkaitan dengan Teori Pers Otoritarian, Teori Pers Liberal, Teori Pers
Totalitarian, Teori Tanggung Jawab Sosial Pers dan Bagaimana Sistem Pers di Indonesia.

B. Rumusan Pembahasan

1. Apa Teori Pers Otoritarian


2. Apa Teori Pers Liberal
3. Apa Teori Pers Totalitarian
4. Bagaimana Teori Tanggung Jawab Sosial Pers
5. Bagaimana Sistem Pers Indonesia

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui Teori Pers Otoritarian


2. Mengetahui Teori Pers Liberal
3. Mengetahui Teori Pers Totalitarian
4. Memahami Teori Tanggung Jawab Sosial Pers
5. Memahami Sistem Pers Indonesia
2

BAB II
PEMBAHSAN

A. Teori Pers Otoritarian


Teori pers otoritarian adalah sebuah teori yang menjelaskan tentang bagaimana
media massa beroperasi dalam sebuah negara yang dikuasai oleh pemerintah otoriter atau
diktator. Dalam teori ini, media massa dianggap sebagai alat kontrol sosial yang digunakan
oleh pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya. Dalam teori pers otoritarian, media
massa dianggap sebagai alat yang sangat penting bagi pemerintah untuk mempertahankan
kekuasaannya. Oleh karena itu, media massa diawasi secara ketat dan tidak diberikan
kebebasan untuk melaporkan berita yang tidak disetujui oleh pemerintah.
Dalam konteks negara otoriter, teori pers otoritarian dapat membantu pemerintah
untuk mempertahankan kekuasaannya dan memperkuat legitimasinya di mata publik.
Namun, teori ini juga memiliki kekurangan dalam hal memberikan kebebasan pers dan
kebebasan berekspresi pada masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara
kepentingan pemerintah dan kebebasan pers dalam menjalankan fungsi media massa.
Filosofi dari teori pers otoritarian adalah bahwa media massa harus berfungsi sebagai alat
kontrol sosial yang digunakan oleh pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya.
Dalam teori ini, media massa dianggap sebagai alat propaganda yang digunakan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi opini publik dan memperkuat legitimasi pemerintah di
mata publik.1

1. Isi dan Ciri-ciri Teori Otoritarian

Teori pers otoritarian adalah menjelaskan tentang bagaimana media massa


beroperasi dalam sebuah negara yang dikuasai oleh pemerintah otoriter atau diktator.

- Media massa dianggap sebagai alat propaganda yang digunakan oleh pemerintah
untuk mempengaruhi opini publik.

1
Wahid Ulani Yunus, Umaimah. Jurnalisme Profesional dan Literasi Media, Tebet, Jakarta Selatan.
3

- Informasi yang disajikan oleh media massa cenderung tidak objektif dan tidak
kritis terhadap pemerintah.
- Informasi yang disajikan oleh media massa cenderung tidak objektif dan tidak
kritis terhadap pemerintah.
- Media massa diawasi secara ketat oleh pemerintah dan tidak diberikan kebebasan
untuk melaporkan berita yang tidak disetujui oleh pemerintah
- Pemerintah memiliki kendali penuh terhadap kepemilikan media massa dan dapat
menutup media massa yang dianggap tidak patuh terhadap kebijakan pemerintah.
- Media massa harus membentuk opini publik yang sesuai dengan kebijakan
pemerintah dan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.
- Media massa diawasi secara ketat oleh pemerintah dan tidak diberikan kebebasan
untuk melaporkan berita yang tidak disetujui oleh pemerintah.
- Pemerintah memiliki kendali penuh terhadap kepemilikan media massa dan dapat
menutup media massa yang dianggap tidak patuh terhadap kebijakan pemerintah.

2. Fungsi dan Kelebihan Teori Otoritarian


Dalam teori pers otoritarian, media massa dianggap sebagai alat yang sangat
penting bagi pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya. Oleh karena itu,
media massa diawasi secara ketat dan tidak diberikan kebebasan untuk melaporkan
berita yang tidak disetujui oleh pemerintah.

- Membentuk opini publik yang sesuai dengan kebijakan pemerintah.


- Membentuk kesadaran masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
- Membentuk identitas nasional dan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.
- Mampu mempertahankan stabilitas politik dan sosial dalam negara yang otoriter.
- Mampu memperkuat kekuasaan pemerintah dan memperkuat legitimasi
pemerintah di mata publik.
- Mampu mengontrol opini publik dan mencegah munculnya kritik terhadap
pemerintah.
- Mampu mempertahankan stabilitas politik dan sosial dalam negara yang otoriter.
- Mampu memperkuat kekuasaan pemerintah dan memperkuat legitimasi
pemerintah di mata publik.
4

- Mampu mengontrol opini publik dan mencegah munculnya kritik terhadap


pemerintah.

3. Kekurangan Teori Otoritarian


- Tidak memberikan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi pada masyarakat.
- Tidak memberikan informasi yang objektif dan kritis terhadap pemerintah.
- Mampu memperkuat propaganda dan menyebarkan informasi yang salah.

B. Teori Pers Liberal


Teori pers liberal adalah pandangan yang menekankan pada kebebasan pers
sebagai salah satu pilar demokrasi yang penting. Teori ini menekankan bahwa pers harus
bebas dari campur tangan pemerintah atau kekuatan politik lainnya dan harus memiliki
kebebasan untuk menyampaikan informasi dan pendapat tanpa takut akan represi atau
hukuman.
Selain itu, teori pers liberal juga menekankan pada tanggung jawab sosial pers
dalam melaporkan berita dan menyampaikan informasi, pluralisme dalam memberikan
suara kepada semua kelompok dan sudut pandang yang berbeda, independensi pers dari
kepentingan politik atau bisnis tertentu, hak jawab bagi pihak yang dirugikan oleh
pemberitaan, transparansi dalam melaporkan sumber informasi dan metode pengumpulan
berita, dan profesionalisme dalam menjalankan tugas jurnalistik.
Tujuan dari teori pers liberal adalah untuk memastikan kebebasan pers sebagai
salah satu pilar demokrasi yang penting. Tujuan dari teori pers liberal adalah untuk
memastikan bahwa pers memiliki kebebasan untuk melaporkan berita dan menyampaikan
informasi yang akurat dan objektif kepada masyarakat.

Filosofi teori pers liberal didasarkan pada keyakinan bahwa kebebasan pers
adalah salah satu pilar demokrasi yang penting. Teori ini menekankan bahwa pers harus
bebas dari campur tangan pemerintah atau kekuatan politik lainnya dan harus memiliki
kebebasan untuk menyampaikan informasi dan pendapat tanpa takut akan represi atau
hukuman.2

2
E-journal.iainkendari.ac.id.
5

1. Isi dan Ciri-ciri Teori Liberal


Dari Teori Pers liberal, masyarakat dapat memperjuangkan kebebasan pers dan
memastikan bahwa pers tetap independen dan bertanggung jawab secara sosial.
- Kebebasan pers : Pers harus memiliki kebebasan untuk menyampaikan informasi
dan pendapat tanpa takut akan represi atau hukuman.
- Independensi : Pers harus dapat melaporkan berita secara objektif dan tidak
memihak pada satu pihak.
- Tanggung jawab sosial : Pers harus mempertimbangkan dampak dari pemberitaan
mereka terhadap masyarakat dan tidak menyebarluaskan informasi yang salah atau
menyesatkan.
- Pluralisme : Pers harus mencerminkan keragaman masyarakat dan memberikan
suara kepada semua kelompok dan sudut pandang yang berbeda.
- Hak jawab : Pers harus memberikan hak jawab kepada pihak yang dirugikan oleh
pemberitaan mereka.
- Transparansi : Pers harus memberikan informasi yang jelas, transparan dan akurat
kepada masyarakat.
- Profesionalisme : Pers harus memiliki integritas dan etika yang baik dalam
menjalankan tugas jurnalistik mereka.
- Independensi : Pers harus independen dan tidak terikat pada kepentingan politik
atau bisnis tertentu. Pers harus dapat melaporkan berita secara objektif dan tidak
memihak pada satu pihak.
- Hak jawab : Pers harus memberikan hak jawab kepada pihak yang dirugikan oleh
pemberitaan mereka.
- Profesionalisme: Pers harus memiliki standar profesionalisme yang tinggi dalam
melaporkan berita dan menyampaikan informasi. Pers harus memiliki integritas dan
etika yang baik dalam menjalankan tugas jurnalistik mereka.
6

2. Fungsi dan Kelebihan Teori Liberal


- Sebagai pengawas kekuasaan : Pers harus dapat memberikan informasi yang akurat
dan objektif kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat membuat keputusan
yang tepat.
- Sebagai penyedia informasi : Pers harus memberikan informasi yang jelas dan
akurat kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat memahami isu-isu yang
terjadi di sekitar mereka.
- Sebagai pembentuk opini publik : Pers harus memberikan sudut pandang yang
beragam dan memberikan suara kepada semua kelompok dan sudut pandang yang
berbeda.
- Meningkatkan kebebasan pers : Teori pers liberal dapat meningkatkan kebebasan
pers dan memastikan bahwa pers bebas dari campur tangan pemerintah atau
kekuatan politik lainnya.
- Meningkatkan transparansi : Teori pers liberal dapat meningkatkan transparansi
dalam melaporkan sumber informasi dan metode pengumpulan berita.
- Meningkatkan akuntabilitas : Teori pers liberal dapat meningkatkan akuntabilitas
dan menjaga agar kekuasaan tidak disalahgunakan.

3. Kekurangan Teori Liberal


- Tidak selalu objektif : Pers yang mengikuti teori pers liberal tidak selalu objektif
dalam melaporkan berita dan dapat memihak pada satu pihak.
- Tidak selalu bertanggung jawab secara sosial : Pers yang mengikuti teori pers
liberal tidak selalu bertanggung jawab secara sosial dan etis dalam melaporkan
berita dan menyampaikan informasi.
- Tidak selalu independen : Pers yang mengikuti teori pers liberal tidak selalu
independen dan dapat terikat pada kepentingan politik atau bisnis tertentu.
- Tidak selalu memberikan hak jawab : Pers yang mengikuti teori pers liberal tidak
selalu memberikan hak jawab kepada pihak yang dirugikan oleh pemberitaan
mereka.
7

C. Teori Pers Totalitarian


Teori pers totalitarian adalah pandangan yang menekankan pada kontrol
pemerintah yang ketat terhadap pers dan media massa. Teori ini menekankan bahwa pers
dan media massa harus dikendalikan oleh pemerintah dan harus berfungsi sebagai alat
propaganda untuk mempromosikan ideologi pemerintah. Teori pers totalitarian juga
menekankan pada keterbatasan kebebasan pers, propaganda, censorship, dan tidak adanya
hak jawab.
Dalam teori ini, pemerintah memiliki kontrol penuh atas informasi yang
disampaikan oleh pers dan media massa, dan informasi yang dianggap tidak sesuai dengan
ideologi pemerintah harus disensor atau dihapus. Tujuan dari teori pers totalitarian adalah
untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan oleh pers dan media massa sesuai
dengan ideologi pemerintah dan tidak mengancam stabilitas pemerintahan.3

1. Isi dan Ciri-ciri Teori


- Kontrol pemerintah : Pers dan media massa harus dikendalikan oleh pemerintah dan
harus berfungsi sebagai alat propaganda untuk mempromosikan ideologi
pemerintah.
- Keterbatasan kebebasan pers : Pers dan media massa tidak memiliki kebebasan
untuk menyampaikan informasi dan pendapat yang berbeda dengan pemerintah.
Pers harus mematuhi aturan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
- Propaganda: Pers dan media massa harus berfungsi sebagai alat propaganda untuk
mempromosikan ideologi pemerintah dan mempengaruhi opini publik.
- Censorship : Pemerintah harus memiliki kontrol penuh atas informasi yang
disampaikan oleh pers dan media massa. Informasi yang dianggap tidak sesuai
dengan ideologi pemerintah harus disensor atau dihapus.
- Tidak ada hak jawab : Pers dan media massa tidak memberikan hak jawab kepada
pihak yang dirugikan oleh pemberitaan mereka.
- Tidak ada independensi: Pers dan media massa tidak independen dan harus tunduk
pada kehendak pemerintah.

3
Jejak perkembangan sistem pers Indonesia, Al-Munzir Vol.8.No 1, Mei 2015.
8

- Tidak ada pluralisme : Pers dan media massa tidak memberikan suara kepada semua
kelompok dan sudut pandang yang berbeda. Hanya sudut pandang yang sesuai
dengan ideologi pemerintah yang diizinkan.
2. Fungsi dan Kelebihan Teori
Sangat penting untuk dicatat bahwa teori pers totalitarian tidak memiliki
manfaat atau kelebihan bagi kebebasan pers dan demokrasi. Sebaliknya, teori ini
sangat berbahaya bagi kebebasan pers dan demokrasi karena menekankan pada kontrol
pemerintah yang ketat terhadap pers dan media massa, keterbatasan kebebasan pers,
propaganda, censorship, dan tidak adanya hak jawab. Teori pers totalitarian juga tidak
memiliki fungsi yang positif dalam menjaga kebebasan pers dan demokrasi.
Sebagai contoh, kontrol pemerintah yang ketat terhadap pers dan media
massa dapat menyebabkan informasi yang disampaikan oleh pers dan media massa
menjadi tidak objektif dan tidak akurat. Keterbatasan kebebasan pers juga dapat
menghambat kemampuan pers untuk memberikan informasi yang penting bagi
masyarakat. Propaganda dan censorship dapat mempengaruhi opini publik dan
menghalangi masyarakat untuk membuat keputusan yang tepat. Tidak adanya hak
jawab juga dapat menyebabkan pihak yang dirugikan oleh pemberitaan tidak memiliki
kesempatan untuk memberikan sudut pandang mereka.
Dalam konteks ini, sangat penting untuk memperjuangkan kebebasan pers
dan memastikan bahwa pers tetap independen dan bertanggung jawab secara sosial.
Dengan memahami bahaya dari teori pers totalitarian, masyarakat dapat
memperjuangkan kebebasan pers dan memastikan bahwa pers tetap independen dan
bertanggung jawab secara sosial.

3. Kekurangan Teori
- Tidak ada kebebasan pers : Teori pers totalitarian tidak memberikan kebebasan pers
dan media massa untuk menyampaikan informasi dan pendapat yang berbeda
dengan pemerintah. Pers harus mematuhi aturan dan regulasi yang ditetapkan oleh
pemerintah.
- Tidak ada independensi : Pers dan media massa tidak independen dan harus tunduk
pada kehendak pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan informasi yang
disampaikan oleh pers dan media massa menjadi tidak objektif dan tidak akurat.
9

- Tidak ada pluralisme : Pers dan media massa tidak memberikan suara kepada semua
kelompok dan sudut pandang yang berbeda. Hanya sudut pandang yang sesuai
dengan ideologi pemerintah yang diizinkan.
- Propaganda : Pers dan media massa harus berfungsi sebagai alat propaganda untuk
mempromosikan ideologi pemerintah dan mempengaruhi opini publik. Hal ini
dapat menghalangi masyarakat untuk membuat keputusan yang tepat.
- Censorship : Pemerintah harus memiliki kontrol penuh atas informasi yang
disampaikan oleh pers dan media massa. Informasi yang dianggap tidak sesuai
dengan ideologi pemerintah harus disensor atau dihapus.
- Tidak ada hak jawab : Pers dan media massa tidak memberikan hak jawab kepada
pihak yang dirugikan oleh pemberitaan mereka. Hal ini dapat menyebabkan pihak
yang dirugikan tidak memiliki kesempatan untuk memberikan sudut pandang
mereka.

D. Teori Tanggung Jawab Sosial Pers


Teori tanggung jawab sosial pers adalah pandangan yang menekankan bahwa pers
memiliki tanggung jawab sosial dan etis dalam melaporkan berita dan menyampaikan
informasi. Teori ini menekankan bahwa pers harus mempertimbangkan dampak dari
pemberitaan mereka terhadap masyarakat dan tidak menyebarluaskan informasi yang salah
atau menyesatkan. Selain itu, teori tanggung jawab sosial pers juga menekankan pada
pentingnya pers untuk mencerminkan keragaman masyarakat dan memberikan suara
kepada semua kelompok dan sudut pandang yang berbeda.
Teori tanggung jawab sosial pers juga menekankan pada pentingnya pers untuk
independen dan tidak terikat pada kepentingan politik atau bisnis tertentu. Pers harus dapat
melaporkan berita secara objektif dan tidak memihak pada satu pihak. Pers juga harus
transparan dalam melaporkan sumber informasi dan metode pengumpulan berita, dan harus
memiliki standar profesionalisme yang tinggi dalam melaporkan berita dan menyampaikan
informasi.
10

Dalam teori tanggung jawab sosial pers, pers juga harus memberikan hak jawab
kepada pihak yang dirugikan oleh pemberitaan mereka. Pers harus bertanggung jawab
secara sosial dan etis dalam melaporkan berita dan menyampaikan informasi, dan harus
mempertimbangkan dampak dari pemberitaan mereka terhadap masyarakat.4

1. Isi dan Ciri-ciri Teori Tanggung Jawab Sosial Pers


- Tanggung jawab sosial : Pers harus mempertimbangkan dampak dari pemberitaan
mereka terhadap masyarakat dan tidak menyebarluaskan informasi yang salah atau
menyesatkan.
- Independensi : Pers harus independen dan tidak terikat pada kepentingan politik
atau bisnis tertentu. Pers harus dapat melaporkan berita secara objektif dan tidak
memihak pada satu pihak.
- Pluralisme : Pers harus mencerminkan keragaman masyarakat dan memberikan
suara kepada semua kelompok dan sudut pandang yang berbeda.
- Transparansi : Pers harus transparan dalam melaporkan sumber informasi dan
metode pengumpulan berita. Pers harus memberikan informasi yang jelas dan
akurat kepada masyarakat.
- Hak jawab : Pers harus memberikan hak jawab kepada pihak yang dirugikan oleh
pemberitaan mereka.
- Profesionalisme : Pers harus memiliki standar profesionalisme yang tinggi dalam
melaporkan berita dan menyampaikan informasi. Pers harus memiliki integritas dan
etika yang baik dalam menjalankan tugas jurnalistik mereka.

2. Fungsi dan Kelebihan Teori Tanggung Jawab Sosial Pers


- Meningkatkan kualitas pemberitaan : Teori tanggung jawab sosial pers dapat
meningkatkan kualitas pemberitaan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat
dengan memastikan bahwa pers bertanggung jawab secara sosial dan etis dalam
melaporkan berita dan menyampaikan informasi.
- Meningkatkan independensi : Teori tanggung jawab sosial pers dapat meningkatkan
independensi dengan memastikan bahwa pers tidak terikat pada kepentingan politik
atau bisnis tertentu.

4
Hidayat, Dedy. N. (2000). Pers Dalam Revolusi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
11

- Meningkatkan transparansi : Teori tanggung jawab sosial pers dapat meningkatkan


transparansi dengan memastikan bahwa pers transparan dalam melaporkan sumber
informasi dan metode pengumpulan berita.
- Meningkatkan akuntabilitas : Teori tanggung jawab sosial pers dapat meningkatkan
akuntabilitas dengan memastikan bahwa pers bertanggung jawab atas pemberitaan
mereka dan memberikan hak jawab kepada pihak yang dirugikan.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat: Teori tanggung jawab sosial pers dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat dengan memberikan suara kepada semua
kelompok dan sudut pandang yang berbeda.
- Meningkatkan kualitas demokrasi : Teori tanggung jawab sosial pers dapat
meningkatkan kualitas demokrasi dengan memastikan bahwa pers memberikan
informasi yang akurat dan objektif kepada masyarakat.
- Meningkatkan perlindungan hak asasi manusia : Teori tanggung jawab sosial pers
dapat meningkatkan perlindungan hak asasi manusia dengan memberikan hak
jawab kepada pihak yang dirugikan oleh pemberitaan.

3. Kekurangan Teori Tanggung Jawab Sosial Pers


- Tidak selalu objektif : Pers yang mengikuti teori tanggung jawab sosial tidak selalu
objektif dalam melaporkan berita dan dapat memihak pada satu pihak.
- Tidak selalu independen : Pers yang mengikuti teori tanggung jawab sosial tidak
selalu independen dan dapat terikat pada kepentingan politik atau bisnis tertentu.
- Tidak selalu memberikan hak jawab : Pers yang mengikuti teori tanggung jawab
sosial tidak selalu memberikan hak jawab kepada pihak yang dirugikan oleh
pemberitaan mereka.
- Tidak selalu mencerminkan keragaman masyarakat : Pers yang mengikuti teori
tanggung jawab sosial tidak selalu mencerminkan keragaman masyarakat dan dapat
mengabaikan suara kelompok minoritas.
- Tidak selalu transparan : Pers yang mengikuti teori tanggung jawab sosial tidak
selalu transparan dalam melaporkan sumber informasi dan metode pengumpulan
berita
12

E. Sistem Pers di Indonesia


Sistem pers di Indonesia saat ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun
1999 tentang Pers dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1999 tentang Persyaratan
dan Tata Cara Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perseroan Terbatas Pers. Sistem pers
di Indonesia juga diatur oleh Dewan Pers, sebuah lembaga independen yang bertugas
mengawasi dan mengatur kebebasan pers di Indonesia.
Saat ini, Indonesia memiliki banyak media massa yang beragam, termasuk media
cetak, televisi, radio, dan media online. Pers di Indonesia memiliki kebebasan untuk
melaporkan berita dan menyampaikan informasi tanpa takut akan represi atau hukuman.
Namun, kebebasan pers di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti
tekanan dari pihak-pihak yang berkepentingan, intimidasi, dan ancaman kekerasan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia juga mengalami perkembangan media
sosial yang pesat, yang memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembuatan
dan penyebaran berita. Namun, perkembangan media sosial juga membawa tantangan baru
dalam mengatur dan mengawasi kebebasan pers di Indonesia.
Meskipun demikian, sistem pers di Indonesia terus berkembang dan berusaha
untuk memastikan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi dijaga dan dihormati. Dewan
Pers terus berupaya untuk mengawasi dan mengatur kebebasan pers di Indonesia,
sementara pers di Indonesia terus berjuang untuk melaporkan berita secara objektif dan
bertanggung jawab secara sosial.
Sistem pers di Indonesia memiliki tujuan untuk memastikan kebebasan pers dan
kebebasan berekspresi dijaga dan dihormati. Fungsi dari sistem pers di Indonesia adalah
untuk memberikan informasi yang akurat dan objektif kepada masyarakat, serta
memberikan suara kepada semua kelompok dan sudut pandang yang berbeda. Manfaat dari
sistem pers di Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas pemberitaan, meningkatkan
pluralisme, meningkatkan independensi, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan
akuntabilitas.
13

Kelebihan dari sistem pers di Indonesia adalah bahwa pers memiliki kebebasan
untuk melaporkan berita dan menyampaikan informasi tanpa takut akan represi atau
hukuman. Namun, kekurangan dari sistem pers di Indonesia adalah bahwa kebebasan pers
masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti tekanan dari pihak-pihak yang
berkepentingan, intimidasi, dan ancaman kekerasan.
Meskipun demikian, sistem pers di Indonesia terus berkembang dan berusaha
untuk memastikan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi dijaga dan dihormati. Dewan
Pers terus berupaya untuk mengawasi dan mengatur kebebasan pers di Indonesia,
sementara pers di Indonesia terus berjuang untuk melaporkan berita secara objektif dan
bertanggung jawab secara sosial.5

5
Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa. Jakarta: Granit.
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teori Pers Otoritarian :
Pemerintah yang ketat terhadap pers dan media massa. Pers dan media massa
harus tunduk pada kehendak pemerintah dan harus berfungsi sebagai alat propaganda
untuk mempromosikan ideologi pemerintah.
2. Teori Pers Liberal :
Pers sebagai salah satu pilar demokrasi yang penting. Pers harus bebas dari
campur tangan pemerintah atau kekuatan politik lainnya dan harus memiliki kebebasan
untuk menyampaikan informasi dan pendapat tanpa takut akan represi atau hukuman.
3. Teori Pers Totalitarian :
Pers dan media massa harus dikendalikan oleh pemerintah dan harus
berfungsi sebagai alat propaganda untuk mempromosikan ideologi pemerintah. Hal ini
dapat menghalangi masyarakat untuk membuat keputusan yang tepat dan dapat
mempengaruhi opini publik.
4. Teori Tanggung Jawab Sosial Pers :
Pers memiliki tanggung jawab sosial dan etis dalam melaporkan berita dan
menyampaikan informasi. Pers harus mempertimbangkan dampak dari pemberitaan
mereka terhadap masyarakat dan tidak menyebarluaskan informasi yang salah atau
menyesatkan.
5. Sistem Pers di Indonesia :
Sistem pers di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers dan diawasi oleh Dewan Pers. Pers di Indonesia memiliki kebebasan
untuk melaporkan berita dan menyampaikan informasi tanpa takut akan represi atau
hukuman.
15

B. Kritik dan Saran

Sebelumnya kami ber-terimakasih kepada pembaca yang sudah mengamati dan


membaca serta memahami materi yang kami disampaikan, namun kami juga meminta maaf
atas kekurangan serta kekhilafan kami dalam pembuatan maupun penulisan serta
kekeliruan dalam materi yang kami sampaikan dan paparkan.

Oleh sebab itu kami meminta maaf atas kesalahan kami dan kami juga meminta
kritik serta saran dari pembaca agar kesalahan yang kami perbuat, disengaja maupun tidak
disengaja dapat kami sadari dan kami perbaiki, serta juga untuk menumbuhkan
pengetahuan untuk kedepannya agar lebih baik lagi dan lebih teliti.
16

DAFTAR PUSTAKA

Wahid Ulani Yunus, Umaimah. Jurnalisme Profesional dan Literasi


Media, Tebet, Jakarta Selatan.
E-journal.iainkendari.ac.id.
Jejak perkembangan sistem pers Indonesia, Al-Munzir Vol.8.No 1,
Mei 2015.
Hidayat, Dedy. N. (2000). Pers Dalam Revolusi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi Realitas Politik Dalam Media
Massa. Jakarta: Granit.

Anda mungkin juga menyukai