Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH DAN PERBANDINGAN PERS

SISTEM DAN CIRI CIRI SISTEM PERS

Disusun Oleh:

1.

Dosen Pengampu:

Verani Indiarma S.Sos.,M.A

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu

Universitas Bengkulu

Tahun Akademik 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
kepada saya sebagai penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul …

Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas dari…, pada mata kuliah Pengantar Ilmu
Politik di Universita Bengkulu. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca tentang….

Saya mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada Mbak Verani Indiarma


S.Sos.,M.A selaku dosen Sejarah dan Perbandingan Pers. Saya menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 29 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………...……………………………………………………………i

Daftar isi………………...………………………………………………………………....….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………..…………...…………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..……..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….......1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….……….3
A. ….....…………………………………….3
B. .……………………………...……………………..3
1. ………………………………………………………....4
2. …………………………………….……………….5
3. …...……………………………………………..…………5

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..9


A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….9
B. Saran………………………………………………………………………………...……9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………......…iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pers adalah institusi sosial. Sebagai lembaga kemasyarakatan, pers merupakan subsistem
kemasyarakatan tempat ia berada bersama subsistem lainnya. Karena itulah maka pers tidak
hidup secara mandiri, tapi dipengaruhi oleh lembaga kemasyarakatan lain (Gebner, 1969).

Pers umumnya tunduk pada sistem pers yang berlaku dimana sistem itu hidup, sementara
sistem pers itu sendiri tunduk pada sistem politik pemerintahan yang ada. Bersama dengan
lembaga kemasyarakatan lainnya, pers berada dalam keterikatan organisasi yang bernama
negara, oleh karenanya pers dipengaruhi bahkan ditentukan oleh falsafah dan sistem politik
negara dimana pers itu berada. Singkat kata, perkembangan dan pertumbuhan pers tidaklah dapat
dipisahkan dari perkembangan dan pertumbuhan sistem politik dimana pers itu berada, dan
merupakan subsistem sistem politik yang ada (Suwardi, 1993:23).

Dalam pelaksanaannya, sistem pers Indonesia saat ini berada dalam konteks kebebasan
serta komersialisasi yang telah menciptakan pluralisme media, yang pada hakekatnya merupakan
kelanjutan Tata Komunikasi Dan Informasi Dunia Baru dimana sejak paruh tahun 1980-an tidak
lagi mencerminkan upaya media untuk membangun tanggung jawab sosial yang benar-benar
membebaskan masyarakat dari cengkraman kekuasaan yakni politik maupun ekonomi.

Sistem pers yang ada dalam ranah media di Indonesia telah didominasi segelintir pemilik
modal dalam industri pers Indonesia yang disadari atau tidak juga merupakan bagian dari
penetrasi dan ekspansi kapitalisme dan kekuatan politik secara global.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sistem Pers?
2. Jelaskan ciri-ciri sitem pers!

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu sistem pers
2. Untuk mengetahui ciri-ciri sitem pers
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pers

Sistem adalah kata yang berasal dari bahasa latin (systema) serta bahasa yunani yakni
(sustema) yang berarti kerjasama, dimana kerjasama ini terdiri dari komponen atau elemen yang
sama-sama dihubungkan satu sama lain guna memudahkan aliran informasi, materi atau energy
untuk mencapai suatu kepentingan atau tujuan.

Sistem pers senantiasa tunduk dan mengikuti sistem politik dimana ia berada. Jika
berbicara mengenai sistem pers di Indonesia, dalam pelaksanaannya sistem pers Indonesia saat
ini berada dalam konteks kebebasan serta komersialisasi yang telah menciptakan pluralisme
media, yang pada hakekatnya merupakan kelanjutan Tata Komunikasi Dan Informasi Dunia
Baru dimana sejak paruh tahun 1980-an tidak lagi mencerminkan upaya media untuk
membangun tanggung jawab sosial yang benar-benar membebaskan masyarakat dari
cengkraman kekuasaan yakni politik maupun ekonomi.

Inti permasalahan dalam sistem kebebasan pers adalah sistem kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat (freedom of expression) di negara – negara barat atau sistem
kemerdekaan untuk “mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan”, sebagaimana tercantum
dalam pasal 28 UUD 1945. Paham dasar sistem pers indonesia tercermin dalam konsider
Undang-Undang Pers yang menegaskan bahwa “Pers Indonesia (nasional) sebagai wahana
komunikasi massa, penyebar informasi, dan pembentuk opini, harus dapat melaksanakan asas,
fungsi, hak kewajiban, dan peranannya dengan sebaik – baiknya berdasarkan kemerdekaan pers
yang profesional, sehingga harus mendapatkan jaminan dan perlindungan hukum, serta bebas
dari campur tangan dan paksaan dari mana pun”.

Dengan demikian, sistem pers Indonesia tidak lain adalah sistem pers yang berlaku di
indonesia. Kata “indonesia” adalah pemberi, sifat , warna, dan kekhasan, pada sistem pers
tersebut. dalam kenyataan dapat dijumpai perbedaan – perbedaan esensial sistem pers Indonesia
dari periode yang satu ke periode yang lain, misalnya Sistem Pers Demokrasi Liberal, Sistem
Pers Demokrasi Terpimpin, Sistem Pers Demokrasi Pancasila, dan Sistem Pers di Era Reformasi,
sedangkan falsafah negaranya tidak berubah.

Sistem pers yang ada dalam ranah media di Indonesia telah didominasi segelintir pemilik
modal dalam industri pers Indonesia yang disadari atau tidak juga merupakan bagian dari
penetrasi dan ekspansi kapitalisme dan kekuatan politik secara global.
B. Fungsi Sistem Pers
a. Menyampaikan Informasi
Pada bagian ini, pers memiliki tugas untuk menyiarkan informasi kepada masyarakat,
karena pers adalah media massal. Informasi yang dimaksud dapat berarti ide
atau berita tentang kegiatan yang dilakukan orang lain, kutipan kata kata orang lain dan
berbagai macam bentuknya.
b. Sebagai media massa yang memilki cakupan masyarakat luas, pers juga
memiliki peran untuk mendidik.
c. Mempengaruhi Masyarakat
Sebagai media yang penikmatnya masyarakat luas, maka pers juga memiki tugas untuk
memberikan pengaruh kepada masyarakat. Fungsi ini merupakan peran yang sangat
penting dalam kaitannya membentuk kehidupan masyarakat. Karena pers memilki
pembaca, pendengar, atau penonton yang bersifat heterogen maka sudah seharusnya pers
bersifat independen.
Dengan ini, pers bisa melakukan kontrol sosial dengan baik dalam kaitannya memberikan
pengaruh yang positif kepada masyarakat. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa
terdapat sistem pers di Indonesia yang tidak bersifat indipenden sehingga kandungan

 Sistem Pers Dunia

Menurut Siebert, Peterson dan Schramm (1986) terdapat empat sistem pers di dunia.

1. Sistem Otoriter

Salah satu ciri utama dari sistem pers otoriter adalah fungsi pers sebagai kepanjangan
tangan pemerintah yang sedang berkuasa dan melayani negara. Dalam sistem otoriter, pers
dapat dimiliki baik secara publik ataupun perorangan, namun tetap dianggap sebagai alat untuk
menyebarkan kebijakan pemerintah (Siebert, 1986; Yin, 2008; Severin & Tankard, 2008:374).

2. Sistem pers liberal.

Sistem pers liberal merupakan suatu bentuk perlawanan dari pandangan pers otoriter. Pers
berfungsi membantu menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah sekaligus sebagai
media yang memberikan informasi, menghibur, dan mencari keuntungan. Penguasa tidak punya
hak untuk mengatur isi berita media. Penguasa dalam sistem ini juga tidak berhak menentukan
siapa yang boleh dan tidak boleh menerbitkan media.

3. Sistem Tanggungjawab Sosial.

Teori ini dikembangkan pada abad ke 20 di Amerika Serikat yang merupakan hasil dari
pengembangan teori liberal. Yaitu media selain bertujuan untuk memberikan informasi,
menghibur, mencari keuntungan, juga harus dapat memberikan individu hak untuk
mengemukakan masalahnya di dalam forum media, dan jika media tidak dapat memenuhi
kewajibannya, maka ada pihak yang harus memaksakannya. Adanya teori tanggungjawab
sosial merupakan hasil dari kesadaran bahwa teori liberal telah gagal memenuhi janji dalam hal
menggunakan kebebasan pers secara bertanggung jawab.

4. Sistem Totaliter-Soviet

Kebebasan pada sistem ini adalah bebas dari kapitalisme, individualisme, borjuasi, dan
bukan bebas untuk menyatakan pendapat. (Yin, 2008; Severin & Tankard,Yin, 2008; Severin &
Tankard, 2008:380). Soviet berpandangan bahwa tujuan utama media adalah membantu
keberhasilan serta kelangsungan.

Sistem Soviet, dimana media dikontrol oleh tindakan ekonomi dan politik dari pemerintah
dan badan pengawas, dan hanya anggota partai yang loyal dan anggota partai ortodoks saja
yang dapat mengunakan media secara reguler. Media dalam sistem Soviet dimiliki dan
dikontrol oleh negara..

 Sistem Pers Indonesia

Di Indonesia, telah terjadi beberapa kali pergantian sistem pers mengikuti kondisi politik dan


sosial masyarakat pada saat tersebut. Berikut adalah beberapa sejarah sistem pers di Indonesia
yang patut diketahui:

a. Sistem Pers Merdeka
Sistem ini berawal di Oktober 1945 seiring komitmen pemerintah untuk membangun pers
yang merdeka. Pada saat itu, Anwar Arifin memeperkenalkan sistem pers merdeka
sebagai sistem pers yang berlaku di Indonesia yang saat itu baru menjadi negara merdeka.
b. Sistem Pers Terpimpin
Sistem pers ini berkembang di periode tahun 1960. Pada sistem pers ini, fungsi pers
digariskan dengan tajam di dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat. Sistem ini
berkembang sebagai representasi kehidupan politik dan sosial masyarakat yang terjadi
pada periode tahun tersebut. Sebenarnya sistem ini juga banyak berkembang di daerah
Eropa.
c. Sistem Pers Pancasila
Setelah sistem pers terpimpin berakhir di tahun 1965, masyarakat mendorong agar
terbentuknya sistem pers yang lebih baik dengan memakai dasar Pancasila dan UUD
1945. 

a. informasinya bisa mempengaruhi masyarakat untuk


kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

C. Ciri-Ciri Sistem Pers

dikutip dari jurnal Peran dan Fungsi Pers Menurut Undang-Undang Pers Tahun 1999 serta
Perkembangannya (2015) karya Dahlan Surbakti, menurut K. Baschwitz, ciri-ciri pers ada lima,
yaitu:

1. Publisitas
Pesan atau isi komunikasi pers terbuka untuk siapa saja atau bersifat publik. Pers ditujukan
(disebarkan) kepada khalayak sasaran yang sangat heterogen. Apa yang dimaksud heterogen
menunjuk dua hal, yaitu geografis dan psikografis. Geofrafis menunjuk pada data administrasi
kependudukan, seperti jenis kelamin, kelompok usia, suku bangsa, agama, tingkat pendidikan,
tempat tinggal, pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan psikografis menunjuk pada karakter,
sifat kepribadian, kebiasaan, adat istiadat, dan sebagainya.

2. Universalitas
Ciri-ciri pers ini berarti pesan, isi, atau acara yang disampaikan pers bentuknya bermacam-
macam. Contohnya, isi atau informasi dalam koran memuat segala aspek kehidupan manusia.

3. Periodisitas
Artinya penerbitan atau penayangan informasi sifatnya teratur sesuai waktunya. Misalnya
tiap hari, setiap minggu, tiap bulan atau sebagainya. Dalam hal ini, pers harus konsisten dalam
memilih waktu penerbitan atau penayangannya.

4. Aktualitas
Dilansir dari jurnal Meningkatkan Daya Guna Pers sebagai Media Komunikasi antara
Sekolah dan Masyarakat (1984) karya B. Suryosubroto, aktualitas berarti informasi atau berita
yang dimuat dalam pers merupakan laporan peristiwa yang baru saja terjadi. Bisa dikatakan
bahwa, kecepatan pelaporan informasi sangat penting. Namun, tetap harus berpegang pada
kebenaran atau fakta mengenai informasi tersebut.
Secara etimologis, aktualitas (actuality) mengandung arti kini dan keadaan sebenarnya,
secara teknis jurnalistik, aktualitas mengandung tiga dimensi: kalender;waktu; masalah.
Aktualitas kalender berarti merujuk kepada berbagai peristiwa yang sudah tercantum atau
terjadwal dalam kalender. Aktualitas waktu berkaiutan dengan peristiwa yang baru saja terjadi,
atau sesaat lagi akan terjadi. Aktualitas masalah berhubungan dengan peristiwa yang dilihat
dari topiknya, sifatnya, dimensi dan dampaknya, kharakteristiknya, mencerminkan fenomena
yang senantiasa mengandung unsur kebaruan.

5. Komersialitas
Ciri-ciri pers ini artinya pers punya fungsi bisnis, atau pers merupakan sebuah komoditas.
Contohnya penayangan iklan di koran, iklan televisi serta radio, dan sebagainya.

Haris Sumadiria (2004) mengatakan ciri-ciri pers salah satunya adalah:

6. Objektivitas.

Merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam
menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya
dan menarik perhatian pembaca.

Ciri-ciri tersebut dipenuhi, baik oleh pers cetak surat kabar dan majalah maupun oleh pers
elektrolit radio dan televisi. Kendati demikian, antara pers cetak dan pers elektrolit itu terdapat
perbedaan yang khas, yakni pesan-pesan yang disiarkan oleh pers elektrolit hanya diterima
sekilas dan khalayak harus selalu berada di depan pesawat, sedangkan pesan-pesan yang
disiarkan pers cetak dapat diulangkaji dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca pada tiap
kesempatan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai