Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEM PERS INDONESIA


Mata Pelajaran : PKN

DISUSUN OLEH

SERLI YIKWA
XII IP

SMA KRISTEN WAMENA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karuniaNya makalah
yang berjudul “Sistem Pers Indonesia” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. makalah ini
disusun sebagai tugas untuk mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.

Wamena, 27 Februari 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3

1.3 Tujuan penulisan ............................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Arti Penting Pers dalam Komunikasi Indonesia .............................................................. 4

2.2 Sistem Pers Indonesia ....................................................................................................... 5

2.3 Pers dan Sistem Hukum .................................................................................................... 6

BABI III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 7

3.2 Kritik dan Saran ................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pers adalah dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk
pers elektrolit, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya
terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletein kantor berita.
Media adalah media realitas dalam dirinya sendiri. Kemampuan untuk menjadi
pemain dalam industri media, Mediapun memiliki fungsi ideologis, dan melakukan
manuver politik sesuai dengan fungsi ideologinya. Ini akan mencakup masalah siapa,
kepentingan apa, dan perspektif mana yang akan memperoleh akses ke media mereka.
Di luar fungsi ideologis yang dijalankan, bagaimanpun juga, media pertama-tama
perlu terlebih dahulu di lihat sebagai institusi ekonomi, dan karenanya manuver politik
yang dijalankan melalui politik pemberitaannya juga dikemas sebagai komoditi
informasi yang berusaha menyiasati tuntutan serta peluang pasar.
Hal lain yang penting diamati dalam pemberitaan pers saat ini, terutama sekali
adalah masalah sejauh mana mereka telah berfungsi menciptakan dirinya sebagai bagian
dari public sphere. Ini bisa dikaji melalui pengamatan tentang sejauh mana kemampuan
untuk memiliki media semakin terpusat di kaum-kaum itu-itu saja, sejauh apa media di
tangan mereka itu telah bersedia memberikan akses berimbang ke setiap unsur publik
terkait. Dalam proses tersebut pers menempati posisi sentral, khususnya dalam era
peradaban di mana praktis semua manusia menjadi bagian dari kesepakatan untuk
bersatu dalam kesatuan-kesatuan politik besar, seperti negara.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini, maka penyusun merumuskan hal-hal sebagai berikut :
1. Bagaimana Arti Pers dalam Sistem Komunikasi ?
2. Ada Berapakah Sistem Pers Indonesia ?
3. Bagaimana Kedudukan Pers dalam Sistem Hukum ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Agar penulis mengetahui dan memahami tentang arti pers dalam Sistem Komunikasi
2. Agar penulis mengetahui jenis-jenis sistem pers Indonesia
3. Agar penulis mengetahui dan memahami tentang kedudukan pers dalam sistem
hukum

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti Penting Pers dalam Sistem Komunikasi


Sistem pers adalah subsistem dari sistem komunikasi. Ia mempunyai karakteristik
tersendiri dibanding dengan sistem lain, misalnya sistem informasi manajeman, sistem
dalam komunikasi organisasi lain-lain. Unsur yang paling penting dalam sistem pers
adalah media massa (cetak dan elektronik). Media massa mempunyai fungsi untuk
mempengaruhi sikap dan prilaku masyarakat. Melalui media, masyarakat dapat
menyetujui atau menolak kebijakan pemerintah. Melalui media pula berbagai inovasi
atau pembaruan bisa dilaksanakan oleh masyarakat.
Marshall Mc Luhan menyebutnya sebagai the extension of man (media adalah
eksistensi manusia). Dengan kata lain media adalah perpanjangan dan perluasan dari
jasmani dan rohani manusia. F.rachmadi (1990) berbagai keinginan, aspirasi, pendapat,
sikap perasaan manusia bisa disebarluaskan melalui pers. Wilbur Schramm (1973) pers
dianggap sebagai pengamat, forum dan guru. Artinya setiap hari pers memberikan
laporan, ulasan mengenai kejadian, menyediakan tempat (forum) bagi masyarakat untuk
mengeluarkan pendapat secara tertulis dan turut mewariskan nilai-nilai kemasyarakat
dari generasi ke genarasi.
Pers memiliki dua sisi kedudukan. Pertama, sebagai medium komunikasi yang
tertua dibanding medium yang lain. Kedua, pers sebagai lembaga kemasyarakatan atau
istitusi sosial merupakan bagian integral dari masyarakat dan merupakan unsur asing
atau terpisah (Rachmadi, 1990).
Sebagai media yang merupakan unsur dalam sistem komunikasi, pers di
indonesia memiliki arti penting, yakni :
1) Menjadi salah satu unsur sistem komunikasi. Tidak bekerjanya unsur yang satu ini
akan mempengaruhi kinerja sistem komunikasi, karena berbagai informasi yang
terjadi tidak bisa disebarkan secara cepat dan luas.
2) Tujuan pers juga menjadi tujuan sistem komunikasi itu sendiri. Jika sistem
komunikasi mempunyai tujuan mengurangi ketidakpekaan dalam pembuatan
keputusan, maka melalui pers semua itu bisa diatasi.
3) Pers adalah unsur pengolah data, peristiwa, ide atau gabungan ketiganya menjadi
sebuah aluran atau output ke dalam sistem komunikasi. Artinya, berbagai informasi
yang diolah lewat media menjadi hasil yang berguna bagi proses keluaran atau output
sistem komunikasi.

4
2.2 Sistem Pers Indonesia
Salah satu alasan mengapa kita perlu mempelajari sistem pers adalah untuk
mengetahui sekaligus melakukan perbandingan antar sistem pers. Disamping itu agar
kita menjadi lebih tahu dimana posisi sistem pers indonesia.
Ada empat kelompok besar teori (sistem) pers indonesia , yakni :
1) Teori atau Sistem Pers Otoriter, dikenal sebagai sistem tertua, yang lahir pada abad 15-
16 pada masa pemerintahan absolut. Pers dalam sistem ini berfungsi sebagi penunjang
negara (kerajaan) untuk memajukan rakyat. Pemerintah menguasai sekaligus mengawasi
media. Berbagai kejadian yang akan diberitakan di kontrol pemerintah karena kekuasaan
raja sangat mutlak. Negara (Raja) adalah pusat segala kegiatan. Oleh karena itu individu
tidak penting, yang lebih penting adalah negara sebagai tujuan akhir individu.
2) Sistem Pers Liberal berkembang pada abad 17-18 sebagai munculnya revolusi industri
dan adanya penuntutan kebebasan pemikiran di negara barat yang sering disebut
aufklarung (pencerahan). Esensi dasar sistem ini memandang manusia mempunyaia hak
asasi dan meyakini bahwa manusia akan bisa mengembangkan pemikirannya secara baik
jika diberi kebebasan. Manusia dilahirkan sebagai makhluk bebas yang dikendalikan akal
dan bisa mengatur sekelilingnya untuk tujuan yang mulia. Kebebasan adalah tujuan
mulia untuk mewujudkan esensi dasar, sedangkan kontrol pemerintah dipandang sebagai
manifestasi kebebasan berfikir. Pers harus diberi tempat yang sebebas-bebasnya untuk
membantu mencari kebenaran. Kebenaran akan diperoleh jika pers diberi kebebasan
sehingga kebebasan pers menjadi tolok ukur dihormatinya hak bebas yang dimiliki
manusia.
3) Sistem Pers Komunis, Pers ini berkembang karena munculnya Uni Sovyet yang
berpaham komunis pada awal abad ke-20. Sistem ini dipengaruhi oleh pemikiran Karl
Marx tentang perubahan sosial yang diawali dengan dialektetika Hegel. Pers dalam
sistem ini merupakan alat pemerintah atau partai dan menjadi bagian integral dari negara.
Pers menjadi alat atau organ partai yang berkuasa (PKUS). Dengan demikian segala
sesuatunya ditentukan oleh negara. Kritik diizinkan sejauh tidak bertentangan dengan
ideologi partai, media massa melakukan yang terbaik untuk partai yang ditentukan oleh
pimpinan PKUS. Fungsi pers adalah indoktrinasi massa, pendidiakn atau bimbingan
massa yang dilancarkan partai.
4) Sistem Pers Tanggung Jawab Sosial, muncul pada awal abad ke 20 pula sebagai proses
terhadap kebebasan mutlak dari libertarian yang mengakibatkan pemrosotan moral
masyarakat. Dasar pemikiran sistem ini adalah sebebas-bebasnya pers harus bisa
bertanggungjawab kepada masyarakat tentang apa yang diaktualisasikan. Sistem ini
muncul di AS dan setelah dinikmati pers dinilai harus diadakan pembatasan atas dasar
moral dan etika. Penekanan pada tanggungjawab sosial dianggap penting untuk

5
menghadapi kemungkinan terganggunya ketertiban umum. Sistem ini lebih menekankan
kepada kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

2.3 Pers dalam Sistem Hukum


Pers dan sistem hukum mempunyai keterkaitan yang erat yaitu : Sistem hukum
memberi peluang pers bertindak dalam rambu-rambu yang sudah disepakati sehingga
pers berada dalam titik ideal. Karena tanpa hukum, pers akan berkembang menjadi
liberal. Bermacam aktualisasi berita, opini, foto, dan lain-lain tidak dimunculkan untuk
tujuan-tujaun terselubung. Misalnya jika tidak ada rambu hukum pers akan memperkeruh
susana.
Namun demikian hukum juga dapat digunakan sebagai alat legitimasi pemerintah
untuk mengawasi pers yang diatur dalam SIUPP bahwa UU pokok pernah mengatur dan
menjamin kebebasan dalam penyiaran pemberitaan.
Namun SIUPP permanen No. 01/Per/Menpen/1984 menjadi alat pembatasan
kebebasan. Anehnya lagi, SIUPP yang kedudukan hukumnya lebih rendah dibanding UU
justru dijadikan sebagai alat legitimasi.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pers adalah subsistem dari sistem komunikasi. Media massa mempunyai
fungsi untuk mempengaruhi sikap dan prilaku masyarakat. Melalui media, masyarakat
dapat menyetujui atau menolak kebijakan pemerintah. Melalui media pula berbagai
inovasi atau pembaruan bisa dilaksanakan oleh masyarakat.
Sistem pers mempunyai empat kelompok besar teori (sistem) pers, yakni sistem
pers otoriter, sistem pers liberal, sistem pers komunis, dan sistem pers tanggung jawab
sosial.
Jika diamati, indonesia termasuk dalam sitem pers tanggung jawab sosial. Tidak
hanya dilihat dari “kebebasan yang bertanggungjawab” namun pada berbagai aktualisasi
pers pada akhirnya harus disesuaikan dengan etika dan moralitas masyarakat. Adapun
tanggungjawab itu adalah suatu dasar ideologi yang diyakini yakni pancasila yang
dijadikan sebagai acuan prilaku pers.
Dengan kata lain, media lemah dalam mempertimbangkan apakah pemberitaan
itu layak dimunculkan sesuai dengan keinginan masyarakat tau tidak. Ini diakibatkan
orientasi pasar media begitu dominan dan mengalahkan sisi idealnya. Kenyataan tersebut
bisa dimengerti mengingat pers ibarat “kuda lepas dari kandangnya” sangat liar.
Kenyataan ini menjadikan pers sulit menentukan pilihan antara kewajiban moral
terhadap masyarakat dan keharusanj untuk mematuhi peratutan pemerintah sebagai
konsekuensi logis. Jalan alternatif bisa dilakukan harmonisasi hubungan pers dengan
pemerintah dan masyarakat.

3.2 Saran
Kita tak perlu menghakimi, pers harus bersikap begini atau begitu. Sebab hal
demikian tak ubahnya dengan mendikte pers yang etlah kehilangan jati dirinya.
Bagaimanapun pers masih punya jati diri, salah satunya kemampuan untuk bertahan di
tengah derasnya iklim demokrasi dan himpitan struktur yang harus ditaati.
Dalam posisi yang sulit begini, pers masih bisa bernafaspun masih lumayan. Ini
menunjukan betapa sulit kedudukan pers kita selama ini, meskipun biusa dibilang punya
jati diri rendah (relatif) sekalipun.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (ed. 1-5), PT. Raja Grafinda Persada, Jakarta, 2004.
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (ed. 6), PT. Raja Grafinda Persada, Jakarta, 2012.

Anda mungkin juga menyukai