Disusun Oleh :
Rizki Ramadhan
Sari Aprina
Sulaiman
Kelompok 4
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia serta cinta dan kasihnya yang tak terhingga, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ekonomi Politik Media. Tak lupa
sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, berserta
keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Akhir kata kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini dan kami berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan, memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................... 3
BAB IV .............................24
Penutup ............................. 24
Saran ............................. 25
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media massa di era sekarang seperti dua mata pisau yang berbeda. Bisa
jadi mata pisau tersebut memberikan manfaat, atau malah sebaliknya melukai.
Kekuatan media yang kemudian begitu terasa adalah mampu memberikan
pembenaran terhadap sesuatu yang salah dan menyalahkan sesuatu yang
benar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1
Daryanto dan Rahardjo. Teori Komunikasi.Yoyakarta : Penerbit Gava Media. 2016. h. 115
Kepemilikan individu atau kelompok media yang masuk di dalam partai
ini, membuat partai politik dapat dengan mudah menguasai media. Kekuasaan
pada media, berdampak pada konten atau isi dari media tersebut. Seperti
ketika pesta demokrasi dilakukan media-media tersebut cenderung
menayangkan kegiatan-kegiatan partainya. Seperti MNC Group baik itu
Televisi, radio dan, surat kebar cenderung menampilkan sosok pemilik media
yang terlibat di dalam aktivitas partainya, bahkan hal tersebut masih
berlangsung terus menerus sampai saat ini.
Selain itu konten berita yang dikeluarkan tidak bersifat netral tetapi
menjatuhkan partai lawan degan penggunaan kata-kata atau pesan yang
memihak pada medianya. Media massa yang seharusnya independen atau
berdiri sendiri dan bersifat netral mulai berbalik memihak partai pemilik
media.
2
Ermansyah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK, Jakarta: Sinar Grafika. 2008. h. 1
penyakit korupsi. Secara tidak langsung hal ini mengisyaratkan bahwa
kekuasaan dapat dijadikan sebagai sarana yang dapat mempermudah bagi
pemangkunya untuk menjelma menjadi seorang koruptor.
Kata “media” berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau pengantar sumber
pesan (source) dengan penerima pesan (receiver).3 Media massa di Indonesia
mengalami perkembangan yang cukup pesat dimulai dari media cetak hingga
media elektronik yang dapat dijangkau dengan mudah oleh manusia. Jika
ditinjau dari pengertiannya, media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada penerima dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis (Cangara, 2002). Seperti yang
kita ketahui, masyarakat menggunakan media massa untuk mendapatkan
informasi mengenai suatu hal atau suatu peristiwa. Kejadian yang berada jauh
dari lingkungan suatu masyarakat dapat diketahui oeh masyarakat tersebut
melalui media massa.
3
Daryanto dan Muljo Rahardjo. Teori Komunikasi. Opcit. h. 345-346
Frankfurt School memandang media sebagai cara membangun budaya,
menempatkan lebih banyak penekanan pada pemikiran ketimbang materi.
Dalam teori ini, media menghasilkan dominasi ideologi golongan atas. Hasil
ini didapatkan dengan memanipulasi media terhadap gambaran dan simbol
untuk keuntungan golongan yang dominan.
Ada beberapa hal yang harus di pahami oleh masyarakat agar bijak dalam
menggunakan media massa, yaitu Daya serap informasi bergantung pada
daya kritis dan tingkat pendidikan khalayak. Media memberikan informasi
namun masyarakatlah yang mencermati dan mengecek terlebih dahulu
kebenarannya dengan mencari referensi berita sebanyak-banyaknya. Apa
yang disampaikan oleh media massa sebaiknya tidak ditelan mentah-mentah.
4
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. 2009. h. 34
Media massa tidak mngontrol cara berpikir maupun memilih. Pilihan
akan suatu hal ditentukan oleh diri sendiri. Media massa hanya berfungsi
untuk memperteguh keyakinan seseorang. Media massa hanya salah satu
bagian dari jaringan pengaruh terhadap pemilih. Media massa dapat menjadi
alat bagi seseorang untuk mempengaruhi orang lain.
Penguasaan media bagi para elite politik dewasa ini dirasa penting, karena
saat ini media merupakan sarana komunikasi paling efektif di tengah-tangah
masyarakat. Melalui media para elit politik dan partai dapat meningkatkan
elektabilitasnya di masyarakat dengan pemberitaan positif yang mereka buat.
Karena pada perinsipnya media dan partai politik itu bersekutu dalam
membangun citra pemilik modal yang sekaligus menjadi figur partai politik.
Menjamurnya penguasa media yang terjun ke dalam ranah politik merupakan
fenomena yang terjadi saat ini. Media dijadikan ruang publik bagi terjadinya
interaksi politik, pembentukan sistem komunikasi politik di kalangan publik
dan pembentukan karakter dan agenda politik yang berlangsung secara
terbuka. Selain itu media juga menjadi gambaran kehidupan politik yang telah
mengalami generalisasi atas relitas politik yang ada.
6
Eko Harry Susanto, Jurnal Komunikasi: Media Massa, Pemerintahan dan Pemilik Modal,
Vol.1 No.6, Universitas Tarumanegara, 2013. hal. 483
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa hal yang harus di pahami oleh masyarakat agar bijak dalam
menggunakan media massa, yaitu Daya serap infromasi bergantung pada
daya kritis dan tingkat pendidikan khalayak. Media memberikan informasi
namun masyarakatlah yang mencermati dan mengecek terlebih dahulu
kebenarannya dengan mencari referensi berita sebanyak-banyaknya. Apa
yang disampaikan oleh media massa sebaiknya tidak ditelan mentah-mentah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Internet