Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Komunikasi
Politik
Yang di bimbing oleh Dr.Sufyanto, M.Si
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr.Sufyanto,M.Si
selaku Dosen mata kuliah Pengantar Komunikasi Politik yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Ciri-ciri publik :
- Kelompok yang bukan merupakan satu kesatuan (tidak teratur).
- Interaksi tidak langsung (melalui media).
- Tidak saling kenal (anonim) dan heterogen.
- Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah.
- Belum tentu memiliki opini yang sama.
- Berusaha untuk mengatasi masalah dimana mereka memiliki kepentingan.
- Kecenderungan berpikir secara rasional karena adanya diskusi sosial.
B. PRINSIP-PRINSIP KHALAYAK
Setiap jenis media mempunyai karakteristik khalayaknya masing-masing. Khalayak koran,
majalah, radio, televisi, new media, dan social media mempunyai karakteristik berbeda satu sama
lain. Menurut Rivers, Jensen, dan Peterson (2003: 306), berdasarkan hasil penelitian, terdapat
empat prinsip umum khalayak, yaitu:
1. Prinsip Semua atau Tidak sama sekali : Berdasarkan pemikiran Paul Lazarfeld dan Patricia
Kendall, seseorang yang senang dengan suatu media, biasanya akan menyenangi jenis media lain
pula. Sedangkan mereka yang tidak menyukai satu jenis media, biasanya tidak menyukai jenis
media lainnya. Setiap orang adalah khalayak beberapa media.
2. Prinsip Pendidikan: Secara umum, orang yang berpendidikan lebih banyak menggunakan
media meskipun ada variasi untuk media tertentu, terutama media cetak, seperti surat kabar dan
majalah. Tingkat pendidikan tidak banyak berhubungan dengan pemilihan media elektronik atau
media siaran. Media bacaan lebih digemari oleh mereka yang berpendidikan tinggi, sedangkan
televisi dan radio lebih digemari oleh mereka yang hanya berpendidikan sekolah menengah.
3. Prinsip Ekonomi : Semakin tinggi penghasilan akan semakin tinggi tingkat penggunaan media.
Namun, prinsip ini hanya berlaku untuk media cetak. Kecenderungannya, mereka yang
berpenghasilan tinggi lebih gemar membaca dibandingkan dengan yang berpenghasilan rendah.
4. Prinsip Usia : Semakin tinggi usia seseorang, semakin besar kecenderungannya menggunakan
media untuk hal-hal serius, seperti untuk menunjang pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup.
Pembaca usia lanjut lebih banyak jumlahnya dibandingkan pembaca usia muda, khususnya untuk
surat kabar dan media cetak lainnya dengan tema masalah-masalah sosial. Untuk media
elektronik atau siaran, penonton usia lanjut lebih menyukai program berita, diskusi, dan
sejenisnya. Untuk radio, pendengar usia tua lebih menyukai musik klasik, jazz, program
keagamaan, dan kuis (karena dapat menambah pengetahuan). Sedangkan mereka yang berusia
muda lebih menyukai acara-acara yang sesuai dengan kegemarannya.
C. Khalayak Politik
Khalayak yang mampu memiliki mempunyai perhatian terhadap pekembangan keadaan politik,
memiliki informasi mengenai perkembangan tersebut, dan mau aktif berpartisipasi, merupakan
kebutuhan sistem politik.
Massa secara umum berbeda dengan pengertian massa dalam komunikasi. Secara umum massa
diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak, anggotanya heterogen,
berkumpul di suatu tempat dan tidak individualistis. Ini berbeda pengertiannya bila dikaitkan
dengan ilmu komunikasi. Massa dalam komunikasi lebih merujuk pada penerima pesan media
massa atau disebut audience.
Publik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang banyak. Berbeda dengan pengertian
massa secara umum, publik tidak berkumpul dalam suatu tempat tertentu melainkan tersebar.
Publik mempunyai tujuan yang lebih terarah, pandangan terhadap masalah, dan menentukan
sikap serta menentukan pilihan. Dalam komunikasi, pengertian public tidak jauh berbeda dengan
massa. Dalam komunikasi, publik dapat diartikan sebagai orang-orang yang datang menonton
atau mengunjungi.
Daftar Pustaka