Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATERI OPINI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Ibu Triwahyu Puspa H, M.Pd

Disusun oleh:

1. Mora Fidela (42010122A042)


2. Nok Aisah (42010122A048)
3. Rifqy Maulana (42010122A061)
4. Rivana Tria Ananta (42010122A065)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON
Jl. Brigjend Darsono No.12b, Kertawinangun Kec.Kedawung
Kab.Cirebon, Jawa Barat
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah guna memenuhi tugasa kelompok untuk Mata
Kuliah Bahasa Indonesia dengan judul:
“MAKALAH MATERI OPINI”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas darin
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan Do’a,saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami lakukan.Oleh
karena itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Tujuan.................................................................................................2

1.3 Manfaat...............................................................................................2

BAB II

KAJIAN TEORI.............................................................................................3

2.1 Pengertian Opini Publik......................................................................3

2.2 Proses Pembentukan Opini Publik.....................................................5

2.3  Sikap dalam Pembentukan Opini Publik serta Cara Mengelola Sikap
Tersebut....................................................................................................6

2.4  Kekuatan Opini Publik.......................................................................8

BAB III

PENUTUP..................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.......................................................................................12

3.2 Saran................................................................................................12

3.3 Lampiran...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Publik adalah sekolompok orang dengan kepentingan yang sama
memiliki suatu pendapat yang sama mengenai suatu persoalan yang
menimbulkan pertentangan atau kontreoversial. Setiap orang didefinisikan
sebagai sejumlah publik yang masing-masing mungkin terlibat dalam
proses pembentukan opini tentang satu atau lebih persoalan yang
menimbulkan pertentangan. Seseorang individu mungkin menjadi anggota
dari kelompok-kelompok etnik, keluarga, sosial, politik, keagamaan,
pendidikan, profesi, dan kelompok-kelompok lainnya yang berhadapan
dengan beberapa persoalan kontroversial, serta terlibat dalam
pembentukan opini publik.

Salah satu tujuan humas adalah merebut opini publik. Opini publik berasal
dari dua kata berbahasa Latin, yaitu opinari dan publikus. Opinari berarti
berfikir atau menduga. Sedangkan publikus berarti milik masyarakat luas.
Hubungan antara kedua kata itu menyangkut hal, yaitu dugaan, perkiraan,
harapan, dan pilihan yang dilakukan oleh banyak orang. Tetapi, meskipun
publik memiliki arti luas, penegrtian publik dalam humas menyangkut
segmen yang sangat spesifik. Opini publik adalah merupakan salah satu
cara untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin
menyampaikan suatu pendapat, masukan atau aspirasi yang ada
dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara
langsung atau melalui media/perantara, hal ini dilakukan dengan cara
melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti media
cetak, media massa bahkan media sosial sekaligus.

1
Oleh karena itu opini publik dapat diartikan sebagai ungkapan
yang menjadi keyakinan yang menjadi pegangan bersama diantara para
anggota sebuah kelompok atau publik, mengenai suatu masalah
kontroversial yang menyangkut kepentingan umum.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian opini publik.


2. Untuk mengetahui proses pembentukan opini publik.
3. Untuk mengetahui sikap dalam pembentukan opini publik serta
cara mengelola sikap tersebut.
4. Untuk mengetahui kekuatan opini publik.

1.3 Manfaat

Agar pembaca bisa mengetahui tentang opini publik beserta ruang


lingkupnya dan mengetahui proses pembentukan opini publik.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Opini Publik


Opini publik berasal dari dua kata berbahasa Latin, yaitu opinari
dan publikus. Opinari berarti berpikir atau menduga. Sedangkan publikus
berarti milik masyarakat luas. Hubungan antara kedua kata itu
menyangkut hal, yaitu dugaan, perkiraan, harapan, dan pilihan yang
dilakukan orang banyak. Tetapi, meskipun publik memiliki arti masyarakat
luas, pengertian publik dalam humas menyangkut segmen yang sangat
spesifik.

Oleh karena itu, opini publik dapat diartikan sebagai suatu


ungkapan keyakinan yang menjadi pegangan bersama di antara para
anggota sebuah kelompok atau publik, mengenai suatu masalah
kontroversial yang menyangkut kepentingan umum. Proses pembentukan
opini publik berasal dari opini-opini individual yang diungkapkan oleh para
anggota sebuah kelompok yang pandangannya bergantung kepada
pengaruh-pengaruh yang dilancarkan kelompok itu.

Opini publik biasanya diungkapkan setelah terjadinya pertentangan,


pertikaian, dan perdebatan mengenai beberapa masalah kontroversial
yang menyangkut sistem nilai, doktrin, dan kesejahteraan kelompok. Opini
publik bukan semata-mata opini dari mayoritas suatu kelompok. Untuk
setiap persoalan, publik yang berkepentingan akan membagi dirinya
sendiri ke dalam dua atau lebih sudut pandangan yang berbeda-beda,
yang tidak perlu bertentangan atau eksklusif satu sama lainnya.

Pendapat senada diungkapkan oleh Dra. Djoenasih S. Sunarjo, SU,


dalam bukunya Opini Publik, terbitan Liberty Yogyakarta (1997). Menurut
Djoenasih, opini publik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

3
1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya.
2. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat.
3. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar

Karakter opini publik lainnya adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat undang-undang.
2. Pendukung moral masyarakat.
3. Mudah berubah.
4. Ditentukan oleh kepentingan pribadi.
5. Dalam keadaan krisis.
6. Dalam kelompok orang pandai, informasi yang banyak dan
suasana demokratis akan timbul pendapat yang tahan uji.
7. Sangat terpengaruh pada tujuan daripada cara.
8. Opini yang sengaja diciptakan tanpa disokong fakta akan
berbalik pencipta opini.
9. Sensitif terhadap peristiwa penting.
10. Pernyataan awal dari suatu kejadian akan menentukan bentuk
opini yang berkembang.

Opini dapat dinyatakan secara aktif atau pasif, verbal serta terbuka
melalui ungkapan kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas, maupun
melalui pilihan kata yang halus atau diungkapkan secara tidak langsung,
dan dapat diartikan secara konotatif atau persepsi (personal). Opini dapat
dinyatakan melalui perilaku, sikap tindak, mimik muka atau bahasa tubuh,
atau berbentuk simbol-simbol tertulis, berupa pakaian yang dikenakan,
warna, dan sebagainya.

Untuk memahami seseorang dan opini publik, menurut R. P.


Abelson (1968) bukanlah perkara mudah, karena mempunyai kaitan yang
erat dengan hal-hal berikut:

4
1. Kepercayaan mengenai sesuatu.
2. Apa yang sebenarnya dirasakan atau menjadi sikapnya.
3. Persepsi, yaitu suatu proses memberikan makna, yang berakar
dari berbagai faktor.
4. Latar belakang budaya, kebiasaan, adat istiadat yang dianut
seseorang atau masyarakat.
5. Pengalaman masa lalu seseorang/kelompok tertentu menjadi
landasan atas pendapat atau pandangannya.
6. Nilai-nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut
atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
7. Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang yang
kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang.
Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai
pembentuk opini masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa opini publik merupakan salah satu cara


untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin
menyampaikan suatu pemikiran, pendapat, masukan atau aspirasi yang
ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara
langsung ataupun melalui media dan perantara lainnya, hal ini dilakukan
dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media
seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekalipun. Opini
publik juga bisa dilakukan beramai-ramai ataupun secara individual.

2.2 Proses Pembentukan Opini Publik


Pada bagian ini proses pembentukan opini publik menggambarkan mulai
dari persepsi seseorang sehingga terbentuknya suatu opini publik, yaitu
berakar dari latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang
akan melahirkan suatu interpretasi atau pendirian seseorang, dan pada
akhirnya akan terbentuk suatu opini publik, apakah nantinya bersifat
mendukung, dan menentang atau berlawanan. Pendirian merupakan apa
yang dirasakan seseorang dan timbul attitude (sikap yang mencerminkan

5
kepatuhan dan rasa menghormati dengan tulus ) sebagai sikap yang
dapat tersembunyi dalam diri seseorang, dan dapat dalam bentuk simbol,
bahasa tubuh, verbal, mimik muka serta bahkan dari suatu warna yang
dipakainya. Opini dari seseorang itu kemudian secara akumulatif dapat
berkembang menjadi suatu konsensus (kesepakatan), dan terkristalisasi
jika masyarakat dalam kelompok tertentu mempunyai kesamaan dalam
visi, ide, nilai-nilai yang dianut, latar belakang dan hingga tujuan yang
hendak dicapai dikemudian hari akan terbentuk menjadi opini publik.

2.3  Sikap dalam Pembentukan Opini Publik serta Cara Mengelola


Sikap Tersebut
Sikap (Attitude) adalah perasaan atau suasanan hati seseorang mengenai
orang, organisasi, persoalan, atau obyek. Sikap menggambarkan
presdisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversial
dengan cara menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Secara
singkat, sikap adalah suatu cara untuk melihat situasi. Sikap yang
diungkapkan adalah opini.

Sikap yang mengungkapkan perasaan suka atau tidak suka adalah suatu
produk dari sejumlah pengaruh fisik dan mental. Proses tumbuh
mempengaruhi sikap. Tubuh yang sehat menunjukan sikap yang
menyenangkan sedangkan tubuh yang sakit menunjukan sikap yang
negative. Latar belakang kebudayaan,ras, dan agama seringkali
menentukan sikap seseorang. Sikap bersifat tersembunyi sampai
ditimbulkan oleh motif- motif yang dirangsang oleh kebutuhan, emosi,
gagasan, atau keadaan fisik. Motif- motif membangkitkan sikap dalam diri
seseoran berasal dari hasrat akan penghargaan, bela diri, pengungkapan
nilai- nilai pribadi, dan peningkatan pengetahuan. Motifasi yang
menimbulkan sikap biasanya diikut dengan perasaan emosional terhadap
orang, obyek, atau kelompok. Suatu sikap yang timbul dari diri seseorang
mungkin tertekan sebagai akibat dari pengaruh atau kekuatan dari luar.

6
Individu- indvidu memanifestasikan tiga jenis sikap, yaitu positif, pasif, dan
negative. Sikap positif menyebabkan seseorang bereaksi secara
menyenangkan kepada orang lain, suatu masalah, suatu kebijakan, atau
sebuah organisasi. Sikap pasif tidak akan memiliki opini mengenai
persoalan yang mempengaruhi kelompoknya. Sementara, sikap negatif
memberi individu suatu opini yang tidak menyenangkan. Sikap negative
biasanya diikuti dengan perasaan- perasaan tidak suka atau tidak puas.

Intensitas suatu sikap merupakan daya dari keyakinan atau perasaan


seseorang terhadap suatu obyek. Suatu sikap mungkin saja spesifik atau
umum, dapat sederhana atau kompleks. Suatu sikap yang kompleks
dapat memiliki berbagai macam keyakinan dan pengetahuan yang sesuai
untuk mendukung keyakinan tersebut. Sikap sederhana yang berdasarkan
kepada keyakinan tunggal, lebih mudah untuk diubah.

Cara Mengelola Sikap:

Tujuan humas adalah menetapkan atau menganalisis sikap publik


untuk memahami dan mungkin, mengantisipasi opini publik mengenal
permasalahan-permasalahan kontroversial. Dalam memengaruhi opini
publik, humas mengandung dua jenis masalah, pertama, upaya
mengurangi sikap antagonistik, baik melalui penerangan mengenai fakta
yang diperlukan bagi pemahaman masalah secara lengkap, atau melalui
upaya memengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dalam rangkah
menghadapi pihak penentang; dan yang kedua upaya membujuk publik
dengan sikap menyenangkan, meskipun pasif, untuk menimbulkan sikap
yang lebih positif dan mengungkapkannya menjadi opini.

Untuk mengubah dan menimbulkan sikap tidaklah mudah karena


individu-individu memiliki kondisi mental dan fisik serta kebutuhan yang
banyak dan beragam, dan semua itu mengondisikan sikap selanjutnya,
lingkungan yang merangsang suatu sikap atau menyebabkan suatu
perubahan dalam sikap, sulit sekali untuk ditentukan. Oleh karena itu,

7
diperlukan kristalisasi opini publik. Pejabat humas harus secara berkala
melakukan analisis dan evaluasi terhadap opini yang sedang beredar
dalam segmen-segmen publiknya.

Perubahan sikap tercapai dengan komunikasi untuk menciptakan


keyakinan baru atau dengan imbauan emosional untuk membangkitkan
sikap yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Selain itu,
perubahan sikap juga dapat terjadi karena peristiwa tertentu. Khususnya,
peristiwa yang secara langsung menyangkut kepentingan anggota suatu
kelompok. Peristiwa menimbulkan dampak yang lebih kuat terhadap sikap
dan opini publik dari pada komunikasi yang hanya ala kadarnya. Oleh
karena tindakan lebih tegas dari pada kata-kata, praktisi humas mengakui
pentingnya peristiwa dalam mentransformasikan sikap pasif ke opini
tentang persoalan kontroversial.

2.4  Kekuatan Opini Publik


Opini publik atau pendapat publik yang merupakan kesatuan pernyataan
tentang ini yang bersifat kontroversial adalah bagian dari penilaian sosial.
Karena itu, opini publik memiliki beberapa kekuatan yang perlu
diperhatikan:

1. Opini publik dapat menjadi hukuman sosial. Opini publik dapat


membuat orang atau sekelompok orang malu, merasa dikucilkan,
merasa dijauhi, dan merasa rendah diri. Contoh:
1. Banyak pejabat tinggi yang tersangkut tuduhan korupsi
mengalami rasa malu. Anak-anak dan keluarga besarnya juga
terkena imbas dari tuduhan tersebut. Ruang gerak mereka
menjadi terbatas. Semua mata memandang mereka dengan sinis
ketika mereka hadir di pesta. Biasanya, mereka menghindari
berada di tengah-tengah orang banyak.
2. Seorang gadis yang melakukan pergaulan bebas dengan
pacarnya merasa dikucilkan dari lingkungan.

8
3. Opini publik dapat mendukung keberlangsungan berlakunya
norma
Contoh norma adalah kesopanan-santunan antara muda dan yang lebih
tua, antara yang muda dan dua orang yang seusia, serta ketika orang
berlalulintas.

1. Perilaku murid terhadap gurunya. Banyak murid tidak lagi


menghargai gurunya. Contohnya, sekalipun berpapasan tidak
memberi salam atau tegur sapa.
2. Perilaku orang muda terhadap orang tua. Ketika orang tua
sedang duduk-duduk, remaja lewat tanpa basa basi, tanpa
permisi, atau tanpa memberi salam.
3. Perilaku di bidang lalulintas. Kelazimannya., orang menyusul
kendaraan lain dari sebelah kanan. Tetapi sekarang banyak
orang menyusul dari sebelah kiri. Demikian pula, para
pengemudi angkutan umum sering berhenti di tempat yang tidak
seharusnya. Mobil kadang-kadang berhenti di tempat “larangan
yang ditentukan oleh tanda lalulintas.”
Semua tindakan ini terjadi karena tidak ada yang melarang, yang
memperingatkan, atau yang menindaknya sebagai hukuman. Jika
dibiarkan, semua tindakan ini dianggap benar dan wajar. Jika opini publik
menyatakan semua tindakan ini sebagai hal yang negatif, orang akan
berpengaruh oleh opini itu dan berusaha untuk menghindarinya.

3. Opini publik dapat mempertahankan eksistensi lembaga dan juga


dapat menghancurkan lembaga
Tentara Nasional Indonesia (TNI) addalah salah sau lembaga yang
melakukan rekontruksi ulang atas paradigmanya karena pengaruh opini
publik. Selama ini, lembaga (yang dulu bernama ABRI) ini sudah terlalu
jauh masuk ke bidang politik. Tentara menjadi kurang berkosemtrasi
penciptaan keamana negara. Celakanya, tentara justru melindungi KKN di
lembaga lain. Tentara justru membuat masyarakat jadi takut.

9
Ketika reformasi opini publik terhadap TNI cenderung negatif. Opini publi
menuntut agar Dwifungsi dihapus, wakil mereka di MPR dikurangi bahkan
akhirnya dihapuskan. TNI tidak tinggal diam. TNI kembali berkonsentrasi
ke pengamanan negara.

Opini publik juga menuntut agar Kepolisian independen. Selama ini


lembaga kepolisian merupakan bagian dari TNI. Sebagai tanggapan atas
opini publik itu, Kepolisian memisahkan diri ddari TNI dan bertanggung
jawab langsung kepada Presiden. Dua contoh tersebut menunjukkan opini
publik mampu mempertahankan atau menghancurkan lembaga.

4. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan


kebudayaan
Opini publik pernah menyuarakan kekhawatiran terhadap punahnya
sejumlah kesenian yang dianggap sebagai bagian dari budaya asli
Indonesia. Sebagai tanggapan atas opini publik ini, RRI Jakarta
menyelenggarakan keroncong yang diikuti pria dan wanita. Ternyata
peminatnya cukup banyak. RRI merasa perlu melestarikan lagu
keroncong. Karena itu, RRI Daerah juga ikut mengadakan lomba
keroncong di daerah kemudian mengikuti lomba tingkat nasional yang
diadakan di Yogyakarta pada Juli 2006.

Selain keroncong, kesenian yang menggunakan alat musik tradisional


juga perlu dilestarikan. Sejak awal tahun 2006, RRI Jakarta membuka
kursus vokal untuk menjadi sinden Jawa dan Sunda. RRI Jakarta juga
membuka kursus menabuh gamelan dan kursus memainkan peralatan
musik daerah lainnya.

Opini publik juga pernah menyatakan kehidupan metropolitan akan


menghapuskan sejumlah budaya daerah. Masyarakat metropolitan
menanggapi opini publik tersebut dengan sejumlah tindakan nyata.
Misalnya, banyak penduduk Jakarta yang berasal dari daerah lain di
Indonesia. Dalam pernikahan, setiap pasangan terutama di Jakarta

10
berusaha agar tetap membawa ciri daerahnya masing-masing. Pesta
pernikahan sering disertai tarian dan pelaminan mewah yang mengikuti
adat daerah tertentu. Tata-cara kedaerahan digunakan mengiringi
pengantin dan keluarganya ke pelaminan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Opini publik merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau
sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pemikiran,
pendapat, masukan atau aspirasi yang ada dipikirannya tentang hal-hal
yang di lihat atau yang dirasakan secara langsung ataupun melalui media
dan perantara lainnya, hal ini dilakukan dengan cara melalui interaksi
secara langsung ataupun melalui media seperti media cetak, media
massa bahkan media sosial sekalipun. Proses pembentukan opini publik
menggambarkan mulai dari persepsi seseorang sehingga terbentuknya
suatu opini publik, yaitu berakar dari latar belakang budaya, pengalaman
masa lalu, nilai-nilai yang akan melahirkan suatu interpretasi atau
pendirian seseorang, dan pada akhirnya akan terbentuk suatu opini publik,
apakah nantinya bersifat mendukung, menentang atau berlawanan.

3.2 Saran
Harapannya, setelah mengetahui pengertian dari opini publik,
proses pembentukan opini publik, sikap dalam pembentukan opini publik,
serta cara mengelola sikap tersebut dan bahkan kekuatan dari opini publik
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan kontribusi kepada
pembaca terutama kepada mahasiswa/i Administrasi Pendidikan yang
nantinya dapat mengimplementasikannya dalam dunia kerja serta yang
akan terjun dan hidup di masyarakat.

12
3.3 Lampiran

13
DAFTAR PUSTAKA

Moore, Frazier. 2005. Humas Membangun Citra dengan Komunikasi.


Bandung: PT.Rosdakarya

Sari, Betty Wahyu Nila. 2012. Humas Pemerintah. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Hidayat, E. 2016. Opini Publik. [Online]. Tersedia:


Erry Hidayat: makalah Opini publik (erryhidayat7.blogspot.com)
[03 November 2022]

Vina. 2007. Opini Publik. [Online]. Tersedia:


fact in the world: opini publik [03 November 2022]

14

Anda mungkin juga menyukai