Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI DAKWAH
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Dakwah
Dosen Pengampu: Dr.Hj. Marwani, S.Sos.I, M.Ag

Disusun oleh:
1. Ajeng Sureni F.202206162
2. Muhammad Raihan F.202206386

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM


PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur terhadap Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta hidayah-Nya,
sehinnga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Dakwah Persuasif”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Psikologi Dakwah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengertian dan manfaat ilmu bagi para pembaca dan juga
bagi penulis. Kami ucapkan kepada ibu Dr.Hj. Marwani, S.Sos.I, M.Ag selaku dosen
mata kuliah Psikologi Dakwah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 18 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan Dakwah...........................................2
B. Unsur-Unsur Pembentuk Dakwah Persuasif................................................2
C. Materi Dakwah Persuasif ............................................................................4
D. Sugesti..........................................................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................7


A. Kesimpulan..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi dalam disiplin ilmu sering disebut dengan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku lahiriah manusia dengan menggunakan metode observasi
secara obyektif, seperti terhadap rangsang dan jawaban yangmenimbulkaan tingkah
laku. Dan yang dimaksud dengan dakwah yaitu mengajak manusia kejalan Allah agar
mereka bahagia didunia dan di akhirat.Dalam berdakwah sangat diperlukan psikologi
untuk mengetahui keadaan mad'u dan bisa mengerti tingkah laku mad'u itu sendiri.
Selain itu keberhasilan seorang da’i ke dalam menyampaikan dakwahnya tergantung
pada respon mad’u untuk memenuhi ajakan sang da'i.Salah satu pusat perhatian
psikologi dakwah adalah bagamana dakwah itu bisa disampaikan secara persuasif.
efektifitas suatu kegiatan dakwah memang berhubungan dengan bagaimana
mengkomunikasikan pesan dakwah itu kepada mad’u, persuasif atau tidak. Secara
psikologis, bahasa mempunyaiperan yang sangat besar dalam mengendalikan perilaku
manusia. Bahasa ibarat remot control yang dapat menyetel manusia menjadi tertawa,
marah,sedih, lunglai, semangat, dan sebagainya. Bahasa juga dapat digunakan untuk
memasukkan gagasan"gagasan baru kedalam pikiran manusia. Sebagai pesan, bahasa
juga ada psikologinya, misalnya cara berkata seseorang, isyarat tertentu, struktur bahasa
yang digunakan dan sebagainya, dapat memberikan maksud tertentu kepada lawan
bicara.jadi, dengan memperhatikan psikologi pesan, bahasa dapat digunakan oleh
da’iuntuk mengatur, menggerakkan dan mengendalikan perilaku
masyarakat.Pembatasan masalah digunakan untuk membatasi masalah yang akan
dibahas. Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada hal yang berkaitan dengan dakwah
persuasif yaitu tentang peluang keberhasilan dakwah, unsur unsur pembentuk persuasif,
dan meteri dakwah persuasif.

B. RumusanMasalah
1. Apa saja faktor faktor penyebab keberhasilan dakwah?
2. Apa saja unsur-unsur pembentuk dakwah?

C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keberhasilan dakwah.
2. untuk mengetahui unsur unsur pembentuk dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor faktor Penyebab keberhasilan Dakwah


Secara sederhana Psikologi sering disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya.Sedangkan definisi yang lebih
terperinci menyebutkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku lahirnya manusia denganmenggunakan metode observasi secara obyektif,
seperti terhadap rangsan stimulus dan jaaban respon yang menimbulkan tingkah
laku.Dari definisi tersebut menegaskan bahwa kegunaan psikologi tersebut hanya untuk
menguraikan atau mengungkap apa yang ada dibalik tingkah laku manusia.dalam
keadaan tertentu, kebutuhan seseorang memang dapat saja terbatas hanya ingin
mengetahui factor kejiwaan apa yang menyebabkan tingkah laku tertentu orang lain,
tapi disaat yang lain, misalnya bagi seorang sedang merencanakan suatu kegiatan yang
melibatkan banyak orang di mana banyak kemungkinan yang bisa terjadi, maka
psikologi dapat membantunya meramalkan kira"kira tingkah laku apa yang akan
dilakukan oleh sebagian atau keseluruhan dari orang"orang yang diamatinya.
Peluang keberhasilan Dakwah keberhasilan suatu dakwah dimungkinkan oleh berbagai
hal:
1. Pesan dakwah yang disampaikan oleh da'imemang relevan dengan kebutuhan
masyarakat, yang merupakan suatu keniscayaan yang tidak mungkin ditolak,
sehingga mereka menerima pesan mesan dakwah itu dengan antusias.
2. Faktor personal da’i, yakni da’i tersebut memilki daya tarik personal
yangmenyebabkan masyarakat mudah menerima pesan dakwahnya, meski
kualitas dakwahnya boleh jadi sederhana saja.
3. Kondisi psikologi masyarakat yang sedang haus siraman rohani, dan mereka
terlanjur memiliki persepsi positif kepada setiap da’i,sehingga pesan dakwah
yang sebenarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh masyarakat dengan
penafsiran yang jelas.
4. Kemasan dakwah yang menarik. Masyarakat yang semula acuh terhadap agama
dan juga terhadap da’i setelah melihat paket dakwah yang diberi kemasan lain
misalnya kesenian, stimulasi, atau dalam program"program pengembangan
masyarakat maka paket dakwah itu berhasil menjadi stimulasi yang menggelitik
persepsi masyarakat, dan akhirnya mereka merespon secara positif.

B. Unsur-Unsur Pembentuk Dakwah Persuasif


Kondisi psikologis mad’u yang berbeda beda menyebabkan tingkat pendekatan
persuasif,dalam berdakwah juga berbeda beda, namun untuk mencapai dakwah yang

2
persuasif jelas ada unsur unsur yang mendukungnya. Unsur unsur yang mempengaruhi
suatu dakwah itu bisa dikatakan persuasif ataupun tidak adalah sebagai berikut
 Pribadi da’i
 Materi dakwah
 Kondisi psikologi mad’u
Torelasi ketiga unsur tersebut (Pribadi da’i,Materi dakwah, Kondisi psikologi mad'u)
untuk membuat dakwah itu persuasif, pertama tama seorang da'i harus memiliki kreteria
yang dipandang positif oleh masyarakat, kriteria tersebut antara lain:
1. Memiliki kualifikasi akademis tentang islam. Dalam hal ini da’i sekurang
kurangnya memiliki pengetahuan tentang Al"qur’an dan Al hadits, bawa al
qur’an memiliki fungsi sebagai petunjuk hidup(Hudan) nasihat bagi yang
membutuhkan(mauidzah) dan pelajaran(ibratan) yang oleh karena itu selalu
menjadi rujukan dalam menghadapi segala macam persoalan.
2. Memiliki konsistensi antara amal dan ilmunya. Seorang da’i sekurang
kurangnya harus mengamalkan apa yang ia serukan kepada orang lain.
3. Santun dan lapang dada Sifat santun al-hilm dan lapang dada yang dimiliki
seseorang merupakan indikator dari kekuasaan ilmunya, dan secara khusus
kemampuannya mengendalikan akalnya ilmu ilmunya dalam praktik kehidupan.
4. Bersifat pemberani. Dalam tingkatan tertentu seorang da’i adalah pemimpin
masyarakat.
5. Tidak mengharap pemberian orang (iffah) Iffah artinya hatinya bersih dari
pengharapan terhadap apa yang ada pada orang lain.
6. Qonah (kaya hati) Da’i adalah pejuang, dan watak pejuang adalah tabah dalam
menghadapi berbagai kesulitan. Salah satu problem kehidupan adalah miskin
harta. Da’i yang merasa dirinya miskin biasanya mengidap penyakit rendah hati
dan tidak pecaya diri.
7. Kemampuan berkomunikasi. Dakwah adalah mengkomunikasikan pesan
kepada mad’u.Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan, tulisan atau perbuatan,
dengan bahasa kata kata, atau dengan bahasa perbuatan.(bilisanal maqal wa
bilisan al hal)
8. Memiliki ilmu bantu yang relevan. untuk menjadikan pesan dakwah itu
sampai kepada mad’u tepat waktu dan sasaran, seorang da’i harus memiliki
pengetahuan yang memadahi tentang semua hal yang berhubungan dengan
masyarakat mad'u.
9. Memiliki rasa percaya diri dan rendah hati. Seorang da’i harus memiliki rasa
percaya diri, yakni bahwa selama dakwahnya dilandasi oleh keikhlasan dan
dijalankan dengan memakai perhitungan yang benar dan mengharap ridho Allah,
insya Allah akan membawa manfaat.
10. Tidak kikir ilmu khitman al'ilmu. Sejalan dengan sifat kejuangan dan
perumpamaan da’i sebagai matahari, seorang da’i dengan senang hati akan
menjajakan ilmunya kepada orang yang mau maupun yang tidak mau.

3
11. Anggun. tetap apapun seorang da’i harus aktip bekerja dan berbicara, tetapi
keanggunan kepribadiannya harus dijaga.
12. Selera tinggi. Selera tinggi juga dapat menunjang keanggunan. Seorang da’i
yang berselera tinggi artinya ia tidak merasa puas dengan hasil kerja yang tidak
sempurna.
13. Sabar. Mengajak manusia kepada kebajikan bukanlah pekerjaan yang
mudah.Semua nabi dan rasul dalam menjalankan tugas risalahnya selalu
berhadapan dengan berhambatan dan kesulitan.
14. Memiliki nilai lebih. Manusia cenderung tertarik kepada orang yang memiliki
kelebihandalm bidang apapun. Seorang da’i yang juga berperan sebagai
pemimpin haruslah memiliki nilai lebih atau nilai plus dibanding orang lain yang
dipimpin.

C. Materi Dakwah Persuasif


Secara psikologis, bahasa mempunyai peran yang sangat besar dalam
mengendalikan perilaku manusia. bahasa ibarat remot control yang dapat menyetel
manusia menjadi tertawa, marah, sedih, lunglai, semangat, dan sebagainya. bahasa juga
dapat digunakan untuk memasukkan gagasan gagasan baru kedalam pikiran manusia.
Sebagai pesan, bahasa juga ada psikologinya, misalnya cara berkata seseorang,
isyarat tertentu, struktur bahasa yang digunakan dan sebagainya, dapat memberikan
maksud tertentu kepada lawan bicara. Jadi, dengan memperhatikan psikologi pesan,
bahasa dapat digunakan oleh da'ibuntuk mengatur, menggerakkan dan mengendalikan
perilaku masyarakat.
Al quran memeberikan istilah istilah pesan yang persuasif dengan kalimat "qaulan
layyina, qaulan ma'rifah, qaulan baligha, qaulan sadida, qaulan karima,qaulan maisura,
qaulan tsaqilan, dan qaulan adzima".
1. Qaulan layyina (perkataan yang lemah lembut)
Menurut Asfihani dalam mu’jamnya,qaulan layyina mengandung arti lawan dari kasar,
yakni halus dan lembut. Pada dasarnya halus dan lembut itu dipergunakan untuk
mensifati benda oleh indera peraba, tetapi kata kata ini kemudian dipinjam untuk
menyebut sifat sifat akhlak dan arti arti yang lain. Jadi dakwah yang lemah lembut
adalah dakwah yang dirasakan oleh mad’u sebagai sentuhan yang halus tanpa mengusik
atau menyentuh kepekaan perasaannya sehingga tidak menimbulkan gangguan pikiran
dan perasaan.).
2. Qaulan baligha (perkataan yang membekas pada jiwa)
Menurut shfihani dalam u’jam"nya, perkataan yang baligh (membekas atau tajam)
mempunyai dua arti

4
a. Suatu perkataan dianggap baligh manakala berkumpul pada tiga sifat.
b. itu memiliki kebenaran dari sudut bahasa, mempunyai kesesuaian dengan apa
yang dimaksudkan dan mengandung kebenaran secara subtansial.
c. Suatu perkataan dinilai baligh jika perkataan itu membuat lawan bicaranya
terpaksa mempersepsi perkataan itu sama dengan apa yang dimaksudkan oleh
pembicara, sehingga tidak ada celah untuk mengalihkan perhatian
kepermasalahan lain
3. Qaulan sadida (perkataan yang benar)
Term qaulan sadida, menurut ibn manshur dalam lisan al rabnyakata sadid diyang
dihubungkan dengan qaul (perkataan) mengandung arti mengenai sasaran (yusib al
qashda). Jadi pesan dakwah yang secara psikologis menyentuh hati mad’u siapapun
mad’unya, adalah jika materi yang disampaikan itu benar, baik dari segi bahasa atau pun
logika, dan disampaikan dengan pijakan takwa..
4. Qaulan karima (perkataan yang mulia)
Dalam perspektif dakwah, qaulan karima diperlukan jika dakwah itu ditujukan
kepada kelompok orang yang sudah masuk kategori usia lanjut. Psikologi orang usia
lanjut biasanya sangat peka terhadap kata kata yang bersifat menggurui, menyalahkan
apalagi yang kasar, karena meeka merasa lebih banyak pengalaman hidupnya, dan
merasa dalam kondisi telah banyak kehilangan kekuatan fisiknya. Oleh karena itu,
untuk menjadikan pesan dakwah kepada orang tua itu persuasif, haruslah disampaikan
dengan perkataan yang mulia.
5. Qaulan maisura (perkataan yang ringan)
Kalimat maisura berasal dari kata yasr, yang artinya mudah.qaulan Maisura adalah
perkataan yang mudah diterima, yang ringan, yang pantas, yang tidak berliku liku.
Dakwah dengan qaulan maisura artinya pesan yang disampaikan itu sederhana, mudah
dimengerti dan dapat difahami secara spontan tanpa harus berfikir dua kali.
D. Sugesti
Faktor sugesti suatu proses dimana seorang individu dapat menerima suatu cara
penglihatan atau pedoman; pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih
dahulu. Dalam proses sugesti, seorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya
yang diterima oleh orang lain di luar dirinya. Sugesti dapat terjadi dengan mudah pada
keadaan; keadaan tertentu, seperti:
1. Sugesti karena hambatan berfikir.Dalam proses sugesti terjadi gejala bahwa
orang yang dikenai sugesti mengambil pandangan ; pandangan orang lain tanpa
memberikan pertimbangan ; pertimbangan dan kritik terlebih dahulu, hal itu
lebih mudah terjadi apabila individu berada dalam keadaan hilang cara berfikir
kritis.

5
2. Sugesti karena keadaan pikiran terpecah ; pecah Pikiran terpecah ; pecah juga
dapat mempercepat proses sugesti.Sugesti ini dapat dilihat pada keadaan
seseorang yang sedang bingung.
3. Sugesti karena otoritas Dalam hal ini orang cenderung menerima pandangan
atau sikap tertentu apabila pandangan atau sikap tersebut dimiliki oleh orang;
orang yang ahli dibidangnya yang dianggap memiliki otoritas.
4. Sugesti karena mayoritas. Individu dalam masyarakat akan menerima suatu
pandangan atau ucapan apabila pandangan itu dibantu oleh mayoritas anggota
masyarakat tersebut dan cenderung menerima pandangan itu pertimbangan lebih
lanjut.

6
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Secara sederhana Psikologi sering disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya. Dari definisi tersebut menegaskan
bahwa kegunaan psikologi tersebut hanya untuk menguraikan atau mengungkap apa
yang ada dibalik tingkah laku manusia.dalam keadaan tertentu,Salah satu keberhasilan
suatu dakwah adalah Pesan dakwah yang disampaikan oleh da'i memang relevan dengan
kebutuhan masyarakat, yang merupakan suatu keniscayaan yang tidak mungkin ditolak,
sehingga mereka menerima pesan mesan dakwah itu dengan antusias. Secara psikologis,
bahasa mempunyai peran yang sangat besar dalam mengendalikan perilaku
manusia.bahasa ibarat remot control yang dapat menyetel manusia menjadi
tertawa,marah, sedih, lunglai, semangat, dan sebagainya. !ahasa juga dapat
digunakanuntuk memasukkan gagasan-gagasan baru kedalam pikiran manusia.Dan
sebagai pesan, bahasa juga ada psikologinya, misalnya cara berkata seseorang, isyarat
tertentu, struktur bahasa yang digunakan dan sebagainya, dapat memberikan maksud
tertentu kepada lawan bicara. Jadi, dengan memperhatikan psikologi pesan, bahasa
dapat digunakan oleh da’i untuk mengatur, menggerakkan dan mengendalikan perilaku
masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mubarok, Achmad,1999, psikologi dakwah,jakarta:pustaka Firdaus

Arifin,HM.1991, psikologi dakwah,suatu pengantar studi,jakarta:bumi Aksara

jalaludin,2004.psikologi agama.PT raja Grafindo,persada:jakarta

Anda mungkin juga menyukai