Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI POLITIK MEDIA

“MEDIA MASSA DAN PROSES POLITIK”

Oleh:

KELOMPOK 3

Nova Rekonsilawati (1657010179)

Nyayu Siti Irhamna (1657010180)

Reno Yolanda (1657010183)

Resti Latifah (1657010185)

Dosen Pengampu : Sepriadi Saputra M.I.Kom

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan media massa menduduki posisi yang sangat strategis
terutama dalam memberikan akses bagi mereka yang membutuhkan
informasi. Sesuai sifat kodrati manusia yakni rasa ingin tahu terhadap
segala sesuatu, kehadiran media massa dianggap dapat membantu
manusia dalam memberikan akses bagi orang-orang untuk memperoleh
informasi yang mereka butuhkan. Seiring dengan perkembangan
kebutuhan manusia yang semakin kompleks, peran media pun semakin
berkembang. Media tidak hanya berperan memberikan akses informasi
semata, namun secara tidak sadar media dapat mempengaruhi opini
publik dan menggiring persepsi masyarakat sesuai tujuannya. Di era
sekarang peranan media sangat penting sekali antara lain, melaporkan
fakta dan memberikan informasi, mendidik publik, memberi komentar,
dan menyampaikan dan membentuk opini publik. Media dapat dengan
leluasa mengkritik, mengatur dan mengontrol pemerintah dan semua
pelaku politik, kader partai yang terpilih maupun tidak terpilih, dan
wakil LSM.
Menurut McQuail mengemukakan beberapa peran media antara
lain, yaitu: Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan
khalayak melihat apa yang sedang terjadi. Media merupakan sarana
belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. Media menjadi cermin
berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang
merefleksikan apa adanya. Media sebagai filter, menyeleksi berbagai
hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue,
informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para
pengelolanya. Media dianggap sebagai penunjuk arah yang
menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian,
atau alternative yang beragam. Media massa sebagai forum untuk
mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada masyarakat,
sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik. Selain itu
media massa tidak hanya sekadar tempat untuk memberikan informasi,
tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya
komunikasi interaktif. Media tidak hanya sebagai pelepas ketegangan
atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan dapat
mempengaruhi realitas subjektif masyarakat. Gambaran tentang realitas
yang dibentuk oleh isi media massa inilah yang nantinya mendasari
respon dan sikap khalayak terhadap berbagai informasi yang
diberitakannya. Informasi yang salah dari media massa akan
memunculkan gambaran yang salah pula terhadap informasinya. Oleh
karenanya media massa dituntut menyampaikan informasi secara akurat
dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis
dan moral penyajian media massa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana media massa dalam kehidupan politik Negara?
2. Bagaimana media massa dan proses politik di Indonesia?
3. Apakah yang dimaksud dengan belanja iklan dan kampanye
politik?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Media Massa dalam Kehidupan Politik Negara


Media massa adalah satu ciri dalam sebuah negara demokrasi.
Menurut Miriam Budiardjo dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik, sebuah
negara demokrasi perlu memiliki persyaratan dan lembaga-lembaga
demokrasi. Persyaratan dan lembaga itu adalah partai-partai politik,
pemilu, parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai badan legislatif,
pemerintah atau eksekutif, badan-badan peradilan sebagai lembaga
yudikatif, serta pers atau media massa yang bebas dan bertanggung jawab.

Pers atau media massa yang memiliki kebebasan dalam


menyampaikan informasi menjadi ciri bagi negara demokrasi. Pemerintah
mengharapkan dukungan dan ketaatan masyarakat untuk menjalankan
program dan kebijakan negara. Masyarakat juga menginginkan negara
memberi jaminan perlindungan hukum, keamanan, informasi, serta
kebijakan yang bermanfaat luas. Masyarakat ingin tahu apa saja program
dan kebijakan pemerintah yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.
Demikian pula, pemerintah menginginkan masyarakat mengetahui
berbagai kegiatan program yang dilakukan sehingga mendapat persetujuan
dan dukungan.
Komunikasi antara pemerintah dan masyarakat tersebut dapat
dilakukan melalui peran media massa untuk menghubungkan antara
keduanya. Karena masyarakat berkembang semakin besar dan tersebar di
berbagai pelosok wilayah negara, media massa memainkan peran politik
yang sentral dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi media
komunikasi dua arah, yaitu negara ke masyarakat dan masyarakat ke
negara. misalnya, kita dapat membaca koran yang berisi program
pemerintah yang akan membangun jalan kereta api ganda, atau negara
mengeluarkan sebuah peraturan baru mengenai masalah permukiman. Kita
juga pernah melihat acara televisi yang menggambarkan kegiatan protes
sekelompok masyarakat atas suatu keputusan politik.
Peran politik media massa di dalam negara demokratis setidaknya
dapat dilihat dari dua peristiwa. Pertama, terlihat pada proses seleksi
kepemimpinan politik (dalam pemilu atau pemilihan kepala daerah). Di
dalam pemilu, media massa dapat mempublikasikan berbagai isu,
termasuk visi dan misi yang ditawarkan oleh para calon atau partai. Media
massa juga berperan dalam memberikan kritik terhadap mereka. Kedua
adalah pascapemilu. Hal ini terutama terkait dengan jalannya
pemerintahan. Media massa memantau jalannya kehidupan politik sehari-
hari, baik kinerja pemerintah, perilaku elit politik, hingga berbagai macam
hal yang terjadi di dalam masyarakat yang terkait dengan sistem politik itu
sendiri (Marijan, 2010).

B. Media Massa dan Proses Politik Di Indonesia


Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat. Media massa merupakan wadah bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi. Sebagaian besar
masyarakat menghabiskan waktunya dengan memanfatkan media massa
untuk menggali informasi. Berkembangnya teknologi di informasi sekaang
ini, maka berkembanglah pula bentuk –bentuk media massa. Media massa
berkembang menjadi berbagai macam bentuk tidak hanya berupa media
cetak seperti koran, majalah, atau media elektronik seperti berita di televisi
namun, dengan berkembangnya Internet maka dewasa ini berkembang
sangat pesat portal-portal berita online, akun- akun berita yang ada
dijejaring sosial seperti twitter dan facebook. Hal ini sangat memudahkan
bagi masyarakat mengakses informasi Media merupakan unsur pokok
dalam proses komunikasi. Media menjadi perantara komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada komunikan. Media pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang merupakan saluran dengan mana seseorang
menyatakan gagasan, isi jiwa atau kesadarannya. Atau dengan kata lain,
media adalah alat untuk mewujudkan gagasan manusia.1
Dalam setiap Pemilu hampir tidak dapat terpisahkan dari media
sebagai sarananya yang dapat membentuk dan mempengaruhi opini
publik, termasuk hubungan yang terjalin antara media dengan para pelaku
elit politik, seperti politisi, partai politik dan masyarakat umum. Media
memiliki arti penting bagi publik. Tanpa media, publik tentu akan
mengalami kebutaan informasi. Disadari atau tidak dalam
penyelenggaraan Pemilu yang lalu peran media tidak dapat
dikesampingkan begitu saja. Masyarakat lebih mengenal dan mengetahui
suatu partai politik, proses dan mekanisme pemilu, melalui media. Pemilu
dianggap sukses apabila publik memilih partai dan kandidat yang dapat
menyelenggarakan negara sesuai dengan cita-cita bangsa. Untuk itulah
media memainkan peranan sangat penting karena publik membutuhkan
informasi yang berkualitas dan akurat tentang semua peserta pemilu dan
mekanisme pemilu.
Dengan kemampuannya dalam menyebarkan informasi secara luas
membuat pesan politik disalurkan melalui media massa dari komunikasi
pesan, program kerja partai, pencitraan dan pembentukan opini publik.
Semakin menempatkan media massa pada posisi yang strategis. Partai
politik dalam pemilu sudah barang tentu sangat membutuhkan media
massa. Melalui merekalah pesan politik akan disalurkan.. Antara keduanya
terdapat hubungan yang saling membutuhkan. Media massa membutuhkan
sumber informasi dan barangkali juga sumber dana.
sementara partai politik membutuhkan media yang dapat
membantu mereka dalam menyampaikan pesan politiknya Arti penting
media massa dalam komunikasi politik membuat persaingan politik untuk
membentuk opini publik terfokus pada media. Masing-masing partai
politik akan berusaha tampil dan diliput oleh media massa. Setiap aktivitas
partai pasti akan melibatkan media massa. Hal ini dilakukan agar aktivitas

1
Arifin, Anwar. Opini Publik, Jakarta : Gramata Publishing, 2010 ,hlm 116
mereka dapat disaksikan dan dimengerti oleh masyarakat luas. Masing-
masing partai politik akan berusaha mendekati media massa tertentu yang
memiliki jangkauan luas dalam masyarakat. Begitu besarnya peran media
massa dalam mengiring dan mempengaruhi publik sehingga dapat
merubah cara berpikir masyarakat. Kekuatan media massa ini juga
digunakan oleh pemerintah maupun suatu kelompok masyarakat tertentu
di suatu pemerintahan untuk mempengaruhi opini publik. Dalam dunia
politik pun media massa digunakan sebagai alat penyampaian informasi
dan pesan yang sangat efektif dan efisien.

C. Fungsi Media Massa


Media massa memiliki beberapa fungsi yang dapat
menggambarkan kedemokrasian dalam pemberitaannya. Fungsi-fungsi
tersebut merupakan sub sistem dari sistem politik yang ada.
fungsi-fungsi media massa adalah:
a. Sebagai pengamat lingkungan dari kondisi sosial politik yang ada.
Media massa berfungsi sebagai alat kontrol sosial politik yang dapat
memberikan berbagai informasi mengenai penyimpangan sosial itu
sendiri, yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, swasta, maupun
oleh pihak masyarakat. Berbagai penyimpangan dapat membuka mata
telah terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang ada.

b. Sebagai pembentuk agenda (agenda setting) yang penting dalam isi


pemberitaannya. Pembentukan opini dengan cara pembentukan agenda
atau pengkondisian politik sehingga masyarakat terpengaruh untuk
mengikuti dan mendukung rencana rencana pemerintah.

c. Media massa merupakan platform (batasan) dari mereka yang punya


advokasi dengan bukti-bukti yang jelas bagi para politisi, jurubicara,
dan kelompok kepentingan.
d. Media massa mampu menjadi tempat berdialog tentang perbedaan
pandangan yang ada dalam masyarakat atau diantara pemegang
kekuasaan (yang sekarang maupun yang akan datang). Media massa
sebagai sarana untuk menampung berbagai pendapat, pandangan, dan
paradigma dari masyarakat yang ingin ikut andil dalam membangun
sistem politik yang lebih baik.

e. Media massa merupakan bagian dari mekanisme penguasa untuk


mempertahankan kedudukannya melalui keterangan-keterangan yang
diungkapkan dalam media massa. Hal ini sering terjadi pada masa
Orba berkuasa selalu menyampaikan keberhasilan-keberhasilan
dengan maksud agar masyarakat mengetahui bahwa pemerintahan
tersebut harus dipertahankan apabila ingin mengalami kemajuan yang
berkesinambungan.

f. Media massa bisa merupakan insentif untuk publik tentang bagaimana


belajar, memilih, dan menjadi terlibat daripada ikut campur dalam
proses politik. Keikutsertaan masyarakat dalam menentukan kebijakan
politik dapat disampaikan melalui media massa dengan partisipasi
dalam poling jajak pendapat dan dialog interaktif

g. Media massa bisa menjadi penentang utama terhadap semua upaya dari
kekuatan-kekuatan yang datang dari luar media massa dan menyusup
ke dalam kebebasannya, integritasnya, dan kemampuannya di dalam
melayani masyarakat.

h. Media massa punya rasa hormat kepada anggota khalayak masyarakat,


sebagai kelompok yang punya potensi untuk peduli dan membuat
sesuatu menjadi masuk akal dari lingkungan politiknya.
D. Peranan Media Massa dalam Pemilihan Umum di Indonesia
Media massa baik cetak, elektronik maupun yang lainnya
digunakan sebagai sarana dalam memberitakan masalah pemilu, terlebih
lagi akhir-akhir ini para kandidat pemimpin atau kandidiat partai politik
mulai memanfaatkan media sosial seperti YouTube, Facebook, Internet.
Dengan kemajuan teknologi banyak politisi yang memanfaatkannya untuk
kelangsungan komunikasi politik. Dengan berbagai ide dan kreasi yang
dapat menarik perhatian publik. Selain itu dalam kampanye pemilu mereka
memanfaatkan untuk memposting video kampanye kreatif mereka.
Media massa di Indonesia diharapkan juga dapat mendidik
masyarakat agar lebih memahami ilmu politik praktis dan perkembangan
situasi politik nasional yang sebenarnya, dan media massa harus mampu
menampilkan pemberitaan secara adil (fairness) dan faktual
(factual/accurate) walaupun menganut azas kebebasan pers. Sistem dan
dinamika media massa di suatu negara pun dapat dijadikan tolak ukur
untuk menilai sistem demokrasi yang dianut oleh Negara tersebut. Jadi
berita yang ditampilkan tidak selalu memojokkan pemerintahan yang
berkuasa dan cenderung sekadar menjatuhkan, tetapi seharusnya menjadi
sarana kritik yang konstruktif dan objektif bagi kelangsungan
pembangunan yang demokratis.

Dalam pelaksanaan Pemilu aspek yang paling menonjol adalah


masalah kampanye dengan media massa sebagai sarananya. Para peserta
pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi,
dan program calon anggota legislatif di tingkat pusat maupun daerah dari
partai politik maupun calon presiden.

Kampanye Pemilu dengan menggunakan media massa sangat


dimanfaatkan secara optimal oleh para caleg. Untuk mencapai pe-
mahaman bersama, caleg harus mengetahui apa karakteristik masyarakat
dan kehendak serta kebutuhan rakyat secara faktual. keputusan pemberi
suara akan bergantung kepada karakter sosial dan demografi citra diri
kandidat dan isu politik yang dikemukakan. Pemberi suara sendiri ada
yang rasional mem-perhitungkan secara tepat keuntungan yang diperoleh
jika dia memilih kandidat. Pemberi suara reaktif yang cenderung melihat
karakteristik berlawanan tidak akan dipilih. Pemberi suara responsif yang
memberikan suaranya sebagai bentuk kesetiaan terhadap partai politik
tetapi untuk jangka pendek. Sedangkan pemberi suara aktif adalah mereka
yang kritis menganalisis prfill, kampanye yang diusung dan track record
caleg.

E. Belanja Iklan
Belanja iklan oleh partai politik2

Partai Belanja Aktual Iklan Biaya Iklan Selisih


Dilaporkan

Golkar Rp.277.291.000.000,- Rp.105.727.996.650,- Rp.171.563.003.350,-

Gerindra Rp.151.175.000.000,- Rp.86.998.699.160,- Rp.64.176.300.840,-

PDIP Rp.102.892.000.000,- Rp.25.542.433.102,- Rp.77.349.566.898,-

Hanura Rp.44.795.000.000,- Rp.6.615.080.000,- Rp.38.179.920.000,-

Demokrat Rp.214.438.000.000,- Rp.139.127.528.740,- Rp.75.310.471.260,-

(sumber hasil pemantauan ICW)

Berdasarkan tabel tersebut tergambar bahwa gagasan pembatasan


belanja kampanye juga dipengaruhi oleh kondisi partai politik. Partai-
partai dengan belanja kampanye minim atau dengan sumber pendanaan
yang minim cenderung akan mendorong pemberlakuan pembatasan
pembelanjaan kampanye. Tentunya selain alasan itu juga ada alasan untuk
memberlakukan keadilan dalam kampanye. Begitu juga dengan gagasan
untuk tidak memberlakukan pembatasan belanja kampanye. Fraksi

2
Ibrahim Z. Fahmi Bodoh dan Abdullah Dahlan, 2010. Korupsi pemilu di Indonesia. ICW:
Jakarta. H.124
demokrat misalnya, menolak untuk memberlakukan pembatasan belanja
kampanye.

Fraksi demokrat menghendaki agar pembatasan cukup


diberlakukan terhadap sumbangan kampanye atau dana masuk. Sebab
pembatasan belanja kampanye tidak sesuai dengan kondisi dan target
partai dalam pemenangan. Partai besar dengan target tidak dapat
disamakan dengan partai kecil. Mengingat hal itu maka perlu dibatasi
adalah sumber, kejelasan penyumbang, besaran, pelaporan dan
kelembagaan yang melakukan audit.

F. Kampanye Politik

Kampanye adalah aktifitas komunikasi yang ditujukan


untuk memengaruhi orang lain agar ia memiliki gagasan, sikap dan
perilaku sesuai dengan kehendak atau keinginan penyebar informasi dalam
konteks komunikasi politik, kampanye dimaksudkan untuk memobilisasi
dukungan terhadap suatu hal atau seorang kandidat. Sedangkan menurut
Imawan (1999) kampanye adalah upaya persuasif untuk mengajak orang
lain yang belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita
tawarkan, agar mereka bersedia bergabung dan mendukungnya. Oleh
sebab itu, ide-ide yang kita lontarkan haruslah yang terbaik yang bisa
dirumuskan, serta dapat disampaikan sesuai dengan alam pikiran orang
lain yang kita harapkan dukungannya. Berdasarkan pemahaman tersebut,
maka suatu kesalahan jika kampanye dilakukan dengan cara-cara yang
tidak simpatik, karena sasaran kampanye adalah merebut hati orang lain
agar ia bersedia menerima dan mendukung partai atau calon yang
ditawarkan.3

Tim kampanye tidak hanya dituntut adu cantik visi, misi, dan
program kerja pasangan calonnya, tetapi juga harus menunjukan kebesaran

3
Cangara, hafied. 2016. komunikasi politik: konsep, teori dan strategi, edisi revisi. Depok: Raja
Grafindo Persada. h.239
massa pendukungnya. Secara psikologis, makin besar pula pengaruh para
calon terhadap rakyat pemilih. Oleh karena itu, kegiatan kampanye jarang
sekali terhenti hanya pada realitas pemaparan dan dialog di antara
pasangan calon atau juru kampanye atau rakyat.4

Dari konteks komunikasi politik, keberhasilan sebuah kampanye


politik sekurang-kurangnya ditentukan oleh 4 faktor yakni, :

1. Partai politik

Peranan partai sangat besar pengaruhnya terhadap pengambilan


keputusan seseorang dalam menentukan pilihannya

2. Media masa

Menjelang pemilu masyarakat dibom bardir infornasi politik


melalui berbagai macam media promosi, mulai tv. radio, suratkabar,
tabloid, majalah, bulletin, kalender, stiker, payung, tas, kaos oblong,
buju, bendera, baliho, spanduk, dan sebagainya

3. Kapabilitias individu

Mendapatkan kader partai yang memiliki kapabilitas untuk


dijadikan sebagai tokoh tidak mudah, sebab kapabilitas adalah
kemampuan seseorang untuk mampu menarik simpati orang lain dan
menaruh kepercayaan sehingga ia memilihnya.

4. Pengetahuan

Dalam kampanye politik, menampilkan orang yang


berpendidikan memiliki pengaruh tersendiri disbanding dengan orang
yang kurang bependidikan.

4
Hikmat, Mahi M. 2010. Komunikasi politik: teori dan praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya. h.
218
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Komunikasi antara pemerintah dan masyarakat tersebut dapat


dilakukan melalui peran media massa untuk menghubungkan antara keduanya.
Karena masyarakat berkembang semakin besar dan tersebar di berbagai
pelosok wilayah negara, media massa memainkan peran politik yang sentral
dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi media komunikasi dua arah,
yaitu negara ke masyarakat dan masyarakat ke negara.

Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi


kepada masyarakat. Media massa merupakan wadah bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan informasi. Sebagaian besar masyarakat menghabiskan
waktunya dengan memanfatkan media massa untuk menggali informasi.

Fungsi media massa yakni, Sebagai pengamat lingkungan dari kondisi


sosial politik yang ada. Sebagai pembentuk agenda (agenda setting). Sebagai
pembatasan/batasan. Media massa bisa merupakan insentif untuk publik
tentang bagaimana belajar, memilih, dan menjadi terlibat dalam proses politik.

Dari konteks komunikasi politik, keberhasilan sebuah kampanye


politik sekurang-kurangnya ditentukan oleh 4 faktor yakni, :

1. Partai politik
2. Media massa
3. Kapabilitias individu
4. Pengetahuan
DAFTAR PUSAKA

Arifin, Anwar. 2010, Opini Publik, Jakarta : Gramata Publishing.

Ibrahim Z. Fahmi Bodoh dan Abdullah Dahlan, 2010. Korupsi pemilu di


Indonesia. ICW: Jakarta.

Cangara, hafied. 2016. komunikasi politik: konsep, teori dan strategi, edisi revisi.
Depok: Raja Grafindo Persada

Hikmat, Mahi M. 2010. Komunikasi politik: teori dan praktik, Bandung: Remaja
Rosdakarya

Jurnal Pemilu dan Demokrasi (Perludam)

Jurnal Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang Volume 4 Nomor


3 Tahun 2018, 1179-1190.

Anda mungkin juga menyukai