Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan

puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyusun makalah ini

Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan semua

pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk

menyusun makalah ini.

Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan

makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan.

Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi

untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan datang.

                                                                                
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I 
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II 
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Fungsi dan Peran serta Perkembangan Pers
dalam pertumbuhan Indonesia.......................................................................2
B. Pers Yang Bebas Dan Bertanggung Jawab Sesuai 
Kode Etik Jurnalistik Dalam Masyarakat Demokratis Di Indonesia............3
C. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa
dalam Masyarakat Demokratis diIndonesia...................................................6  
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan....................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA 
BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika reformasi tahun 1998 digulirkan di Indonesia, pers nasional bangkit dari
keterpurukannya dan kebebasan pers dibuka lagi yang ditandai dengan berlakunya UU
No.40 Tahun 1999. berbagai kendala yang membuat pers nasional "terpasung",
dilepaskan. SIUUP (surat izin usaha penerbitan pers) yang berlaku diera Orde baru
tidak diperlukan lagi, siapa pun dan kapan pun dapat menerbitkan penerbitan pers tanpa
persyaratan yang rumit. Dan euforia reformasi pun hampir masuk, baik birokrasi
pemerintahan maupun masyarakat mengedepankan nuansa demokratisasi. Namun,
dengan maksud menjunjung asas demokras, sering terjadi "ide-ide" yang
permunculannya acap kali melahirkan dampak yang merusak norma-norma danetika.
Bahkan cenderung mengabaikan kaidah profesionalisme, termasuk bidang profesi
kewartawanan dan pers pada umumnya. Malah kalangan instansi pemerintahan swasta
dan masyarakat ada yang berpandangan sinis terhadap aktivitas jurnalistik yang dicap
tidak lagi menghormati hak-hak narasumber.
Penampilan pers nasional/daerah pun banyak menuai kritik dan dituding oleh
masyarakat. Sementara disisi lain banyak contoh kasus dan kejadian yang menimpa
media massa, dan maraknya initmidasi serta kekerasan terhadap wartawan. Pada tahun
2003-2004, perkara yang menarik perhatian public yaitu menimpa dua massa media
nasional Harian "Kompas" dan grup MBM "Tempo" digugat grup PT Texmaco ke PN
Jakarta Selatan. Kedua perkara tersebut kemudian dicabut ketika proses perkaranya
sedang berjalan dipersidangan. Dalam kasus "Rakyat Merdeka" majelis hakim
memutuskan bahwa pemred Rakyat merdeka dihukum karena terbukti turut membantu
penyebaran. Peningkatan kuantitas penerbitan pers yang tajam (booming), tidak disertai
dengan pernyataan kualitas jurnalismenya. Sehingga banyak tudingan "miring" yang
dialamatkan pada pers nasional.
B. Rumusan Masalah
1.Apakah Pengertian, Fungsi dan Peran serta perkembangan pers dalam pertumbuhan
Indonesia?
2.Bagaimanakan yang dimaksud dengan pers yang bebas dan bertanggung jawab sesuai
kode etik?
3. Bagaimana dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat
indonesia?

C. Tujuan
1.Untuk mengetahui Pengertian, Fungsi dan Peran serta perkembangan pers dalam
pertumbuhan Indonesia.
2.Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pers yang bebas dan bertanggung jawab
sesuai kode etik.
3.Untuk mengetahui dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam
masyarakat indonesia.
BAB  II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Fungsi dan Peran serta Perkembangan Pers dalam pertumbuhan


Indonesia
1.Pengertian Pers
        Istilah Pers berasal dari bahasa inggris press yang berarti mesin pencetak. Istilah
ini lebih menekankan pada proses pembuatan dengan menggunakan peralatan. Menurut
J.C.T. Simorangkir, SH. Dalam bukunya yang berjudul hukum dan kebebasan Pers,  ia
menyebutkan sebagai berikut:
a.Pers dalam arti sempit, hanya terbatas pada surat-surat kabar harian, mingguan dan
Majallah.
b.Pers dalam arti luas, selain surat kabar, majallah dan tabloid mingguan, juga
mencakup radio, televisi dan film.
            Pers menurut UU nomor 40 tahun 1999 adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi : mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media massa, media cetak dan media elektronik dan segala jenis
saluran yang tersedia.
          Menurut Lekiston, komunikasi pers mempunyai arti sebagai berikut:
a. Kegiatan percetakan dan penerbitan
b. Usaha pengumpulan dan penulisan serta penyiaran berita
c. Penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, radio dan televisi
d.Orang-orang yang bergerak dalam kejurnalistikan
e. Media penyiaran berita baik berupa surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet.
2. Fungsi dan Peran Pers
a. Memberi Informasi
        Pers mempunyai fungsi untuk memberi informasi atau kabar kepada masyarakat
atau pembaca melalui tulisan-tulisannya pada setiap edisi. Pers memberikan informasi
yang beraneka ragam. Informasi tersebut juga meningkatkan kualitas kehidupan baik
dalam bidang ekonomi, sosial budaya, teknologi, kesehatan, politik, dan sebagainya.
Dengan membaca surat kabar, majalah dan tabloid dan mendengarkan radio, 
masyarakat dapat memperoleh informasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
b. Mendidik
        Melaui berbagai macam tulisan atau pesan yang dimuat, pers dapat mendidik
masyarakat atau pembacanya. Dengan demikian, pers mempunyai kontribusi yang
penting dalam memberikan pendidikan dalam kehidupan masyarakat Berbangsa dan
bernegara. Demi mewujudkan kemajuan dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
c. Memberikan Kontrol Sosial
          Pers ditengah-tengah masyarakat mempunyai peran sebagai kontrol sosial.
Dengan tulisan-tulisan pers dapat melaksanakan atau memberikan kontrol sosial dan
menyampaikan berbagai kritik yang bersifat membangun yang bermanfaat bagi
masyarakat luas.
d.Hiburan
        Hampir semua media massa dan media cetak maupun media elektronik
memberikan layanan hiburan kepada warga masyarakat pengguna media tersebut. Agar
dapat memberikan kesenangan para pembaca, sebagai upaya relaksasi dari
kejenuhan,menghidupkan kembali sisi emosional masyarakat,dan memberikan sentuhan
pada diri mereka secara alamiah sehingga bisa menyatu dengan alam.
e.Memotivasi dan Menggerakkan
        Pemberitaan atau sajian tertentu dalam media massa akan dapat memotivasi dan
meggerakkan seseorang atau pihak tertentu untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu kegiatan/perbuatan.
f.Pembentuk Opini Publik
         Pers dikonsumsi oleh masyarakat luas, maka pers mampu menciptakan opini atau
pandangan tentang sesuatu. Dengan demikian pers mampu memotivasi dan
menggerakan kekuatan dikalangan masyarakat luas dengan memengaruhi dan
menciptakan opini khalayak. Opini yang bersifat objektif karena pandangan atau
penilaian seseorang dengan orang lain selalu berbeda.
g.Pencipta Wahana Demokratisasi
        Pers diyakini mampu menciptakan wahana demokratisasi. Karena melalui pers,
orang atau warga negara dapat mengemukakan pendapat, pandangan dan keinginan
untuk diketahui dan dipahami khalayak serta mendapat perhatian dari pihak pemerintah.
Sebaliknya melalui pers, pemerintah dapat menyampaikan informasi atau
mensolisasikan kebijakan-kebijakan yang di ambil. Maka pers sangat berperan dalam
mendidik dan mengarahkan warga masyarakat untuk berdemokrasi dan menciptakan
wahana demokratisasi. .

B. Pers Yang Bebas Dan Bertanggung Jawab Sesuai  Kode Etik Jurnalistik Dalam
Masyarakat Demokratis Di Indonesia
Bahwa pertumbuhan pers di Indonesia banyak dipengaruhi oleh model pers liberal
khususnya Amerika Serikat. Namun, pers indonesia diharapkan menunjukkan citra ke-
Indonesiannya. Pers yang bebas dan merdeka serta bertanggung jawab merupakan
konsep yang didambakan dalam pertumbuhan persdi indonesia.
1.Kebebasan Pers di Indonesia
       Pasal 28 UUD 1945 menjamin kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan
pendapat secara lisan dan tulisan.pers merupakan salah satu wahana komunikasi massa
yang mewujudkan kemerdekaan mengeluarkan pendapat secara lisan , tulisan maupun
gambar. Sebagai perbandingan mengenai kebebasan pers, berikut ini dipaparkan
kehidupan pers di negara-negara dengan corak masyarakat dan ideologinya.
a.Pers Liberal, adalah corak pers yang hidup dan berkembang di negara-negara yang
rakyatnya mengagung-agungkan kebebasan individual atau berpaham liberalisme.
b.Pers Komunis, adalah corak kehidupan pers di negara-negara sosialis yang berhaluan
komunis.
c.Pers Otoriter, adalah model kehidupan pers di negara-negara yang pemerintahnya
bersifat otoriter dengan berlandaskan faham fasisme.
d.Pers Pembangunan, istilah ini dimunculkan para jurnalis yang berasal dari negara-
negara yang sedang berkembang, dengan alasan negara itu sedang giat melaksanakan
pembangunan.
       Tugas jurnalistik perlu mengakkan tiga pilar utama kejurnalistikan, yaitu sebagai
baerikut:
a. Pilar utama Kode etik
         Kode etik jurnalistik merupakan pilar utama yang pertama yang berfungsi sebagai
landasan moral kaidah penuntun, dan memberi arah pada wartawan dalam menjalankan
tugasnya.
b. Pilar Utama Norma Hukum
        Kode etik dan norma hukum saling berkaitan erat karena apa yang dilarang oleh
kode etik juga dilarang oleh norma hukum, demikian pula sebaliknya, namun keduanya
mempunyai sisi pendekatan yang berbeda.
c.    Pilar Utama Profesionalisme
       Keterampilan untuk mengemas dan mengamu berita sedemikian rupa sehingga
pesan yang akan disampaikan kepada publik dapat diterima dan dimengerti dengan
jelas.
2. Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab
         Untuk menghindarkan dampak negativ dari kemerdekaan pers dan sebagai wujud
tanggung jawab pers telah ditetapkan UU Nomor 40 tahun 1999 tentang pers,
didalamnya memuat ketentuan-ketentuan yaitu:
a.Dalam pasal 2,  dinyatakan kemerdekaan pers berasaskan prinsip-prinsip demokrasi,
keadilan dan supermasi hukum. Ini berarti kebebasan pers harus memperlihatkan
penghormatan hak dan kewajiban individu serta masyarakat dan menaati peraturan yang
berlaku.
b.Dalam pasal 5, Dalam memberikan peristiwa dan Opini harus menghormati norma-
norma agama, Pers berkewajiban melayani hak jawab dan pers berkewajiban melayani
hak tolak.
c.Dalam pasal 6, Menegakkan nilai dasar demokrasi. Mengembangkan pendapat umum
berdasar informasi yang tepat dan akurat. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
d.Dalam pasal 13, tidak boleh memuat iklan yang merendahkan martabat suatu agama.
Tidak boleh mengiklankan minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat aditip
lainnya. Dilarang menayangkan wujud rokok atau penggunaan rokok.
Pengendalian kebebasan pers, selain melalui undang-undang juga digunakan ketentuan-
ketentuan pasal dalam KHUP yang dapat dikaitkan dengan delik (perbuatan yang dapat
dijatuhi pidana) pers diantaranya, yaitu sebagai berikut:
"    Delik penghinaan, meliputi :
1. Penghinaan terhadap Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (pasal 137)
2. Penghinaan terhadap raja atau kepala negara dari negara lain (pasal 144)
3. Penghinaan terhadap aparat pemerintah (pasal 297 dan 208)
"  Delik penyebaran kebencian, yaitu kebencian pada pemerintah (pasal 154 dan 155)
" Delik penghinaan terhadap golongan, adalah setiap bagian dari penduduk Indonesia
yang berbeda. Misalnya agama, suku, keturunan, kebangsaan, dan lainnya (pasal 156,
157).
"    Delik penodahan terhadap agama, penodahan atau menyebar kebencian atau rasa
permusuhan (pasal 156)
" Delik kesusilaan/pornografi, tulisan, gambar, atau barang yang melanggar perasaan
kesopanan (pasal 282)
3. Kode Etik Jurnalistik
        Kode dalam istilah bahasa Inggris adalah code dan codex untuk isttilah latin yang
berarti 'buku undang-undang', kumpulan sandi, dan susunan prinsip hidup masyarakat.
Sedangkan etik atau etika dalam istilah Perancis disebut ethique, latin ethica, dan
Yunani ethos. Kode etik jurnalistik adalah aturan tata susila kewartawanan dan juga
norma tertulis yang mengatur sikap, tingkah laku, dan tata krama penerbitan. Sedangkan
Wartawan adalah sebuah profesi, bahkan salah satu profesi yang cukup terpandang di
masyarakat, haruslah ia mempunyai kode etik.
    Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)
memberikan petunjuk-petumjuk, antara lain sebagai berikut:
1. Kepribadian dan integritas wartawan Indonesia
a)Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila dan taat kepada
UUD1945
b)Dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana mempertimbangkan patut tidaknya
menyiarkan berita, tulisan dan gambar yang dapat membahayakan keselamatan dan
keamanan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, menyinggung perasaan
agama,kepercayaan atau keyakinan suatu golongan.
c)Tidak menyiarkan berita, tulisan atau gambar yang menyesatkan, memutarbalikkan
fakta, bersifat fitnah, cabul, sadis dan sensasi yang berlebihan.
d)Tidak menerima imbalan untuk menyiarkan berit atau tidak menyiarkan berita yang
dapat merugikan sesorang atau pihak tertentu.
2. Cara penberitaan yang dilakukan wartawan Indonesia
a) Menyajikan berita secara berimbang, adil, cermat, dan berkualitas.
b)Menghormati dan menjunjung tinggi pribadi seseorang, tidak merugikan nama baik
dan perasaan  susila seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.
c) Menhormati asas praduga tak bersalah, prinsip adil, dan jujur.
d)Dalam pemberitaan kejahatan susila tidak menyebut nama dan identitas korban.
Selain itu penyebutan identitas pelaku kejahatan yang masih di bawah umur juga
dilarang.
e) Dalam penulisan judul harus mencerminkan isi berita.
3. Wartawan Indonesia dalam mencari/memperoleh sumber berita
a) Dengan cara sopan dan terhormat
b)Secepatnya mencabut atau meralatsetiap pemberitaan yang ternyata kurang akurat dan
memberi hak jawab secara propesional.
c) Meneliti kebenaran sumber berita.
d)Tidak melakukan plagiat, tidak mengutip berita, tulisan atau gambar tanpa menyebut
sumbernya.
e)Menyebut sumber berita, kecuali atas permintaan yang bersangkutan untuk tidak
disebutkan nama dan identitasnya.
f)Menghormati ketentuan embargo dan tidak menyiarkan informasi yang oleh sumber
berita diminta untuk dirahasiakan (of the record).
        Sejumlah kendali yang akan membatasi pers untuk bersikap membabibuta atau
kebebasan yang kelewat batas. Yang berkaitan dengan pers dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a.Aspek Moral Individu, adalah individu seorang wartawan atau individu praktisi
humas. Artinya apakah ia memiliki cukup moral untuk menulis sesuatu atau praktisi
humas dalam menyiarkan siaran persnya.
b.Kode Etik Profesi, Bila kendali diatas masih dilanggar, maka kendali berikutnya
adalah kode etik. Dalam menjalankan profesinya insan pers harus memegang teguh
kode etik sehingga tidak kebablasan.
c.Prinsip-prinsip Ekonomi dan Bisnis, Media massa saat ini telah menjadi suatu usaha
yang banyak  diminati. Sulit untuk menjumpai media massa yang mengesampingkan
media bisnis. Hal ini dapat kita maklumi karena untuk menerbitkan sebuah media massa
membutuhkan investasi yang besar.
d.Norma dan Tata Nilai Masyarakat, masyarakat mempunyai tata nilai dan norma-
norma yang dipegang teguh dan dijunjung tinggi. Oleh karenanya insan pers atau yang
akan membuat pernyataan pers harus memperlihatkan hal ini.
e.Undang-undang hukum pidana, merupakan kendali yang terakhir bila batasan-batasan
diatas diabaikan. Hukum pidana tidak dapat diabaikan oleh praktisi pers karena
berakibat dia berurusan dengan aparat penegak hukum.

C.Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa dalam Masyarakat


Demokratis di Indonesia
1.Masalah Bidang Manajemen
           Di beberapa penerbitan, ada beberapa media massa ada yang mengalami
perpecahan atau pemecahan dan masing-masing pemecahan mengibarkan benderanya
sendiri. Selain itu, persaingan antarmedia untuk meraih sukses dan diminati masyarakat
makin ketat, sehingga masing-masing media berdaya upaya dengan segala cara untuk
menarik simpati masyarakat.
2.Masalah Merebut Pangsa Pasar
           Demi meraih pangsa pasar, ada beberapa media mengumbar sensasionalisme
tidak mendasarkan fakta secara crmat. Dalam membuat laporan hanya secara spekulatif
yang sekiranya diminati publik.
3. Masalah Orientasi Berita
          Era roformasi sekarang ini banyak memproduksi media massa yang berorientasi
populis, mengangkat soal-soal yang digunjikkan masyarakat.
4.Masalah Keperpihakan
         Ada yang media massa yang merilis berita dari daerah yang sedang bergejolak,
misalnya Maluku, Aceh, Poso dan sebagainya yang isi pemberitaannya menunjukkan
kcenderungan atau keperpihakan pada salah satu kelompok dan menyerang kelompok
lainnya.
5.Masalah Kode Etik
      Makin ketatnya persaingan antar medis massa untuk meraih pangsa pasar dam
mepertahnkan kelangsungan hidup, beberapa media massa kurang memperhatikan kode
etik yang harus mereka taati.
BAB  III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.Pers nasional mengalami pasang surut sesuai dengan situasi dan kondisi tapi terus ada
bersama bangsa indonesia yang tumbuh dan berkembang sejak awal pertumbuhannya
sampai sekarang
2.Pers indonesia pada masa sekarang ini menganut sistem pers yang bebas dan
bertanggung jawab. Konsep ini mengacu pada teori pers tanggung jawab sosial. Prinsip
yang terkandung dalam teori ini adalah bahwa kebebasan yang dimiliki menuntut
tanggung jawab yang sepadan. Oleh karenanya pers bebas untuk berkarya dan
berekspresi, namun harus dapat dipertanggungjawabkan
3.Pada dasarnya globalisasi terjadi ketika ditetapkannya formasi sosial global baru yang
ditandai dengan diberlakukannya suatu mekanisme perdagangan melalui penciptaan
kebijakan free trade secara global dan berhasilnya penandatanganan kesepakatan
internasional tentang perdagangan pada bulan april tahun 1994 di Maroko
4.Penyebaran budaya barat telah terjadi sejak adanya perjalanan bangsa eropa barat
untuk menemukan tempat-tempat baru guna mendapatkan bahan mentah dan pasaran
industri pada masa industrialisasi. Penyebaran budaya barat lebih intensif pada era abad
ke 20 ini seiiring dengan penemuan teknologi informasi dan komunikasi modern.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik dan dapat memotivasi siswa
untuk memperbaikinya apabila terdapat kekurangan dan juga dapat memerikan 
perubahan dalam kehidupan masyarakat indonesia tentang dampak-dampak negativ
yang ada dalam pers dan globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai