Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH

PERKEMBANGAN PERS DAN SEJARAH PERANG DUNIA KE-2

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4
• NAZWA KHAIRUNNISA MANALU
• SYUSYAN GHERALDINI NAINGGOLAN
• MUHAMMAD FARREL EVAN YURI
• MUHAMMAD USWATUN HASANAH
• BEAUTYFUL THREE GIRL M
• BICANRO GEBRYAN P
• RIFKY DIMAS SURYA
• GOLDMAN GOKLAS MARTOGI SIAHAAN

KELAS XI-C
SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM T.P 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, berkat, dan karunia-Nya kepada kami dan tidak lupa pula shalawat dan
salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan junjungannya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah kami yang berjudul “Sejarah Pers dan Perang Dunia
kedua” dengan baik, guna memenuhi tugas mata pelajaran sejarah kami.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui sejarah pers dan sejarah tentang
perang dunia kedua, yang disajikan berdasarkan fakta yang tertulis pada jurnal dan buku buku
terdahulu. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah sejarah kami ini,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan demi kesempurnaan
penelitian ini. Kami mohon maaf jika masih banyak kekurangan yang ada di laporan penelitian
ini, dan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Lubuk Pakam, 24 Agustus 2022

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 7

C. Tujuan .................................................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 8

A. Sejarah Perkembangan Pers di Indonesia ............................................................... 8


1. Sebelum Kemerdekaan Indonesia..................................................................... 8

2. Setelah Kemerdekaaan Indonesia ................................................................... 10

B. Sejarah Perang Dunia II ........................................................................................ 12

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 14


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14

B. Saran................................................................................................................... 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Pers
Pers dalam bahasa Belanda, berasal dari bahasa latin pressare yang berarti
tekan atau cetak. Pers dalam perkembangan selanjutnya diartikan sebagai media
massa cetak (printing media). Istilah pers yang diambil dari bahasa Belanda biasa
dipakai untuk surat kabar atau majalah.
Definisi pers yaitu suatu lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
menjalankan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, suara dan gambar serta data grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang
tersedia. Penjelasan tersebut berangkat dari kenyataan bahwa pers saat ini tidak
hanya terbatas pada media cetak maupun media elektronik tetapi juga telah
merambah ke berbagai medium informasi seperti internet.
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam
pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas
meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk pers elektronik, radio siaran, dan
televisi siaran sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik. Sedangkan pers
dalam arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, seperti surat kabar atau koran,
majalah, tabloid dan lain lain.
Bila dikaitkan dengan hal lain, pers juga merupakan suatu lembaga
kemasyarakatan yang kegiatannya melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani
manusia selaku makhluk sosial dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga dalam
organisasinya, pers akan menyangkut segi isi dan akibat dari proses komunikasi
yang melibatkannya.

1.1 Latar belakang Pers

Perkembangan pers berjalan sejajar dengan ekspansi bertahap yang dilakukan


oleh Belanda, berawal dari kedatangan bangsa tersebut di Nusantara. Kongsi
dagang Verenigde Nederlandsche Geoctroyeerde Oost Indische Compagnie (VOC)
menyadari bahwa pers berguna untuk mencetak aturan hukum yang termuat
dalam maklumat resmi pemerintah, sejak itulah sejarah pers di Indonesia
berkembang.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut paham


demokrasi. Dimana dengan paham tersebut kekuasaan berasal dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Dalam hal ini, semua masyarakat mendapatkan
kebebasan untuk berpartisipasi dalam pemerintahan karena setiap warga negara
mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat. Di Indonesia sendiri, terdapat

3
sarana yang dapat digunakan untuk mengungkapkan pendapat. Sarana tersebut
salah satunya adalah melalui pers. Pers adalah salah satu sarana bagi warga
negara untuk mengeluarkan pikiran, ide-ide maupun pendapat serta memiliki
peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung
jawab memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis dan merupakan
salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang demokratis pula.

1.2 Dampak pers dalam bidang Ekonomi


Pers mampu menjalankan perannya sebaik mungkin dengan tujuan untuk
pembangunan negara Indonesia. Pembangunan negara tidak terlepas dari
pembangunan ekonomi. Sebagai negara yang memiliki penduduk mayoritas
muslim terbesar di dunia, Indonesia perlu memperhatikan sistem ekonomi islam
untuk membantu pembangunan ekonomi nasional. Ekonomi islam memiliki
potensi yang besar untuk berkembang pesat di Indonesia.
Untuk terus meningkatkan perkembangan ekonomi Islam, diperlukan upaya
sosialisasi kepada masyarakat tentang peran keuangan dan ekonomi islam di
Indonesia. Dalam sosialisasi, peran media massa sangat diperlukan demi
tercapainya informasi secara cepat, mudah dan transparan. Peran media massa
dalam upaya meningkatkan literasi keuangan dan ekonomi islam sangat
dibutuhkan, dengan literasi yang baik maka akan dapat mendongkrak kesadaran
masyarakat terutama masyarakat muslim untuk beralih dari system ekonomi
konvensional menuju system ekonomi islam.

1.3 Dampak pers dalam bidang politik


Di Indonesia, pers memiliki kebebasan saat memasuki era reformasi.
Sebelumnya, pada zaman Orde Baru, pers tidak memiliki peran politik yang besar
karena diawasi secara ketat oleh pemerintah. Media tidak bisa mengkritisi
kebijakan pemerintah dan cenderung hanya menjadi corong kekuasaan. Adanya
kebebasan pers di masa reformasi memunculkan keterbukaan dalam dunia
politik. Pasca reformasi, peran pers sebagai sarana komunikasi politik di Indonesia
sangat penting dalam menyalurkan berbagai informasi, baik dari pemerintah
maupun masyarakat. Namun, walaupun intervensi dari penguasa sudah
berkurang, muncul kelompok-kelompok kepentingan politik yang mulai
memengaruhi kebebasan pers. Penguasaan pers oleh kelompok kepentingan ini
berdampak buruk karena pemberitaan akan digiring untuk suatu tujuan politik
tertentu dan pada akhirnya akan mengubah opini dan sikap masyarakat.Jika
kebebasan pers tanpa intervensi dapat diwujudkan dan dipertahankan, pers di
Indonesia akan menjadi pilar keempat demokrasi yang sesungguhnya

1.4 Dampak pers dalam bidang sosial budaya


Dalam bidang sosial budaya, pers memiliki dampak positif sekaligus dampak
negatifnya tersendiri.
Dampak positifnya antara lain:
- Semua Orang Bisa Bebas Menyatakan Pendapat

4
- Tidak Adanya Aturan yang Ketat Dalam Penyampaian Aspirasi
- Terjaminnya Pekerjaan Reporter yang Berjasa
- Media Massa Bisa Menjadi Penghubung Rakyat Indonesia
- Rakyat Bisa Turut Menggunakan Media Massa
- Membuat Masyarakat Menjadi Cerdas Dengan Berbagai Informasi yang
Berguna
Dampak negatif pers dalam bidang sosial budaya, diantaranya:
- Kebebasan pers mengakibatkan berkurangnya privasi warga dengan cara
liputan berita langsung yang menyebarkan hal-hal yabg memang sengaja
disembunyikan oleh pribadi.
- Kebebasan pers mengumpulkan aspirasi terlalu banyak sehingga sulit bagi
pemerintah untum menyaring bagian mana yang lebih didahulukan. Pada
keadaan lain, hal ini menimbulkan konflik karena orang yang tidak diterima
pendapatnya akan merasa diperlakukan tidak adil.

1.5 Dampak pers pada masa sekarang


Pers menjadi salah satu media utama yang digunakan sebagai alat
menyampaikan perlawanan, kritik kepada pemerintah hingga mobilisasi massa.
Di Indonesia perkembangan pers dijadikan sebagai media untuk
mensosialisasikan cita-cita dan kepentingan politik untuk memajukan penduduk
bumiputera. Berkaca pada apa yang dilakukan tokoh-tokoh pers dan sastrawan
pada masa lalu, kita dapat memanfaatkan kesempatan dalam alam kemerdekaan
untuk meneruskan cita-cita memajukan bangsa, merawat kebinekaan,
mengembangkan diri lewat kecakapan literasi di era digital seperti sekarang ini.

2. Perang Dunia II
Perang Dunia II yang terjadi tahun 1939 – 1945, diawali karena adanya invasi
Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler ke Danzig, Polandia pada tanggal 1
September 1939. Setidaknya ada 2 faktor yang melatarbelakangi terjadinya
perang dunia II, yaitu faktor umum dan faktor khusus.
Faktor umum diantaranya:
a. Kegagalan liga bangsa bangsa (LBB) menciptakan perdamaian dunia. LBB
dijadikan alat politik negara negara besar dalam mencari keuntungan. LBB
menjadi tidak berdaya ketika negara negara negara besar berbuat semaunya.
b. Munculnya keinginan melebarkan wilayah (ekspansi) dibidang ekonomi
c. Munculnya paham ideologi yang saling bertentangan, yaitu fasisme,
komunisme, dan liberalisme
d. Adanya kompetisi pembuatan senjata antarnegara dan bangsa untuk
memperkuat dan memperkokoh negaranya.

Sedangkan faktor khususnya, yaitu:

a. Invasi jerman ke polandia (1 september 1939)


b. Invasi jepang ke manchuria, cina (1931)
c. Invasi italia di Ethiopia (1935-1939)

5
d. Serangan jepang ke pearl harbor (7 desember 1941)

2.1 Dampak perang dunia II dibidang ekonomi


- Kondisi ekonomi dunia mengalami kekacauan, disebabkan oleh beberapa
hal seperti hancurnya sarana prasarana penunjang ekonomi dan biaya
untuk keperluan perang.
- Pasca perang dunia II, berkembangnya sistem perekonomian liberal,
komando dan campuran.
- Banyak negara yang bangkrut akibat perang, kecuali Amerika Serikat.
- Perlombaan industri untuk menciptakan senjata baru dengan teknologi
paling maju masih berlanjut, yakni antara AS dan Uni Soviet.

2.2 Dampak perang dunia II dibidang politik


- Munculnya negara adidaya sebagai kekuatan besar di dunia yakni
Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia).
- Munculnya dua kekuatan besar tersebut kemudian menyebabkan
terjadinya perang lanjutan, dinamakan sebagai Perang Dingin.
- Munculnya proxy war (politik pecah belah) yang dibuat oleh dua kekuatan
besar tersebut. Negara yang menjadi korban contohnya seperti Korea
(utara dan selatan), Jerman (barat dan timur).
- Lepasnya negara jajahan yang kemudian berhasil merdeka, contohnya
Republik Indonesia, RRC, Malaysia, Mesir, Korea, Singapura dan Pakistan.
- Gagalnya LBB (Liga Bangsa-Bangsa) untuk mencegah adanya perang pasca
PD I, akhirnya organisasi ini dibubarkan dan digantikan dengan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
- Muncul dan berkembangnya politik mencari aliansi (kawan) dibentuk
berdasarkan kepentingan bersama. Contohnya NATO, SEATO dan METO.
- Munculnya paham baru bernama Zionisme yang dipelopori oleh orang-
orang Yahudi dan paham komunis, ideologi ini juga berkembang sampai
ke Indonesia pada awal kemerdekaan.

2.3 Dampak perang dunia II dibidang sosial budaya


- Banyaknya korban tewas baik dari kalangan militer maupun warga sipil.
- Banyak anak yang tidak memiliki orang tua dan banyak juga kebudayaan
dunia yang lenyap akibat peperangan.
- Berdirinya United Nations Relief Rehabilitation Administration disingkat
UNRA, tujuannya untuk mendirikan RS (rumah sakit), memberi makan
orang terlantar, dan mengurus segala keperluan pengungsi akibat perang
contohnya mencari sanak keluarga yang hilang.
- Kedudukan para ilmuan yang merupakan golongan pandai semakin kuat.

6
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan pers di Indonesia?
2. Bagaimana dampak perkembangan pers di bidang ekonomi, politik dan sosial
budaya?
3. Bagaimana latar belakang dimulainya perang dunia II?
4. Bagaimana dampak perang dunia II dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan pers di Indonesia dan mengetahui
dampak dampak yang ditimbulkannya dalam bidang ekonomi, politik dan sosial
budaya.
2. Untuk mengetahui latar belakang sejarah perang dunia II serta dampak yang
ditimbulkannya dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA


Perkembangan pers dan media massa di nusantara dimulai pada tahun 1615
dengan diterbitkannya surat kabar Mermoire der Novelles oleh Gubernur Jenderal
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC), Jan Pieterszoon Coen. Pada awal
perkembangannya, surat kabar di Indonesia berupa kumpulan kliping informasi
pemerintah yang ditulis tangan dan diperuntukan bagi pejabat warga Eropa yang
menetap di nusantara.

Pers di Indonesia telah mulai tumbuh sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu
sejak jaman penjajahan Belanda dan terus berkembang setelah kemerdekaan
Indonesia hingga masa sekarang. Berikut adalah rincian perkembangan pers dari
masa ke-masa.

1. Sebelum Kemerdekaan Indonesia

1.1 Masa Kolonial VOC dan Inggris (1602-1815)

1615, Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen, menerbitkan surat kabar
pertama di Hindia Belanda, Mermorie der Nouvelles. Mermoire der Nouvelles
memuat kumpulan berita dari Belanda yang ditulis tangan dan dibagikan
kepada pejabat VOC di nusantara.

1688, Pemerintah Hindia Belanda mengirimkan alat cetak dari Belanda.

7 Agustus 1744, Surat kabar modern (cetak) pertama di Hindia Belanda,


Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnem entes yang sering disebut sebagai
Bataviasche Nouvelles diterbitkan untuk pertama kalinya. Bataviasche
Nouvelles digagas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu,
Gustaaf Willem van Imhoff, dan berisi tentang berita-berita dagang untuk
pejabat VOC di Batavia.

September 1811, Indonesia jatuh ke tangan Inggris karena kekalahan Belanda


dalam Penyerbuan Jawa.

1812, Java Government Gazette, surat kabar berbahasa campuran pertama,


diterbitkan pertama kali di Pulau Jawa di bawah pengawasan Amos H.
Hubbard. Java Government Gazette memuat pengumuman-pengumuman
penting, informasi nilai tukar mata uang, dan puisi-puisi berbahasa Inggris.

1815, Indonesia kembali ke tangan Belanda, memulai masa pemerintahan


Hindia Belanda di Indonesia.

8
1.2 Masa Kolonial Hindia Belanda (1815-1945)

1845, De Locomotief nnenjadi surat kabar berbahasa Belanda yang


pertama kali diterbitkan di Kota Semarang. De Locomotief didirikan
dan dipimpin oleh Pieter Brooshooft, seorang aktivis politik etis. Meski
diperuntukan bagi kelompok campuran IndoBelanda, De Locomotief
banyak memuat ide-ide politik etis yang meliputi hak pendidikan bagi
warga pribumi dan perempuan. Selain itu, De Locomotief juga memuat
kritik terhadap kebijakan pemerintah Hindia Belanda.

1907, Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo memimpin penerbitan Medan
Prijaji di Bandung untuk pertama kalinya. Medan Prijaji menjadi surat kabar
berbahasa Melayu pertama yang sepenuhnya dikelola oleh kaum pribumi
(sebutan bagi penduduk nonkelompok penjajah Belanda). Selain itu, Medan Prijaji
merupakan surat kabar bersama di Hindia Belanda yang sirkulasinya lintas
pulau. Medan Prijaji memuat kritik keras terhadap pemerintah Hindia Belanda
dan membawa ide-ide nasionalisnne.

1 Oktober 1910, Mingguan Sin Po diterbitkan untuk pertama kalinya. Mingguan


Sin Po didirikan oleh Yoe Sin Gie untuk perkembangan pers Tionghoa di Hindia
Belanda. Pada awalnya, Sin Po bertujuan menyuarakan aspirasi kelompok Tionghoa
yang menjadi korban kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Dalam
perkembangannya, Sin Po menyuarakan persatuan kelompok Tionghoa dan
Bumiputera (sebutan bagi masyarakat Indonesia nonketurunan pada saat itu) dalam
melawan pemerintah Hindia Belanda. Surat kabar Sin Po menjadi surat kabar
pertama yang mempopulerkan istilah 'Indonesia' untuk menggantikan istilah
'Hindia Belanda'.

1 Maret 1921, Surat Kabar De Express terbit pertama kalinya di Bandung. De


Express diprakarsai oleh Tiga Serangka, yakni Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara,
dan Tjipto Mangoenkoesoemo. De Express membahas permasalahan-
permasalahan politik di Hindia Belanda dan ide-ide nasionalisme.
1.3 Masa Penjajahan Jepang
Sejak Jepang berkuasa di negeri ini, beberapa surat kabar di Indonesia diambil
alih secara perlahan. Beberapa surat kabar dipaksa untuk bergabung, disatukan.
Agar pemerintah Jepang dapat memperketat pengawasan terhadap surat kabar
yang berdar. Peran surat kabar pada masa ini hanya sebagai alat Jepang, bersifat
propaganda – memuji pemerintah jepang. Segala bidang usaha pers harus
disesuaikan dengan rencana-rencana atau tujuan – tujuan tentara Jepang, yaitu
memenangkan Perang Asia Timur Raya.

2. Setelah Kemerdekaan Indonesia


Perkembangan pers berlanjut pesat setelah Indonesia mendapatkan
kemerdekaannya.

9
2.1 Awal Kemerdekaan (1945-1959)
Sejak teks proklamasi dicetak di Koran, esoknya penduduk mulai memburu surat
kabar. Minat baca serta kesadaran akan kebutuhan pers telah meningkat, rakyat
Indonesia ingin tahu perkembangan negaranya yang baru merdeka ini melalui
pers.
Perkembangan pers setelah proklamasi sangat pesat, meskipun tetap mendapat
tekanan dari penguasa peralihan Jepang dan Sekutu. Wartawan wartawan
Indonesia dan penyiar penyiar radio giat melakukan penyebarluasan, sehingga
pada bulan September seluruh wilayah Indonesia dan dunia luar telah
mengetahui tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

6 September 1945 , terbit ‘Nerita Indonesia’ yang merupakan surat kabar republik
pertama. Surat kabar ini disebut sebagai cikal bakal pers nasional sejak
proklamasi.

8 – 9 September 1946, kalangan pers Indonesia mengadakan kongres di Solo dan


membentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). PWI merupakan wadah untuk
mempersatukan pendapat dan aspirasi. Saat itu PWI diketuai oleh Mr. Sumanang.
Pada masa ini media massa menyebarkan berita tentang pertempuran,
perundingan, pembangunan, serta peristiwa bahagia atau duka yang terjadi.

Pada tahun 1948, media massa mulai diwarnai berita perpecahan antara
golongan kanan ( Front Nasional) dan golongan ekstrim kiri (komunis – Front
Demokrasi Rakyat). Pada tahun ini pula pertamakalinya terjadi pembredelan
Koran dalam sejarah pers Republik Indonesia.

15 Maret 1950, dibentuk panitia Pers untuk mempererat hubungan pemerintah


dan pers, namun tanpa ikatan apapun yang mengurangi kemerdekaan pers.

14 September 1956, kepala Staff Angkatan Darat mengeluarkan peraturan no.


PKM/001/0/1956 yang menegaskan larangan untuk menerbitkan/ menyebarkan
informasi yang mengandung kecaman/ penghinaan terhadap presiden dan wakil
presiden.

14 Maret 1957, pemberlakukan situasi darurat perang (SOB) banyak terjadi


pembredelan pers dan penahanan wartawan di masa ini.

1 Oktober 1958, Penguasa Militer Daerah Jakarta Raya mengeluarkan Ketentuan


Ijin Terbit

2.2 Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Pada masa ini di Jakarta berlaku larangan berpolitik dalam segala bentuk
termasuk pers. Dilarang melakukan kegiatan politik yang dapat mempengaruhi

10
haluan negara secara langsung atau yang tidak bersumber pada badan
pemerintahan yang berwenang. Yang membangkang Demokrasi Terpimpin, harus
menyingkir atau disingkirkan.

Pada tahun 1960, penerbit bukan hanya wajib mengajukan Surat Ijin Terbit (SIT)
sebagai pengesahan dilakukannya kegiatan penyiaran, tapi juga wajib
mengajukan Surat Ijin Cetak (SIC).
Untuk mendapatkan SIT penerbit harus menyetujui pernyataan bahwa penerbit
akan mendukung Manipol – Usdek, dan akan mematuhi pedoman dari penguasa.
Pernyataan ini digunakan sebagai alat untuk menekan surat kabar oleh
pemerintah.
Pada masa ini surat kabar yang beredar hanya bersumber dari satu suaram yaitu
PKI. Sebagai usaha untuk mengimbanginya didirikan BPS (badan Penyebar
Soekarnoisme), untuk menghindari bahaya yang terjadi jika masyarakat hanya
memiliki pegangan dari satu sumber saja.
2.3 Orde Baru (1965-1998)
Pada masa orde baru aturan yang menindas pers tetap dilestarikan. Banyak
terjadi pembredelan Koran yang dianggap bertentangan dengan pemerintah
antara lain: majalah Sendi (1972), Sinar Harapan (1973), pada tahun 1974 ada 12
penerbitan di brendel, setelah peristiwa Malari meledak. Tahun 1978 Kompas
Sinar Harapan, Merdeka, Pelitia, The Indonesian Times, Sinar Pagi, dan Pos sore
dibekukan sementara waktu akibat maraknya aksi mahasiswa yang menentang
pencalonan Soeharto sebagai Presiden. Majalah Tempo 91982), Jurnal Ekuin
(1983), dll

Pada tahun 1970-1998, Pers yang berlaku adalah Pers Pancasila. Pers semata-
mata hanya alat pemerintah, pers kehilangan indepedensi dan fungsi kontrolnya.
Terdapat sistem perizinan terhadap pers (SIUPP), dan PWI yang merupakan satu-
satunya organisasi wartawan di Indonesia malah menjadi operator pemerintah
dalam menekan pers.

Pada tanggal 7 Agustus terbentuk AJI, sebagai wujud sikap menolak wadah
tunggal wartawan (PWI). Keberadaan AJI ditentang, wartawan yang menjadi
anggota AJI diberhentikan dan tidak boleh dipekerjakan kembali sebagai
wartawan.

Pada tahun 1995 penyebaran informasi lewat internet mulai marak, informasi-
informasi yang sulit disebarkan lewat media cetak beredar luas lewat internet.

2.4 Era Reformasi (1998-sekarang)


Semenjak lahirnya era reformasi, kebebasan pers (kebebasan berekpresi dan
berpendapat) dijamin. Akhirnya pers dapat lepas dari sistem yang membungkam
pers dimasa orde baru. Hal ini di tandai dengan dirombaknya UU Pers no. 21

11
Tahun 1982.
Namun tetap saja pers tidak benar-benar bebas. Sebab meskipun memiliki UU
sendiri, yang menjamin perlindungan hukum serta kebebasan dari paksaan dan
campur tangan pihak manapun; pers masih bisa dijerat dengan pasal-pasal KUHP
dalam melakukan tugas jurnalistiknya. Contohnya kasus antara pemimpin redaksi
majalah Tempo – Harry Mukti dengan Tommy Winata di tahun 2004 lalu, dll.
Dilain pihak, era reformasi yang membuka kebebasan untuk bereksplorasi malah
membuat media dieksploitasi. Media menyebarkan informasi yang bernilai jual
tinggi, mengumbar sensasi, bahkan menyebarkan informasi yang hanya
berkualifikasi isu, rumor atau hanya dugaan. Lebih ekstrim, pers diterbitkan untuk
tujuan politis. Mempengaruhi pembaca untuk menerima ideology calon tertentu
dan menyerang lawannya. Hal ini mengakibatkan ‘publik’ kemudian menjalankan
aksi menghukum pers dengan tolak ukur mereka sendiri.

B. SEJARAH PERANG DUNIA II


Perang Dunia 2 adalah perang terbesar dan paling mematikan dalam sejarah dunia, yang
melibatkan lebih dari 30 negara. Perang berdarah berlangsung selama enam tahun
sampai Sekutu mengalahkan Nazi Jerman dan Jepang pada tahun 1945.
Perang ini berlangsung antara tahun 1939 dan 1945, Perang Dunia 2 adalah konflik global
yang membagi dunia menjadi dua aliansi/kubu militer. Pertama, ada kubu sekutu dengan
anggota Amerika Serikat, Uni Soviet, Prancis, Inggris, dan juga negara koloni atau
jajahannya. Di blok ini, mereka menganut sistem ideologi komunisme, kapitalisme, dan
liberalisme. Sedangkan lawannya, yaitu blok Axis atau Poros menganut ideologi fasisme
yang mana mencakup negara Jerman, Italia, dan juga Jepang.

Alasan atau faktor khusus yang menjadi penyebab utama dalam Perang Dunia II yaitu
diawali oleh keserakahan jerman yang dipimpin oleh Hitler sehingga memutuskan untuk
menyerang wilayah Polandia pada 1 September 1939 dan menyatakan perang besar.
Lalu, mereka juga mendatangi Prancis sampai akhirnya menguasai wilayah tersebut.
Tidak sampai di situ, Jerman juga ikut menyerang Mesir yang merupakan negara koloni
Inggris agar seluruh negara di Asia mampu ia kuasai. Tapi nyatanya, Jerman kalah dan
tidak mampu merebut Mesir.

Di wilayah Eropa, Jerman berusaha menyerang Inggris dengan cara mengirimkan kapal
selam sampai Inggris terdesak dan dibantu oleh AS. Tidak selalu menang, mereka
menyerang Rusia juga secara besar-besaran namun mengalami kekalahan.

Di Asia Pasifik, Jepang berusaha menjadikan negara China sebagai koloninya. Dalam
proses menguasai negara di Asia, Jepang mendahulukan untuk menyerang Amerika
Serikat. Disilah terjadi penyerangan yang dikenal dengan istilah pengeboman Pearl
Harbor yang merupakan salah satu upaya Jepang untuk menghancurkan Amerika
Serikat.

12
Namun sayangnya, dengan segala usaha dari blok Axis untuk memenangkan perang,
mereka tetap mengalami kekalahan hingga seluruh negara koloninya diambil kembali
oleh pihak lawan.

Akhirnya, di tahun 1945 Perang Dunia 2 berakhir yang ditandai penyerahan dari Jerman.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan serta pembahasan yang telah disusun mengenai
perkembangan pers dan sejarah perang dunia II, maka penulis mendapat kesimpulan
sebagai berikut.
1. Perkembangan pers di Indonesia melalui banyak tahap dan kontroversi hingga
masa sekarang.
2. Perkembangan pers di Indonesia sampai tahap dimana adanya kebebasan pers
yang ada di masa sekarang.
3. Perang dunia II diawali oleh keserakahan jerman dan diakhiri pula oleh kekalahan
jerman.

B. SARAN
Dalam kesempatan ini, penulis menyarankan kepada kita semua :
1. Untuk selalu menghargai dan mengingat sejarah khususnya bagaimana sejarah
perkembangan pers di Indonesia sehingga sampai kepada masa sekarang.
2. Melakukan hal hal positif dengan memanfaatlan kebebasan pers di masa
sekarang
3. Tetap menjaga perdamaian antar sesama umat manusa agar tidak tercipta suatu
peperangan.

14

Anda mungkin juga menyukai