DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
• NAZWA KHAIRUNNISA MANALU
• SYUSYAN GHERALDINI NAINGGOLAN
• MUHAMMAD FARREL EVAN YURI
• MUHAMMAD USWATUN HASANAH
• BEAUTYFUL THREE GIRL M
• BICANRO GEBRYAN P
• RIFKY DIMAS SURYA
• GOLDMAN GOKLAS MARTOGI SIAHAAN
KELAS XI-C
SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM T.P 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, berkat, dan karunia-Nya kepada kami dan tidak lupa pula shalawat dan
salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan junjungannya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah kami yang berjudul “Sejarah Pers dan Perang Dunia
kedua” dengan baik, guna memenuhi tugas mata pelajaran sejarah kami.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui sejarah pers dan sejarah tentang
perang dunia kedua, yang disajikan berdasarkan fakta yang tertulis pada jurnal dan buku buku
terdahulu. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah sejarah kami ini,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan demi kesempurnaan
penelitian ini. Kami mohon maaf jika masih banyak kekurangan yang ada di laporan penelitian
ini, dan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................. 7
B. Saran................................................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Pers
Pers dalam bahasa Belanda, berasal dari bahasa latin pressare yang berarti
tekan atau cetak. Pers dalam perkembangan selanjutnya diartikan sebagai media
massa cetak (printing media). Istilah pers yang diambil dari bahasa Belanda biasa
dipakai untuk surat kabar atau majalah.
Definisi pers yaitu suatu lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
menjalankan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, suara dan gambar serta data grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang
tersedia. Penjelasan tersebut berangkat dari kenyataan bahwa pers saat ini tidak
hanya terbatas pada media cetak maupun media elektronik tetapi juga telah
merambah ke berbagai medium informasi seperti internet.
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam
pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas
meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk pers elektronik, radio siaran, dan
televisi siaran sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik. Sedangkan pers
dalam arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, seperti surat kabar atau koran,
majalah, tabloid dan lain lain.
Bila dikaitkan dengan hal lain, pers juga merupakan suatu lembaga
kemasyarakatan yang kegiatannya melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani
manusia selaku makhluk sosial dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga dalam
organisasinya, pers akan menyangkut segi isi dan akibat dari proses komunikasi
yang melibatkannya.
3
sarana yang dapat digunakan untuk mengungkapkan pendapat. Sarana tersebut
salah satunya adalah melalui pers. Pers adalah salah satu sarana bagi warga
negara untuk mengeluarkan pikiran, ide-ide maupun pendapat serta memiliki
peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung
jawab memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis dan merupakan
salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang demokratis pula.
4
- Tidak Adanya Aturan yang Ketat Dalam Penyampaian Aspirasi
- Terjaminnya Pekerjaan Reporter yang Berjasa
- Media Massa Bisa Menjadi Penghubung Rakyat Indonesia
- Rakyat Bisa Turut Menggunakan Media Massa
- Membuat Masyarakat Menjadi Cerdas Dengan Berbagai Informasi yang
Berguna
Dampak negatif pers dalam bidang sosial budaya, diantaranya:
- Kebebasan pers mengakibatkan berkurangnya privasi warga dengan cara
liputan berita langsung yang menyebarkan hal-hal yabg memang sengaja
disembunyikan oleh pribadi.
- Kebebasan pers mengumpulkan aspirasi terlalu banyak sehingga sulit bagi
pemerintah untum menyaring bagian mana yang lebih didahulukan. Pada
keadaan lain, hal ini menimbulkan konflik karena orang yang tidak diterima
pendapatnya akan merasa diperlakukan tidak adil.
2. Perang Dunia II
Perang Dunia II yang terjadi tahun 1939 – 1945, diawali karena adanya invasi
Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler ke Danzig, Polandia pada tanggal 1
September 1939. Setidaknya ada 2 faktor yang melatarbelakangi terjadinya
perang dunia II, yaitu faktor umum dan faktor khusus.
Faktor umum diantaranya:
a. Kegagalan liga bangsa bangsa (LBB) menciptakan perdamaian dunia. LBB
dijadikan alat politik negara negara besar dalam mencari keuntungan. LBB
menjadi tidak berdaya ketika negara negara negara besar berbuat semaunya.
b. Munculnya keinginan melebarkan wilayah (ekspansi) dibidang ekonomi
c. Munculnya paham ideologi yang saling bertentangan, yaitu fasisme,
komunisme, dan liberalisme
d. Adanya kompetisi pembuatan senjata antarnegara dan bangsa untuk
memperkuat dan memperkokoh negaranya.
5
d. Serangan jepang ke pearl harbor (7 desember 1941)
6
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan pers di Indonesia?
2. Bagaimana dampak perkembangan pers di bidang ekonomi, politik dan sosial
budaya?
3. Bagaimana latar belakang dimulainya perang dunia II?
4. Bagaimana dampak perang dunia II dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan pers di Indonesia dan mengetahui
dampak dampak yang ditimbulkannya dalam bidang ekonomi, politik dan sosial
budaya.
2. Untuk mengetahui latar belakang sejarah perang dunia II serta dampak yang
ditimbulkannya dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Pers di Indonesia telah mulai tumbuh sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu
sejak jaman penjajahan Belanda dan terus berkembang setelah kemerdekaan
Indonesia hingga masa sekarang. Berikut adalah rincian perkembangan pers dari
masa ke-masa.
1615, Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen, menerbitkan surat kabar
pertama di Hindia Belanda, Mermorie der Nouvelles. Mermoire der Nouvelles
memuat kumpulan berita dari Belanda yang ditulis tangan dan dibagikan
kepada pejabat VOC di nusantara.
8
1.2 Masa Kolonial Hindia Belanda (1815-1945)
1907, Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo memimpin penerbitan Medan
Prijaji di Bandung untuk pertama kalinya. Medan Prijaji menjadi surat kabar
berbahasa Melayu pertama yang sepenuhnya dikelola oleh kaum pribumi
(sebutan bagi penduduk nonkelompok penjajah Belanda). Selain itu, Medan Prijaji
merupakan surat kabar bersama di Hindia Belanda yang sirkulasinya lintas
pulau. Medan Prijaji memuat kritik keras terhadap pemerintah Hindia Belanda
dan membawa ide-ide nasionalisnne.
9
2.1 Awal Kemerdekaan (1945-1959)
Sejak teks proklamasi dicetak di Koran, esoknya penduduk mulai memburu surat
kabar. Minat baca serta kesadaran akan kebutuhan pers telah meningkat, rakyat
Indonesia ingin tahu perkembangan negaranya yang baru merdeka ini melalui
pers.
Perkembangan pers setelah proklamasi sangat pesat, meskipun tetap mendapat
tekanan dari penguasa peralihan Jepang dan Sekutu. Wartawan wartawan
Indonesia dan penyiar penyiar radio giat melakukan penyebarluasan, sehingga
pada bulan September seluruh wilayah Indonesia dan dunia luar telah
mengetahui tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
6 September 1945 , terbit ‘Nerita Indonesia’ yang merupakan surat kabar republik
pertama. Surat kabar ini disebut sebagai cikal bakal pers nasional sejak
proklamasi.
Pada tahun 1948, media massa mulai diwarnai berita perpecahan antara
golongan kanan ( Front Nasional) dan golongan ekstrim kiri (komunis – Front
Demokrasi Rakyat). Pada tahun ini pula pertamakalinya terjadi pembredelan
Koran dalam sejarah pers Republik Indonesia.
Pada masa ini di Jakarta berlaku larangan berpolitik dalam segala bentuk
termasuk pers. Dilarang melakukan kegiatan politik yang dapat mempengaruhi
10
haluan negara secara langsung atau yang tidak bersumber pada badan
pemerintahan yang berwenang. Yang membangkang Demokrasi Terpimpin, harus
menyingkir atau disingkirkan.
Pada tahun 1960, penerbit bukan hanya wajib mengajukan Surat Ijin Terbit (SIT)
sebagai pengesahan dilakukannya kegiatan penyiaran, tapi juga wajib
mengajukan Surat Ijin Cetak (SIC).
Untuk mendapatkan SIT penerbit harus menyetujui pernyataan bahwa penerbit
akan mendukung Manipol – Usdek, dan akan mematuhi pedoman dari penguasa.
Pernyataan ini digunakan sebagai alat untuk menekan surat kabar oleh
pemerintah.
Pada masa ini surat kabar yang beredar hanya bersumber dari satu suaram yaitu
PKI. Sebagai usaha untuk mengimbanginya didirikan BPS (badan Penyebar
Soekarnoisme), untuk menghindari bahaya yang terjadi jika masyarakat hanya
memiliki pegangan dari satu sumber saja.
2.3 Orde Baru (1965-1998)
Pada masa orde baru aturan yang menindas pers tetap dilestarikan. Banyak
terjadi pembredelan Koran yang dianggap bertentangan dengan pemerintah
antara lain: majalah Sendi (1972), Sinar Harapan (1973), pada tahun 1974 ada 12
penerbitan di brendel, setelah peristiwa Malari meledak. Tahun 1978 Kompas
Sinar Harapan, Merdeka, Pelitia, The Indonesian Times, Sinar Pagi, dan Pos sore
dibekukan sementara waktu akibat maraknya aksi mahasiswa yang menentang
pencalonan Soeharto sebagai Presiden. Majalah Tempo 91982), Jurnal Ekuin
(1983), dll
Pada tahun 1970-1998, Pers yang berlaku adalah Pers Pancasila. Pers semata-
mata hanya alat pemerintah, pers kehilangan indepedensi dan fungsi kontrolnya.
Terdapat sistem perizinan terhadap pers (SIUPP), dan PWI yang merupakan satu-
satunya organisasi wartawan di Indonesia malah menjadi operator pemerintah
dalam menekan pers.
Pada tanggal 7 Agustus terbentuk AJI, sebagai wujud sikap menolak wadah
tunggal wartawan (PWI). Keberadaan AJI ditentang, wartawan yang menjadi
anggota AJI diberhentikan dan tidak boleh dipekerjakan kembali sebagai
wartawan.
Pada tahun 1995 penyebaran informasi lewat internet mulai marak, informasi-
informasi yang sulit disebarkan lewat media cetak beredar luas lewat internet.
11
Tahun 1982.
Namun tetap saja pers tidak benar-benar bebas. Sebab meskipun memiliki UU
sendiri, yang menjamin perlindungan hukum serta kebebasan dari paksaan dan
campur tangan pihak manapun; pers masih bisa dijerat dengan pasal-pasal KUHP
dalam melakukan tugas jurnalistiknya. Contohnya kasus antara pemimpin redaksi
majalah Tempo – Harry Mukti dengan Tommy Winata di tahun 2004 lalu, dll.
Dilain pihak, era reformasi yang membuka kebebasan untuk bereksplorasi malah
membuat media dieksploitasi. Media menyebarkan informasi yang bernilai jual
tinggi, mengumbar sensasi, bahkan menyebarkan informasi yang hanya
berkualifikasi isu, rumor atau hanya dugaan. Lebih ekstrim, pers diterbitkan untuk
tujuan politis. Mempengaruhi pembaca untuk menerima ideology calon tertentu
dan menyerang lawannya. Hal ini mengakibatkan ‘publik’ kemudian menjalankan
aksi menghukum pers dengan tolak ukur mereka sendiri.
Alasan atau faktor khusus yang menjadi penyebab utama dalam Perang Dunia II yaitu
diawali oleh keserakahan jerman yang dipimpin oleh Hitler sehingga memutuskan untuk
menyerang wilayah Polandia pada 1 September 1939 dan menyatakan perang besar.
Lalu, mereka juga mendatangi Prancis sampai akhirnya menguasai wilayah tersebut.
Tidak sampai di situ, Jerman juga ikut menyerang Mesir yang merupakan negara koloni
Inggris agar seluruh negara di Asia mampu ia kuasai. Tapi nyatanya, Jerman kalah dan
tidak mampu merebut Mesir.
Di wilayah Eropa, Jerman berusaha menyerang Inggris dengan cara mengirimkan kapal
selam sampai Inggris terdesak dan dibantu oleh AS. Tidak selalu menang, mereka
menyerang Rusia juga secara besar-besaran namun mengalami kekalahan.
Di Asia Pasifik, Jepang berusaha menjadikan negara China sebagai koloninya. Dalam
proses menguasai negara di Asia, Jepang mendahulukan untuk menyerang Amerika
Serikat. Disilah terjadi penyerangan yang dikenal dengan istilah pengeboman Pearl
Harbor yang merupakan salah satu upaya Jepang untuk menghancurkan Amerika
Serikat.
12
Namun sayangnya, dengan segala usaha dari blok Axis untuk memenangkan perang,
mereka tetap mengalami kekalahan hingga seluruh negara koloninya diambil kembali
oleh pihak lawan.
Akhirnya, di tahun 1945 Perang Dunia 2 berakhir yang ditandai penyerahan dari Jerman.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan serta pembahasan yang telah disusun mengenai
perkembangan pers dan sejarah perang dunia II, maka penulis mendapat kesimpulan
sebagai berikut.
1. Perkembangan pers di Indonesia melalui banyak tahap dan kontroversi hingga
masa sekarang.
2. Perkembangan pers di Indonesia sampai tahap dimana adanya kebebasan pers
yang ada di masa sekarang.
3. Perang dunia II diawali oleh keserakahan jerman dan diakhiri pula oleh kekalahan
jerman.
B. SARAN
Dalam kesempatan ini, penulis menyarankan kepada kita semua :
1. Untuk selalu menghargai dan mengingat sejarah khususnya bagaimana sejarah
perkembangan pers di Indonesia sehingga sampai kepada masa sekarang.
2. Melakukan hal hal positif dengan memanfaatlan kebebasan pers di masa
sekarang
3. Tetap menjaga perdamaian antar sesama umat manusa agar tidak tercipta suatu
peperangan.
14